Anda di halaman 1dari 4

Budidaya dan Pembibitan Jamur CV.

Volva Indonesia telah berasil


mengembangkan dan membudidayakan beberapa jenis jamur, diantaranya: jamur
tiram (tiram putih, abu-abu, kuning, cokelat), jamur merang, jamur kuping, jamur
ling zhi dan jamur shiitake. Berikut cara budidaya jamur:
a. Membudidayakan Jamur Merang
Jamur merupakan tanaman yang unik. Membutuhkan serangkaian proses
dan waktu beberapa minggu untuk menumbuhkannya. Ada beberapa tahap
yang harus dilakukan dalam budidaya jamur.
1. Membuat media tanam
Tidak seperti tanaman lain, jamur tidak memiliki kemampuan
menggunakan energi matahari karena tidak memiliki chlorophyll (zat hijau
daun). Jamur hidup dengan mengambil karbohidrat dan protein dari tempat
dimana dia tumbuh. Media tumbuh ini sering disebut dengan kompos.
Karena kompos merupakan sumber makanan jamur, menjadi hal penting
dalam membuat kompos yang sesuai untuk pertumbuhan dan
pembentukan jamur. Kompos terbuat dari jerami kering, bekatul (dedak)
dan kapur (CaCo3). Bahan-bahan ini kemudian dicampur dengan
ditambahkan air dan ditumpuk memanjang seperti kubus. Proses ini
disebut pengomposan. Melalui pengomposan, campuran bahan-bahan
organik ini akan di ubah menjadi media selektif yang sesuai untuk
pertumbuhan jamur merang. Selama proses ini suhu kompos dapat
mencapai 70ºC. Setelah 10 hari, kompos dipindahkan kedalam rumah
jamur ( kumbung jamur) untuk tahap pasteurisasi.
2. Pasteurisasi
Kompos ditempatkan pada rak-rak yang terdapat didalam rumah jamur.
Untuk proses pasteurisasi, uap air panas dimasukkan kedalam rumah
jamur hingga suhu didalam ruangan mencapai 58ºC. Suhu ini
dipertahankan selama 4 dan kemudian diturunkan secara bertahap hinga
48ºC. Proses Pasteurisasi bertujuan untuk mematikan organisme hidup
yang merugikan pertumbuhan jamur.
3. Penebaran benih jamur
Jamur berkembang biak dari partikel kecil yang disebut dengan sepora.
Spora-spora ini kemudian akan membentuk jaringan menyerupai jalinan
benang-benang halus yang disebut miselium. Benih jamur merang terbuat
dari jerami atau biji-bijian (gabah, jagung) yang telah diseterilkan dan
memasukkan (inokulasi) miselium jamur kedalamnya. Proses pembuatan
benih jamur ini dilakukan didalam laboraturium yang bersih dan seteril. Di
akhir proses pasteurisasi suhu kompos diturunkan hingga 36ºC. Benih
jamur kemudian ditebarkan merata diatas permukaan kompos merata.
4. Pertumbuhan jamur
Pertumbuhan jamur dimulai dengan tumbuhnya miselium putih, berbulu
halus dipermukaan kompos. Pada hari ke enam setelah penebaran bibit
mulai terlihat bulatan-bulatan kecil jamur atau sering disebut pinhead.
Dalam lima hari kedepan jamur sudah dapat di panen. Selama masa ini,
pengakabutan, suhu, kelembapan dan sirkulasi udara harus tetap terjaga
agar pertumbuhan miselium menjadi jamur dapat merata diseluruh
permukaan kompos.
5. Panen
Jamur dipanen dengan menggunakan tangan dengan cara dipetik satu
persatu. Masa panen ini akan berlangsung setiap hari selama 10 hari.
Untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya, pemanenan dilakuan pada
waktu pagi hari. Seluruh jamur segar berkualitas ini kemudian diolah oleh
“jeJamuran” menjadi hidangan yang lezat dan sehat. Dari tahap awal
hingga akhir, budidaya jamur merang membutuhkan waktu 32 hari.
b. Budidaya Jamur Tiram
1. Persiapan media Tidak seperti tanaman lain, jamur tidak memiliki
kemampuan menggunakan energi matahari karena tidak memiliki
klorofil (zat hijau daun). Jamur hidup dengan mengambil karbohidrat
dan protein dari tempat dimana dia tumbuh. Jamur tiram biasanya
dibudidayakan dalam bentuk baglog-baglog (media tumbuh yang
dibungkus dengan plastik). Media tumbuh ini terbuat dari serbuk kayu,
bekatul (dedak), kapur (CaCo3). Bahan bahan ini kemudian dicampur
dengan ditambahkan sedikit air. Campuran ini kemudian dikemas
dalam kantong-kantong plasik dan bagian mulut plastik diberi
sumbat/tutup (cincin paralon dan kapas). Baglog-baglog ini kemudian
disusun kedalam kranjang untuk proses seterillisasi.
2. Seterillisasi
Seterillisasi ini bertujuan untuk mematikan organisme hidup (termasuk
jamur liar) yang akan merugikan pertumbuhan jamur. Baglog-baglog
ini kemudian dimasukkan kedalam ruangan seterillisasi (tunel). Uap
panas kemudian dimasukkan kedalam tunel hingga mencapai suhu
100º C. Proses bertujuan untuk mematikan organisme hidup pada
media tanam.
3. Inokulasi
Jamur berkembang biak dari partikel kecil yang disebut dengan sepora.
Spora-spora ini kemudian akan membentuk jaringan menyerupai
jalinan benang-benang halus yang disebut miselium. Benih jamur
tiram terbuat dari media biji-bijian (gabah, jagung, cantel, dll) yang
telah diseterilkan dan memasukkan (inokulasi) miselium jamur
kedalamnya. Proses pembuatan benih jamur ini dilakukan didalam
laboraturium yang bersih dan seteril. Media tanam yang telah seteril
tersebut kemudian diberi benih jamur dengan cara inokulasi. Proses ini
dilakukan didalam ruangan yang bersih dan seteril untuk menghindari
masuknya jamur lain kedalam media tanam (baglog).
4. Inkubasi
Inkubasi adalah proses pertumbuhan miselium jamur pada media
tanam. Proses ini memerlukan waktu 25 hari hingga miselium tumbuh
merata diseluruh permukaan media tanam (full grown). Selama proses
ini media tanam ditempatkan pada tempat yang terhindar dari sinar
matahari langsung dan sejuk (28-30º C). Media tanam kemudian
dipindahkan kedalam ruamah jamur (kumbung). Media tanam ditata
dengan cara direbahkan dengan posisi penutup saling berlawanan di
setiap barisan. Baglog-baglog ini kemudian diberi sayatan/lubang pada
bagian bawah dan atas sebagai tempat keluarnya jamur.
5. Pemeliharaan
Untuk mendorong pertumbuhan jamur, kondisi suhu (26-28º C) dan
kelembapan (80- 90%) didalam rumah jamur harus disesuaikan dengan
kebutuhan jamur. Pengkabutan/penyiraman senantiasa dilakukan untuk
menjaga kelembapan didalam rumah jamur. Setelah lima hari akan
mulai muncul jamur dari bekas sayatan/ lubang pada baglog. Jamur
tiram umumnya tumbuh secara berkelompok.
6. Panen
Pemanenan hanya dilakukan pada jamur dewasa yang mempunyai
bentuk tudung mekar sempurna. Pemanenan dilakukan dengan
mencabut jamur dari media tanam (baglog). Masa panen ini akan
berlansung selama tiga bulan dengan tiga hingga empat kali panen.
Untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya, pemanenan dilakuan pada
waktu pagi hari. Seluruh jamur segar berkualitas ini kemudian diolah
oleh “jeJamuran” menjadi hidangan yang lezat dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai