Oleh :
Asep Nurwanda1, Elis Badriah2
Universitas Galuh
Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya Tim Pelaksana Inovasi Desa
dalam mengidentifikasi dan mengkaji potensi ekonomi lokal baik itu sumberdaya alam
maupun sumberdaya manusia, kegiatan inovasi ide dan gagasan yang diberikan oleh
Tim Pelaksana Inovasi Desa belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh kelompok
penerima sasaran program, serta Tim Pelaksana Inovasi Desa belum mampu
melaksanakan tugasnya dalam memfasilitasi layanan teknis tenaga ahli terkait
pengembangan sumberdaya dan kewirausahaan masyarakat. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :Bagaimana pelaksanaan Program Inovasi Desa, hambatan dan
upaya dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi
Desa di Desa Bangunhraja Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis ? Metode Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan
sampel menggunakan purposive sampling, sumber data dalam penelitian ini sebanyak 5
orang.Teknik pengumpulan data yang digunakanya itu studi pustaka, dan studi
lapangan (observasi, wawancara dan dokumentasi).Teknik pengolahan/analisis data
dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan.Pelaksanaan Program Inovasi Desa dalam mendorong pengembangan
ekonomi lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa di Desa Bangun harja umumnya telah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan teori 3 pilar yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan program menurut Jones (Agustino, 2017 : 154-155), namun terdapat
beberapa indikator yang belum dilaksanakan. Hambatan-hambatan yang dihadapi yaitu
kurangnya kemampuan sumberdaya manusia baik itu Tim Pelaksana Inovasi Desa,
Pemerintah Desa Bangunharja, maupun masyarakat kelompok usaha, sehingga
penerapan kegiatan inovasi sulit dikembangkan. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu
meningkatkan pengorganisasian Tim Pelaksana Inovasi Desa dengan memberikan
motivasi kerjaa ntaranggota, Tim Pelaksana Inovasi Desa melakukan evaluasi dan
merencanakan kegiatan pendampingan tenaga ahli dalam peningkatan tata kelola
Pemerintah Desa dalam pembangunan ekonomi dan pelatihan kewirausahaan,
kemudian Pemerintah Desa mendampingi masyarakat kelompok usaha secaralangsung
terkait kegiatan dalam pelaksanaan Program Inovasi Desa.
68
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
usaha masyarakat diantaranya produksi kue Inovasi Desa (TPID) di Desa Bangunharja
basah, produksi makanan ringan keripik belum mampu meningkatkan kapasitas
dan sale, produksi opak, produksi snack dan Pemerintah Desa dalam merencanakan
nasi kotak serta produksi pertanian pembangunan ekonomi secara tepat.
Kelompok Wanita Tani Pelaksanaan Program Inovasi Desa
(KWT).Perkembangan unit usaha ini relatif dikatakan kurang berjalan dengan baik,
stabil dan nilai pendapatan cenderung mulai dari tahapan kegiatan peninjauan
meningkat.Namun unit usaha tersebut tidak potensi ekonomi lokal, kegiatan
semuanya berkembang karena terhambat pengembangan SDM dan kelembagaan,
oleh modal usaha dan kreatifitas kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan
pengolahan produk yang terbatas.Adapun SDA, kurangnya pendampingan
kegiatan UPPKS “Karomah” yang pengembangan kewirausahaan masyarakat
dikategorikan sebagai kegiatan inovasi melalui Alokasi Dana Desa di Desa
berdasarkan identifikasi oleh TPID yaitu : Bangunharja. Permasalahan ini dibuktikan
a. Uang sabu-sabu (Sabulan sarebu dengan indikator sebagai berikut :
sataun dua rebu) 1. Masih terbatasnya Pemerintah
b. Barbekyu (Barang Bekas Payu) Desa dalam mengelola
c. Satlak Perawan (Satugu melak pembangunan ekonomi di
sampeu diburuan) masyarakat .
d. Pertanian hidroponik 2. Pelaku unit usaha masyarakat
2. Kelompok Pemberdayaan masih tradisional dan tingkat
Perempuan Kepala Keluarga sumber daya manusianya rendah.
(PEKKA) “Rasa Katineung” Tim Pelaksana Inovasi Desa
Pengembangan ekonomi melalui (TPID) belum mampu
kelompok PEKKA “Rasa Katineung” mentransfer pengetahuan yang
dilakukan melalui kegiatan produksi tepat.
Rengginang sebagai produk 3. Kurangnya koordinasi antara Tim
unggulan.Inovasi yang diterapkan yaitu Pelaksana Inovasi Desa (TPID)
dengan adanya kreatifitas pada pengolahan dengan pemerintah Desa terkait
rasa dan warna yang lebih pengembangan usaha masyarakat
menarik.Pendapatan yang diperoleh melalui Badan Usaha Milik Desa
dialokasikan kepada Kas kelompok dan (Bumdes). TPID tidak
pembagian upah anggota, namun memfasilitasi pelatihan tenaga
permasalahan pun muncul terkait modal ahli.
usaha dan kemampuan masyarakat yang Berdasarkan pendahuluan diatas,
terbatas. maka memungkinkan sebuah penelitian
Pada proses pelaksanaanya, untuk mencari tahu bagaimana Pelaksanaan
Kebijakan Program Inovasi Desa dalam Program Inovasi Desa dalam Mendorong
mendorong pengembangan ekonomi lokal Pengembangan Ekonomi Lokal oleh Tim
kurang berjalan dengan baik, hal ini Pelaksana Inovasi Desa di Desa
disebabkan Tim Pelaksana Inovasi Desa Bangunharja yang optimal.
(TPID) kurang optimal dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.Sehingga pelaksanaan
Program Inovasi Desa oleh Tim Pelaksana
70
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
berkaitan dengan masalah yang sedang dalam kegiatan yang diamatinya (Yusuf,
diteliti. 2017 : 385).
Instrumen dalam penelitian ini c. Dokumentasi
menggunakan teknik purposive sampling, Dokumentasi ditujukan untuk
yaitu teknik pengambilan sample sumber memperoleh data tempat penelitian,
data dengan pertimbangan tertentu. meliputi buku-buku yang relevan,
Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
tersebut yang dianggap paling tahu tentang foto, data yang relevan penelitian
apa yang kita harapkan, atau mungkin dia (Riduwan, 2015-30).
sebagai penguasa sehingga akan 6. Teknik Analisis Data
memudahkan peneliti menjelajahi Teknik pengolahan/analisis data
objek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, yang peneliti gunakan adalah analisis data
2017:218) kualitatif.Miles dan Huberman dalam
Dalam penelitian ini menggunakan Silalahi (2015-339) menjelaskan bahwa
dua buah teknik pengumpulan data, yaitu : kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
1) Studi Pustaka; dilakukan dengan kegiatan yang terjadi secara bersamaan
mempelajari buku literatur yang ada yaitu reduksi data, penyajian data dan
hubungannya dengan masalah penarikan kesimpulan/verifikasi.Menurut
penelitian. Melalui teknik ini diperoleh Mayer dan Greenwood dalam Silalahi
data berupa teori dan memberikan (2012:27) mengungkapkan ”Deskripsi
kejelasan kepada peneliti sehubungan kualitatif semata-mata mengacu pada
dengan masalah yang diteliti dan identifikasi sifat-sifat yang membedakan
bagaimana pemecahannya. atau karakteristik sekelompok manusia,
2) Studi lapangan; data diperoleh secara benda, atau peristiwa”.
langsung dari lokasi penelitian. Teknik
ini dilakukan dengan tiga metode yaitu : C. LANDASAN TEORITIS
a. Wawancara Terdapat beberapa hal yang
Teknik wawancara yang peneliti mendasari pentingnya inovasi Desa. Dalam
gunakan adalah wawancara dasawarsa terakhir ini, terjadi pergeseran
mendalam/semi-terstruktur, yaitu dari ekonomi yang berbasis industri menuju
pewawancara yang lebih mengarahkan ekonomi berbasis pengetahuan.Selain itu
pembicaraan, tidak mengajukan persoalan daya saing daerah ditentukan oleh
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah kemampuan pemanfaatan sumber daya
disiapkan, topik atau isu-isulah yang manusia melalui inovasi.
