Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KULIAH

KEBIDANAN KELUARGA IV

Oleh :

KELOMPOK 5

1. EVI SOLIHATUL AFIAH NIM : 200603035


2. DIDAH MAHMUDAH NIM : 200603144
3. NINA NURAISAH NIM : 200603138
4. NUNUNG SUKAEMI NIM : 200603076
5. RENI RAHAYUNINGSIH NIM : 200603139

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI


NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2021/2022
1. IDENTIFIKASI MASALAH

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain


adalah genetik (faktor bawaan, jenis kelamin, dan suku bangsa), faktor
biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin umur, gizi, perawatan kesehatan,
kerentanan terhadap penyakit, kondisi kesehatan kronis, fungsi metabolisme,
hormon), faktor lingkungan fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi),
faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, edukasi, kelompok sebaya,
sekolah, cinta dan kasih, dan kualitas intraksi anak dengan orang tua), faktor
keluarga (pekerjaan dan pendapatan orang tua, pendidikan ayah dan ibu,
jumlah kakak beradik, pola asuh orang tua, adat istiadat dll). Dalam proses
menanggulangi keterlambatan perkembangan pada anak diperlukan banyak
stimulasi dalam aktivitas bermain (Sari et al., 2018).

Aktivitas bermain adalah salah satu stimulasi guna mengoptimalisasi


perkembangan anak. Dimasa ini, banyak jenis permainan yang bisa dijadikan
intervensi guna meningkatkan perkembangan motortik anak, salah satunya
dengan brain gym dan bermain puzzle, ditunjang dengan alat permainan yang
disesuaikaan dengan usia anak sehingga anak dapat tertarik dan mampu
merangsang perkembangan anak secata optimal (Nurani, 2017).

2. KELENGKAPAN DATA
Untuk mengukur peningkatan motorik halus anak pada masing-masing
kelompok, mengunakan instrumen atau Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) usia 48-60 bulan, dengan dua (2) kali pengukuran
yaitu pengukuran pertama sebelum diberikan senam otak dan bermain puzzle,
terlebih dahulu penelitimelakukan pengukuran perkembangan motorik halus
menggunakan kuesioner, setelah itu peneliti memberikan senam otak dan
bermain puzzle, selama 30 menit masing-masing intervensi, selama 4 minggu
dengan 14 kali waktu pertemuan. Pengukuran ke II dilakukan setelah 15 menit
diberikan senam otak dan bermain puzzle pada pertemuan ke 14, peneliti
kembali melakukan penilaian dengan menggunakan kuesioner yang sama
ketika pengukuran diawal.

3. PEMAHAMAN PROGRAM
Penelitian ini sangat penting dalam memahami dan mengidentifikasi
penghambat dan pendorong dari pelaksanaan palliative care dalam
perkembangan anak. Harapan nantinya petugas puskesmas atau ibu dapat
mengukur perkembangan motorik pada anak usia pra sekolah dengan bermain
puzzle dan brain gym. Hasil dari penelitian ini memberikan kontribusi petugas
puskesmas atau ibu untuk mengidentifikasi perkembangan motoric pada anak
usia pra sekolah
4. ANALISA (EFEKTIFITAS, KELEBIHAN, KEKURANGAN)
a. Efektifitas
Berdasarkan survei dan wawancara awal yang peneliti lakukan di
wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu pada Februari
2020, hasil wawancara dengan 6 orangtua, semua responden menjelaskan
bahwa belum tahu apa itu senam otak, dan belum pernah terdengar senam
otak di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad tersebut.
Begitupun hasil wawancara dengan petugas puskesmas bagian tumbuh
kembang. Sedangkan untuk bermain puzzle sudah ada tetapi jarang
dilakukan atau di terapkan, oleh karena sebagian anak responden lebih
memilih menonton gadget seperti HP dari pada merangkai puzzle.
b. Kelebihan
Kelebihan penelitian ini yaitu belum ada penelitian sebelumnya yang
membandingkan dua intervensi sekaligus seperti brain gym dan bermain
puzlle terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.
c. Kekurangan
Peneliti tidak menyarankan kepada orangtua pada anak yang
mengalami perkembangan yang meragukan, untuk melakukan stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar
ketertinggalannya dan Melakukan pemeriksaan ulang 2 minggu
kemudian.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Pembahasan artikel telah dinyatakan secara jelas dan cukup
menggambarkan hasil yang diharapkan. Pembahasan-pembahasan yang
diidentifikasi diperkuat oleh data yang ditampilkan dan mudah dipahami.
Hasil sesuai dengan teori yang dikemukakan. Dan hasil telah disampaikan
yaitu ada hubungan, pengaruh dari hasil penelitian.
Karena pembaca akan membaca point penting dalam artikel pada
pembahasan, jadi sangat dibutuhkan pembahasan yang jelas dan mudah
dipahami.
Peneliti sangat baik membahas keterbatasan studi penelitian yang telah
dilakukannya sekaligus memberikan saran untuk replika studi.
2. Saran
Peneliti dapat menambahkan pembahasan tentang persetujuan
penelitian dan menjelaskan hak-hak peserta.
Peneliti dapat menyarankan kepada orangtua pada anak yang
mengalami perkembangan yang meragukan, untuk melakukan stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar
ketertinggalannya dan Melakukan pemeriksaan ulang 2 minggu
kemudian. Sehingga hasil data yang didapatkan dapat lebih akurat.

Sumber
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/1120
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=dyEqEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=peraturan+pemerint
ah+tentang+kesehatan+paud+dan+prasekolah&ots=eYl217j2PY&sig=YS-
B0FJ5_VFEsjNin_YU4xLndwg&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai