Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH WARNA BAGI SUATU PRODUK

DAN PSIKOLOGIS MANUSIA

PATRYCIA ZHARANDONT
Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
patryciatube@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan zaman yang begitu cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan suatu
produk. Meningkatnya kebutuhan masyarakat ini membuat para desainer terus meningkatkan inovasi dari
setiap produknya. Setiap faktor yang dapat menarik perhatian masyarakat terus di kaji dan diterapkan pada
produknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi estetika suatu produk adalah dalam penentuan warna. Kajian
ini memaparkan tentang pengaruh warna pada psikologis manusia maupun produk dan cara untuk
menyesuaikan suatu produk dengan warna tersebut.

Kata kunci: produk, warna, psikologis manusia

I. PENDAHULUAN
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih).
Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Dalam seni rupa, warna bisa berarti
pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya
pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan
menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya.
Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju.
Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan
karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).

Warna memiliki arti dan kedudukan tersendiri bagi pengamatnya. Sehingga warna memiliki peranan
penting yang diterapkan dalam kehidupan manusia. Dewasa ini warna telah digunakan sebagai simbol,
makna, dan pesan yang berbeda – beda. Berbagai bidang seperti transportasi, informasi maupun
telekomunikasi telah menerapkan warna sebagai simbol paten yang memiliki makna tertentu sesuai dengan
fungsinya.

Bidang desain produk adalah salah satu bidang yang sangat memperhitungkan warna sebagai salah satu
faktor penting dalam memberi kesan dalam produknya. Warna berperan sebagai bahasa di dalam dunia
desain produk. Sebagai contoh warna silver yang memberi kesan elegan, warna hijau yang memberi kesan
kesejukan, maupun warna kuning keemasan yang memberi kesan mewah.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa warna memiliki peranan penting dalam berbagai
bidang, terutama desain produk. Dalam jurnal ini akan membahas tentang hubungan antara suatu produk
dengan penglihatan manusia.

II. TERBENTUKNYA WARNA


Menurut proses terjadinya, warna dapat dibagi menjadi dua bagian besar, warna yang berasal dari zat
pigmen dan warna yang berasal dari cahaya. Warna yang berasal dari pigmen (biasa disebut: warna
subtraktif) seperti cat, pewarna kain dan tinta memiliki warna pembentuk dasar/ warna primer: Biru (Cyan),
Magenta dan Kuning. Gabungan dari 2 warna primer (pigmen) akan menghasilkan warna-warna sekunder;
misal Cyan dan Kuning menghasilkan warna Hijau, kuning dan magenta menghasilkan merah. Perpaduan
dari ketiga warna tersebut menghasilkan coklat.

Sedangkan warna yang dihasilkan oleh cahaya (biasa disebut: warna aditif) seperti monitor TV dan
lampu, memiliki warna dasar/primer: Merah, Hijau dan Biru. Gabungan dari warna primer menghasilkan
wana sekunder yaitu Magenta – Cyan - kuning, sedangkan perpaduan dari ketiga warna tersebut adalah
putih.

Dalam ilmu fisika, warna merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang
antara 390 hingga 780 nm. Panjang gelombang ini mengacu pada panjang gelombang yang bisa ditangkap
oleh mata manusia dalam kondisi normal tanpa alat apapun. Identitas suatu warna ditentukan panjang
gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 560-590 nm
nanometer dan warna merah antara 620-750 nanometer. Warna yang memiliki panjang gelombang dibawah
390 nm dikenal dengan ultraviolet sedangkan diatas 750 nm, dikenal dengan infrared. Warna Ultraviolet
dan infrared ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia normal tanpa alat. Beberapa hewan seperti lebah dan
beberapa serangga lainya dapat menangkap cahaya ultraviolet, kemampuan ini membantu mereka mencari
madu di bunga.

III. CARA MANUSIA MELIHAT WARNA


Mata kita dapat melihat warna karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda dengan
pigmen warna tertentu yang kita lihat. Kita melihat benda berwarna kuning, karena benda (yang memiliki
pigmen kuning) tersebut memantulkan spektrum cahaya warna merah dan hijau, warna lainnya diserap
oleh benda tersebut. Cahaya merah dan hijau ini kemudian masuk ke kornea dan dibiaskan oleh lensa mata,
pada akhirnya ditangkap oleh retina. Di dalam retina mata terdapat sekitar 6,5 juta Sel Kerucut
(Cones/Rods), yang peka terhadap cahaya, di sinilah terjadi proses filterisasi cahaya merah dan hijau yang
masuk tadi. Informasi warna ini kemudian diteruskan oleh saraf-saraf optik ke otak.

Warna tidak mempunyai sifat, tetapi warna dapat menciptakan perpsektif sifat dalam otak manusia dan
secara tidak langsung juga mempengaruhi emosi manusia. Perpektif yang dihasilkan akan yang berbeda-
beda terhadap sekelompok orang di waktu dan tempat yang berbeda pula tergantung oleh beberapa faktor
(budaya, geografi dan lain-lain). Contoh warna hitam pada budaya barat, berarti berduka/kematian, tetapi di
sebagian budaya Asia, warna duka/kematian adalah warana sebaliknya, yaitu putih.

IV. PENGARUH PSIKOLOGIS WARNA TERHADAP MANUSIA


Warna-warna dalam kehidupan manusia tidak boleh diremehkan kewujudannya. Setiap warna
ternyata memberikan reaksi yang berbeda pada otak. Ada warna yang dapat mencetuskan rasa marah,
agresif, rileks, dan sebagainya.

Berbagai macam warna tersebut dapat mempengaruhi psikologis seseorang yang melihatnya.
Dikutip dari Times of India, berikut ini berbagai warna dan kesan yang diberikan pada penglihatan
manusia:

a. Warna Merah
Warna merah memberi arti gairah dan memberi energy dan menyerukan terlaksananya suatu
tindakan. Dalam psikologi warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan dan
kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik seperti meningkatkan nafsu
makan dan gairah seksual. Negatifnya warna merah identik dengan kekerasan dan kecemasan.

b. Warna Oranye
Oranye merupakan kombinasi antara warna merah dan kuning. Warna oranye memberi kesan
hangat dan bersemangat. Warna ini merupakan simbol dari petualangan, optimisme, percaya diri dan
kemampuan dalam bersosialisasi. Warna oranye sebagai peleburan dari warna merah dan kuning,
sama-sama memberi efek yang kuat dan hangat.
Namun sekedar catatan bahwa warna oranye juga dapat memberi kesan murah jika digunakan terlalu
dominan, karena warna ini memberi kesan mudah untuk dijangkau. Warna yang baik untuk
dipasangkan dengan warna oranye diantaranya adalah warna ungu atau biru karena akan memberi
kesan unik dan berkelas.

c. Warna Kuning
Warna kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia dan seolah ingin menimbulkan
hasrat untuk bermain. Dengan kata lain warna ini juga mengandung makna optimis, semangat dan
ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental.
Warna kuning sangat baik digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga
individu penyuka warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih
kreatif dan pandai meciptakan ide yang original. Namun negatifnya mereka juga orang yang mudah
cemas, gelisah dan sering dikuasai ketakutan, terlebih dalam menghadapi orang yang juga sedang
merasa tertekan ataupun stress mereka cenderung menjadi terlalu kritis dan menghakimi.
d. Warna Biru
Warna biru umumnya memberi efek menenangkan dan diyakini mampu mengatasi insomnia,
kecemasan, tekanan darah tinggi dan migraine. Didalam dunia bisnis warna biru disebut sebagai
warna corporate karena hampir sebagian besar perusahaan menggunakan biru sebagai warna
utamanya. Hal ini dikarenakan warna biru mampu memberi kesan profesional dan kepercayaan.
Diyakini bahwa warna biru dapat merangsang kemampuan berkomunikasi, ekspresi artistic dan juga
sebagai symbol kekuatan. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna biru tua mampu merangsang
pemikiran yang jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.

e. Warna Hijau
Warna hijau adalah warna yang identik dengan alam dan mampu memberi suasana tenang dan
santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna hijau sangat membantu seseorang yang berada
dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan
keterbukaan dalam berkomunikasi. Hal ini diyakini sebagai efek rileksasi dan menenangkan yang
terkandung dalam warna ini. Didalam bidang design warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat
memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap.

f. Warna Hitam
Warna hitam adalah warna yang akan memberi kesan suram, gelap dan menakutkan namun
juga elegan. Karena itu elemen apapun jika dikombinasikan dengan warna hitam akan terlihat menarik.

g. Warna Putih
Salah satu kelebihan warna putih adalah kemampuannya untuk membantu mengurangi rasa
nyeri. Ini dikarenakan warna putih memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Kekurangan warna
putih adalah dapat memberi rasa sakit kepala dan mata lelah jika warna ini terlalu mendominasi. Bagi
pekerja kesehatan warna putih memberi kesan steril. Putih sebagai warna yang murni dan tidak
menggunakan campuran apapun memberi arti yang suci dan bersih. Untuk design yang minimalis
penggunaan warna putih dapat menjadi pilihan yang tepat.

h. Warna Coklat
Warna coklat adalah salah satu warna yang mengandung unsur bumi. Dominasi warna ini
akan memberi kesan hangat, nyaman dan aman. Kelebihan lainnya adalah warna coklat dapat
menimbulkan kesan modern, canggih dan mahal karena kedekatannya dengan warna emas. Secara
psikologis warna coklat akan memberi kesan kuat dan dapat diandalkan. Design logo yang tepat untuk
warna coklat adalah usaha seperti firma hukum.

