Anda di halaman 1dari 4

KB 2

METODOLOGI PENAFSIRAN AL - QUR'AN


Bersama: M. Habib A. Syakur

a.            5 konsep dan deskripsinya yang Anda temukan di dalam Bahan Ajar.
1.    Pengertian Tafsir
Tafsir secara etimologi :
berwazan taf'iil, berasal dari kata fasr yang berarti al idhah, asy syarh dan al - bayan,
yang berarti penjelas, menerangkan, menyingkap dan menampakkan makna secara
rasional.
tafsir secara terminologi :
KBBI : tafsir adalah upaya untuk menjelaskan tentang ayat-ayat al-qur'an agar
maksudnya lebih mudah dipahami.
suatu upaya untuk menjelaskan dari firman Allah, sesuai dengan kemampuan.
Dipastikan, suatu penafsiran pada satu kata, ayat, surat berbeda dengan penafsiran
ahli tafsir lainnya.

2.    Aliran Tafsir
      Aliran tafsir terbagi kedalam 2 aliran besar, yaitu:
     a. Tafsir bil ma'tsur
         yaitu suatu tafsir yang dijelaskan dengan riwayat, riwyat dalam artian: ayat
dijelaskan dengan ayat, ayat dijelaskan dengan hadits, ayat dijelaskan dengan
pendapat sahabat dan tabi'in.

     b. Tafsir bil ra'yi


               yaitu ayat yang di jelaskan dengan logika, ilmu dan ijtihad, (tanpa
menggunakan riwayat atau ayat lainnya).

3.    Pendekatan Tafsir
                Pendekatan tafsir meliputi :
     - Al-Qur'an mulidimensi dapat dipahami dari berbagai segi
     - alat analis yang mempengaruhi persfektif dalam melakukan penafsiran
     - karakteristik penafsiran

4.    Karakteristik Tafsir
     5 karakter pendekatan tafsir (ahli tafsir saat ini):
      1. Tafsir Fiqhi, yaitu pendekatan hukum, menghasilkan hukum
      2. Tafsir shufi, yaitu penafsiran al-quran dengan pendekatan tasawuf, yang
menghasilkan            penafsiran bersifat mungkin supranatural, hal hal yang tidak
bisa di ketahui oleh akal                  manusia, dengan perasa, isyarat -isyarat lainnya.
      3. Tafsir Falsafi, yaitu penafsiran dengan melakukan logika - logika filsafat
   4. Tafsir Ilmi, yaitu penafsiran dengan pendekatan ilmu pengetahuan, sehingga akan     
menghasilkan teori-teori yang di gali dari al-qur'an
     5. Tafsir Adabi ijtima'i, yaitu pendekatan penafsiran secara sosial, budaya,
kemasyarakatan.

5.    Metode Tafsir
cara menafsirkan Al-quran, saat ini 5 metode terkemuka :

a.     Metode Tahlili (Analisis)


menganalisa semua ayat dalam al-quran
metode menafsirkan dengan berusaha menjelaskan dari berbagai segi, sesuai
dengan kemampuan penafsir tanpa mengurangi susunan/runtutan al-quran.
seperti tafsir jalalain, ibnu abbas, ath-thobari, dll
karakteristiknya memuat makna : lafadz, ijaz, balaghoh, munasabah, asbabun
nujul,qira'at, kisah -kisah israilliyyat, dan sebagainya.
kesimpulan makna dari berbagai aspek yang meliputi: fiqih, syariat, akhlak, tasawuf,
keilmuan, akidah, perintah, ancaman, dll

kelebihan metode tahlili:


1. dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu ayat atau surat
2. mudah diketahui korelasi/ hubungan ayat,surat dengan syat surat lainnya
3. memungkinkan untuk memberikan penafsiran pada semua ayat
4. mengandung banyak aspek pengetahuan, hukum, sejarah, sins dll
5. kaya ide dan informasi
6. dapat menggunakan salah satu dari tafsir al matsur dan al ra'yi
7. menjadi media dokumentasi sejarah, sya'ir dan kisah-kisah

kelemahan metode tahlili:


