Anda di halaman 1dari 13
BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT Menimbang Mengingat DI KABUPATEN WONOSOBO, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Pada Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Wonosobo; 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indinesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang 1 10. Pembentukan —Peraturan —Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indinesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398); . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); . Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178 ); Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); Menetapkan i. 12, 13. 14, 15. 16. 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213) ; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor ); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan minimal Bidang Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 68); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1339); Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2019 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 3); Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo (Berita Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2018 Nomor 28); Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, ‘Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo (Berita Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2019 Nomor 50); MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN WONOSOBO. BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Wonosobo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Wonosobo . 3. Bupati adalah Bupati Wonosobo. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. 6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 7. Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas yang selanjutnya disingkat UPTD Puskesmas adalah unit pelaksana teknis yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dari perangkat daerah yang menangani urusan kesehatan selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang. 8. Pelayanan Kesehatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah penyakit, mendiagnosa dan mengobati penyakit, memantau perkembangan penyakit, mencegah kecacatan dan merehabilitasi kesehatan pasien. 9. Pelayanan Kesehatan Dasar adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis dan/atau paramedis kepada semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas, Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling, Pos Kesehatan Desa, Posyandu dalam rangka pemeriksaan anamnesa, observasi, diagnosis sampai dengan pemberian obat per oral dengan atau tanpa obat injeksi serta tidak perlu tinggal di rawat inap. 10. Pelayanan Tindakan Khusus adalah pelayanan tingkat lanjutan yang diberikan oleh tenaga medis atau paramedis yang mendapat pelimpahan wewenang kepada pasien tertentu yang berkunjung ke Puskesmas, Puskesmas rawat inap, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling yang telah memperoleh pelayanan kesehatan dan karena penyakitnya memerlukan tindakan khusus atau tindakan lanjutan pengobatan. 11. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik atau kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur Puskesmas rawat inap. 12. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah dan/atau menanggulangi resiko kematian atau cacat. 13. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah spesifikasi teknis tentang tolak ukur layanan minimal yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat. 14. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat. 15. Mutu Pelayanan Kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada pelanggan Puskesmas (masyarakat) serta pihak lain, tata penyelenggaraannya sesuai standar yang telah ditetapkan. 16. Definisi Operasional adalah uraian yang dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat. 17. Sumber Data adalah sumber bahan nyata atau keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan 18. Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah Upaya Kesehatan yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. 19. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah Upaya kesehatan yang bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. 