Anda di halaman 1dari 10

IDEOLOGI ISLAM DIASIA TENGGARA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam Asia Tenggara

Disusun oleh:

Arianto Maneku 193052011

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI

GORONTALO

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan rasa syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat
ALLAH Subhanahu Wata’ala, dzat yang Maha Agung, Maha Pengasih dan
Bijaksana atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir semester dengan judul “Ideologi Islam Diasia
Tenggara”. Salam dan shalawat tidak lupa penulis kirimkan kepada junjungan
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, yang mana segala tindakannya
menjadi tauladan untuk kita semua.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pegembagan media dan materi


pembelajaran matodologi penelitian dengan microsoft powerpoint untuk
mahasiswa manajemen dakwah semester 5 tahun ajaran 2021 di kampus iain
sultan amai gorontalo.Dalam penyusunan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, sekiranya ada masukan dan kritikan dari pembaca yang bersifat
membangun, maka penulis akan menerimanya dengan senang hati.

Gorontalo, 10 November 2021


Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang terbesar dan berpengaruh sepanjang zaman,
memiliki karakteristik sebagai ajaran yang menyeluruh dan rahmat untuk seluruh
alam (QS. 21: 107), tidak diperuntukan golongan tertentu. Islam juga dikenal
sebagai ajaran yang fleksibel, dapat menyesuaikan zaman dengan adanya ilmu
fiqh dan ushul fiqh yang berkaitan dengan ranah hukum. Begitupula Islam adalah
agama yang terjamin eksistensinya walau zaman sekarang islam menjadi bulan-
bulanan golongan yang tidak menyukainya. Islam juga menghormati kedudukan
argumentasi ilmiah teks kitab suci (naqli) dan juga akal (aqli), sehingga islam
dapat dikategorikan sebagai suatu ideologi keagamaan. Hasil dari pemahaman
ideologi inilah menimbulkan banyak pemikiran dan pergerakan Islam, khususnya
di Asia Tenggara.
Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan persebaran islam terbesar di
dunia memiliki karakteristik perkembangan ideologi dan gerakan islam yang
heterogen. Ragamnya aliran/mazhab Islam yang dibawa bangsa Arab membawa
dampak terhadap pemahaman keislaman masyarakat Asia Tenggara. Aliran
teologi/Mazhab Akidah yang dianut masyarakat muslim Asia Tenggara adalah :
Asy’ariyyah (aliran rasionalis yang tokohnya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari),
Salafiyyah Wahhabiyyah (aliran tekstualis yang tokohnya Imam Ahmad bin
Hanbal, Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab) , dan Syiah
Imamiyah/Itsna Asyariyyah (aliran teokrasi keagamaan dengan menokohkan Ali
bin Abi Thalib dan Ahli Baitnya). Aliran Yurisprudensi /Mazhab Fikih yang
dianut adalah : Syafi’iyah (konsep hukum yang memadukan teks dan konteks
dengan tokohnya Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i), Hanabilah (konsep
hukum yang mendahulukan teks daripada konteks) dengan tokohnya Imam
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal) dan metode tarjih dan non-mazhab (konsep
hukum yang mengkomparasi seluruh pendapat mazhab) yang diusung kalangan
modernis seperti Syekh Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad Abduh dan
Muhammad bin Nashiruddin Al-Albani.

3
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan


sebagai berikut: Bagaimanakah ideologi islam yang ada diasia tenggara

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ideologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ideologi adalah teori


dan tujuan yg dimiliki seseorang, atau konsep bersistem yg dijadikan sebagai
landasan pendapat yg memberikan arah dan tujuan hidup. Adapun gerakan,
didefinisikan sebagai perbuatan atau keadaan bergerak yang mencakup usaha
dalam masalah sosial dan politik. Desttut de Tracy sebagai pencetus teori les
ideologues menayatakan bahwa suatu ideologi didapatkan dari penalaran
rasional yang dapat menolak pemikiran metafisik (Science of idea), sehingga
dapat berpikiran rasional. Sedangkan Neil J. Smelser mencetuskan teori the
value added yang menyatakan bahwa suatu gerakan sosial didasari nilai sosial
dan fungsionalisme, yang dapat membuat gerakan tersebut eksis dan
berkembang di masyarakat.

