Anda di halaman 1dari 3

Hasil zoom tgl 13-14 April 2022

Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan KB II

1. Dr. dr. R. Soerjo Hadijono SpOG (K) tentang Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Reproduksi /
KB di Fasyankes
 KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan
alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai 42 hari / 6 minggu
setelah melahirkan. Jika KB pasca keguguran dilakukan setelah mengalami
keguguran sampai dengan kurun waktu 14 hari.
 KB Pasca salin dapat dilakukan sesuai dengan waktunya tergantung ibu menyusui
atau tidak dan jenis kb yg digunakan.
 Konseling merupakan tahapan kunci bagi kesesuaian pilihan, kepuasan klien, dan
kelangsungan penggunaan metode kontrasepsi secara efektif.
 Penapisan klien atau calon akseptor adalah kunci dari keberhasilan pemakaian
kontrasepsi untuk program kb. Penapisan bertujuan untuk menyesuaikan pilihan ibu
untuk menggunakan kontrasepsi dengan kesesuaian kondisi medik klien.
 Penggunaan Aplikasi KLOP KB (Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi)

2. ……… tentang KB Pasca Persalinan


 Kb adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
 Tujuan KB Pasca persalinan menurunkan AKI
 Pelayanan KB masa pandemic utamakan implant IUD dan KONTAP
 Jenis jenis IUD ada IUD PascaPlasenta, IUD Pasca nifas, IUD Interval
 Konseling KB PP sejak ANC pada K4 sudah ada pilihan KB
 Kelebihan2 penggunaan IUD seperti Jangka Panjang, tidak pengaruhi tensi, BB,
pemasangan hanya 1 men.t, Kontrol rutin IUD sekaligus pemeriksaan IVA/pap smir,
efektivitas tinggi, bisa digunakan di semua kelompok usia produktif, dll.
 KB Suntik DMPA merupakan salah satu metode paling diminati
 Implant merupakan kontrasepsi hormonal jangka Panjang 4 tahun, dan banyak
kontra indikasi seperti perdarahan pervaginam yg tdk jelas penyebabnya, kanker
payudara, penyakit hati, diduga hamil, dll.
3. …… tentang Strategi pemberian konseling yg bermutu
 Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan
masalah interpersonal, emosional dan PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
 FUNGSI KONSELING : Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural
dan ingkungan . Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan
derajat kesehatan.
 Proses Konseling : Pembinaan dan Pemantapan Hubungan baik, Pengumpulan dan
pemberian informasi, Pemecahan masalah, Pengambilan keputusan dan
Perencanaan, Menindak lanjuti pertemuan.
 Langkah Konseling : Greet, Ask, Tell, Help, Explain, Refer/Return Visit “GATHER’’ atau
‘’SATU TUJU” Sapa, Tanya, Uraikan, Bantu, Jelaskan, Kunjungan Ulang
 Informed Consent merupakan persetujuan yg diberikan oleh klient atau keluarga
atas informasi dan penjelasan mengenai Tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap klien.
 Kualitas Pelayanan dapat dilihat dari lima dimensi yaitu kondisi fisik (tangibles),
kehandalan (reliability), daya tanggap (responsivenes), jaminan (assurance), Empati
(Empathy).
4. Direktorat pelayanan Kesehatan usia produktif dan lansia tentang kebijakan pelayanan
reproduksi dan keluarga berencana
 Ruang lingkup program kespro (Peningkatan pelayanan kespro, peningkatan kualitas
pelayanan KB, peningkatan pelayanan kespro pada situasi krisis Kesehatan,
peningkatan pelayanan KtPA dan P2GP, APK, Aborsi atas indikasi
 Pelayanan Kesehatan usia reproduksi adalah : a. minimal 50% puskesmas
memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi catin. B. Seluruh puskesmas mampu
memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan
 Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan reproduksi Calon Pengantin dan PUS
dilakukan dengan persiapan fisik mental, dan sosial seperti KIE Kespro, Skrining
Kesehatan Catin ( Deteksi anemia, deteksi masalah gizi, Deteksi dini penyakit kronis,
Penyakit menular, dan penyakit genetic)
 Peningkatan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana
1. Update pedoman : Revisi pedoman / instrument pemantauan kualitas pelayanan
KB (superfisi fasilitatif KB, Kajian Mandiri pelayanan KB dll 2. Sosialisasi pedoman
pelayanan kontrasepsi ke petugas kesehatan 3. Peningkatan kompetensi bagi
dokter dan bidan di fasilitas pelayanan Kesehatan, dengan penyiapan tim
fasilitator di tingkat provinsi dan pengembangan e learning (Roda KLOP dan
konseling menggunakan ABPK) 4. Peningkatan kemampuan pengelola program
dalam melakukan upaya pemantauan peningkatan kualitas pelayanan
kontrasepsi 5. Penguatan implementasi skrining layak hamil bagi catin dan PUS,
dan memastikan PUS tidak layak hamil untuk menggunakan kontrasepsi 6.
Pengembangan e-kohort kes usia produktif yang terintegrasi dengan pencatatan
SIGA BKKBN 7. Peningkatan koordinasi serta pemantauan dan evaluasi bekerja
sama dengan BKKBN dan OP.
 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Perempuan di Tempat kerja dengan sosialisasi
GP2SP, adalah upaya dari pemerintah, masyarakat, maupun pemberi kerja dan
serikat pekerja untuk menggalang dan berperan serta guna meningkatkan
kepedulian dan mewujudkan upaya perbaikan Kesehatan pekerja perempuan
sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas generasi penerus bangsa.
 Pelayanan Kesehatan reproduksi pada situasi Krisis Kesehatan/bencana, pelayanan
kespro bagi penyandang disabilitas, pencegahan praktik female genital mutilation
(pemotongan alat kelamin perempuan), pelayanan pasca keguguran dan pelayanan
aborsi atas indikasi.

