Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia, telah banyak penelitian yang mendalami pengaruh infrastruktur
terhadap perekonomian dengan hasil yang bervariasi. Sibrani (2002) menemukan
bahwa infrastruktur, dalam hal ini listrik dan pendidikan, memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan pada pendapatan per kapita masyarakat Indonesia,
sedangkan variabel jalan dan telepon tidak signifikan. Kebijakan pembangunan
infratsruktur yang terpusat di Jawa dan Indonesia bagian barat menimbulkan
disparitas pendapatan per kapita masing-masing daerah di Indonesia. Lebih lanjut,
Yanuar (2006) dengan menggunakan data panel 26 provinsi menunjukkan bahwa
modal fisik, infrastruktur jalan, telepon, kesehatan, dan pendidikan memberikan
pengaruh positif pada output perekonomian. Sementara itu, Prasetyo (2008)
menyimpulkan bahwa listrik, panjang jalan, stok modal, dan otoritas daerah
berpengaruh postif terhadap pembangunan ekonomi Indonesia Barat, sementara
variabel air bersih tidak signifikan. Penelitian oleh Prasetyo dan Firdaus (2009)
menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesa dipengaruhi oleh
ketersediaan infrastruktur, di antaranya elektrifikasi, jalan beraspal, dan air bersih.

Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari alokasi


pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif
pembangunan nasional dan daerah. Secara ekonomi makro ketersediaan dari jasa
pelayanan infrastruktur mempengaruhi marginal productivity of private capital,
sedangkan dalam konteks ekonomi mikro, ketersediaan jasa pelayanan
infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi (Kwik Kian Gie
dalam Haris, 2002). Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan
kualitas dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi,
peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta
peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilitas makro ekonomi, yaitu
keberlanjutan fisikal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap
pasar tenaga kerja.
Begitu banyak dan besarnya peran infrastruktur sehingga dalam sebuah studi yang
dilakukan di Amerika Serikat (Aschauer, 1989 dan Munnel, 1990 dalam Haris)
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi infrastruktur terhadap
pertumbuhan ekonomi, adalah sebesar 60% (Suyono Dikun dalam Haris, 2003).
Bahkan studi dari World Bank (1994) disebutkan elastisitas PDB (Produk
Domestik Bruto) terhadap infrastruktur di suatu negara adalah antara 0,07 sampai
dengan 0,44. Hal ini berarti dengan kenaikan 1 (satu) persen saja ketersediaan
infrastruktur akan menyebabkan pertumbuhan PDM sebesar 7% sampai dengan
44%, variasi angka yang cukup signifikan. Secara empiris jelas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembangunan infrastruktur berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan ekonomi (secara makro dan mikro) serta perkembangan suatu
negara atau wilayah.

Infrastruktur di setiap negara merupakan hal yang sangat penting guna


meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Indonesia, sebagai contoh:
tersedianya jalan-jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu
berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegaiatan bisnis atau usaha di suatu
wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakain baiknya ketersdiaan
infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. Begitu pula jenis-
jenis infrastruktur lain seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api,
infrastruktur tenaga listrik, penyediaan air minum, infrastruktur persampahan, dan
juga infrastruktur telekomunikasi.

Pada penelitian ini, peneliti dibagi menjadi 10 kelompok besar guna mengcover
10 aspek Infrastruktur di kawasan CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) Kota
Makassar, 10 aspek Infrastruktur tersebut terdiri dari:

1. Transportasi, 6. Energi,
2. Air Bersih, 7. Ruang Terbuka Hijau,
3. Telekomunikasi, 8. Listrik,
4. Drainase, 9. Sanitasi, dan
5. Persampahan, 10. Air Limbah
Pada penelitian ini, peniliti akan melakukan analisis terhadap perhitungan
kebutuhan masing-masing aspek infrastruktur tahun 2015-2035 berdasarkan aspek
jumlah penduduk di kawasan CBD (Central Business District) dan aspek-aspek
lainnya. Oleh karenanya, peneliti akan mengumpulkan data seperti jumlah
penduduk, jumlah pelanggan PDAM dan PLN, serta data lainnya yang berkaitan
dengan aspek-aspek ke-10 infrastruktur tersebut di masing-masing instansi yang
akan dikunjungi oleh peneliti. Adapun judul tugas dari Mata Kuliah Perencanaan
Infrastruktur Wilayah dan Kota ini adalah “Analisis Kebutuhan Infrastruktur di
Kawasan Central Business District Kota Makassar Tahun 2015-2035”.

B. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari ke-10 aspek infrastruktur
tersebut terutama di Kota Makassar, terkhusus di kawasan CBD (Central
Business District) Kota Makassar?
2. Apakah di Kota Makassar, terkhusus di kawasan CBD (Central Business
District) Kota Makassar ke-10 aspek infrastruktur tersebut telah memenuhi
standar NSPM (Norma Standar Pelayanan Minimum)?
3. Bagaimanakah konsep perencanaan yang ideal dari ke-10 aspek infrastruktur
tersebut terutama bagi Kota Makassar, terkhusus di kawasan CBD (Central
Business District) Kota Makassar?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari ke-10 aspek infras-
truktur tersebut terutama di Kota Makassar terkhusus di kawasan CBD
(Central Business District) Kota Makassar.
2. Untuk mengetahui apakah di Kota Makassar, terkhusus di kawasan CBD
(Central Business District) Kota Makassar ke-10 aspek infrastruktur tersebut
telah memenuhi standar NSPM (Norma Standar Pelayanan Minimum).
3. Untuk mengetahui konsep perencanaan yang seperti apa? atau yang ideal dari
ke-10 aspek infrastruktur tersebut guna diterapkan di Kota Makassar,
terkhusus di kawasan CBD (Central Business District) Kota Makassar.
D. MANFAAT PENELITIAN
Studi/ Kunjungan ke Instansi-instansi ini diharapkan dapat menjadi tambahan
referensi serta memperkaya pengetahuan peneliti tentang ke-10 aspek Infrastruk-
tur yang dijadikan studi kasus. Diharapkan pula kunjungan ke Instansi-instansi ini
dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang.

E. JADWAL KUNJUNGAN
Penelitian akan dilakukan pada tanggal 10 Oktober – 17 Oktober 2016. Adapun
instansi yang akan dikunjungi oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, Balai Monitor Spektrum
Frekuenzi Radio Kelas II Makassar
2. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar
3. PT. Telkom Indonesia
4. PDAM Kota Makassar
5. Dinas PU Kota Makassar
6. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar
7. Kantor Pusat PLN Kota Makassar
8. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Met. Kelas II
Maritim Paotere Makassar Balai Besar Wilayah IV-Makassar.
9. Dinas Perhubungan Kota Makassar

DAFTAR NAMA PENELITI


NO NIM NAMA KELOMPOK
1 D521 13 023 Jihan Jalamaluddin
2 D521 13 016 Hendra Triantoro
3 D521 13 008 Erwin Bahar
4 D521 15 315 Brily Gunawan RUANG TERBUKA HI-
5 D521 15 314 Dewa Muh. Fatwa Japari JAU
6 D521 15 305 Dimas Agung Prayitno
7 D521 15 021 Ratih Puspitasari
8 D521 15 509 Sahra Ainun
9 D521 15 014 Andi Afif DhiaulhaqAzhari
10 D521 15 312 M. Alif Pratama Putra A.M
11 D521 15 307 Muhammad Ainun Fikri
12 D521 15 301 Muhammad Fadel
SANITASI
13 D521 15 005 Muh. Reza Prajana
14 D521 13 322 Wiryanto Biringkanae
15 D521 13 324 Galang Langit Persada
16 D521 13 309 Arthur Koding
17 D521 13 316 Yoga Pratama
18 D521 13 019 Putri Permatasari
19 D521 15 307 Masyita Amani D
20 D521 15 508 Muhammad Irfan
PERSAMPAHAN
21 D521 15 311 Abdul Wahid Fahkar
22 D521 15 318 Qodrat Ashari
23 D521 15 003 A Nada Zahirah
24 D521 15 008 Nurfadila
25 D521 15 506 Muhammad Fajar Z.R.
26 D521 15 511 Tri Ambarwati
TRANSPORTASI
27 D521 15 009 Desti Rahayu Lataena
28 D521 15 007 Asmaul Husna
29 D521 15 001 Tysa Prilya Wensi
30 D521 15 302 Saskia Pratiwi
TRANSPORTASI
31 D521 13 020 Muhammad Adhim
32 D521 13 010 Nur Fitriani
33 D521 15 004 Rizdha Adzidzah Fadhlilah
34 D521 15 020 Muhammad Fidaus
35 D521 15 023 Desi Tri Anita Sari
36 D521 15 029 Muhammad Syafi’i
DRAINASE
37 D521 15 304 Rahmatullah Hasan
38 D521 15 502 Angelia Khairunnisa
39 D521 13 319 Fredy Andi Lolo
40 D521 13 013 Rudi Andri Wahyudi
41 D521 13 506 Ade Darmadi
42 D521 13 022 Wisnayanti
43 D521 15 017 Muh. Imam Fidaus A
44 D521 15 507 Musdalifah
AIR BERSIH
45 D521 15 510 Risky Ayun Amaliah
46 D521 15 025 Miftahunnisa Rusli
47 D521 15 011 Misra
48 D521 15 016 Nur Wajehi
49 D521 15 303 Iqbal Kamaruddin
50 D521 15 310 Ramdan Pano
51 D521 12 106 Elsyas Sandy
51 D521 13 301 Githa Stacy Tobigo AIR LIMBAH
52 D521 15 701 Asriani
53 D521 15 006 Nurul Pratiwi
55 D521 15 010 Mega Indah Lestari
56 D521 15 501 Ichsan Caesar Pratama
57 D521 15 306 Megawati Viska H. LISTRIK
58 D521 15 502 Tazkiyah Batara Maya
59 D521 15 50 Muh. Albab Gunawan
60 D521 15 028 Moch. Arief Fatchurrochman
61 D521 13 304 Andi Arlyn Avila
62 D521 13 014 Hariadi
63 D521 15 013 Aspar
64 D521 15 002 Muhammad Khoiril
65 D521 15 024 Andi Gusti Bangsawan
66 D521 13 506 Alim Giasi TELEKOMUNIKASI
67 D521 10 257 Muh.Mardiyanshar N
68 D521 15 015 Yola Amalia Ayuningsih
69 D521 15 012 Nurul Afika As’ad
70 D521 15 503 Muh. Fadhlan Sindangan
71 D521 15 309 Rodrick Kristian turi
72 D521 15 019 Mursaling
73 D521 13 028 Emha Sofyan Purnama Putra ENERGI
74 D52115026 Asrarudin
75 D521 13 311 Chandra Yunus
76 D521 15 018 Khairullah
77 D521 13 004 Murzamil
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN (AIR BERSIH)


A. LATAR BELAKANG
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting
bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan
umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air
merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup
dan kehidupan makhluk hidup lainnya. (Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun
2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air)

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi maka


persoalan yang terkait dengan air atau sumber daya air telah terus berlangsung.
Ketersediaan air cenderung menurun namun dilain pihak kebutuhan akan air
semakin meningkat (Kodoatie dalam Ismail dkk, 2005). Kekurangan air bersih
akan berpengaruh pada kualitas hidup, terutama dalam hal sanitasi dan kesehatan.

Air bersih merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Masyarakat di Kota


Makassar menaruh harapan besar kepada pemerintah melalui PDAM untuk
memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Tetapi kenyataan yang dihadapi masyarakat
Kota Makassar, sebagian besar PDAM belum mampu memenuhi kebutuhan air
bersih masyarakat baik ditinjau dari aspek kuantitas terutama distribusi air pada
saat pemakaian bersamaan (jam puncak) maupun kualitas air yang didistribusikan.

Kebutuhan air bersih ini akan selalu meningkat, seiring dengan perkembangan
penduduk yang sangat pesat di Kota Makassar khususnya pada kawasan pusat
kota (Central Business District), dimana pada kawasan pusat kota terdapat pusat
perbelanjaan, perkantoran, pariwisata, perumahan, dan sebagainya. Sehingga,
penyediaan air bersih pada pusat kota (Central Business District) di Kota
Makassar harus dilakukan secara maksimal. Perhitungan kebutuhan infrastruktur
dalam penggunaan air bersih untuk berbagai aktifitas pada pusat kota harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa
kini dan masa depan.
Kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat Kota Makassar. Oleh
karena itu, optimalisasi pelayanan air bersih harus selalu diupayakan untuk
dicapai seiring dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial
ekonomi masyarakat yang dilayani. Untuk pembangunan infrastruktur di bidang
air bersih khususnya Sitem Pengolahan Air Bersih (SPAM) perlu dilakukan dalam
upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. (PP No. 16 Tahun 2005)

Tingginya permintaan akan pelayanan air bersih di Kota Makassar, sepenuhnya


belum tertangani dengan optimal, bagi segi pelayanan yang ada maupun kapasitas
produksi yang tersalurkan sampai ke konsumen. Kuantitas air yang dialirkan oleh
Instalasi Penjernihan Air (IPA) Panaikang ke Kecamatan Tamalanrea masih
memerlukan pasokan air bersih tambahan sekitar 30,01 liter/detik. Permasalahan
yang terjadi adalah ketersediaan air baku di Sungai Lekopancing yang berkurang
pada musim kemarau dari kurang lebih 30,90 m 3/s menjadi 0,986 m3/s (Silabab
dalam Imam, 2005). Begitu pula dengan IPA Antang belum memberikan
pelayanan yang optimal dan merata kepada semua pelanggan. Hal ini disebabkan
faktor kendala yang berupa tingkat kehilangan air yang cukup tinggi, yaitu
57,68% dan sistem jaringan pipa yang sudah tidak memadai dengan wilayah
pelayanan. (Nasir dalam Imam, 2005)

B. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana ketersediaan, kuantitaa, kualitas, dan kontinuitas infrastruktur air
bersih di kawasan Central Bussines District Kota Makassar?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting infrastruktur air bersih di kawasan Pusat
Kota Tua Makassar.
2. Bagaimana ketersediaan infrastruktur air bersih di kawasan Pusat Kota Tua
Makassar.
BAB I PENDAHULUAN (AIR LIMBAH)

A. LATAR BELAKANG
Infrastruktur memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Melalui pendekatan pembangunan yang
berkeadilan dan berkelanjutan, infrastruktur permukiman (bidang cipta karya)
diarahkan bagi keberpihakan pada masyarakat miskin (pro-poor), penciptaan
lapangan pekerjaan (pro-job), dan peningkatan pertumbuhan (progrowth) serta
merespon isu perubahan iklim (pro-green).

Infrastruktur, menurut American Public Works Association (Stone,1974 dalam


Kodoatie, R.J.,2005) adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau
dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.
Berdasarkan pengertian infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan
sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam
lingkup sosial dan ekonomi.

Air limbah yang tidak diolah dengan benar sebelum dibuang ke badan air
penerima akan mengakibatkan pencemaran. Adapun dampak pencemaran limbah
akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, lingkungan, sosial, maupun
ekonomi.

Permasalahan limbah menjadi salah satu faktor pemicu yang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan Kota Makassar, yang seharusnya mengimbangi
pertumbuhan dan perkembangan penduduknya. Dalam hal ini, infrastruktur
pengolahan limbah merupakan hal yang membutuhkan perhatian khusus,
mengingat perannya yang sangat penting dalam mengendalikan stabilitas
lingkungan dan mencegah terjadinya degradasi atau bahkan kerusakan lingkungan
perkotaan, yang dimana kerusakan lingkungan akibat permasalahan limbah akan
menimbulkan berbagai permasalahan pelik seperti permasalahan kesehatan, sosial,
bahkan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pada sub bab sebelumnya, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah sistem infrastruktur limbah yang ideal, menurut NSPM yang
berlaku di Indonesia?
2. Bagaimanakah kondisi eksisting infrastruktur air limbah Kota Makassar,
khususnya pada Kawasan Industri Makassar?
3. Bagaimanakah konsep perencanaan infrastruktur air limbah di Kawasan
Industri Makassar agar sesuai dengan NSPM yang berlaku?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui infrastruktur air limbah yang sesuai dengan NSPM yang
berlaku di Indonesia dan Infrastruktur limbah di kota-kota maju yang telah
berhasil mengolah limbahnya dengan baik.
2. Menjawab isu-isu seputar infrastruktur air limbah yang telah dijabarkan
3. Menghasilkan dokumen perencanaan infrastruktur air limbah yang sistematis
serta memuat kondisi eksisting, analisis, serta konsep perencanaan.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat:
Sebagai referensi bagi masyarakat dalam rangka membuka wawasan tentang
sistem air limbah yang ideal.
2. Bagi Pemerintah:
Memberikan kajian materi dan data seputar infrastruktur limbah di Kota
Makassar, yang kemudian dapat menjadi dasar perencanaan penyediaan
fasilitas terkait dengan limbah.
3. Bagi Pendidikan:
Studi ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam penelitian-
penelitian sejenis di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN (DRAINASE)

