Anda di halaman 1dari 17

Makalah

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

DOSEN PEMBIMBING
RESA LIVIA NICA,S.KEP.,M.KES

DISUSUN OLEH:
DHEVI WIDYA RUSTANTI

NPM:205140040

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 1,
dengan tepat pada waktunya.Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjugan kita
Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, parasahabat dan pengikutnya yang senantiasa
bertasbih sepanjang masa.

Makalah ini berisikan tentang materi pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan
kesehatan,keperawatan sebagai suatu profesi dan Interprofessional education dan
collaboration.DiharapkanMakalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dar iawal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.Aamiin

Metro, 22 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BabI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelayanan keperawatan dalam sistem keperawatan........
B. Keperawatan sebagai suatu profesi..................................
C. Interprofessional education dan collaboration.................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban tugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan
penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional
dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu
dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat,
murah dan ramah.

B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2.Apa yang dimaksud dengan Sistem klien?
3.Apa saja tingkatan pelayanan kesehatan?
4.Bagaimana peran perawat professional?
5.Apa Standar praktik keperawatan professional?
6.Apa yang dimaksud dengan Interprofessional education dan collaboration?

C.Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 1.
2. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui Tingkatan pelayanan kesehatan.
4. Mengetahui peran perawat profesional.
5. Mengetahui Standar praktik keperawatan profesional.
6. Mengetahui Interprofessional education dan collaborati
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Jadi, sesuai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi
(pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat

1.Sistem Klien

Klien adalah orang yang memperoleh bantuan orang yang membeli sesuatu atau
memperoleh layanan.Namun pada fundamental keperawatan klien ialah orang yang mencari
pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang berarti bagi orang yang mencari
pelayanan kesehatan tersebut.

Dalam keperawatan yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri maupun keluarga
atau kerabatanya.jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman System Model juga bisa
dalam bentuk individu maupun kelompok.klien terdiri dari dua jenis yaitu individu sebagai
klien dan keluarga sebagai klien.Yaitu klien sebagai individu ialah seseorang yang
mendapatkan asuhan keperawatan.Klien sebagai keluarga bisa saja terjadi apabila seseorang
anggota dari keluarga tersebut mengalami suatu penyakit atau kelemahan pada tubuhnya
yang mengakibatkan ia tidak dapat memberikan keterangan secara jelas kepada
perawat.Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.Pasien atau penanggungnya
berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
2.Tingkat pelayanan kesehatan

Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada


masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu :
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh :
Kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalahmasyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit
tertentu. Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit.Contoh : Survey penyaringan kasus.
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yang memiliki potensi
kecacatan. Contoh : Perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi
lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, menncegah
kematian.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihan terhadap
kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi psikologis untuk
meningkatkan koping individu positif sehingga gairah hidup meningkat.
B.Keperawatan sebagai suatu profesi

Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat mengapa
keperawatan itu sebagai profesi.

1. Mempunyai Body Of Knowledge

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan


( nursing science ) yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial, perilaku ),ilmu
biomedik,ilmu kesehatan masyarakat,ilmu keperawatan dasar,ilmu keperawatan klinis
dan ilmu keperawatan komunitas.

2. Pendidikan Berbasis Keahlian Pada Jenjang Pendidikan Tinggi

Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan


mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai
dengan S3 akan dikembangkan.

3. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik Dalam


Bidang Profesi

Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan


Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral
dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap
tatanan pelayanan kesehatan.

Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan


pada kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika
keperawatan.

4. Memiliki Perhimpunan/Organisasi Profesi

Keperawatan harus memiliki organisasi profesi,organisasi profesi ini sangat


menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi
serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan
berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia. Saat ini di indonesia
memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan aggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan nama
internasional Council Of Nurse (ICN).

5. Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ,perawat profesional selalu menunjukkan


sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
3.Peran Perawat Profesional

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
    1.   Pemberi Asuhan Keperawatan
      Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi,
spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien
dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.