V. KESAN SUATU PRODUK TERHADAP WARNA


Tak hanya suatu warna yang dapat mempengaruhi psikologis manusia, tetapi adanya warna
pada suatu produk juga dapat memberi kesan dan memberikan makna sifat bahkan fungsi dari suatu
produk. Secanggih apaapun suatu produk tetapi jika pewarnaannya tidak sesuai dengan image produk
tersebut maka suatu produk tersebut dapat dianggap gagal dalam keselarasan estetikanya. Warna
memiliki peranan penting dalam suatu produk. Pemilihan warna untuk suatu produk dapat
mempengaruhi minat para konsumen meskipun pada umumnya konsumen melihat suatu produk
berdasarkan kegunaannya. Berikut adalah pengaruh warna yang telah diterapkan pada produk
berdasarkan kesan yang diberikan :

a. Warna primer
Warna primer yang terdiri dari 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru telah diterapkan
dalam kehidupan sehari – hari. Warna primer banyak di temukan pada fasilitas umum seperti jalan
raya, taman, dan lain – lain. Warna merah digunakan untuk mengatur lalu lintas jalan, warna
merah diterapkan pada profesi pemadam kebakaran, warna kuning diterapkan pada papan
peringatan bentuk jalan yang menikung, tajam di jalan tol maupun jalan raya, warna biru
diterapkan pada papan tanda menyeberang jalan di sekolah, dan lain – lain. Warna primer dipilih
untuk digunakan pada fasilitas umum karena warna primer merupakan warna tegas, warna yang
stabil dan memiliki spektrum warna yang cocok untuk menarik fokus mata di tempat umum
dibandingkan dengan warna – warna yang lain.

b. Warna Sekunder
Warna sekunder merupakan warna – warna yang dihasilkan dari percampuran 2 jenis warna
dasar seperti oranye, hijau, ungu, merah muda, dan lain – lain. warna – warna yang mayoritas
berwarna cerah ini biasanya diterapkan pada produk mainan, aksesoris maupun pakaian untuk
anak – anak hingga dewasa. Warna – warna yang cenderung soft ini biasanya digunakan sebagai
karakter mainan atau pakaian dengan tema tertentu yang dapat menarik perhatian konsumen.

c. Warna Tersier
Warna tersier merupakan hasil dari penggabungan warna sekunder dengan 1 jenis warna
primer, seperti merah oranye, kuning emas, silver, merah bata, dan lain – lain. warna – warna tersier ini
memiliki sifat pemberi kesan yang kuat dan mayoritas sifat tersebut adalah sifat elegan, mahal,
eksklusif, dan lain - lain. Beberapa produk yang menggunakan warna tersier ini menerapkan warna
tersebut pada produk yang bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli barang tersebut
meskipun dengan harga yang mahal seperti cincin, jam tangan, kalung, alat elektronik, dan lain – lain.

VI. SOLUSI
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pemilihan warna pada suatu produk tidak dapat
detentukan serta merta hanya dengan keinginan desainernya saja, tetapi juga harus mempertimbangkan
tentang beberapa hal seperti berikut ini :
a. Fungsi / kegunaan
Fungsi dari suatu produk dapat dimunculkan melalui karakter warna pada produk tersebut.
Jika suatu produk tersebut berupa permainan, maka gunakan warna – warna sekunder yang
memberi kesan menyenangkan dan menghibur. Jika produk tersebut berupa alat bangunan,
peralatan dapur dan lain – lain maka gunakan warna yang tidak mencolok agar tidak menarik
perhatian anak – anak dan orang dewasa tetap nyaman menggunakannya.

b. Sifat material
Sifat dari material juga dapat dimunculkan melalui pemilihan warna yang tepat. Seperti warna
metallic yang digunakan untuk alat – alat rumah tangga agar memberi kesan kuat, awet, anti –
karat, dan sebagainya. Warna – warna pastel yang diterapkan pada mainan anak yang
materialnya plastik.

VII. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa warna memiliki peranan penting pada suatu produk, yang
berhubungan langsung melalui kontak mata manusia. Kesan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh
mata pertama kali adalah warna. Keberhasilan dalam memikat minat seorang konsumen ialah melalui mata.
Karena mata manusia telah diciptakan untuk merespon warna lebih cepat dibandingkan dengan huruf atau
bentuk dari suatu benda. Maka dari itu peranan desainer produk dalam menciptakan produknya juga
ditentukan melalui image warna yang mereka pilih dan terapkan pada produknya.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Wikipedia.com. Warna. Diakses pada tanggal 8 Desember 2015 pukul 18.30 wib dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Warna
Mangkoko. 2015. Mangkoko.com. Psikologi Warna Biarkan Warna Berbicara. Diakses pada tanggal 7
Desember 2015 pukul 14.05 wib dari http://mangkoko.com/ruang_baca/psikologi-warna-biarkan-warna-
berbicara
Si-pedia. 2014. Si-pedia.com. Psikologi Warna Arti Warna Dan Dampaknya. Diakses pada tanggal 7 Desember
2015 pukul 11.00 wib dari http://www.si-pedia.com/2014/12/psikologi-warna-arti-warna-dan-dampak-
nya.html
Sensiklo. 2014. Ensiklo.com. Makna Psikologi Warna. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 15.55 wib
dari http://ensiklo.com/2014/10/makna-psikologi-warna/

Swasty, Wirania. 2010. A-Z Warna Interior: Rumah Tinggal.. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai