Anda di halaman 1dari 6

PITTA SITORUS

BERJAGA-JAGALAH SENANTIASA
LUKAS 21:5-38
Mengawali bagian ini, Pdt. Billy mengatakan bahwa yang terdapat dalam ayat 5-
38 ini merupakan eskatological discourage dan ia mengatakan bahwa bagian ini ditulis
dalam Lukas tidak bertele-tela atau tidak sepanjang yang ada dalam Matius karena
Lukas menulisnya dalam satu pasal yakni 21 sekalipun perikopnya terbagi-bagi.
Sebelum masuk kedalam bagian ini juga Pdt. Billy menyinggung sedikit mengenai
perikop sebelumnya yakni mengenai persembahan orang kaya yang memberi dari
kelebihannya dan seorang janda miskin yang memberi dari kekurangannya, namun
Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda tersebutlah yang memberi lebih banyak
daripada orang-orang kaya itu. Lalu setelahnya kita mendapati dalam perikop
selanjutnya yakni kemegahan, batu-batu yang indah yang ada dalam bait Allah juga
berbagai-bagai barang persembahan kita mendapatkan bahwa ada sesuatu yang
connected (nyambung) disini dengan perikop sebelumnya mengenai motiv
persembahan. Namun kita juga perlu memperhatikan bahwa bukan berarti orang yang
memberi lebih dari kelimpahan Tuhan tidak akan terima, itu semua kembali lagi kepada
motivasi masing-masing orang baik kaya atau miskinnya orang itu, karena pada
dasarnya bukan berarti Alkitab mengajarkan bahwa orang miskin adalah orang yang
selalu benar melaikan disini Alkitab mau menggambarkan orang yang secara tulus
memberi kepada Tuhan tidak selalu harus dari kelimpahan kekayaannya melainkan
kelimpahan isi hatinya karena pada dasarnya Tuhanpun tidak mengaharapkan
persembahan kita karena semua yang ada didunia maupun luar angkasa adalah milik
Tuhan. Demikian juga dekorasi yang terdapat dalam bait Allah yang hanyalah dekorasi
sementara yang tidak ada artinya dan bisa diruntuhkan kapan saja, karena apa?
Karena ada pekerjaan Tuhan yang jauh lebih berharga daripada itu semua yakni
pekerjaan yang sampai kepada kekekalan karena pada dasarnya bagian ini merupakan
suatu pembicaraan tersendiri mengenai akhir zaman.
Selanjutnya, sewaktu kita melihat bagian-demi bagian dalam pembahasan ini
kita melihat ada beberapa perikop yang diberikan dalam pembagian LAI, disini kita bisa
melihat bahwa ada beberapa ada yang menyertai tentang akhir zaman. Pada bagian ini
sebenarnya ada 2 poin yang bisa kita lihat mengenai apa yang ditulis Lukas yakni poin
yang secara dekat dalam konteks apa yang dialami oleh para murid dan dalam konteks
jauh yakni mengenai kedatangan Anak Manusia yang kedua kalinya dan ketika Ia
datang akan menghentikan seluruh perputaran sejarah dalam dunia dan kita akan
masuk kedalam kekekalan. Selanjutnya Pdt. Billy menekankan bahwa seringkali orang
hanya menekankan dan menyimpulkan bagian ini dengan satu pandangan saja,
contohnya ada pandangan eskatologis mengenai akhir zaman ini hanya menekankan
dengan kalimat-klaimat “suatu saat Yesus pasti akan kembali, dan kita pasti akan
kesorga, dan disitu semua penderitaan akan dihapuskan ga akan lagi ada air mata” dan
kalimat-kalimat lain yang mungkin bisa dikatakan menghibur kita. Padahal seharusnya
kita perlu memikirkan hal-hal yang sepertinya tidak ada yang salah ini namun bisa
menjadikan kondisi spiritual kita eskipis (melarikan diri dari kenyataan hidup di dunia
susah) misalnya dengan kalimat “ ya, saat ini kita hidup di dunia susah, tapi... nanti
dalam kekekalan ga ada sakit penyakit lagi” dan Pdt. Billy juga mengklarifikasi bukan
berarti kita diajak untuk pesimis namun jika kita perhatikan sekali lagi yakni ini bisa
membawa kita kepada keadaan yang eskipis tadi, yakni kita melarikan diri daripada
kenyataan bahwa hidup dan kita coba membius dengan keadaan yang akan datang
(kekekalan) sehingga pengharapan eskatolgi kita taruh jauh untuk hal-hal yang akan
terjadi dimasa depan (future). Dan selain itu yang tidak kalah mirisnya lagi yakni dengan
pandangan-pandangan yang coba membawa-bawa atau menyamakan kejadian-
kejadian yang terjadi di dalam Alkitab dengan keadaan dunia saat ini. Contohnya, disini
Yesus mengatakan bahwa akan terjadi penyakit sampar dan lain-lain lalu kita
mengaitkan dengan ada ebola misalnya lalu kita mengatakan bahwa inilah tanda-tanda
akhir zaman. Apa yang dijelaskan disini sangat relate dengan keadaan saat ini yakni
pandemi yang masih melanda kita, sungguh firman Tuhan menegur kita untuk tidak
mengait-ngaitkan apa yang terjadi saat ini. Ini yang mau Pdt. Billy tekankan bahwa
jangan sampai kita spekulatif dalam menyoroti hal-hal ini karena kita menyoroti dari
aspek kekinian dan kehilangan perspektif futuristik.
Alkitab dengan jelas, secara khusus Lukas yang membedakan antara keduanya.
Disini kita membaca bahwa ada tulisan-tulisan saat penganiayaan bagi para murid
mereka akan ditangkap dan dianiaya dan dipenjara, artinya ini berarti masuk kedalam
konteks dekat yang mereka alami (eskatolgi individu/ subjektif) atau bisa kita katakan
penderitaan yang akan setiap orang alami. Namun disisi yang lain juga dikatakan
mengenai kedatangan Anak Manusia (ayat 27) dan ini jelas mengungkapkan mengenai
eskatolgi umum atau eskatologi yang akan mengakhiri semua yang ada dilangit dan
bumi ini lalu diganti dengan langit dan bumi yang baru. Inilah yang dimaksudkan dalam
Lukas, bahwa didalamnya ia menjelaskan mengenai kedua konteks tersebut baik yang
dekat maupun futuristik dan kita bisa melihat tanda-tandanya dalam ayat yang ke-7
sampai 9 dan salah satunya dikatakan bahwa akan ada penyesatan yang mengatakan
akan ada mesias yang bangkit yang mengatakan bahwa ia adalah Yesus. Demikian
juga yang terjadi pada saat gereja mula-mula dalam cerita bapa-bapa gereja yang
akhirnya membuat mereka bergumul karena begitu banyaknya muncul ajaran-ajaran
sesat dan bahkan sampai sekarangpun masih ada pengajaran-pengajaran yang
menyeleweng mengenai kekristenan. Namun selanjutnya ketika kita membaca bagian
ini, bahwa orang-orang percaya serta para rasul sendiri akan mengalami penderitaan
jadi nampak sekali perbedaanya dengan eskatologi yang sedikit menyeleweng dari apa
yang ada di Alkitab. Begitu juga dengan teori pengangkatan yang bertentangan dengan
Alklitab, yang mana secara sederhana kalau mau disimpulkan bahwa mereka percaya
bahwa orang-orang percaya yang hidup kudus itu akan diluputkan daripada
kesengsaraan dan akan diangkat untuk sementara waktu dengan Yesus, kemudian
mereka akan kembali lagi datang bersama Yesus untuk menghakimi orang-orang yang
ada di dunia ini. Sehingga yang saleh akan diangkat dan yang kurang saleh akan
ditinggal di dunia ini untuk mengalami pengujian. Ini adalah konsep yang salah dan
bertentangan dengan Alkitab. Seakan-akan Tuhan meminta kita untuk berjasa dan
bekerja keras untuk mendapatkan keselamatan kita itu dan menghasilkan pemahaman
bahwa keselamatan itu adalah jasa dan usaha kita. Padahal Tuhanlah yang ada
didalamnya, hanya oleh karena anugerah-Nya.
Selanjutnya Pdt. Billy menyinggung berbagai macam teologi yang didalamnya
menggunakan konsep yang sangat berbanding terbalik dengan yang ada didalam
Alkitab. Misalnya seperti teologi sukses, dalam teologi ini percaya bahwa sebelum ia
sukses keluar dari masalah yang dialami, tidak ada yang bisa ia saksikan untuk
kemuliaan Tuhan, padahal yang Yesus katakan adalah justru pada saat kita menderita,
disitulah waktunya atau kesempatan untuk kita bersaksi, dan Pdt. Billy mengatakan
bahwa ia berharap ketika kita telah mempunyai cara pandang yang benar mengenai ini,
hidup kita juga bisa sejalan dengan yang Ia inginkan, hidup kita tentunya berbeda dari
cara pandang dunia yang tak sesuai dengan Alkitab. Termasuk juga penderitaan yang
Tuhan kehendaki terjadi dalam kehidupan kita saat ini didalam takaran kita masing-
masing, bukan hanya dalam kehidupan nanti saat menjelang Yesus datang (futuristik).
Selanjutnya Pdt. Billy juga menyinggung beberapa orang di culture Timur yang menilai
kehidupan orang berharga atau tidak berharganya itu berdasarkan produktivitas. Dan
setelah itu ia mengkomparasikan dengan kisah dalam Alkitab yakni Ayub, Pdt. Billy
mengatakan bahwa dalam kisahnya di pasal 1 dikatakan bahwa Ayub sangatlah
produktif dan ia mempunyai banyak sekali achievement (pencapaian). Ia kaya, saleh,
relasinya dengan tetangga-tetangganya juga, namun tidak ada cerita apa-apa disitu,
justru cerita terjadi setelah segala yang Ayub miliki diambil, ketika ia mengalami
berbagai penderitaan itu yang memakan puluhan pasal, bukan ketika hidupnya
produktif. Jadi yang mau Pdt. Billy katakan bahwa jangan sampai kita salah mengecap
orang dengan mengatakan bahwa ia tidak berharga, karena Alkitab mempunyai
perhitungan yang lain dan mempunyai konsep siapa yang berharga dan tidak
dihadapan Tuhan, itulah bedanya prinsip dunia dan prinsipnya Tuhan.
Selanjutnya dalam ayat-ayat terakhir dikatakan bahwa Yerusalem akan runtuh,
atau Yerusalem akan luput sebagai bagian penghakiman Tuhan oleh karena mereka
adalah bangsa yang menolak Tuhan. Lukas juga menjelaskan bahwa Yerusalem akan
terluput oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, namun disini dikatakan
bahwa Tuhan akan melawan bangsa yang menang tersebut menaklukkannya dengan
injil dan Tuhan. Apa yang ditekankan disini bukanlah kemenangan terakit kemenangan
politik melainkan kemenangan Tuhan akan umat-Nya yang bisa kembali lagi kepada
Tuhan.

Kesimpulan:
- Dalam bagian ini Tuhan mau mengajarkan kepada kita agar kita
mempersiapkan diri kita supaya kuat didalam penderitaan, supaya kita
dianggap layak oleh Tuhan untuk mengambil bagain dalam penderitaan
- Namun bukan berarti seolah-olah kita jadi mempermuliakan penderitaan,
melainkan bahwa didalam kehidupan Yesus sebenarnya Salib itupun bukan
centernya (jika kita tidak benar-benar mengetahui makna salib) melainkan
ketaatan sang Anak di dalam menjalankan kehendak Bapa. Inilah artinya
bahwa penderitaan itu bukanlah centernya, penderitaan itu bukanlah demi
penderitaan itu sendiri, melainkan penderitaan sebagai suatu sarana didalam
ketaatan menjalankan kehendak-Nya
- Sebagai orang Kristen, seringkali kita membangga-banggakan bahwa kita ini
memang harus memikul salib dan ikut menderita, namun perlu ditegaskan
bahwa penderitaan atau kesusahan itu belum tentu seturut dengan kehendak
Tuhan, belum tentu memikul Salib Tuhan melaikan bisa saja adalah
penderitaan dan salib yang kita ciptakan sendiri oleh karena kecerobohan kita.
- Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa penderitaan ialah sebagai suatu
sarana agar kita bisa bersaksi (sakit penyakit, kemiskinan, dan lain-lain) itu
semua merupakan sarana yang dipakai Tuhan supaya didalam keadaan
apapun kita bisa bersaksi
- Sehingga didalam pergumulan kita pribadi masing-masing sudah seharusnya
kita menyaksikan pertolongan Tuhan atas semua itu
- Alkitab menekankan kepada kita untuk menjadi orang yang bisa memberi
kesaksian bukan hanya produktif. Dari kisah Ayub juga kita belajar bahwa kita
diajarkan untuk melihat dan mengerti penderitaan itu lebih penting daripada
keluar dari kondisi penderitaanya. Bisa bersaksi didalam saat penderitaan itu
lebih penting daripada keluar dari penderitaan dan tidak bisa bersaksi.
- Ketika Tuhan mengizinkan penderitaan terjadi kepada kita, dan kita
memandang penderitaan tersebut sebagai proses Tuhan untuk kita bisa
bersaksi disitu Roh Kudus telah bekerja didalam hati kita sehingga Ia
memampukan kita memberi lidah dan mulut yang benar untuk bersaksi,
sehingga apa yang menjadi kesaksian kita bukan berasal dari kita melainkan
berasal dari-Nya.
- Disini juga ditekankan bagaimana cara kerja Roh Kudus yang sangat
berpengaruh didalam setiap apa yang kita kerjakan, Roh Kudus yang mampu
membuat setiap kata yang kita keluarkan tidak melenceng atau salah
sedikitpun. Baik itu didalam menasehati, dalam melayani maupun bekerja hal-
hal yang lain.
- Firman Tuhan mengatakan bahwa Ia akan memelihara kita sampai sehalai
rambutpun tidak akan terjatuh. Artinya bukan berarti Tuhan memelihara kita
sedemikian rupa sehingga kita tidak akan mengalami kesulitan ataupun
penderitaan, melainkan disini artinya bahwa pemeliharaan Tuhan itu pasti,
pemeliharaan itu sepasti bagaimana sehelai rambut itupun tidak akan jatuh
diluar kehendak Tuhan.
- Disini juga ditekankan agar kita menjaga diri ketika kita menanti kedatangan
Tuhan, karena tidak akan ada yang mengetahui kapan hari kedatangan-Nya
- Hidup bijaksana, hidup bisa menjaga diri maka hidup itu tidak akan
memandang bahwa hidup di dunia itu mempunyai akhir, dan Yesus akan
datang kembali maka didalam hidup mawas diri akan ada pada kita sehingga
ketika Ia datang, kita siap sedia sehingga hidup kita bisa meaningfull

Anda mungkin juga menyukai