NIM : 043438243
UPBJJ : UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
MATERI : LOGIKA (TUGAS 3)
1. Penalaran Oposisi adalah pertentangan antara dua proposisi yang memiliki term subyek dan
term predikat yang sama, tapi berbeda kuantitas dan/atau kualitasnya. Oposisi terjadi dalam
bentuk hubungan logis, bukan fisik. Sebagai bentuk Penyimpulan langsung, dalam penalaran
oposisi bisa ditentukan nilai benar dari sebuah proposisi (kesimpulan) jika proposisi lain (premis)
telah terbukti benar atau salah.
penalaran opsisi sebagai penyimpulan secara langsung adalah suatu bentuk penarikan
kesimpulan secara langsung berupa hubungan dua pernyataan term term yang sama tetapi dengan
cara membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain.
2. Contoh pertama
Contoh kedua
- Benarkah pengertian identitas sebagai bangsa Indonesia pada generasi muda berbeda dengan
generasi tua? Benar
Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua mengalami perbedaan
(distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah memberikan ruang antara, sehingga konstruksi
identitas antara tumbuh di kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai
bangsa.
4. Contoh pertama :
- Gus Dur bersama The Wahid Institute mereproduksi misi plural and peaceful Islam.yang
dipraktikkan melalui habitus dengan kapital budaya di dalam ranah (field) pendidikan kritis-
emansipatoris
- Konsepsi habitus Bourdieu itu menjelaskan Gus Dur sebagai cendikiawan, budayawan, dan
politikus memiliki skemata sebagai wujud dari habitus yang mempunyai kapital budaya,
ekonomi dan politik
Contoh Kedua
- Identitas bangsa yang dirasakan oleh generasi muda dan generasi tua mengalami perbedaan
(distinction) dalam praktiknya. Globalisasi telah memberikan ruang antara, sehingga konstruksi
identitas antara tumbuh di kalangan generasi muda, bukan penipisan rasa identitas sebagai
bangsa. Generasi muda atau generasi tua yang progresif-kritis lebih lekat dan sadar atas identitas
antara dalam memaknai identitas bangsa. Identitas bangsa sebagai hasil interaksi antar-budaya.
Dengan demikian, pluralitas adalah keniscayaan realitas sosial-budaya Indonesia, bukan
keseragaman