Anda di halaman 1dari 8

Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara

e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

ANALISIS PROGRAM INOVASI DESA DALAM MENDORONG


PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL OLEH TIM PELAKSANA INOVASI
DESA (PID) DI DESA BANGUNHARJA KABUPATEN CIAMIS

Oleh :
Asep Nurwanda1, Elis Badriah2
Universitas Galuh
Jln. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih kurangnya Tim Pelaksana Inovasi Desa
dalam mengidentifikasi dan mengkaji potensi ekonomi lokal baik itu sumberdaya alam
maupun sumberdaya manusia, kegiatan inovasi ide dan gagasan yang diberikan oleh
Tim Pelaksana Inovasi Desa belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh kelompok
penerima sasaran program, serta Tim Pelaksana Inovasi Desa belum mampu
melaksanakan tugasnya dalam memfasilitasi layanan teknis tenaga ahli terkait
pengembangan sumberdaya dan kewirausahaan masyarakat. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :Bagaimana pelaksanaan Program Inovasi Desa, hambatan dan
upaya dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi
Desa di Desa Bangunhraja Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis ? Metode Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan
sampel menggunakan purposive sampling, sumber data dalam penelitian ini sebanyak 5
orang.Teknik pengumpulan data yang digunakanya itu studi pustaka, dan studi
lapangan (observasi, wawancara dan dokumentasi).Teknik pengolahan/analisis data
dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik
kesimpulan.Pelaksanaan Program Inovasi Desa dalam mendorong pengembangan
ekonomi lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa di Desa Bangun harja umumnya telah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan teori 3 pilar yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan program menurut Jones (Agustino, 2017 : 154-155), namun terdapat
beberapa indikator yang belum dilaksanakan. Hambatan-hambatan yang dihadapi yaitu
kurangnya kemampuan sumberdaya manusia baik itu Tim Pelaksana Inovasi Desa,
Pemerintah Desa Bangunharja, maupun masyarakat kelompok usaha, sehingga
penerapan kegiatan inovasi sulit dikembangkan. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu
meningkatkan pengorganisasian Tim Pelaksana Inovasi Desa dengan memberikan
motivasi kerjaa ntaranggota, Tim Pelaksana Inovasi Desa melakukan evaluasi dan
merencanakan kegiatan pendampingan tenaga ahli dalam peningkatan tata kelola
Pemerintah Desa dalam pembangunan ekonomi dan pelatihan kewirausahaan,
kemudian Pemerintah Desa mendampingi masyarakat kelompok usaha secaralangsung
terkait kegiatan dalam pelaksanaan Program Inovasi Desa.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Program Inovasi Desa, Pengembangan Ekonomi Lokal.

A. PENDAHULUAN keterbatasan.Keterbatasan itu nampak pada


Desa memiliki peranan penting aparat Pemerintah Desa dan masyarakat
dalam pembangunan nasional.Namun serta kualitas tata kelola Desa, sehingga
kapasitas Desa dalam menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, dan
pembangunan didasari masih memiliki pemanfaatan kegiatan pembangunan Desa