B. Karakteristik Ideologi Islam diAsia Tenggara


Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan persebaran islam terbesar di dunia
memiliki karakteristik perkembangan ideologi dan gerakan islam yang heterogen.
Ragamnya aliran/mazhab Islam yang dibawa bangsa Arab membawa dampak
terhadap pemahaman keislaman masyarakat Asia Tenggara. Aliran teologi/Mazhab
Akidah yang dianut masyarakat muslim Asia Tenggara adalah : Asy’ariyyah (aliran
rasionalis yang tokohnya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari), Salafiyyah Wahhabiyyah
(aliran tekstualis yang tokohnya Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyyah dan
Muhammad bin Abdul Wahhab) , dan Syiah Imamiyah/Itsna Asyariyyah (aliran
teokrasi keagamaan dengan menokohkan Ali bin Abi Thalib dan Ahli Baitnya).
Aliran Yurisprudensi /Mazhab Fikih yang dianut adalah : Syafi’iyah (konsep hukum
yang memadukan teks dan konteks dengan tokohnya Imam Muhammad bin Idris
Asy-Syafi’i), Hanabilah (konsep hukum yang mendahulukan teks daripada konteks)
dengan tokohnya Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal) dan metode tarjih dan
non-mazhab (konsep hukum yang mengkomparasi seluruh pendapat mazhab) yang

5
diusung kalangan modernis seperti Syekh Muhammad Rasyid Ridha, Muhammad
Abduh dan Muhammad bin Nashiruddin Al-Albani.

Selain aliran teologi dan yurisprudensi yang berkembang, nyatanya ada juga
Aliran Teosofi Sinkretik /Mazhab Tasawuf & Tarekat yang dianut masyarakat
muslim Asia Tenggara. Untuk mazhab tasawuf, umumnya ada dua : Tasawuf Imam
Al-Ghazali (merupakan aliran makrifat dengan konsep pengenalan tuhan dengan hati
dan mensinkronkan dengan amalan) dan Tasawuf Imam Junaid Al-Baghdadi
(merupakan aliran syariat dengan tiga teori utama : Mitsaq, Fana dan Tauhid).
Sedangkan untuk mazhab tarekat, persebaran tarekat terbanyak ada di Asia Tenggara,
khususnya Indonesia diantaranya : Tarekat Naqsabandiyah, Syadziliyah, Qadiriyah,
Syattariyah, Sammaniyah, Alawiyah, Idrisiyah, dan Muhammadiyah (banyak tersebar
di Malaysia dan Singapura). Masing-masing tarekat dinisbatkan kepada pendirinya
dan memiliki amalan zikir, wirid dan doa khusus yang diajari mursyid (tokoh
pembimbing) dan harus diamalkan pengikutnya.

Ragamnya ideologi islam yang dianut masyarakat muslim di Asia Tenggara,


menghasilkan berbagai gerakan islam kontemporer. Setidaknya ada empat klasifikasi
pergerakan islam di Asia Tenggara, yaitu : gerakan konservatif, modernis,
fundamentalis dan liberalis. Diantara gerakan konservatif adalah Salafi Wahabi
(purifikasi ajaran islam dari Bid’ah, Takhayul, Khurafat / konservatif secara ajaran),
Jama’ah Tabligh (mempertahankan metode dakwah klasik/konservatif secara
metode), dan Nahdhatul Ulama (mempertahankan eksistensi ideologi dan tradisi
Aswaja yang dianut mayoritas muslim Nusantara/konservatif secara ajaran dan
tradisi).