20. Upaya Penyediaan Data Kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas pengelola data untuk melakukan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data hasil kegiatan upaya keschatan perorangan, upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan faktor yang mempengaruhinya. BAB II JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR NILAI, BATAS WAKTU PENCAPAIAN DAN URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Bagian Kesatu Umum Pasal 2 Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan pencegahan, penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan serta upaya rujukan. Bagian Kedua Jenis Pelayanan, Indikator, Standar Nilai, dan Batas Waktu Pencapaian Pasal 3 (1) Standar Pelayanan Minimal BLUD UPTD Puskesmas harus memenuhi persyaratan : a. jenis pelayanan b. mutu pelayanan (2) Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. _pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama; b. pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama;dan c. penyediaan data kesehatan. (3) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi : pelayanan pendaftaran dan rekam medis; pelayanan rawat jalan; pelayanan rawat inap; pelayanan persalinan; pelayanan tindakan/gawat darurat; pelayanan laboratorium sederhana; pelayanan farmasi/obat; pelayanan mobil ambulan dan/atau puskesmas keliling sebagai ambulan;dan/atau i. pencegahan dan pengendalian infeksi. (4) Pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi: pelayanan promosi keschatan; pelayanan kesehatan lingkungan; pelayanan kesehatan keluarga; pelayanan gizi; peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit; perawatan kesehatan masyarakat; kesehatan sekolah; Kesehatan usia lanjut; kesehatan jiwa; pelayanan kesehatan pada bencana;dan/atau kesehatan gigi dan mulut. (5) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada setiap jenis pelayanan untuk Upaya Kesehatan Perorangan pada UPTD Puskesmas sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (6) Indikator, standar nilai, batas waktu pencapaian pada setiap jenis pelayanan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat pada UPTD Puskesmas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Il dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (7) Mutu pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu pelayanan yang diberikan oleh tenaga yang kompeten dan dilakukan sesuai dengan standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi. (8) Pelayanan yang diberikan oleh tenaga yang kompeten dan dilakukan dengan standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) yaitu pelayanan yang dilakukan oleh dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan baik UKP maupun UKM. pare aogp Korma me ap op (9} Definisi operasional dan rumus perhitungan indikator jenis pelayanan pada Upaya Kesehatan Perorangan, dan Upaya Kesehatan Masyarakat pada Puskesmas ditetapkan dengan keputusan Kepala Perangkat Daerah yang menangani urusan kesehatan. BAB II PELAKSANAAN Pasal 4 (1) Puskesmas yang menerapkan BLUD wajib melaksanakan pelayanan berdasarkan SPM dalam Peraturan Bupati ini, (2) Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai SPM yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini, (3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Puskesmas wajib melaporkan hasil capaian indikator SPM kepada Kepala Perangkat Daerah yang menangani urusan kesehatan, setiap periode waktu tri wulan, dan satu tahun. BAB IV PENERAPAN Pasal 5 (1) Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 menyusun rencana kerja dan anggaran, target, serta upaya dan melaksanakan peningkatan mutu pelayanan tahunan Puskesmas yang dipimpinnya berdasarkan SPM. (2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran. (3) Setiap pelaksanaan pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan yang menjadi tugas Kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mengacu pada SPM. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 6 (1) Pembinaan teknis Puskesmas yang menerapkan BLUD dilakukan oleh Kepala Perangkat Daerah yang menangani urusan keschatan. (2) Pembinaan keuangan Puskesmas yang menerapkan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. 7 (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berupa fasilitasi, pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan latihan atau bantuan teknis lainnya, antara lain: a. perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai SPM; b. penyusunan rencana pencapaian SPM dan penetapan target tahunan pencapaian SPM; ¢. penilaian prestasi kerja pencapaian SPM; d. penyusunan peraturan perundang-undangan untuk implementasi BLUD pada Puskesmas yang bersangkutan; . penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran; pelaksanaan anggaran; g. akuntansi dan pelaporan keuangan. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 7 (1) Pengawasan dilakukan oleh Perangkat Daerah yang menangani urusan kesehatan. (2) Selain pengawasan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah yang menangani urusan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh pengawas internal. (3) Pengawas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh internal auditor yang berkedudukan langsung dibawah Pemimpin BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2015 Nomor 19), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2017 Nomor 23), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Pasal 9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar semua orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Wonosobo. Diundangkan di Wonosobo pada tanggal 3/ Lexmbm 20lf SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WONOSOBO, ONE ANDANG WARDOYO BERITA DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2019 NOMOR 6/ aaa eueqiopag] | umpoyexoqey % OOL % OOL % O01 _% 001 % OOL % O01 uaujads rexnyiai uerpefey| eAuepe HPL, “S ueuedepog | 9 (emseq yes) yemnsep wexEpuL, % OOL % OO1 % OO % OOT % OOT % OO yemud uarsed eped aSvRiL Weeuesye|d “L ueuekepeg |S ueurpesrad ueuresiog % OO % 0OT % OOT % 001 % OOL % OOT euarey Nq! UeneUIsy wAUEpE YEPLL “9 ueuekelod |b deuy yemoy % OO % OOT % OOL % 001 % OOT % O01 ungef uorsed uerpefoy eXuepe xepLL “S ueuedepg| © % 06 % SB % 08 % SL % OL % 06 usysed uesenday “| (40S) mpasoig Teuorsesado ueper yemey % 08 % 08 % 08 % 08 % 08 % 08 _fepueyg depeyso} ueynyedoy “€ ueuekejag| 7 svpef Sued seursoyur uesyedepuow %001_ %S6 %06 %S8 %08 % 001 yeroies juaoueg pauuofuy wedexusjey “Z ompew ueuvdypd urexjar wep resojes YE[DI98 uref (yeduro ynjnd enp) uereyepueg %O01 %S6 %06 %SE YB % OO bt paw ureyos uersidued uedeyBuapy "t| _weuedeyog| 1 ¥E0e £200, 20 _ 120% 0z0z epeg Gone weuwkerd | 5 ‘unypy, uefedvouag BUBOUDy snip Z0Z — 0ZOZ NNHVL OSOSONOM NALVdNEV SVWSaNSNd Gidn vava NVONVYOUSd NVIVHASTY VAVdN YNINA NVNVAVTGd SINAP VdVd NVIVdVONGd ALAVM SVLVE ‘IVIIN AVONVLS “AOLVAIGNI 610% NOHVL 94 YOWON OMOSONOM ILVdNd NVANLVEGd | | NVAId V1 OWONNd, saya uvrepuositiad sua uep % OOT % 001 % OOT % 001 _% 00 % OOL UbyBUESyEIoUT JUS Cid V URCUNB BUI" “ZL ueypsaouad | OT | sue Tnqure,reseqos || Suny seursaysng /aenqure rqow % OOT % OO % 0OL % O01 % OOL % 001 suynqure ueeyyjaoay eAUTpeLIa] AePLL TL ueueseld | 6 a ‘upjsta aren] quedenp qepns wep wsypod uaised | % 001 % 0OL % 001 % OOT % OOT %OOT Sued upystur esrenjey_wased vnueg “OT uvuvdeped | 8 sussiait yeqo Jeqo/isvue % O01 % 0OT % 0OL, % OOT % OL % OOL uepoquied yeres uepefey eXuepe UPL 6 ueuedepad 2 Zz £202 ZZ0Z tzoz_ | 0c0z weuvcepod ~ a une, ueredvousg wuwoUdY oe ee spor | °N | yeperEASEW 1D ueqwawsad ueyey stud | %00I %00T %00I 001 | _ %00T yedepuow nung 11 vie uednseD | 8 cwouvseTad | | qepuris Tensag FeseC weap | %00t *00L 001 %001 %001 __ BISA wped UeyeYAsoy UBUAYEE UedNITVD | “1 | awpumig rensag, %O0T %00T %001 oor | %00T Baeg euy weyeqosoy weueAepag wednyxeD | *9 | sopunig rensag %00T %001 001 %00T Oot | NUP T neg Hheq UEyeYosoy UEURAEod UEdNyWD | “Ss | sepurys rensas %00T 00 %*O0L %001 001 uyesieg Ng] weyeYyasey UBUBAEg UEdNABD | “bp | — eee } — ‘esrenjay | aepueig rensag, ueTeYRsay %00T %00L 001 %00T %001 [wey] Nq] Ueyeyasoy ueURdejag uedNyBD | *E ueuedypag ueaunsgury urereyasoyt _ %001 %S6 06 08 OL yoYos UquIEf sassy UNdMTUD |Z ueuedejad ‘ueyeyasoy Isomorg %06 %88 yee | %e8 %08 yenag waduey, yeumy wedn>qeD | “T ene dead be0u | 8008. neot | _120e | One, oqosouom uayednqey sowsaysng vfieury JoexpUL | uvUUAETaG SHOP Laex ~___ ungey, denog uvredus yore], a $Z0Z — OZOZ NOHVL OPOSONOM N&LVINEAVA SVASAMSNd GLdN VAVd LVIVAVASVIN NVLVHASEY VAVdN WPAANDI AOLVSIGNI 610% NOHVL ge YOWON OSOSONOM ILVdNd NVANLWaad +I NVaIdWV1 epuryg rensag y10q (POO) Bap UENABUED 2x %001 001 %00T %00L %001 uvfuaq BuO uBWwYasey UBULAEIag UBNyLD | “ST | | a i . —aepavig renseg smn seqeia || %001 %001 %00T %00T %00T vaopuad weregasox, ueUEdeIad wedMAED | “bT | a awpueig Tensag rsu9Ltodi | %001 %00T 001 ‘001 %001 vaLopudd UEIeYasoy| UEUEAEIOg UEdN{D | “EL on HE aepunng renseg ynftrey emi proinas | %001 %~00L %00L %00L %001 ¥ISp eped UBIeYssay UBUeAKIad UEdNIED | ZT ‘uereptraiigg | | “Tepuejs rensas (uNYe} OE ~ GT) FPMPOLE uep ueyesaoudg %001 001 %00T ‘%00T ‘%00T ¥ISA eped UBVeYasoy| WeUBALIod WedMALS | “TT uouvsopad | (AIH = s7u14 fiovaiyfapoununuy uownyy) este ynqny, weYey, ae vdeq ue yearo[aW BUEA STUTA 1SOJUHAL OMISKT qpyadrag %00T ‘%00T %001 _%00T %00T weauag SuBIO UEVEYosoy UUEALIad UBdNABD | “OT uerepuatiad | AepUBIS Fenseg sISOTMIOGN, wep ueyedoouad % O01 % 00 % 0OT %00T 001 wanproy BuvIO UPIeYssay UBUEAEIag UEdNAED | “6 uenre oad | Pez £000. aan zoe ozoz ueueserag star | unyes denog wvreded 18081, _| oqosouom uayednqey seusaysng efroury sorerpUT

Anda mungkin juga menyukai