Sebagai salah satu bentuk kegiatan yang akan dilakukan BKKBN dalam upaya penurunan
kasus stunting adalah melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian
makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat
dalam bentuk kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas
(Kampung KB).
bahwa di Kampung KB sistem pengelolaan kegiatan terutama yang terkait dengan program
Bangga Kencana umumnya telah berjalan dengan baik. Adanya Kelompok Kerja (Pokja) dan
Kelompok Kegiatan (Pokgi) serta keberadaan kader BKB, BKR, BKL. UPPKS, dan PIK Remaja
menjadi jaminan bahwa DASHAT yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Apalagi
keterlibatan lintas sektor di Kampung KB cukup baik, ditambah dengan dukungan tokoh formal
DASHAT diperlukan keberadaannya karena saat ini di Indonesia setidaknya ada 8 juta balita
yang tidak dapat tumbuh secara optimal. Yang artinya 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami
stunting. Stunting sendiri disebabkan oleh faktor multi dimensi di antaranya: (1) Praktik
pengasuhan yang tidak baik, (2) Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante
Natal Care, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, (3) Kurangnya akses ke
Hasil yang diharapkan dengan keberadaan DASHAT selain terpenuhinya kebutuhan gizi anak
stunting, bumil/busui dan keluarga risiko stunting, juga diperolehnya pengetahuan dan
keterampilan penyiapan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal. Selain itu
kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan penanganan stunting yang
ada di tingkat desa dan sekitarnya dengan sasaran Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita serta
Catin yang menjadi bagian dari Keluarga Beresiko Stunting. Selain itu juga keluarga dan
Kegiatan DASHAT ini dirancang dalam tiga permodelan, yaitu, “model sosial, pemberdayaan
masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang sebagian besar
kegiatan berupa pemberian makan gratis kepada kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui
dan anak baduta,; Model Komersial yaitu pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan
makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi masyarakat umum dengan
metode penjualan dan penguatan KIE tentang makanan sehat. “Model Kombinasi yaitu
pemberdayaan masyarakat untuk menyediakan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang
diperuntukan bagi pemenuhan gizi kelompok sasaran serta masyarakat umum dengan metode
penjualan.
DASHAT Model sosial, cocok diterapkan pada Kampung KB dengan karakteristik kesejahteraan
masyarakat rendah, kasus stunting tinggi dan akses sumber pangan rendah. Sementara untuk
model komersial cocok untuk diterapkan pada Kampung KB dengan karakteristik kesejahteraan
masyarakat tinggi, kasus stunting rendah dan akses sumber pangan optimal. Sedangkan model
kombinasi antara sosial dan komersial adalah Kampung KB dengan karakteristik kesejahteraan
masyarakat baik, kasus stunting sedang dan akses sumber pangan berkembang.
Apapun model kegiatan DASHAT yang dipilih, yang tentu saja disesuaikan dengan kondisi
kasus stunting. Kegiatan DASHAT ini tentu akan melengkapi upaya yang telah demikian
beragam dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting melalui Intervensi Gizi
Spesifik yang ditujukan pada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) dan Intervensi
Gizi Sensitif yang ditujukan pada masyarakat umum dengan pelibatan lintas sektor dan mitra
kerja