2.   Pembuat Keputusan Klinis     


      Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses
keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi
klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan
dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau
berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja
sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling
dan Ramos,1995).
3.   Pelindung dan Advokat Klien
     Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien
dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan.
Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki
alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan
peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara
hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya,
perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak
klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien

4.   Manager Kasus


Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim
kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang
memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat
kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan
keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey,
1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab
asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5.   Rehabilitator
     Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali
klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini,
perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal
mungkin dengan keadaan tersebut.
6.   Pemberi Kenyamanan
     Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada
manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan
dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki
perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat
membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan
emosi dan fisiknya.
7.   Komunikator
     Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan
profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan
yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan
tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam
memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8.   Penyuluh
     Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien
memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat
menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta
melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang
direncanakannya.
9.   Kolaborator
     Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
10.   Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.

4.Standar Praktik Keperawatan Professional

Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan harapan minimal dalam memberikan


asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.Standar praktik keperawatan juga merupakan
sebuah komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang
dilakukan oleh anggota profesi. Sehingga dapat melindungi perawat dan masyarakat dari
adanya malpraktik.

Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh,
akurat , singkat dan berkesinambungan.

Rasional

Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses keperawatan yang bertujuan
menetapkan data dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan untuk merumuskan
masalah klien dan rencana tindakan.

Kriteria Struktur

1. Metode pengumpulan data yang digunakan dapat menjamin :


a. Pengumpulan data yang sistematis dan lengkap.
b. Diperbaharuinya data dalam pencatatan yang ada.
c. Kemudahan memperoleh data.
d. Terjaganya kerahasiaan.

2.Tatanan praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang merupakan


bagian integral dari sistem pencatatan pengumpulan data klien

3.Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan. Singkat, menyeluruh, akurat dan


berkesinambungan.

4.Praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang menjadi bagian dari
sistem pencatatan kesehatan klien.

5.Ditatanan praktek tersedia sistem penyimpanan data yang dapat memungkinkan diperoleh
kembali bila diperlukan.

6.Tersedianya sarana dan lingkungan yang mendukung.


Kriteria Proses

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
mempelajari data penunjang ( pengumpulan data penunjang diperoleh dari hasil
pemeriksaan laboratorium dan uji diagnosis), serta mempelajari catatan lain.
2. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang terkait, tim kesehatan, rekam medis, serta
catatan lain.
3. Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
4. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi :
a. Status kesehatan klien saat ini
b. Status kesehatan klien masa lalu
c. Status biologis (Fisiologis)
d. Status psikologis (Pola koping)
e. Status social cultural
f. Status spiritual
g. Respon terhadap terapi
h. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
i. Resiko masalah potensial

Kriteria Hasil

1. Data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada.
2. Data yang dihasilkan akurat, terkini, dan relevan sesuai kebutuhan klien.

Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan.

Rasional

Diagnosis keperawatan sebagai dasar pengembangan rencana intervensi keperawatan dalam


rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan klien.

Kriteria Struktur

1. Tatanan praktek memberi kesempatan ; kepada teman sejawat, klien untuk melakukan
validasi diagnosis keperawatan.
2. Adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam
menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat.
3. Akses sumber-sumber dan program pengembangan profesional yang
terkait.
4. Adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien.

Kriteria Proses

1. Proses dianogsis terdiri dari analisis, & interpretasi data, identifikasi masalah klien dan
perumusan diagnosis keperawatan.
2. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), gejala/tanda (S)
atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE).
3. Bekerjasama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi
diagnosis keperawatan.
4. Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru.

Kriteria Hasil

1. Diagnosis keperawatan divalidasi oleh klien bila memungkinkan


2. Diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh teman sejawat sebagai diagnosis yang relevan
dan signifikan.
3. Diagnosis didokumentasikan untuk memudahkan perencanaan, implementasi, evaluasi dan
penelitian.

Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
meningkatkan kesehatan klien.

Rasional

Perencanaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan.

Kriteria Struktur, tatanan praktek menyediakan :

1. Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan.


2. Adanya mekanisme pencatatan, sehingga dapat dikomunikasikan.
Kriteria Proses
3. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan
keperawatan.
4. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
5. perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok dan masyarakat) sesuai
dengan kondisi atau kebutuhan klien.
6. Mendokumentasikan rencana keperawatan.

Kriteria Hasil

1. Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien


2. Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan.
3. Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapat.
4. Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.

Standar IV : Pelaksanaan Tindakan (implementasi)

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana


asuhan keperawatan

Rasional

Perawat mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang


telah ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan berpengaruh pada hasil
yang diharapkan.

Kriteria Struktur, tatanan praktek menyediakan :

1. Sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan.


2. Pola ketenagaan yang sesuai kebutuhan.
3. Ada mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan secara periodik.
4. Pembinaan dan peningkatan keterampilan klinis keperawatan.
5. Sistem Konsultasi keperawatan.

Kriteria Proses

1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


2. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien.
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
4. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan dibawah tanggungjawabnya.
5. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk mencapai tujuan
kesehatan.
6. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
7. Memberikan pendidikan pada klien & keluarga mengenai konsep & keterampilan asuhan
diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakannya.
8. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon
klien.

Kriteria Hasil

1. Terdokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien secara sistematik dan dengan
mudah diperoleh kembali.
2. Tindakan keperawatan dapat diterima klien.
3. Ada bukti-bukti yang terukur tentang pencapaian tujuan

Standar V : Evaluasi

Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam


pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan
perencanaan.

Rasional

Praktek keperawatan merupakan suatu proses dinamis yang mencakup berbagai perubahan
data, diagnosa atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Efektivitas asuhan
keperawatan tergantung pada pengkajian yang berulang-ulang.

Kriteria Struktur

1. Tatanan praktek menyediakan : sarana dan lingkungan yang mendukung


terlaksananya proses evaluasi.
2. Adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam penyempurnaan
perencanaan
3. Adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu perawat melakukan evaluasi
secara effektif dan mengembangkan alternatif perencanaan yang tepat.
Kriteria Proses

1. Menyusun rencanaan evaluasi hasil tindakan secara komprehensif, tepat waktu dan terus-
menerus.
2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan.
3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
4. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
6. Melakukan supervisi dan konsultasi klinik.

Kriteria Hasil

1. Diperolehnya hasil revisi data, diagnosis, rencana tindakan berdasarkan evaluasi.


2. Klien berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan.
3. Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan
4. Evaluasi tindakan terdokumentasikan sedemikian rupa yang menunjukan kontribusi
terhadap efektifitas tindakan keperawatan dan penelitian.

C.Interprofessional education dan Collaboration

Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu interprofessional collaboration
(IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.
Terkait hal itu maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini dengan melalui proses
pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan. Sebuah grand design
tentang pembentukan karakter kolaborasi dalam praktik sebuah bentuk pendidikan yaitu
interprofessional education (IPE) (WHO, 2010, Department of Human Resources for Health).
IPC merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
pasien yang didalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi,
ahli gizi, dan fisioterapi (Health Professional Education Quality (HPEQ), 2011).Sedangkan
IPE merupakan proses satu kelompok mahasiswa yang berhubungan dengan kes ehatan yang
memiliki latar belakang jurusan pendidikan yang berbeda melakukan pembelajaran bersama
dalam masa pendidikan dengan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang penting dengan
berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehablitatif (WHO, 2010, Department
of Human Resources for Health).Interprofessional Education mempunyai kekurangan, bahwa
dalam proses IPE berfluktuasi pada sekolah kedokteran dan kolaborasi tingkat budaya
terancam ketika kelompok berinteraksi dengan buruk. Hambatan IPE yang bersifat individual
yaitu tingkat perasaan terintimidasi oleh sekolah kedokteran. Pada proses IPE terdapat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Sistem Klien
Klien adalah orang yang memperoleh bantuan orang yang membeli sesuatu atau
memperoleh layanan.Namun pada fundamental keperawatan klien ialah orang yang
mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang berarti bagi orang
yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.

 Tingkat pelayanan kesehatan Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan


yang diberikan pada masyarakat
 Peran Perawat Profesional
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
 Standar Praktik Keperawatan Professional
Standar praktik keperawatan merupakan sebuah komitmen profesi keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi. Sehingga dapat
melindungi perawat dan masyarakat dari adanya malpraktik.

 Interprofessional education dan Collaboration adalah praktik kolaborasi antar profesi,


dimana melibatkan berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana
bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika
Dubois & Miley. 2005.PelayananKesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC
http://eprints.ums.ac.id/63283/4/BAB%20I.pdf

http://nizaraharja92.blogspot.com/2013/04/bab-i-pendahuluan-a.html

https://www.nerslicious.com/standar-praktik-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai