Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

METODE

2.1 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kelancaran dalam suatu penelitian dan sangat diperlukan untuk dapat melakukan
analisis. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :

2.1.1 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah ada sebelumnya, data sekunder
yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen seperti RTRW dan data dari
BPS Kabupaten Jeneponto.

2.1.2 Data Primer

Kami juga menggunakan data primer untuk mengumpulkan data seperti


dengan observasi langsung kelapangan.

2.2 Analisis

2.2.1 Analisis spasial berbasis GIS

Untuk analisis spasial berbasis GIS dibutuhkan 3 jenis peta yaitu peta
kelerengan, peta tutupan lahan, dan peta kawasan lindung untuk melakukan analisis.
Berikut ini nilai skoring dari masing-masing peta :
a. Kemiringan Lereng : untuk kemiringan <15% diberikan skor 1 sedangkan
kemiringan di atas 15% diberikan skor 0
b. Untuk peta tutupan lahan area terbangun akan diberikan skor 0 sedangkan area
non terbangun di berikan skor 1
c. Untuk kawasan lindung yaitu sempadan sungai dan laut, area kawasan lindung
akan diberikan skor 0 dan non kawasan lindung diberi skor 1.

BAB II-1
2.2.2 Analisis Skoring

A. Kesesuaian dengan RTRW

Dalam melakukan suatu perencanaan terlebih dahulu harus merujuk


pada RTRW atau dokumen lainnya yang di keluarkan oleh Dinas PU ataupun instansi
yang terkait. Berikut ini adalah nilai skoring dari kesesuaian RTRW :

Keterangan Skor
Disebutkan dalam RTRW 3
Disebutkan dalam dokumen lain 2
Tidak disebutkan 1
Tabel 2.1 Kesesuaian dengan RTRW

B. Keberadaan Bahan Produksi

Keberadaan bahan baku produksi menentukan biaya produksi. Keberadaan


bahan baku yang berada di lokasi dan klasifikasi dekat dengan biaya produksi yang
dibutuhkan lebih sedikit. keberadaan bahan baku yang jauh dari lokasi < 1 km dengan
biaya penambahan produksi. dan bahan produksi yang berada sangat jauh dari lokasi
dengan biaya produksi yang lebih tinggi.

Jarak bahan produksi Pengelompokan Skor


Di lokasi Dekat 3
<1 km Jauh 2
>1 km Sangat jauh 1
Tabel 2.2 Keberadaan Bahan Baku Produksi

C. Lereng/kemiringan lahan

Kemiringan lahan dapat menentukan kemampuan lahan, misalnya kemiringan


<10% dengan kriteria datar dapat dilakukan pembangunan tanpa memiliki resiko.
Kemiringan lahan 10-25% dengan kriteria landai dapat dilakukan pembangunan,
tetapi jika terjadi kesalahan dalam masa pembangunan dapat terjadi erosi.
Kemiringan lahan >25% dapat dilakukan pembangunan tapi lebih beresiko terjadi
erosi.

BAB II-2
Kemiringan Kriteria Skor
Lahan
<10% Datar 3
10-25% Landai 2
>25% Curah 1

Tabel 2.3 Kemiringan Lahan

D. Keberadaan Sungai

Sungai merupakan salah satu ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang
terdiri atas komponen-komponen yang saling berintegrasi sehingga membentuk suatu
kesatuan. Apabila salah satu komponen terganggu, maka hal ini akan mempengaruhi
komponen lain yang ada pada sungai tersebut. Sungai dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu: hulu, tengah dan hilir.

Keterangan Skor
Melintasi Lokasi 1
Dekat Lokasi 2
Jauh dari Lokasi 3
Tabel 2.4 Keberadaan Sungai

E. Keberadaan Pesisir

Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Pesisir merupakan
salah satu dari lingkungan perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan
limbah dari darat.

Lokasi Skor
Di pesisir 1
Dekat Pesisir 2
Jauh Dari Pesisir 3
Tabel 2.5 Keberadaan Pesisir

F. Kepadatan Penduduk

Kuantitas atau jumlah penduduk dapat sebagai potensi maupun menjadi beban
bagi suatu negara, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk seimbang dengan
sumber daya yang lain serta mempunyai kualitas hidup yang baik. Sebaliknya,
menjadi beban apabila jumlah penduduk melampaui kapasitas wilayah tersebut.

BAB II-3
Keterangan Skor
Lokasi berpenduduk 1
Lokasi dengan sedikit penduduk 2
Lokasi tidak berpenduduk 3
Tabel 2.6 Kepadatan Penduduk

G. Keberadaan Jalan Kabupaten

Keberadaan infrastruktur jalan yang baik serta lancar untuk dilalui penting
perannya dalam mengalirkan pergerakan komoditas yang selanjutnya akan mampu
menggerakkan perkembangan peri kehidupan sosial dan meningkatkan kemampuan
ekonomi masyarakat. Kondisi jalan yang lancar merupakan ukuran yang dapat
menggambarkan baik buruknya operasional lalu lintas berupa kecepatan, waktu
tempuh (efisiensi waktu), kenyamanan, pandangan bebas, keamanan dan keselamatan
jalan. Keberadaan jalan Kabupaten/daerah dapat menganalisis tingkat aksesibilitas di
suatu daerah.

Keterangan Skor
Lokasi dilintas oleh jalan kabupaten 3
Jalan kabupaten berada di samping lokasi 2
Tabel 2.7 Jalan
Jalan kabupaten tidak berada di lokasi 1 Kabupaten

a. Lokasi dilintasi oleh jalan Kabupaten tingkat aksesibilitasnya baik.


b. Jalan Kabupaten berada di samping lokasi tingkat aksesibilitas jalan Kabupaten
dapat di katakana cukup baik .
c. Jalan Kabupaten tidak berdada di lokasi berarti tingkat aksesibilitas jalan
Kabupaten tidak dapat digunakan atau aksesibilitasnya tidak baik.

H. Keberadaan Pelabuhan

pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.

BAB II-4
Keterangan Skor
Pelabuhan berada di lokasi 3
Pelabuhan berada di samping lokasi 2
Pelabuhan jauh dari koperasi 1

Tabel 2.8 Pelabuhan

I. Jalur Kendaraan Umum

Jalur kendaraan umum merupakan salah satu sarana yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat sehari- hari, karena adanya jalur kendaraan umum dapat
memudahkan dan mempercepat laju perekonomian

Keterangan Skor
Sudah ada jalur transportasi antar kota/wilayah 3
Jalur transportasi kota masih sekitar 500 m 2
Jalur transportasi kota jauh 1 Tabel 2.9
Jalur Kendaraan
Umum

J. Jaringan Listrik

Perkembangan teknologi memberikan pengaruh terhadap kebutuhan tenaga listrik


yang semakin meningkat, baik di bidang industri maupun kebutuhan listrik rumah
tangga. Peningkatan kebutuhan tenaga listrik juga harus diimbangi dengan keandalan
sistem tenaga listrik, dalam hal ini adalah ketersediaan daya. Daya yang tersedia
dalam sistem tenaga listrik haruslah cukup untuk melayani kebutuhan tenaga listrik
dari konsumen.

Keterangan skor
Sudah ada jaringan listrik 3
Ada jaringan listrik tetapi masih jauh 2
Belum ada jaringan listrik 1

Tabel 2.10 Jaringan Listrik


K. Drainase

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau


mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan

BAB II-5
air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi.

Keterangan Skor
Sudah ada jaringan drainase 3
Jaringan drainase masih rencana 2
Tidak ada dan belum di rencanakan jaringan 1
drainase
Tabel 2.11 Drainase

L. Keberadaan PDAM

Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal
yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan
pemenuhannya. PDAM sebagai perusahaan daerah pengelola air bersih seharusnya
mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan sistem pengolahan dan sistem
jaringan perpipaan yang ada, PDAM diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
air bersih masyarakat baik secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Keterangan Skor
Ada PDAM 3
PDAM masih tahap perencanaan 2
Belum ada jaringan 1

Tabel 2.12 Keberadaan PDAM


M. Jalur Transportasi Sampah

Permasalahan sarnpah merupakan hal serius yang dihadapi oleh kota di


Indonesia. Di berbagai sudut kota, terutama di sekitar lokasi keramaian. Sampah yang
menumpuk dan berbau merupakan pemandangan yang biasa ditemui setiap hari.
Masalah pencemaran lingkungan berupapencemaran air, udara bahkan tanah di lokasi
Tempat Pembuangan Sernentara (TPS) dan Ternpat Pembuangan Akhir (TPA)
merupakan masalah lain yang setiap kali muncul di permukaan, apalagi tempat-
tempat umum yang berada di tengah kota yang di sekitamya terdapat TPS.

Keterangan Skor
Sudah ada TPS/TPA 3
TPS/TPA sudah tertuang dalam perencanaan 2
sektoral
TPS/TPA tidak ada dan belum ada perencanaan 1 BAB II-6
Tabel 2.13 Jalur Transportasi Sampah

BAB II-7

Anda mungkin juga menyukai