Gerakan modernis juga berkembang ketika terjadinya kemunduran Islam


sejak abad ke-19. Gerakan ini memadukan konsep ideologi islam yang klasik dengan
penyesuaian metode dan tindakan dakwah yang relevan dengan zaman. Diantara
gerakan tersebut adalah Al-Ikhwan Al-Muslimun yang ditokohi Hasan Al-Banna dan
menjadi partai politk seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), modernisasi ala
Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dengan ideologi purifikasi Islam yang
mempengaruhi organisasi Muhammadiyah (Indonesia), Angkatan Belia Islam
Malaysia (ABIM), Jamiyah /All Malaya Muslim Missionary Society yang keduanya
(ABIM dan Jamiyah) perpaduan ideologi tasawuf dan keterbukaan dakwah ke seluruh
elemen masyarakat yang meliputi aspek pendidikan, sosial dan budaya.

6
Gerakan fundamentalis merupakan turunan dari ideologi konservatif yang
tidak menyukai pengaruh politik barat terhadap dunia islam. Ketika pergerakan islam
modernis tidak memuaskan sebagian pihak, maka gerakan fundamentalis
menggunakan cara yang lebih militan untuk mewujudkan ekspresinya. Diantara
gerakan yang terkenal di Asia Tenggara adalah : Jama’ah Islamiyah (JI) di Indonesia
yang berafiliasi kepada Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden, Al-Harakat Al-
Islamiyyah / Jama’ah Abu Sayyaf di Filipina yang berafiliasi kepada ISIS pimpinan
Abu Bakar Al-Baghdadi (keduanya bertujuan mendirikan negara Islam di kawasan
Asia Tenggara dengan cara yang militan, seperti Jama’ah Abu Sayyaf terbukti
melakukan aksi teror di Filipina) dan Hizbut Tahrir yang memiliki paham khilafah
sebagai reformasi keagamaan melalui jalur pemerintahan.

Gerakan fundamentalis yang dianggap membuat citra islam buruk di mata


masyarakat, membuat sebagian kalangan menginginkan Islam yang menyesuaikan
dengan akal dan tidak jumud terhadap perkembangan zaman. Kaum fundamentalis
yang cenderung tekstualis mengakibatkan tindakan-tindakannya tidak sesuai dengan
ajaran islam yang sebenarnya. Lalu, muncullah gerakan yang mengutamakan
kebebasan berpendapat dengan akal terhadap teks suci (naqli) dengan dasar paham
relativisme yang dinamai liberalisme. Di Indonesia gerakan ini sudah membentuk
suatu organisasi yang bernama Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan tokohnya Ulil
Abshar Abdalla, Abdul Muqsith Ghozali, Luthfi Asysyaukanie dan lain-lainnya.

Setelah pemaparan global dan singkat terkait ideologi dan gerakan islam
kontemporer di Asia Tenggara, dapat dirinci bagaimana persebarannya pada
masyarakat muslim di Asia Tenggara. Umumnya, kawasan Asia Tenggara
mendapatkan ajaran islam dari pedagang dan tokoh agama Mekkah dan Hadhramaut
yang bermazhab asy’ariyyah dalam akidah, syafi’iyyah dalam fikih, dan tasawuf al-
ghazali. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa manuskrip sejarah yang menceritakan
dakwah islam dan buku-buku yang tersebar, seperti Aqidatul Awwam dan Ummul
Barahin yang mengajarkan sifat wajib dan mustahil bagi Allah dalam akidah
asy’ariyyah. Begitupula dalam praktek fikih syafiiyah, masyarakat muslim Asia
Tenggara dikenal dengan Maulid Nabi, Tahlilan, Yasinan, Qunut Subuh, Zikir
berjamaah, dan lainnya. Kajian tasawuf yang berasal dari Kitab Ihya Ulumuddin
karya Imam Al-Ghazali juga menjadi perhatian besar masyarakat muslim Asia
Tenggara. Seiring perkembangan zaman, berkembanglah mazhab-mazhab baru
seperti Salafi Wahabi dan Syiah  dalam akidah, Hanabilah dalam fikih, pemahaman

7
anti tasawuf dan tarekat yang berasal dari situasi politik, sosial dan keagamaan di
Timur Tengah kala itu. Begitupula dengan pergerakan islam yang ada di Asia
Tenggara merupakan imbas dari gerakan yang sudah ada di Timur Tengah dan
tergantung keadaan situasi setempat. Jiklau negara-negara yang kondusif seperti
Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura lebih banyak perkembangan
gerakan konservatif, modernis dan liberalis. Adapun negara-negara konflik seperti
Filipina dan Thailand Selatan sebagian mereka terpengaruh gerakan fundamentalis.
Keragaman ideologi dan gerakan islam ini seharusnya membuat kita bijak dan
objektif dalam menilai, sehingga tidak sembarangan dalam memberi label tertentu
kepada suatu golongan tanpa bukti dan argumentasi ilmiah.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ideologi dan gerakan islam kontemporer di Asia Tenggara, dapat dirinci
bagaimana persebarannya pada masyarakat muslim di Asia Tenggara. Umumnya,
kawasan Asia Tenggara mendapatkan ajaran islam dari pedagang dan tokoh agama
Mekkah dan Hadhramaut yang bermazhab asy’ariyyah dalam akidah, syafi’iyyah dalam
fikih, dan tasawuf al-ghazali. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa manuskrip sejarah
yang menceritakan dakwah islam dan buku-buku yang tersebar, seperti Aqidatul Awwam
dan Ummul Barahin yang mengajarkan sifat wajib dan mustahil bagi Allah dalam akidah
asy’ariyyah. Begitupula dalam praktek fikih syafiiyah, masyarakat muslim Asia Tenggara
dikenal dengan Maulid Nabi, Tahlilan, Yasinan, Qunut Subuh, Zikir berjamaah, dan
lainnya. Kajian tasawuf yang berasal dari Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali
juga menjadi perhatian besar masyarakat muslim Asia Tenggara. Seiring perkembangan
zaman, berkembanglah mazhab-mazhab baru seperti Salafi Wahabi dan Syiah  dalam
akidah, Hanabilah dalam fikih, pemahaman anti tasawuf dan tarekat yang berasal dari
situasi politik, sosial dan keagamaan di Timur Tengah kala itu. Begitupula dengan
pergerakan islam yang ada di Asia Tenggara merupakan imbas dari gerakan yang sudah
ada di Timur Tengah dan tergantung keadaan situasi setempat. Jiklau negara-negara yang
kondusif seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura lebih banyak
perkembangan gerakan konservatif, modernis dan liberalis. Adapun negara-negara
konflik seperti Filipina dan Thailand Selatan sebagian mereka terpengaruh gerakan
fundamentalis. Keragaman ideologi dan gerakan islam ini seharusnya membuat kita bijak
dan objektif dalam menilai, sehingga tidak sembarangan dalam memberi label tertentu
kepada suatu golongan tanpa bukti dan argumentasi ilmiah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Umat Islam Di Nusantara: Sejarah dan
Perkembangannya Hingga Abad Ke-19, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1990.
Ahmad &brahim, Islam di Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES Indonesia, 1989
Ashani, Sholahuddin. Raja, Perkasa Alam Harahap. Maulani. Trilogi Pemikiran Tasawuf
Imam Junaid Al-Baghdadi. UIN Sumut : Jurnal UINSGD, 2021.
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan
XVIII, Jakarta: Kencana, 2005.
HD, Kaelany. Islam Agama Universal Edisi Revisi. Jakarta : Midada Pres, 2011.
Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru : Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Riau, 2014.
John L. Esposito (ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. 3
New
York: Oxford University, 1995.
Kenneth Perry Landon, Southeast Asia: Cross-roads of Religion, Chicago: University of.
Chicago Press, 1949

10

Anda mungkin juga menyukai