1. menghasilkan penafsiran yang parsial, sebab tidak utuh karena penafsiran
tersebar setiap ayat
2. subjektivitas musaffir, perbedaan faham mufassir yang membenarkan
pendapatnya
3. berulang, sebab ayat - ayat al-qur'an tersebar dalam berbagai surat
4. masuknya ayat-ayat israilliyat, (kebenaran dan ketidakbenarannya dipertanyakan)
contohnya : tafsir al bayan dll
b.     Metode Ijmali (Global)
analisis secara global
yang mentafsirkan alquran dengan cara menafsirkan secara global, naik makna per
ayat atau persurat.
metodenya menggunakan metode Nabi Muhammad SAW, agar pesan yang tersirat
dalam alquran dapat mudha dipahami. sifatnya tidak bertele tele. tidak perlu
menggunakan analisis.

kelebihannya : 
mudah di pahami
tidak mengandung ayat-ayat israilliyat

kelemahannya:
bersifat parsial
tidak ada ruang untuk analisis
contoh : tafsir jalalain dll

c.      Metode Muqaran (Perbandingan)


analisa perbandingan
tafsir berupa upaya yang dilakukan mufassir dalam memahami ayat -ayat dan
membandingkannya dengan dengan ayat lainnya yang memiliki pendekatan atau
kemiripan redaksi tapi makna berbeda atau membandingkan dengan hadits,
perkataan shabat dan tabi'in. serta mengkaji pendapat ulama tafsir, sehingga
perbandingan antara tafsir dapat dilakukan. jauhnya sebagai perbandingan lintas
kita samawi.
tafsir muqaran terbagi dalam 4 macam :
1. perbandingan antara antar ayat al-qur'an, jika terhadap ayat yang memeliki
kemiripan redaksi namun berbeda makna, atau kemiripan makna, kemudian
mencari titik temu dan solusi.
2. perbadningan antara ayat al-qur'an dengan teks hadits, di kaji jika ada ikhtilaf
3. perbandingan antar pendapat pentafsir, dilakukan secara interpretasi, dilakukan
antar madzhab dan latar belakang keilmuan.
4. perbandingan dengan kitab samawi meliputi telaah teks, makna, tema.

kelebihan
memberikan wawasan luas
toleransi
membuat mufassir lebih hati hati

dan kekurangannya
kurang cocok dengan pemula
kurang cocok dalam memecahkan masalah kontemporer
menimbulkan kesan pengulangan pendapat para mufassir

(masuk dalam jurnal bagian 2)


d.     Metode Maudhu’i (Tematik)
analisa tematik pertema
e.     Metode Hermeneutik
 
b.            Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Setelah menonton materi, banyak dan luas sekali tentang lingkup metode tafsir, ,
terlebih mengenai cara pandang makna, karakter, tafsir menurut para mufassirin baik
menurut ulama mufassirin kontemporer dengan ulama mufassirin klasik.
 
c.            kelebihan dan kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.
Terkait kelebihan pada materi bahan ajar, secara global dapat memberikan wawasan
penjelas serta penerangan.
 
Sementara kekurangannya pada materi bahan ajar dapat disimpulkan:
1.   paparan khusus sangat global mengenai materi.
 
d.            Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama
Dalam hal materi ajar mengenai tafsir, serta ruang lingkupnya sangatlah diperlukan dan bahkan
menjadi prioritas kajian utama (pemahaman ilmu tafsir) guna memberikan penjelasan makna, isi,
analisa dan lingkupnya dalam kajian ini, sehingga toleransi beragama dapat di fahami tanpa
mempermasalahkan/mengaitkan dengan penistaan agama bahkan salah faham dan melemahkan
kitab suci AL-quran

Anda mungkin juga menyukai