5. Nunik Endang Sunarsih tentang Srtategi pelayanan KB yg berkualitas dan pemanfaatan roda
klop
 Penapisan kelayakan medis merupakan upaya untuk melakukan kajian tentang
kondisi kesehatan klien dengan menggunakan alat bantu berupa diagram lingkaran
Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi (Roda KLOP KB).
 Ruang lingkup KLOP merupakan Diagram lingkaran yang telah diadaptasi untuk
Indonesia mencakup rekomendasi-rekomendasi untuk memulai penggunaan 11
(sebelas) alat/obat kontrasepsi, meliputi:
a. Pil kombinasi atau kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah (kandungan ≤35 μg
etinil estradiol) (KOK).
b. Koyo (patch) kontrasepsi kombinasi (P)
c. Cincin vagina kontrasepsi kombinasi (CVK)
d. Kontrasepsi injeksi kombinasi (KIK)
e. Pil progestogen (PP)
f. Injeksi progestogen: Depo Medroxyprogesterone Acetate intramuskular atau
subkutan (DMPA IM, SC), atau Norethisterone Enantate intramuskular (NET-EN)
g. Implan progestogen, LNG/ETG (Levonorgestrel atau Etonogestrel) (implan
LNG/ETG)
h. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-LNG (AKDR- LNG)
i. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-Copper T (AKDR- Cu)
j. Sterilisasi pada perempuan (Tubektomi)
k. Sterilisasi pada laki-laki (Vasektomi)
 Cara penggunaan roda klop kb
a. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien dengan menggali riwayat
penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu.
b. Cocokkanlah kondisi- kondisi medis atau karakteristik khusus yang dimiliki
klien (ditunjukkan pada diagram lingkaran sisi luar) dengan metode
kontrasepsi (ditunjukkan pada diagram lingkaran sisi dalam)
c. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode- metode kontrasepsi yang
ditunjukkan dengan nomor/huruf. Nomor/huruf ini merupakan kategori yang
menunjukkan apakah klien dapat mulai menggunakan suatu metode
kontrasepsi.
d. Selain terdapat pada diagram lingkaran sisi luar, beberapa kondisi
medis/karakteristik khusus tertentu juga dapat dilihat pada diagram lingkaran
sisi belakang.
e. Lihat deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan kontrasepsi.
Kategori ini dibedakan untuk metode kontrasepsi nonsterilisasi (No. 1-9) dan
metode kontrasepsi sterilisasi (No. 10-11).

Anda mungkin juga menyukai