Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arianto Maneku

NIM : 193052011

jurusan : Manajemen Dakwah

Rangkuman Beberapa poin dari Hasil Ujian Disertasi Judul: Harmoni dalam perbedaan Studi
Pola Interaksi Sosial Asosiatif Masyarakat Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Siarap
(Perspektif Komunikasi Atarbudaya

Para ahli komunikasi mereka berbeda pandangan secara umum komunikasi dalam budaya atau
realitas itu berbeda bentuk komunikasi yakni personal kelompok dan personal ke kelompok
bantuk komunikasi yg terjadi yaitu personal sekaligus antar kelompok namun kemudian dalam
komunikasi mereka takuti akan perbedaan namun itu tidak sering terjadi dan sejajar komunikasi
mereka namun antar personal masih ada tanggapan-tangapan terhadap sebagian kelompok
yang arogan secara historika.

Mereka menjalin hubungan harmonis dalam budaya bugis dan selama hidup tidak
selamanya di atas. tidak adanya konflik Sejauh mana relasi mereka di budaya bugis dalam -dalam
perbedaan jadi kedua kelompok ini sebenarnya muslim mayoritas tidak ada upaya dalam
mengubah di perpektis islam contoh dalam syirik tapi muslim coba merangkul mereka secara
damai. Sehingga terjadi relasi yang simetris dalam bentuk sama-sama memiiki jati diri sebagai
orang muslim

Dalam keharmonisan tidak selamanya dilihat dari keakraban tapi dari segi intesitas
komunikas mereka. Keharmonisan akan terjalin erat apabila banyak dominan-dominan tersebut
apalagi dalam bentuk banyaknya perbedaan. Karena jika hanya berpatokan pada keakraba
mereka itu tidak menjamin tidak adanya saling kesalah pahamanan. Tapi justru mereka mampu
saling memahami dan ketika dalam perspektif dakwah masih ada kejanggalan karena muslim
mengingkari janjinya dengan kelompok itu dengan justru malah membangun relasi yang baru.
Sehingga komunitas towani tolatang bingung maka dari itu mereka memilih hindu itu sendiri.

komunitas ini sebenarnya penganut aliran kepercayaan yang menyembah sesuatu yang tak
nampak, mereka biasa menyebutnya Dewata Sewae. Namun pada tahun 1966, pemerintah tidak
tidak menerima hal itu karena hanya mengakui lima agama, yakni Islam, Katolik, Protestan,
Hindu dan Budha. Akibatnya, pemerintah memberi tiga pilihan ke warga Tolotang, karena hanya
tiga agama yang menurut mereka dekat dengan kepercayaan Tolotang, yakni Islam, Kristen, dan
Hindu. “Komunitas kami harus memilih salah satunya. Pemerintah setempat menawarkan
agama Islam, Kristen, dan Hindu. Hasil kesepakatan, dipilihlah Hindu. Saat itu, kita resmi
beragama di bawah naungan Hindu. Namun adat istiadat sebagai komunitas Tolotang tetap
terjaga,” ujarnya Wa' Eja, dikutip di dokumen penelitian Kiprah Towani Tolotang di perpustakaan
Provinsi Sulsel. Sabtu  Aturan itulah yang akhirnya membuat komunitas Tolotang takluk. Mereka
akhirnya memilih sebagai ‘orang Hindu’.

Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan,” harus dicatat bahwa studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi
yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai