A. Pengertian Penilaian Autentik penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar- benar dikuasai.
penilaian autentik memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Penilaian dilakukan dengan mengumpulkan bukti- bukti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik; 2. Penilaian dilakukan dengan menggunakan banyak teknik yang mampu menunjukkan hasil belajar siswa. 3. Penilaian dilakukan terhadap seluruh aspek peserta Konsep (Beberapa istilah 1 dan definisi) di KB didik, terutama kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan nyata di sekitarnya 4. Penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari masukan, proses dan keluaran yang mengukur hasil belajar peserta didik 42 meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
B. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik
Mengacu pada Kurikulum 2013, ada beberapa teknik penilaian hasil belajar yang dapat digunakan berdasarkan kompetensi intinya, dari mulai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk penilaian otentik berdasarkan kompetensi inti (KI-1 sampai KI-4) 1. Kompetensi Sikap Dalam kurikulum 2013, ada dua kompetensi sikap yang harus dikembangkan, yaitu sikap spiritualitas atau religiusitas sebagai Kompetensi Inti pertama (KI-1) dan sikap sosial sebagai Kompetensi Inti kedua (KI-2). Ada tujuh sikap sosial yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013, yaitu : jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, toleransi, percaya diri, dan gotong royong. Untuk menilai sikap, ada empat bentuk penilaian yang dapat digunakan dan semuanya bersifat non tes, yaitu: - Observasi - Penilaian diri - Penilaian antar Peserta - Jurnal 2. Kompetensi Pengetahuan (KI-3) Kompetensi inti ke-3 yang harus dikembangkan oleh guru adalah kompetensi pengetahuan peserta didik. Untuk menilai hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan ini, ada beberapa teknik penilaian yang dapat digunakan, yaitu tes tulis, tes lisan dan tes penugasan. Penjelasan mengenai tes lisan dan tes tulisan sudah dibahas pada KB-1, khusus pada KB-2 ini akan dibahas bagian dari tes tertulis dalam bentuk multiple choice dengan tingkat kognitif yang menuntut higher order thinking skills (HOTS).
3. Kompetensi Keterampilan (KI-4)
Kompetensi inti ke-4 yang harus dikembangkan oleh guru adalah kompetensi keterampilan. Ada beberapa Teknik penilaian kompetensi keterampilan yang dapat dilakukan, yaitu - Tes Praktik - Projec - Penilaian Portofolio
C. Penilaian Berorientasi HOTS
1. Pengertian HOTS Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak hanya sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite).
2. Karakteristik Soal HOTS
- Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi - Berbasis masalah kontekstual - Proses penilaiannya dapat pula terintegrasi dengan proses pembelajaran dan bersifat on going - Menggunakan bentuk soal yang beragam
D. Penyusunan Instrumen Penilaian
1. Penilaian Kognitif Penilaian Kognitif Dalam penulisan soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang 50 diharapkan.
2. Penilaian Sikap (Afektf)
Sikap adalah perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Menurut Likert, ada lima skala sikap dari yang paling positif sampai yang paling negatif, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Selanjutnya dari skala Likert ini dapat digunakan skala frekuensi atau skala penilaian tergantung indikator sikapnya dan skalanya bisa juga hanya empat opsi.