menentukan arah pembicaraan. (Anggito, Kementerian Desa, Pembangunan
Albi dan Johan, 2018-88) Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
b. Observasi (Kemendes PDTT) telah membentuk
Observasi adalah proses pengamatan program prioritas percepatan
dan pencatatan secara sistematis mengenai ekonomimelalui Program Inovasi Desa.
masalah yang diteliti. Teknik observasi Sebagaimana Tjokroadmudjoyo (Rahardjo
yang peneliti gunakan adalah non- Adisasmita, 2011:24) mengemukakan
partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat bahwa Pelaksanaan adalah proses yang
langsung dalam kegiatan kelompok, atau dapat kita pahami dalam bentuk rangkaian
dalam kata lain peneliti tidak ikut serta kegiatan yakni berawal dari kebijakan guna
72
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu ekonomi lokal tersebut dapat berkembang.
diturunkan dalam suatu program atau Untuk itu keberadaan Tim Pelaksana
proyek. Inovasi Desa (TPID) merupakan lembaga
Menurut Jones dalam Agustino yang tepat dalam proses pelaksanaan
(2017:154-155) menjelaskan bahwa dalam Progam Inovasi Desa, mengingat
melaksanakan aktivitas pelaksanaan berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan
program atau implementasi kebijakan, Program Inovasi Desa (2018) dijelaskan
terdapat tiga pilar aktivitas yang perlu bahwa Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID)
diperhatikan yakni ; organisasi, interpretasi merupakan perwakilan Desa yang memiliki
dan penerapan. minat dalam pengembangan inovasi
Program Inovasi Desa adalah pembangunan Desa.
program untuk meningkatkan kesejahteraan Dengan adanya pelaksanaan
Desa melalui upaya pendampingan yang Program Inovasi Desa, diharapkan
dilakukan untuk mendorong penggunaan pengembangan ekonomi lokal dapat
Dana Desa yang berkelanjutan dan juga menggali potensi Desa dan membantu
membantu dalam peningkatan kapasitas mensejahterakan masyarakat terutama di
Desa dalam pembangunan ekonomi serta Desa Bangunharja Kecamatan Cisaga
pemanfaatan potensi lokal dengan Kabupaten Ciamis.
menerapkan ide atau gagasan yang baru,
kreatif dan inovatif.Salah satu bentuk D. HASIL PENELITIAN DAN
pembangunan pedesaan bisa diwujudkan PEMBAHASAN
melalui inovasi pengembangan ekonomi Pelaksanaan Program Inovasi Desa
lokal. dalam mendorong pengembangan ekonomi
Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa di
Program Inovasi Desa (2018) menyatakan Desa Bangunharja Kecamatan Cisaga
bahwa pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Ciamis masih kurang baik, dan
merupakan proses dimana pemerintah lokal juga belum sesuai dengan 3 (tiga) pilar yang
dan masyarakat terlibat untuk mendorong, harus diperhatikan dalam pelaksanaan
merangsang dan memelihara aktivitas program menurut Jones (Agustino,
usaha untuk menciptakan lapangan 2017:154-155) yaitu sebagai berikut :
pekerjaan atau upaya untuk membebaskan organisasi, interpretasi dan penerapan.
masyarakat dari keterbatasan yang Sehingga pelaksanaan program yang
menghambat usahanya guna membangun dilakukan masih kurang memberikan
kesejahteraan. peningkatan kapasitas Pemerintah Desa
Pengembangan ekonomi lokal erat dalam melakukan pembangunan ekonomi
kaitannya dengan pemberdayaan terutama dalam menerapkan inovasi yang
manusianya, lembaganya, dan lingkungan sifatnya kebaruan, kurangnya koordinasi
sekitarnya.Untuk mengembangkan antara Pemerintah Desa dan Tim Pelaksana
ekonomi lokal tidak cukup hanya Inovasi Desa (TPID) dalam
meningkatkan sumber daya manusianya mengidentifikasi sumber daya lokal serta
saja, tetapi dibutuhkan adanya lembaga kurangnya pemahaman mengenai
terlatih untuk mengelola kapasitas tersebut karakteristis masyarakat menyebabkan
dan memerlukan lingkungan yang kondusif kegiatan inovasi kurang bisa dipahami oleh
untuk memungkinkan lembaga/kelompok masyarakat kelompok usaha dan
73
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020
75