Anda di halaman 1dari 2

Penanganan awal cedera kepala

a. Primary Survey

1. Airway (Cek Jalan Napas) : Lakukan dengan teknik “Lihat Dengar Rasakan” selama 5-10 detik
Waspadai masalah yang muncul seperti sumbatan jalan napas

2. Breathing (Cek Pernapasan): Hitung frekuensi napas, lihat pergerakan dada, berikan bantuan resusitasi jika
perlu. Resusitasi memberikan oksigen dengan kecepatan 10-12 liter/menit

3. Circulation (Cek Sirkulasi Nadi) : Identifikasi tingkat kesadaran, warna kulit dan frekuensi nadi

4. Disability: status Neurologis (Cek Kesadaran) : perhatikan diameter refleks cahaya pada pupil. Menilai
tingkat kesadaraan dengan metode AVPU

A: Alert : Pasien posisi sadar

V: Respon to Verbal : pasien dipanggil dan merespon

P: respon to pain : menjepit ujung jari jempol

U: Unrespon : pasien tidak merespon

b. Secondary Survey

1. Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Hati-hati saat pemeriksaan bagian kepala

2. Periksa apakah ada perdarahan dan fraktur (patah tulang)

3. Tekan daerah perdarahan dengan kain bersih, jangan lepaskan sampai perdarahan berhenti

4. Jangan beri makan dan minum

5. Pindahkan korban dengan posisi sejajar

Tatalaksana selanjutnya

- Dilakukan intubasi jika terdapat hipoksemia : dengan oksigen 100% selama 3-5 menit

- Pemeriksaan neurologi dilakukan berulang

- Diberikan cairan IV isotonik : seperti cairan ringer laktat 2 liter


Profilaksis kejang: (fenitoin) : 10-20 mg/kgBB kemudian 12 jam kemudian fenitoin
10-15mg/kgBB/hari

- Peningkatan tekanan intrakranial dan/atau herniasi yang mengancam diterapi dengan elevasi
kepala, intubasi dan hiperventilasi.

hiperventilasi bertujuan untuk menurunkan PO2darah sehingga men-cegah vasodilatasi pembuluh


darah. Selain itu suplai oksigen yang terjaga dapat membantu menekan metabolisme anaerob,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan asidosis.1

sumber : 1. Sabiston DC, Andrianto P, Ronardy DH. Buku Ajar Bedah.; 1994.

Anda mungkin juga menyukai