Identifikasi Isu
Isu yang teridentifikasi oleh penulis merupakan hasil dari proses pembelajaran dan pe
ngalaman selama melaksanakan tugas dan fungsi perawat di tempat penulis bertugas yaitu
di Ruang HCU Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Takengon. Selanjutnya penulis
mengkonsultasikan beberapa isu yang teridentifikasi kepada Mentor, Coach maupun rekan
sejawat untuk kemudian dianalisis secara mendalam sehingga ditetapkanlah sebuah Core
Issue. Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkan 3 buah isu yang telah diidentifikasi
sebagai berikut :
1. Rendahnya kepatuhan keluarga pasien terhadap tata tertib di Ruang HCU RSUD
Datu Beru Takengon
2. Belum efektifnya pelaksanaan post conference di Ruang HCU RSUD Datu Beru
Takengon
3. Rendahnya kepatuhan keluarga pasien terhadap standard precaution yaitu hand
hygiene dan penggunaan masker di Ruang HCU RSUD Datu Beru Takengon
Keterangan :
Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
Seriousness : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
Growth : Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
Keterangan skor:
Urgency (U) Serioussness (S) Growth (G)
5 : sangat mendesak 5 :Sangat serius 5 : Sangat berdampak
4 : mendesak 4 : serius 4 : berdampak
3 : cukup mendesak 3 : cukup seius 3 : cukup berdampak
2 : tidak mendesak 2 :tidak serius 2 : tidak berdampak
1 : sangat tidak mendesak 1 : sangat tidak serius 1 : sangat tidak berdampak
Melalui proses analisis isu menggunakan metode USG tersebut maka ditentukanlah
core issue, yaitu “Rendahnya kepatuhan keluarga pasien terhadap tata tertib di Ruang
HCU RSUD Datu Beru Takengon”.
C. Penyebab Isu
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satu misi
pemerintah adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas. Untuk itu rumah sakit dalam setiap evaluasi kerjanya selalu berusaha
meningkatkan mutu pelayanan agar mampu mencapai standar yang telah ditetapkan
pemerintah. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Salah satu upaya peningkatan mutu di rumah sakit adalah dengan
menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien yaitu identifikasi pasien dengan benar,
peningkatan komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat (high allert) yang harus
diwaspadai, ketepatan lokasi, prosedur, dan pasien operasi, pengurangan resiko infeksi dan
pengurangan resiko jatuh. Penerapan sasaran keselamatan pasien di ruang rawat inap
sebagian besar sudah terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang masih
memerlukan perhatian salah satunya mengurangi resiko infeksi yang didapat pasien dari
luar atau pengunjung.
Ruang HCU RSUD Datu Beru Takengon merupakan satu dari tiga buah ruang intensif
yang ada di RSUD Datu Beru Takengon. Ruang HCU (High Care Unit) adalah ruangan
khusus yang disediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan keadaan yang
membutuhkan pengawasan ketat. Pembatasan kunjungan di ruang intensif dilakukan tidak
hanya untuk alasan gangguan melainkan karna pasien harus benar-benar steril. Orang dari
luar yang masuk bisa saja membawa kuman yang bisa berdampak buruk bagi pasien di
ruangan intensif. Gangguan kecil saja seperti kebisingan dari aktivitas yang tidak lazim di
ruang intensif bisa membahayakan pasien. Di ruangan ini pasien memerlukan penanganan
dengan konsentrasi penuh. Keselamatan pasien harus diutamakan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis masih banyak keluarga pasien yang sering
keluar masuk ruang HCU RSUD Datu Beru Takengon. Padahal keluarga telah diedukasi
mengenai tata tertib ruangan sejak dari awal masuk, perawat juga sudah sering
mengingatkan mengenai tata tertib ruangan namun seringnya keluarga acuh terhadap
imbauan perawat bahkan tidak jarang perawat dan keluarga terlibat perdebatan. Ramainya
keluarga ini tentu dapat meningkatkan resiko penularan infeksi bagi pasien. Tidak hanya
itu keluarga pasien pun kerap kali terlalu banyak membawa barang sehingga kebersihan
ruangan menjadi kurang terjaga dan dapat meningkatkan resiko infeksi. Hal ini tentunya
membuat pelayanan kesehatan, pengobatan dan observasi terhadap pasien menjadi tidak
optimal. Berangkat dari hal tersebut penulis akhirnya mengangkat isu “Rendahnya
Kepatuhan Keluarga Pasien Terhadap Tata Tertib di Ruang HCU RSUD Datu Beru
Takengon”.