68
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

kurang memberikan dampak terhadap Pengetahuan Inovasi Desa memiliki tugas


kesejahteraan masyarakat Desa. sebagai berikut:
Koreksi atas kelemahan tersebut 1. Menerima dan menyalurkan, serta
maka Kementerian Desa, Pembangunan mempertanggungjawabkan dana
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi operasional kegiatan inovasi,
(Kemendes PDTT) telah membentuk pengelolaan pengetahuan Desa,
program prioritas percepatan pertumbuhan dan P2KTD;
ekonomi Desa,yaitu melalui Program 2. Memfasilitasi pertemuan-
Inovasi Desa (PID).PID merupakan pertemuan musyawarah
program upaya pemerintah untuk masyarakat (MAD dan Musdes
meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau forum lainnya);
Desa melalui peningkatan Kapasitas Desa 3. Memfasilitasi tahapan
dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pengelolaan inovasi
pelaksanaan pembangunan Desa secara Desa (identifikasi, dokumentasi,
kreatif dan inovatif. eksposisi dan replikasi);
Buku Pedoman Umum Pelaksanaan 4. Melakukan monitoring dan
Program Inovasi Desa (2018) menjelaskan evaluasi dari hasil komitmen yang
bahwa inovasi Desa adalah proses dilakukan oleh Desa;
pengembangan pengetahuan, keterampilan 5. Mengidentifikasi, merumuskan
dan pengalaman yang dipetik dari hasil dan menetapkan prioritas
kerja Desa dalam melaksanakan kebutuhan Desa akan Penyedia
pembangunan Desa baik yang sudah ada Peningkatan Kapasitas Teknis
atau terbaru dalam bentuk barang atau jasa Desa (P2KTD) sesuai
yang dapat memberikan nilai tambah secara rekomendasi TIK-Pokja P2KTD;
berkelanjutan, baik melalui pembangunan 6. Mengikuti pelatihan-pelatihan
infrastruktur, pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh TIK dan/atau
manusia, ekonomi dan sosial budaya. Program;
Salah satu alternatif untuk 7. Membuat laporan kegiatan dan
mewujudkan pembangunan perekonomian laporan keuangan PPID dan
Desa adalah pengembangan ekonomi lokal. P2KTD.
Pengembangan ekonomi lokal merupakan Pelaksanaan Program Inovasi Desa
proses dimana pemerintah lokal dan dalam mendorong pengembangan ekonomi
masyarakat terlibat untuk mendorong, lokal oleh TPID di Desa Bangunharja
merangsang, memelihara, aktivitas usaha dilakukan melalui kelompok pemberdayaan
untuk menciptakan lapangan pekerjaan baik masyarakat yang telah dibentuk oleh
pada ranah pengembangan usaha Pemerintah Desa yaitu:
masyarakat, maupun usaha yang 1. Kelompok Usaha Peningkatan
diprakarsai Desa melalui Badan Usaha Pendapatan Keluarga Sejahtera
Miliki Desa (BUMDes). (UPPKS) “Karomah”
Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kelompok Usaha Peningkatan
sebagai petugas pengelola bantuan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Pemerintah Dana Operasional Kegiatan “Karomah”dikelola oleh keterwakilan satu
(DOK) Inovasi dan Pengelolaan RW di Desa Bangunharja.Kelompok ini
bergerak pada kegiatan pengembangan unit
69
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

usaha masyarakat diantaranya produksi kue Inovasi Desa (TPID) di Desa Bangunharja
basah, produksi makanan ringan keripik belum mampu meningkatkan kapasitas
dan sale, produksi opak, produksi snack dan Pemerintah Desa dalam merencanakan
nasi kotak serta produksi pertanian pembangunan ekonomi secara tepat.
Kelompok Wanita Tani Pelaksanaan Program Inovasi Desa
(KWT).Perkembangan unit usaha ini relatif dikatakan kurang berjalan dengan baik,
stabil dan nilai pendapatan cenderung mulai dari tahapan kegiatan peninjauan
meningkat.Namun unit usaha tersebut tidak potensi ekonomi lokal, kegiatan
semuanya berkembang karena terhambat pengembangan SDM dan kelembagaan,
oleh modal usaha dan kreatifitas kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan
pengolahan produk yang terbatas.Adapun SDA, kurangnya pendampingan
kegiatan UPPKS “Karomah” yang pengembangan kewirausahaan masyarakat
dikategorikan sebagai kegiatan inovasi melalui Alokasi Dana Desa di Desa
berdasarkan identifikasi oleh TPID yaitu : Bangunharja. Permasalahan ini dibuktikan
a. Uang sabu-sabu (Sabulan sarebu dengan indikator sebagai berikut :
sataun dua rebu) 1. Masih terbatasnya Pemerintah
b. Barbekyu (Barang Bekas Payu) Desa dalam mengelola
c. Satlak Perawan (Satugu melak pembangunan ekonomi di
sampeu diburuan) masyarakat .
d. Pertanian hidroponik 2. Pelaku unit usaha masyarakat
2. Kelompok Pemberdayaan masih tradisional dan tingkat
Perempuan Kepala Keluarga sumber daya manusianya rendah.
(PEKKA) “Rasa Katineung” Tim Pelaksana Inovasi Desa
Pengembangan ekonomi melalui (TPID) belum mampu
kelompok PEKKA “Rasa Katineung” mentransfer pengetahuan yang
dilakukan melalui kegiatan produksi tepat.
Rengginang sebagai produk 3. Kurangnya koordinasi antara Tim
unggulan.Inovasi yang diterapkan yaitu Pelaksana Inovasi Desa (TPID)
dengan adanya kreatifitas pada pengolahan dengan pemerintah Desa terkait
rasa dan warna yang lebih pengembangan usaha masyarakat
menarik.Pendapatan yang diperoleh melalui Badan Usaha Milik Desa
dialokasikan kepada Kas kelompok dan (Bumdes). TPID tidak
pembagian upah anggota, namun memfasilitasi pelatihan tenaga
permasalahan pun muncul terkait modal ahli.
usaha dan kemampuan masyarakat yang Berdasarkan pendahuluan diatas,
terbatas. maka memungkinkan sebuah penelitian
Pada proses pelaksanaanya, untuk mencari tahu bagaimana Pelaksanaan
Kebijakan Program Inovasi Desa dalam Program Inovasi Desa dalam Mendorong
mendorong pengembangan ekonomi lokal Pengembangan Ekonomi Lokal oleh Tim
kurang berjalan dengan baik, hal ini Pelaksana Inovasi Desa di Desa
disebabkan Tim Pelaksana Inovasi Desa Bangunharja yang optimal.
(TPID) kurang optimal dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.Sehingga pelaksanaan
Program Inovasi Desa oleh Tim Pelaksana
70
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

