1. Banyak pandangan yang berkaitan dengan perjanjian, apa perbedaan antara perjanjian
tertulis dan tidak tertulis dan apa yang termasuk asas-asas dalam perjanjian ?
Jawab : Perjanjian lisan adalah perjanjian yang dibuat para pihak dengan kesepakatan
cukup secara lisan saja, sedangkan perjanjian tertulis dibuat dalam bentuk tertulis (kontrak)
baik berupa akta otentik atau akta dibawah tangan.
2. Apa yang anda ketahui tentang leasing dan apa keuntungan dan kekurangan terhadap
Lembaga tersebut ?
Jawab : Leasing adalah Sewa Guna Usaha (leasing) adalah segala kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal yang penggunaannya diserahkan
pada suatu perusahaan, melalui pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu.
Keuntungan Kekurangan
Pembiayaan Penuh Denda
Lebih Fleksibel Penyitaan
Sumber Pembiayaan Alternatif Penalti
Off Balance Sheet
Arus Dana
Proteksi Inflasi
Perlindungan Akibat Kemajuan
Teknologi
Sumber Pelunasan Kewajiban
3. Apa yang dimaksud dengan CSR, apa yang harus dilakukan perusahaan terhadap
kebijakan adanya CSR serta sanksi apa yang didapatkan apabila perusahaan tidak
mengeluarkan dana CSR.
Jawaban : CSR (Corporate Social Responsibility) adalah sebuah pertanggungjawabkan sosial
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan suatu manfaat kepada pihak yang ada di
dalam dan sekitar perusahaan dengan melakukan suatu program yang bermanfaat.
Setiap perusahaan wajib menyisihkan dana mereka untuk memenuhi tanggung
jawab sosial tersebut. Adapun besaran dana CSR, apabila merujuk pada peraturan UU PT
dan PP 47/2012, adalah tidak spesifik atau sesuai kebijakan perusahaan. Namun, di
Indonesia, besaran dana CSR yang lazim digunakan sebagai patokan adalah berkisar minimal
2% sampai 3% dari total keuntungan perusahaan dalam setahun.
Perusahaan yang tidak melaksanakan CSR dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Namun, ketentuan ini mengakibatkan pemberian sanksi
harus meninjau peraturan perundang-undangan terkait terlebih dahulu. Sehingga perlu
dilakukan analisis pengaturan sanksi CSR untuk memperoleh kepastian hukum dan
penegakkan hukum yang seharusnya. Sanksi tidak melaksanakan CSR hanya diatur tegas
dalam Pasal 34 UU Pasar Modal. Sanksi tersebut menyangkut sanksi administratif yang
harus dipatuhi apabila tidak melaksanakan CSR. Dari sini terlihat bahwa kurang jelasnya
regulasi di Indonesia mengenai CSR. Padahal pelaksanaan CSR penting sebagai komitmen
perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
4. Apa yang anda ketahui tentang arbitrase, sebutkan dan jelaskan macam-macam
penyelesaian yang ada dalam arbitrase?
Jawaban : Arbitrase adalah alternatif penyesalan sengketa di luar peradilan umum yang
dibantu oleh pihak ketiga sebagai penengah bersifat netral.
Macam – macam penyelesaian yang ada dalam arbitrase :
Arbitrase Institusional
Arbitrase jenis ini biasanya disebut juga arbitrase tetap, memiliki lembaga permanen yang
sengaja didirikan untuk menjadi lembaga permanen penyelesaian sengketa arbitrase, baik itu
dalam bingkai nasional maupun internasional.
Arbitrase Ad Hoc
Arbitrase Ad Hoc atau Voluntary Arbitration merupakan suatu arbitrase yang dibentuk
secara insidental (jika sengketa terjadi) untuk menyelesaikan sengketa tertentu dengan jangka
waktu tertentu. Kemudian apabila sengketa tersebut sudah diselesaikan, maka dengan
sendirinya arbitrase tersebut bubar atau membubarkan diri. Arbitrase jenis ini biasanya
digunakan oleh masyarakat hukum adat, sengketa perburuhan, dan ganti rugi.
5. Apa yang dimaksud dengan Jaminan Fidusia, jelaskan sejarah lahirnya jaminan Fidusia!
Serta berikan keuntungan adanya jaminan Fidusia.
Jawab : Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan bagi
pelunasan uang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima
fidusia terhadap kreditur lainnya.
Sejarah lahirnya jaminan fidusia :
Sebelum diundangkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 di Indonesia, seperti halnya di
Belanda, keberadaan fidusia di Indonesia diakui oleh yurisprudensia berdasarkan
keputusan Hooggerechtsh of (HGH) tanggal 18 Agustus 1932.
Pada waktu itu, karena sudah terbiasa dengan hukum adat, penyerahan secara consstitutum
possesorium sulit dibayangkan apalagi dimengerti dan dipahami oleh orang Indonesia.
Selanjutnya, fidusia telah mengalami perkembangan yang cukup berarti.
Keuntungan adanya jaminan fidusia yaitu sebagai lembaga jaminan dalam pemberian
kredit adalah sebagai saran pengaman dalam pemberian kredit apabila terjadi wanprestasi oleh
nasabah atau debitur atau apabila nasabah atau debitur tersebut tidak dapat salah satu
ketentuan yang diperjanjikan sesuai dengan wktu yang ditentukan.