A. LATAR BELAKANG
Saat ini drainase sudah menjadi salah satu infrastuktur perkotaan yang sangat
penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase
yang ada. Sistem drainase yang sangat baik dapat membebaskan kota dari
genangan air. Genangan air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok,
menjadi sarang nyamyuk, dan sumber penyakit lainnya, sehingga dapat
menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Drainase yang
diabaikan oleh ahli hidraulik dan sering kali direncanakan seolah-olah bukan
pekerjaan yang penting, atau paling tidak dianggap kecil dibandingkan dengan
pekerjaan-pekerjaan pengendalian banjir. Padahal pekerjaan drainase merupakan
pekerjaan yang rumit dan kompleks, bisa jadi memerlukan biaya, tenaga, dan
waktu yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan pengendalian banjir.
Secara fungsional, kita sulit memisahkan secara jelas antara sistem drainase dan
pengendalian banjir. Namun, secara praktis kita dapat mengatakan bahawa
drainase menangani kelebihan air sebelum masuk ke alur-alur besar atau sungai.

Jika dirunut ke belakang, akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari


pertambahan penduduk yang sangat cepat, di atas rata-rata pertumbuhan nasional,
akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Pertambahan
penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana
perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi
acak-acakan (semrawut).

Ditinjau dari tersedianya prasarana drainase di Pusat Kota Makassar yang ada saat
ini, terdapat indikasi bahwa saluran drainase yang ada sudah banyak yang rusak.
Pemerintah Kota Makassar mengakui sistem drainase kota tidak memiliki saluran
pembuangan. Akibatnya, setiap musim hujan tiba, genangan air dipastikan terjadi
di sejumlah lokasi. Penyebab utama terjadinya banjir di Makassar selama
beberapa tahun terakhir, dipicu oleh buruknya sistem drainase yang tidak
terintegrasi dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya. Perawatan dan pengerukan
yang tak rutin maupun tidak efektif membuat drainase tersebut buntu oleh
tumpukan lumpur dan sampah. imal. Mau tak mau, volume air kemudian meluber
ke badan jalan dan menggenangi pemukiman penduduk sehingga timbullah banjir
tersebut. Kedua, Penyebab banjir ini dinilai warga disebabkan juga oleh
kurangnya daerah resapan air di Kota Makassar, dipicu pada kurangnya Ruang
Terbuka Hijau (RTH). Ironisnya, ruang terbuka hijau hanya berkisar 7,5 persen
padahal amanat Undang Undang Dasar (UUD) tiap Kota besar termasuk Makassar
RTH nya harus mencapai angka 30 persen.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem drainase yang lebih baik dan lebih kompehesif
sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan proses alami yang ada
seperti banjir atau genangan air. Dalam hal ini, untuk mengetahui tindak lanjut
dari akar permasalahan dari sistem drainase di Pusat Kota Makassar, maka akan
dilakukan penelitian terkait dengan sistem drainase yang ideal berdasarkan
peraturan yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi drainase Kota Makassar?
2. Bagaimana perbandingan kondisi eksisting drainase Kota Makassar dengan
kondisi drainase yang ideal?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi drainase yang ada di Kota Makassar.
2. Untuk mengetahui perbandingan kondisi eksisting drainase Kota Makassar
dengan kondisi drainase yang ideal.

D. RUANG LINGKUP
1. Lokasi – Peta Kota Makassar
2. Lingkup Materi – Batas-batas materi yang di bahas
BAB I PENDAHULUAN (LISTRIK)
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman kebutuhan energi dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Peningkatan kebutuhan energi merupakan dampak dari
meningkatnya jumlah penduduk yang memerlukan energi dalam beraktifitas.

Perkembangan dan penemuan berbagai macam alat elektronik di dunia juga


mendorong kebutuhan energi masyrakat indonesia. Masyrakat pada umumnya
menjadikan alatelektronik sebagai kebutuhan. Denagan alak elektronik sebagai
kebutuhan masyrakat maka penggunaan energi, utamanya listrik menjadi
meningkat.

Pertumbuhann kebutuhan energi di indonesia akan beriringan dengan kebutuhan


akan pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembangkit
yang ada di indonesia belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi masyrakat.
Selain jumlah pembangkit yang masih kurang infrastruktur penyaluran listrik di
indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal ini di sebabkan masih banyaknya
desa yang belum bisa menikmati listrik.

Pendistribusian listrik di indoesia harus di rencanakan secara baik, karena model


topografi daerah dan kota yang berbeda-beda. Pebuatan infrastruktur energi
haruslah dibuat dengan perecanaan yang mempertibangkan keaadaan kawasan
yang akan memakai energi.

Salah satu contoh kawasan yang penyaluran energinya harus di rencanakan secara
khusus adalah kawasan rawan bencana. infrastruktur energi yang ada di kawasan
rawan bencana haruslah infrastrukntur yang tanggap bencana.

Kota makssar merupakan salah satu kota yang mempunyai potensi bencana yang
sangat besar sehingga infrastruktur di kawasan kota makassar harus tanggap
bencana, utamanya infrastruktur energi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Kebutuhan
1.1 berapa kebutuhan energi masyrakat kota makassar?
1.2 Berapa kebutuhan energi di berbagai sektor?
1.3 Berapa standar kebutuhan energi rumah tangga di kota makassar?
2. Produksi
2.1 Berapa jumlah pembangkit yang memasok listik ke kota makassar?
2.2 Dimana letak pembangkit listrik yang memasok listrik ke kota makassar?
2.3 Apa jenis-jenis pembangkit yang menyuplai listrik ke makassar?
3. Distribusi
3.1 Berapa jumlah energi yang di distribusikan ke kota makassar?
3.2 Bagaimana cara penyaluran energi di kota makssar?
3.3 Bagaimana sistem penyaluran yang di lakukan pln di kota makassar?
3.4 Dimana letak gardu pendistribusian pln di kota makssar?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Kebutuhan:
1.1 Untuk mengetahui kebutuhan energi masyrakat kota makassar
1.2 Untuk mengetahui kebutuhan energi di berbagai sektor
1.3 Untuk mengetahui standar kebutuhan energi rumah tangga di kota makassar
2. Produksi
2.1 Untuk mengetahui jumlah pembangkit yang memasok listik ke kota
makassar
2.2 Untuk mengetahui letak pembangkit listrik yang memasok listrik ke kota
makassar
2.3 Untuk mengetahui jenis-jenis pembangkit yang menyuplai listrik ke
makassar
3. Distribusi
3.1 Untuk mengetahui jumlah energi yang di distribusikan ke kota makassar
3.2 Untuk mengetahui cara penyaluran energi di kota makassar
3.3 Untuk mengetahui sistem penyaluran yang di lakukan pln di kota makassar
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Kebutuhan:
1.1 Dapat mengetahui kebutuhan energi masyrakat kota makassar
1.2 Dapat mengetahui kebutuhan energi di berbagai sektor
1.3 Dapat mengetahui standar kebutuhan energi rumah tangga di kota makassar
2. Produksi:
2.1 Dapat mengetahui jumlah pembangkit yang memasok listik ke kota
makassar
2.2 Dapat mengetahui letak pembangkit listrik yang memasok listrik ke kota
makassar
2.3 Dapat mengetahui jenis-jenis pembangkit yang menyuplai listrik ke
makassar
3. Distribusi
3.1 Dapat mengetahui jumlah energi yang di distribusikan ke kota makassar.
3.2 Dapat mengetahui cara penyaluran energi di kota makassar.
3.3 Dapat mengetahui sistem penyaluran yang di lakukan pln di kota makassar.
3.4 Dapat mengetahui letak gardu pendistribusian pln di kota makssar.
BAB I PENDAHULUAN (PERSAMPAHAN)

A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang cukup pesat mempunyai dampak
terhadap berbagai bidang antara lain di bidang fisik lingkungan, sosial, budaya
maupun ekonomi. Kota yang padat penduduk menjadi pemeran utama dalam
produksi sampah rumahan tiap harinya. Selain itu, masih banyak jenis sampah
lainnya, seperti sampah dari kegiatan masyarakat, baik itu dari sisa-sisa bahan
bangunan, limbah padat dari kegiatan industri dan lain-lain. Permasalahan sampah
akan semakin kompleks bukan hanya dengan adanya peningkatan penduduk,
namun tingkat konsumsi masyarakat yang semakin meningkat yang tidak diiringi
dengan perkembangan sistem prasarana yang baik yang memberi dampak pada
jumlah sampah yang semakin meningkat. Konsekuensi dari peningkatan
penduduk ini harus dapat diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat dari
aspek infrastruktur dan angkutan sampah itu sendiri agar permasalahan ini dapat
dikendalikan.

Sistem pelayanan pembuangan sampah di Kota Makassar saat ini sudah dilayani
oleh armada sampah yang pengelolaannya berada dibawah naungan Dinas
Kebersihan Kota Makassar, mulai dari daerah permukiman, daerah perdagangan,
pusat pemerintahan, lokasi kegiatan sosial, dan pendidikan. Namun dalam
pegoperasiannya masih perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan pengelolaan
sampah di Makassar masih belum efektif. Daerah pelayanan persampahan harus
dipetakan secara memadai Pedoman Standar Pelayanan Minimal Pedoman
Penentuan Standar, Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001). Pedoman ini mencakup pelayanan
minimal untuk pengelolaan sampah secara umum dalam wilayah pemukiman
perkotaan dimana 80% dari total jumlah penduduk terlayani terkait dengan
pengelolaan sampah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana ketersediaan infrastruktur persampahan dan pengolahan sampah
di Kota Makassar ?
2. Bagaimana kebutuhan infrastruktur persampahan dan pengolahan sampah di
Kota Makassar ?
3. Bagaimana konsep perencanaan infrastruktur persampahan dan pengolahan
sampah yang sesuai untuk diterapkan di Kota Makassar ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur persampahan dan pengolahan
sampah di Kota Makassar.
2. Mengetahui kebutuhan infrastruktur persampahan dan pengolahan sampah di
Kota Makassar.
3. Memberikan konsep perencanaan infrastruktur persampahan dan pengolahan
sampah yang sesuai untuk diterapkan di Kota Makassar.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuwan, dalam hal
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, sedangkan secara praktis
manfaatnya adalah :
1. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
ketersediaan wadah sampah kota dan sistem pengelolaan sampah CBD
Makassar.
2. Mengetahui jenis dan jumlah sarana pengelolaan sampah di Kecamatan
Ujung Pandang
3. Memberikan proyeksi mengenai perencanaan infrastruktur dan pengolahan
sampah di Kota Makassar.
BAB I PENDAHULUAN (RUANG TERBUKA HIJAU)

A. LATAR BELAKANG
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah ruang-ruang terbuka suatu wilayah
perkotaan yang diisi tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemic, introduksi) yang
berfungsi mendukung manfaat langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh
RTH dalam kota tersebut. Ruang terbuka hijau memiliki kekuatan untuk memben-
tuk karakter kota dan menjaga kelangsungan hidupnya. Tanpa keberadaan ruang
terbuka hijau di kota akan mengakibatkan ketegangan mental bagi manusia yang
tinggal di dalamnya. Oleh karena itu perencanaan ruang terbuka harus dapat
memenuhi keselarasan harmoni antara struktural kota dan alamnya, bentuknya
bukan sekedar taman, lahan kosong untuk rekreasi atau lahan penuh tumbuhan
yang tidak dapat dimanfaatkan penduduk kota (Simon, 1983 dalam Roslita, 1997).

Kota Makassar adalah kota metropolitan Indonesia bagian timur. Aktivitas kerja
yang sibuk terkhusus pergerakan masyarakatnya cukup tinggi. Pergerakan
masyarakat Kota Makassar menggunakan transportasi baik kendaraan pribadi
maupun umum yang bahan bakarnya menggunakan bensin karena itulah
transportasi merupakan penyumbang terbesar untuk emisi gas atau polusi kota
Makassar.

Besarnya laju urbanisasi mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk Kota


Makassar cukup tinggi. Bukan tidak lain setiap orang memasok gas CO 2. Dengan
keberadaan hutan kota atau taman sebagai RTH dimaksudkan dapat menjadi
media atau pabrik alami yang dapat mengolah CO2 menjadi oksigen kembali.

Di beberapa ruas jalan utama yang merupakan jalur arteri yang setiap harinya
dilalui oleh banyak kendaraan. beberapa diantaranya yaitu pada Jl. AP. Pettarani,
Jl. Urip Sumohardjo dan Jl. Perintis Kemerdekaan merupakan tempat produksi
polusi yang tinggi karena frekuensi untuk penggunaan jalur kendaraan adalah
tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu area filterisasi sebagai penyaring atau
pengstabil kualitas udara area tiap kawasan.
Kota Makassar sebagai Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah
175,77 km2. Jika melihat kebutuhan akan RTH 30% dari total luas wilayah,
artinya Kota Makassar setidaknya harus memiliki pelayanan RTH sekitar 585,9
km2. Sedangkan RTH di Makassar masih 9% dari total luas Makassar (Arif
Zulkifli, 2014).

Ruang terbuka hijau merupakan jantung sebuah kota. Banyak pengembang


sekarang mengatakan bahwa membangun ruang terbuka hijau itu mudah, tapi
dalam faktanya jika ingin membangun ruang terbuka hijau yang sesuai standar
maka mereka akan menemui sebuah tantangan yang sangat besar dikarenakan
mudah saja jika kita ingin mengubah ruang terbuka hijau menjadi sebuah gedung
percakar langit tapi sebaliknya akan sangat sulit dilakukan.

Jika saja ruang tebuka hijau yang disediakan memenuhi syarat maka setiap orang
akan terpenuhi haknya untuk menghirup udara segar serta masyarakat tidak perlu
takut akan polusi berlebih.

B. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana kondisi Ruang Terbuka Hijau di Makassar.
2. Bagaimana ketersediaan, kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau di kota
tua Makassar.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting infrastruktur ruang terbuka hijau di
Makassar.
2. Untuk mengetahui bagaimana ketersediaan serta kualitas dan kuantitas ruang
terbuka hijau di kota tua Makassar.
BAB I PENDAHULUAN (SANITASI)

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan lingkungan sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan
kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang. Salah satu
pengelolaan lingkungan tersebut adalah dengan melakukan pengelolaan sanitasi
yang baik untuk kepentingan masyarakat luas. Pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud.

Salah satu upaya memperbaiki kondisi adalah dengan menyiapkan sebuah


perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkalunjatan. Untuk
menghasilkan perencanaan pembangunan sanitasi sangat dibutuhkan informasi
dasar yang aktual dan faktual terkait sarana dan prasarana serta akses layanan
sanitasi yang ada di masyarakat.

Sanitasi memiliki tiga aspek yaitu air limbah, sistem penyediaan air bersih, dan
pengolahan sampah. Mandi, cuci, kakus (MCK) merupakan salah satu
infrastruktur yang mengacu kepada sanitasi. Salah satu indikator kualitas
kesehatan lingkungan permukiman, khususnya pada permukiman kumuh adalah
sarana sanitasi yaitu MCK.

Dalam merencanakan sebuah MCK dibutuhkan analisis terhadap servis dan radius
untuk menentukan kapasitas pelayanan MCK yang berkaitan erat dengan tingkat
kepadatan penduduk, analisis terhadap lokasi untuk menentukan lokasi yang tepat
untuk bangunan MCK. Analisis dilakukan berdasar kepada regulasi dan SNI yang
berlaku. Isu-isu lokasi yang berkaitan dengan mck:

1. Lokasi
2. Service & radius
3. Ketersedian air bersih
4. Pengelolaan air limbah
A. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Apakah ketersediaan sarana MCK telah memenuhi kebutuhan warga di Kelu-
rahan Bulogading?
2. Apakah kualitas sarana MCK telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan?
3. Faktor apa saja yang menghambat dalam penyediaan dan peningkatan kuali-
tas sarana MCK di KelurahanBulogading?

B. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui ketersediaan sarana MCK di Kelurahan Bulogading.
2. Untuk mengetahui kualitas MCK sesuaidenganpersyaratan yang ditetapkan.
3. Untuk mengetahui faktor yang menghambat penyediaan dan peningkatan
kualitan sarana MCK di Kelurahan Bulogading.

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Kawasan Pusat Kota yaitu di Kecamatan Ujung pandang
terkhususnya di Kelurahan Bulogading Makassar.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Dinas Pekerjaan
Umum dalam menyediakan sarana MCK di lokasi penelitian.
2. Perguruan tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
terkait dengan sanitasi khususnya sarana MCK.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
masyarakat terkait dengan sanitasi khususnya sarana MCK untuk mencip-
takan lingkungan permukiman yang sehat.
BAB I PENDAHULUAN (TELEKOMUNIKASI)

A. LATAR BELAKANG
Makassar merupakan sebuah kota metropolitan dan merupakan kota terbesar di
kawasan Indonesia Timur. Peran infrastruktur telekomunikasi dalam membangun
kota makassar diharapkan dapat mengarahkan Kota Makassar menuju kota
berbasis smart city dengan sistem informasi ter-update, maksudnya
menginformasikan dengan cepat dan lengkap apa yang kita butuhkan.

Konsep smart city atau biasa kita sebut sebagai Kota Pintar tidak bisa lepas dari
aplikasi mobile. Hal ini diperkuat dengan keberadaan jaringan telekomunikasi dan
banyaknya pengguna ponsel. Didalam Buku “Pengenalan dan Pengembangan
Smart City”, kota cerdas didefinisikan sebagai sebuah konsep pengembangan dan
pengelolaan kota dengan pemanfaatan telekomunikasi untuk menghubungkan,
memonitor, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota
dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayan kepada warganya
serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Tidak seorangpun yang dapat menolak dampak ledakan telekomunikasi pada


masyarakat. Untuk seorang arsitek atau perencana kota, tidak lagi hanya dengan
memahami syarat kebutuhan seperti listrik, air, dan transportasi. Telekomunikasi
menjadi empat kebutuhan dasar dalam penyediaan infrastruktur masayarakat.
Kebutuhan ini akan menjadi sangat berguna dan efektif, jika arsitek dan perencana
kota memiliki pengetahuan kerja yang baik tentang kebutuhan tersebut.
.
Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam pengembangan Kota Tua
Makassar adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di daerah tersebut,
tidak dapat dipungkiri bahwa telekomunikasi merupakan hal dasar yang sangat
diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, Infrastruktur telekomunikasi di Kota Tua
Makassar, melahirkan banyak isu-isu di masyarakat. Isu-isu tersebut dapat berupa
pembangunan infrastruktur telekomunisasi yang dibangun tidak sesuai dengan
RTRW, biaya internet mahal, sinyal telepon yang tidak stabil, dan masalah
infrastruktur telekomunikasi yang tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat di berbagai bidang, seperti dalam bidang pendidikan, bisnis,
transportasi, hiburan, dan lain-lain. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah studi
untuk mengkaji pelayanan infrastruktur telekomunikasi di Kota Tua Makassar
dari sisi ketersediaan, kuantitas, dan kualitas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi eksisiting Infrastruktur telekomunikasi di Kota Tua
Makassar?
2. Bagaimana perencanaan infrastruktur telekomunikasi di Kota Tua Makassar,
agar memenuhi dari segi ketersediaan, kuantitas, dan kualitas?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui kondisi eksisiting Infrastruktur telekomunikasi di Kota Tua
Makassar.
2. Mengetahui perencanaan perencanaan infrastruktur telekomunikasi di Kota
Tua Makassar, agar memenuhi dari segi ketersediaan, kuantitas, dan kualitas.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
1.1 Menambah wawasan peneliti khususnya mengenai infrastruktur
telekomunikasi di Kota Tua Makassar.
1.2 Media menyampaikan inovasi-inovasi mengenai infrastruktur
telekomuniaksi yang baik untuk diterapkan di masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
2.1 Sebagai media untuk mengeluarkan aspirasi mengenai infrastruktur
telekomunikasi yang dibutuhkan masyarakat, melalui kegiatan wawancara
pada penelitia ini.
2.2 Sebagai bahan acuan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan
berkaitan dengan infrastruktur telekomuniaksi di Kota Tua Makassar.
BAB I PENDAHULUAN (TRANSPORTASI)

A. LATAR BELAKANG
Infrastruktur memiliki peranan penting dalam pembangunan perkotaan serta
merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem
pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah
memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut.

Kota Makassar tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia ditinjau dari aspek
pembangunannya yang secara demografis terdapat berbagai suku bangsa yang
menetap di kota ini. Makassar memiliki wilayah seluas 175,79 km² dan penduduk
sebesar kurang lebih 1,4 juta jiwa (Ditjen Cipta Karya, 2016). Sebagai ibu kota
provinsi maka kota makassar tidak terlepas dari berbagai persoalan, diantaranya
mengenai persoalan transportasi.

Permasalahan transportasi juga terjadi di Kawasan CBD di Kota Makassar.


Kawasan CBD merupakan kawasan pusat untuk komersial sehingga banyaknya
kendaraan yang masuk lebih tinggi dibandingkan lebar jalan yang tersediakan.
Sehingga dampak kedepannya yaitu Kota Makassar akan terkena kemacetan
berkepanjangan dari daerah sub urban menuju pusat kota sehingga Kota Makassar
teridentifikasi menjadi kota kemacetan, sehingga perlu dilakukan LOS (Level of
Service) atau tingkat pelayanan jalan untuk menilai kinerja jalan yang menjadi
indikator dari kemacetan.

Berdasarkan UU No.38 tahun 2004 Tentang Fungsi Jalan Pasal 1, Jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel. Berdasarkan penjelasan tersebut jalan sangat penting bagi suatu
wilayah, maka dalam melakukan perencanaan sangat diperlukan jaringan jalan.
Perencaan jalan pun tidak serta merta, melainkan harus dilakukan perencaan
secara teliti.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa peran infrastruktur bagi pembangunan Kota Makassar?
2. Mengapa Level Of Service (LOS) pelayanan transportasi di kawasan CBD di
Kota Makassar harus dilakukan sangat baik? Apa dampaknya saat ini dan ke
depan jika level tersebut tidak terpenuhi?
3. Kenapa perhitungan kebutuhan infrastruktur jalan sangat penting untuk
dilakukan dalam proses perencanaan ?
4. Apa dampak jika perhitungan tersebut tidak dilakukan dengan seksama/teliti?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui peran infrastruktur bagi pembangunan Kota Makassar
2. Mengetahui mengapa Level Of Service (LOS) pelayanan transportasi
dikawasan CBD di Kota Makassar harus dilakukan sangat baik. Mengetahui
dampak tansportasi jalan apabila level tersebut tidak terpenuhi
3. Mengetahui perhitungan kebutuhan infrasturktur jalan sangat penting untuk
dilakukan salam proses perencanaan.
4. Mengetahui dampak jika perhitungan tersebut tidak dilakukan dengan
seksama/ teliti.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat bagi masyarakat
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap
masyarakat tentang permasalahan-permasalahan infrastruktur khususnya
dalam infrastruktur transportasi yang terjadi di Kawasan CBD Kota Makassar
serta pentingnya transportasi dalam pembangunan perkotaan.
2. Manfaat bagi disiplin ilmu
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan kajian dan referensi dalam
pengembangan infrastruktur transportasi dalam disiplin ilmu pengembangan
wilayah kota dan kiranya dapat bermanfaat untuk bahan referensi pada
penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN (ENERGI)

A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini energi telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
Segala sektor dalam kehidupan saat ini sangat bergantung pada ketersediaan ener-
gi. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas manusia, kebutuhan dasar
energi tentunya akan semakin meningkat pula. Ditambah lagi dengan pertumbuh-
an penduduk yang makin besar, makin meningkatnya kegiatan pada sektor eko-
nomi, serta perkembangan pesat dalam sektor industri yang sampai saat ini masih
menjadi konsumen energi terbesar.

Kebutuhan energi dunia makin meningkat tajam setiap tahunnya. Namun hingga
saat ini sumber kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh bahan bakar fosil.
Padahal penggunaan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas dan batu-bara
yang berasal dan diambil dari perut bumi secara terus-menerus tentunya akan
semakin menipis dan terbatas ketersediaannya. Dimana hal ini tentunya akan ikut
berdampak pada harga yang makin melambung tinggi dan semakin tidak ekono-
mis. Dampak lain penggunaan bahan bakar fosil juga terkait dengan penggunaan-
nya dalam sektor transportasi adalah makin meningkatnya jumlah polusi kendara-
an yang ditimbulkan. Hal ini tentunya sangat memengaruhi kemampuan daya du-
kung lingkungan global.Dampak terhadap masalah lingkungan diantaranya adalah
masalah perubahan iklim (climate change) dan efek gas rumah kaca (green house
effect gasses) yang ditimbulkan akibat penggunaan energi fosil.

Kota Tua Makassar merupakan kawasan konservasi yang memiliki makna historis
yang sangat kuat. Pada kawasan ini, dituntut ketersediaan energi yang terbarukan
guna mendukung tata kelola konservasi Kota Tua Makassar. Namun, hingga saat
ini, energi listrik yang digunakan masih bersumber dari perusahaan listrik negara
yang menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini tentunya kurang efek-tif mengingat
banyaknya sumber-sumber energi terbarukan yang hingga saat ini belum terkelola
dengan baik.
Oleh karena itu, kawasan Kota Tua Makassar diharapkan mampu mandiri dalam
hal pemenuhan kebutuhan energi dengan sumber energi terbarukan serta ikut serta
dalam upaya konservasi energi. Pembangunan pembangkit listrik dengan sumber
energi terbarukan juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik skala kecil
kawasan Kota Tua Makassar.

B. Visi dan Misi


Visi:
Menjadikan Kawasan Kota Tua Makassar yang konservatif dengan pemanfaatan
energi terbarukan yang berkelanjutan.
Misi:
1. Mewujudkan infrastruktur energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
2. Melakukan konservasi energi di Kawasan Kota Tua Makassar untuk
mendukung konsep keberlanjutan energi.
3. Menyediakan pembangkit energi listrik yang terbarukan untuk Kawasan Kota
Tua Makassar demi mendukung kemandirian energi.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembangkit energi dengan sumber daya terbarukan?
2. Bagaimana kebutuhan dan penyediaan energi di Kota Makassar dan Kawasan
Kota Tua Makassar?
3. Bagaimana perencanaan pembangkit energi listrik yang terbarukan untuk
Kawasan Kota Tua Makassar?

D. Tujuan
1. Menjelaskan pembangkit energi dengan sumber daya terbarukan.
2. Menjelaskan kebutuhan dan penyediaan energi di Kota Makassar dan
Kawasan Kota Tua Makassar.
3. Menjelaskan perencanaan pembangkit energi listrik yang terbarukan untuk
Kawasan Kota Tua Makassar.

Anda mungkin juga menyukai