B. METODE PENELITIAN (Riduwan, 2015 : 5). Data diperoleh melalui


1. Jenis Penelitian data primer dan data sekunder.Data
Metode penelitian yang digunakan primerdiperoleh dari sumber data secara
dalam penelitian ini adalah kualitatif langsung, diamati dan dicatat, seperti
deskriptif.Peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan
kualitatif dengan pengertian bahwa metode dokumentasi.Data sekunder diperoleh
kualitatif semata-mata mengacu pada secara tidak langsung oleh peneliti, sumber
identifikasi sifat-sifat yang membedakan data sekunder dalam penelitian ini adalah
atau karakteristik sekelompok manusia, dokumen-dokumen di Sekretariat Tim
benda atau peristiwa. Pada dasarnya, Pelaksana Inovasi Desa (TPID), Kantor
deskriptif kualitatif melibatkan proses Desa Bangunharja dan buku literatur yang
konseptual dan menghasilkan pembentukan berkaitan dengan masalah yang sedang
skema-skema klasifikasi. (Ulber Silalahi, diteliti.
2009:27) 5. Data, Instrumen, dan Teknik
2. Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di Desa Penelitian menggunakan data
Bangunharja Kecamatan Cisaga Kabupaten kualitatif yaitu data hasil deskripsi yang
Ciamis.Waktu penelitian ini dilakukan pada luas dan berlandaskan kukuh, serta memuat
bulan Februari sampai dengan Juni 2019. penjelasan tentang proses-proses yang
3. Subjek Penelitian terjadi dalam lingkup setempat.Dengan data
Kepala Sekretariat Tim Inovasi kualitatif kita dapat mengikuti dan
Kabupaten (Kabid Pemberdayaan memahami alur peristiwa secara
Masyarakat dan Pembinaan kronologis, menilai sebab-akibat dalam
Kemasyarakatan Desa pada Dinas PMD lingkup pikiran orang-orang setempat,
Kabupaten Ciamis), Sekretaris Tim memperoleh penjelasan yang luas dan
Pelaksana Inovasi Desa (TPID), Kepala bermanfaat.Data kualitatif dapat
Desa Bangunharja, pengurus kelompok membimbing kita memperoleh penemuan-
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga penemuan yang tak diduga sebelumnya,
Sejahtera (UPPKS) “Karomah” dan dan untuk membentuk kerangka teoritis
pengurus kelompok Pemberdayaan yang baru, data tersebut membantu peneliti
Perempuan Kepala Keluarga(PEKKA) untuk melangkah lebih jauh dari praduga
“Rasa Katineung”. Dalam penentuan dan kerangka kerja awal. (Ulber Silalahi,
informan, peneliti melakukan wawancara 2009:284-285)
kepada informan yang memiliki otoritas Data diperoleh melalui data primer
dan pengetahuan dibidangnya sehingga dan data sekunder.Data primer diperoleh
informan dapat dipertanggungjawabkan. dari sumber data secara langsung, diamati
4. Prosedur Penelitian dan dicatat, seperti wawancara, observasi
Penelitian dilakukan menggunakan dan dokumentasi.Dan sekunder diperoleh
data kualitatif yaitu data yang berhubungan secara tidak langsung oleh peneliti, sumber
dengan kategorisasi, karakteristik berwujud data sekunder dalam penelitian ini adalah
pertanyaan atau berupa kata-kata.Data ini dokumen-dokumen di Sekretariat Tim
didapat dari hasil wawancara dan bersifat Pelaksana Inovasi Desa (TPID), Kantor
subyektif sebab data tersebut dapat Desa Bangunharja dan buku literatur yang
ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda
71
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

berkaitan dengan masalah yang sedang dalam kegiatan yang diamatinya (Yusuf,
diteliti. 2017 : 385).
Instrumen dalam penelitian ini c. Dokumentasi
menggunakan teknik purposive sampling, Dokumentasi ditujukan untuk
yaitu teknik pengambilan sample sumber memperoleh data tempat penelitian,
data dengan pertimbangan tertentu. meliputi buku-buku yang relevan,
Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
tersebut yang dianggap paling tahu tentang foto, data yang relevan penelitian
apa yang kita harapkan, atau mungkin dia (Riduwan, 2015-30).
sebagai penguasa sehingga akan 6. Teknik Analisis Data
memudahkan peneliti menjelajahi Teknik pengolahan/analisis data
objek/situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, yang peneliti gunakan adalah analisis data
2017:218) kualitatif.Miles dan Huberman dalam
Dalam penelitian ini menggunakan Silalahi (2015-339) menjelaskan bahwa
dua buah teknik pengumpulan data, yaitu : kegiatan analisis terdiri dari tiga alur
1) Studi Pustaka; dilakukan dengan kegiatan yang terjadi secara bersamaan
mempelajari buku literatur yang ada yaitu reduksi data, penyajian data dan
hubungannya dengan masalah penarikan kesimpulan/verifikasi.Menurut
penelitian. Melalui teknik ini diperoleh Mayer dan Greenwood dalam Silalahi
data berupa teori dan memberikan (2012:27) mengungkapkan ”Deskripsi
kejelasan kepada peneliti sehubungan kualitatif semata-mata mengacu pada
dengan masalah yang diteliti dan identifikasi sifat-sifat yang membedakan
bagaimana pemecahannya. atau karakteristik sekelompok manusia,
2) Studi lapangan; data diperoleh secara benda, atau peristiwa”.
langsung dari lokasi penelitian. Teknik
ini dilakukan dengan tiga metode yaitu : C. LANDASAN TEORITIS
a. Wawancara Terdapat beberapa hal yang
Teknik wawancara yang peneliti mendasari pentingnya inovasi Desa. Dalam
gunakan adalah wawancara dasawarsa terakhir ini, terjadi pergeseran
mendalam/semi-terstruktur, yaitu dari ekonomi yang berbasis industri menuju
pewawancara yang lebih mengarahkan ekonomi berbasis pengetahuan.Selain itu
pembicaraan, tidak mengajukan persoalan daya saing daerah ditentukan oleh
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah kemampuan pemanfaatan sumber daya
disiapkan, topik atau isu-isulah yang manusia melalui inovasi.
menentukan arah pembicaraan. (Anggito, Kementerian Desa, Pembangunan
Albi dan Johan, 2018-88) Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
b. Observasi (Kemendes PDTT) telah membentuk
Observasi adalah proses pengamatan program prioritas percepatan
dan pencatatan secara sistematis mengenai ekonomimelalui Program Inovasi Desa.
masalah yang diteliti. Teknik observasi Sebagaimana Tjokroadmudjoyo (Rahardjo
yang peneliti gunakan adalah non- Adisasmita, 2011:24) mengemukakan
partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat bahwa Pelaksanaan adalah proses yang
langsung dalam kegiatan kelompok, atau dapat kita pahami dalam bentuk rangkaian
dalam kata lain peneliti tidak ikut serta kegiatan yakni berawal dari kebijakan guna
72
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu ekonomi lokal tersebut dapat berkembang.
diturunkan dalam suatu program atau Untuk itu keberadaan Tim Pelaksana
proyek. Inovasi Desa (TPID) merupakan lembaga
Menurut Jones dalam Agustino yang tepat dalam proses pelaksanaan
(2017:154-155) menjelaskan bahwa dalam Progam Inovasi Desa, mengingat
melaksanakan aktivitas pelaksanaan berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan
program atau implementasi kebijakan, Program Inovasi Desa (2018) dijelaskan
terdapat tiga pilar aktivitas yang perlu bahwa Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID)
diperhatikan yakni ; organisasi, interpretasi merupakan perwakilan Desa yang memiliki
dan penerapan. minat dalam pengembangan inovasi
Program Inovasi Desa adalah pembangunan Desa.
program untuk meningkatkan kesejahteraan Dengan adanya pelaksanaan
Desa melalui upaya pendampingan yang Program Inovasi Desa, diharapkan
dilakukan untuk mendorong penggunaan pengembangan ekonomi lokal dapat
Dana Desa yang berkelanjutan dan juga menggali potensi Desa dan membantu
membantu dalam peningkatan kapasitas mensejahterakan masyarakat terutama di
Desa dalam pembangunan ekonomi serta Desa Bangunharja Kecamatan Cisaga
pemanfaatan potensi lokal dengan Kabupaten Ciamis.
menerapkan ide atau gagasan yang baru,
kreatif dan inovatif.Salah satu bentuk D. HASIL PENELITIAN DAN
pembangunan pedesaan bisa diwujudkan PEMBAHASAN
melalui inovasi pengembangan ekonomi Pelaksanaan Program Inovasi Desa
lokal. dalam mendorong pengembangan ekonomi
Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan lokal oleh Tim Pelaksana Inovasi Desa di
Program Inovasi Desa (2018) menyatakan Desa Bangunharja Kecamatan Cisaga
bahwa pengembangan ekonomi lokal Kabupaten Ciamis masih kurang baik, dan
merupakan proses dimana pemerintah lokal juga belum sesuai dengan 3 (tiga) pilar yang
dan masyarakat terlibat untuk mendorong, harus diperhatikan dalam pelaksanaan
merangsang dan memelihara aktivitas program menurut Jones (Agustino,
usaha untuk menciptakan lapangan 2017:154-155) yaitu sebagai berikut :
pekerjaan atau upaya untuk membebaskan organisasi, interpretasi dan penerapan.
masyarakat dari keterbatasan yang Sehingga pelaksanaan program yang
menghambat usahanya guna membangun dilakukan masih kurang memberikan
kesejahteraan. peningkatan kapasitas Pemerintah Desa
Pengembangan ekonomi lokal erat dalam melakukan pembangunan ekonomi
kaitannya dengan pemberdayaan terutama dalam menerapkan inovasi yang
manusianya, lembaganya, dan lingkungan sifatnya kebaruan, kurangnya koordinasi
sekitarnya.Untuk mengembangkan antara Pemerintah Desa dan Tim Pelaksana
ekonomi lokal tidak cukup hanya Inovasi Desa (TPID) dalam
meningkatkan sumber daya manusianya mengidentifikasi sumber daya lokal serta
saja, tetapi dibutuhkan adanya lembaga kurangnya pemahaman mengenai
terlatih untuk mengelola kapasitas tersebut karakteristis masyarakat menyebabkan
dan memerlukan lingkungan yang kondusif kegiatan inovasi kurang bisa dipahami oleh
untuk memungkinkan lembaga/kelompok masyarakat kelompok usaha dan
73
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

keberadaan program kurang memberikan kegiatan pelatihan kewirausahan kepada


dampak baik. Kegiatan pengembangan masyarakat, selain itu Pemerintah Desa
sumber daya manusia dan kelembagaan sebagai pengelola Dana Desa belum
oleh TPID dilaksanakan melalui kegitaan mampu merencanakan kegiatan
Musyawarah Antar Desa dan sosialisai, pembangunan ekonomi yang memfasilitasi
namun kegiatan tersebut hanya sebatas secara langsung mengenai keberlanjutan
terhadap Pemerintah Desa Bangunharja usaha dimasyarakat. Dalam memberikan
saja kurang melibatkan masyarakat inovasi ide dan gagasan, Tim Pelaksana
terutama kelompok Usaha Peningkatan Inovasi Desa (TPID) masih kurang
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) berperan aktif karena kegiatan tersebut
“Karomah” dan kelompok Pemberdayaan cenderung dihasilkan dari kreatifitas
Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) masyarakat bukan dari TPID itu sendiri,
“Rasa Katineung” yang menjadi sasaran sehingga kedepannya TPID diharapkan
program, kegiatan sosialisasi program memberikan pendampingan secara
kepada masyarakat lebih lanjut dilakukan langsung kepada masyarakat yang menjadi
oleh Pemerintah Desa akibatnya sasaran program. Selama kurung waktu
masyarakat kurang memahami maksud, pelaksanaan Program Inovasi Desa dalam
tujuan dan substansi adanya pelaksanaan pengembangan ekonomi lokal oleh TPID di
Program Inovasi Desa. Pemanfaatan Desa Bangunharja, telah dilaksanakan
potensi sumber daya alam telah dilakukan kegiatan inovasi atas dasar kesepakatan dan
oleh kelompok usaha tersebut dengan disertai anggaran berdasarkan hasil
adanya kegiatan pertanian yaitu penanaman Musyawarah Antar Desa.
bibit tanaman yang menunjang bahan baku
untuk pengolahan produk usaha. Sebagai E. KESIMPULAN
upaya dalam mengembangkan kelanjutan Pelaksanaan Program Inovasi Desa
usaha kelompok UPPKS “Karomah” dan dalam mendorong pengembangan ekonomi
PEKKA “Rasa Katineung”, Tim Pelaksana lokal oleh TPID di Desa Bangunharja
Inovasi Desa (TPID) telah melaksanakan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis telah
kegiatan inovasi dengan adanya capturing dilakukan sesuai dengan 3 (pilar) penentu
atau pendokumentasian potensi ekonomi keberhasilan program menurut Jones
lokal di Desa Bangunharja dan dokumentasi (Agustino, 2017:154-155). Namun
hasil produksi kelompok usaha, kegiatan ini pelaksanaannya belum berjalan dengan
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi baik.Hal ini terlihat dari beberapa indikator
modern yaitu dengan adanya rancangan yang belum berjalan secara optimal yakni
pembuatan website Desa, pembuatan video belum adanya pengarahan dan
potensi Desa dan kalender yang memuat pendampingan yang efektif terhadap
hasil kegiatan inovasi Desa, dimana upaya masyarakat terkait tugas Tim Pelaksana
tersebut dilaksanakan sebagai ajang Inovasi Desa (TPID) dalam melaksanakan
promosi guna meningkatkan penghasilan program.TPID sebagai fasilitator belum
ekonomi di masyarakat. Namun kegiatan mampu melaksanakan kegiatan yang tepat
dokumentasi dan promosi itu pun masih dalam pengelolaan pengetahuan dan
kurang memberikan dampak baik terutama inovasi Desa, sehingga kurang
kepada kelompok usaha, hal ini disebabkan berkembangnya kualitas tata kelola
TPID belum mampu memfasilitasi Pemerintah Desa dalam pengembangan
74
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara
e-ISSN 2614-2945 Volume 7 Nomor 1, Bulan April Tahun 2020

ekonomi di masyarakat.Tidak adanya Agustino, Leo. 2017. Dasar-Dasar


sosialisasi program inovasi desa oleh TPID Kebijakan Publik. Bandung :
kepada kelompok Usaha Peningkatan Alfabeta
Pendapatan Keluarga Sejahtera(UPPKS) Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018.
“Karomah” dan kelompok Pemberdayaan Metodologi Penelitian Kualitatif.
Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Sukabumi : CV. Jejak
“Rasa Katineung” menyebabkan kegiatan Riduwan.2015. Skala Pengukuran
inovasi terkait upaya peningkatan Variabel-Variabel
kewirausahaan masih perlu dikaji ulang dan Penelitian.Bandung : Alfabeta
dievaluasi agar mampu memperoleh tujuan Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian
dan tepat sasaran.TPID telah melaksanakan Sosial.Bandung : PT Refrika
kegiatan program inovasi desa sesuai Aditama……………….2015.
dengan kegiatan yang telah ditetapkan pada Metode Penelitian Sosial.Bandung :
Musyawarah Antar Desa dan mengacu PT Refrika Aditama
kepada Dana Operasional Kegiatan, Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
meskipun pada tahap pelaksanaannya Kualitatif. Bandung : Alfabeta
masih memiliki kekurangan dan belum Yusuf, A Muri. 2017. Metode Penelitian :
sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh Kuantitatif, Kualitatif, dan
Pemerintah Desa dan masyarakat kelompok Penelitian Gabungan. Jakarta :
usaha. Kencana
Dokumen-Dokumen
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Buku-Buku Tentang Desa.
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Pengelolaan Buku Pedoman Umum Pelaksanaan
Pendapatan dan Anggaran Program Inovasi Desa Tahun
Daerah.Yogyakarta : Graha Ilmu 2018.Jakarta : Kementerian Desa,
Pembangunan daerah Tertinggal dan
Tranmigrasi.

75

Anda mungkin juga menyukai