Anda di halaman 1dari 4

MAHASISWA DENGAN KAPASITASNYA

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di
sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum
adalah universitas. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran
penting dalam sejarah suatu negara (Wikipedia, 29 Mei 2017).

Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, ditangan para pemuda (mahasiswa)lah masa
depan sebuah bangsa, yang ternyata diterima atau tidak telah menanggung dosa para
pendahulu dan dipaksa harus meneruskan serta meluruskan konsep para pendahulu.
Mahasiswa dituntut untuk mampu meng-ejawantahkan pemahaman dan kompetensinya
serta ikut serta mengatasi keterpurukan yang tengah dialami bangsa ini. Mahasiswa
diharapkan peka menanggapi masalah seputar pendidikan ini.
Karena pada hakekatnya, mahasiswa adalah jembatan intelektualisme dari pemahaman
konsep menuju peng-ejawantahan pada tatanan realitas.

Mahasiswa merupakan entitas yang bisa menikmati nikmatnya konsep intelektualisme di


tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu, bukan saatnya lagi bagi mahasiswa untuk
bersifat egois, melakukan demonstrasi atas kebijakan pendidikan di kampus saja
(terkadang anarkis). Sekarang saatnya mahasiswa harus memikirkan solusi atas
permasalahan di dunia pendidikan ini.

Namun, pertanyaan besar kembali hadir, bukankah mahasiswa tidak mungkin membuat
keputusan strategis mengenai sistem pendidikan?. Bukankah mahasiswa pun tidak
mungkin meningkatkan kualitas dosen dengan mengadakan program sertifikasi mandiri,
membangun infrastuktur secara mandiri, dan hal-hal yang bersifat strategis lainnya. Lalu
apa yang bisa mahasiswa lakukan?. Peran dan Fungsi Mahasiswa-lah yang seharusnya
dapat diterapkan sebagai solusi di bidang pendidikan ini. Dengan mengamalkan Peran
dan Fungsi Mahasiswa (PFM), mahasiswa bisa membuat suatu pemikiran yang
rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan seputar pendidikan di bangsa ini. Buah
pikiran tersebut dapat disumbangkan kepada pihak terkait. Selain itu mahasiswa bisa
melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan.
Dengan demikian, komunikasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah dapat
berjalan dengan baik dengan menghasilkan suatu solusi bagi kebuntuan permasalahan
pendidikan.

Mahasiswa sebagai generasi intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya dengan kualitas
intelektualnya pula, bukan dengan hal lainnya. Jika mahasiswa sudah tidak lagi bisa
mengandalkan kecemerlangan intelektualnya, maka kemampuan lain apa yang bisa
diberikan mahasiswa bagi negara ini. Oleh karena itu mahasiswa memiliki kontribusi
yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa.

Mahasiswa memiliki posisi penting di masyarakat. Di sisi lain, mahasiswa adalah fase
manusa yang paling optimal. Kekuatan fisik, kematangan pikiran, intelektualitas,
seluruhnya sudah terdapat pada fase mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa mampu
untuk memiliki kepekaan yang tinggi. Kepekaan terhadap kondisi kekinian bangsa, salah
satunya di bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan aspek paling penting pada sebuah peradaban bangsa. Dengan
memiliki pendidikan yang berkualitas dan berkarakter, sebuah bangsa dapat
mengoptimalkan pembangunannya. Kelaparan, pengangguran, kemiskinan, tidakan
kriminal, KKN, dan masalah – masalah sosial lainnya dapat teratasi. Terbentuknya
sebuah bangsa yang bermartabat berawal dari pendidikan yang bermartabat pula.

Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal.
Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda atau
mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat
lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa,
dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor
penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet
peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak,
bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini.

Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial
(agent of social change) karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki
kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan
dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pendidikan dan sosial
dimasyarakat. Sehingga sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang
mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu
kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial yang dimiliki mahasiswa bagi
pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan.

Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar
memikirkan kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang
arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat.
Sebagai pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari
penyelesaiannya. Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan
menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. mahasiswa
rapuh, maka Negara Indonesia ini akan perlahan sirna.

Suatu keadaan yang sangat menyedihkan bagi keterpurukan pendidikan di Negara kita,
hendaklah mendapat perhatian dari mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa selaku konsumen
pendidikan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Artinya, segala kebijakan
pemerintah mengenai system pendidikan nasional hendaklah mengarah pada peningkatan
mutu bukan sekedar peningkatan biaya yang selama ini kita rasakan.

Fungsi agent of social change yang melekat pada jati diri mahasiswa saat ini hendaklah
bukan sebatas slogan-slogan demonstrasi saja, namun suatu pemikiran yang rekonstruktif
dan solutif terhadap permasalahan seputar pendidikan dibangsa ini dapat disumbangkan
oleh mahasiswa terhadap pihak terkait, dan melakukan kontrol terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan. Sehingga suatu komunikasi antar
mahasiswa, masyarakat dan pemerintah dapat berjalan dengan baik dengan menghasilkan
suatu argument dan saran sebagai solusi bagi kebuntuan permasalahan pendidikan.

Sudah menjadi keharusan bagi seorang atau kelompok mahasiswa untuk aktif dalam
menyoroti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, mengingat tuntutan status sosial yang
strategis bagi mahasiswa dari pada elemen masyarakat lainnya, dan ini bukan berarti
mahasiswa bergerak atau aktif dalam melakukan kontrol sosial yang berkembang dengan
tanpa ideology dan orientasi perjuangan yang jelas. Kita tidak menutup mata jika sering
kali kita melihat mahasiswa yang berduyun-duyun melakukan aksi turun kejalan dalam
menyampaikan aspirasi dengan teriakan slogan nan penuh semangat namun beberapa
orang diantaranya tidak mengerti akan apa yang sedang dilakukannya bahkan yang lebih
menyedihkan mereka hanya sekedar ikut-ikutan. Buktinya, banyak kalangan mahasiswa
yang mengaku sebagai aktivis pergerakan, tetapi tidak mengerti tentang konsep
perubahan masyarakat, kebangkitan masyarakat, kritik sosial politik yang ideologis,
bahkan tidak mengerti permasalahan utama masyarakat yang ada saat ini.

Oleh karenanya mahasiswa dalam memahami peranan dirinya dalam peningkatan mutu
kualitas pendidikan di Indonesia sepatutnya memiliki kerangka acuan dan penafsiran
yang jelas atau lebih sering kita dengar kesadaran ideology. Kesadaran ideologi itu
sebagai akibat internalisasi ideologi secara menyeluruh. Artinya, mengupayakan setiap
potensi yang ada untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya. Setiap tingkah
laku dari individu atau kelompok ini sebagai tafsir terhadap ideologi.

Pemerintah hendaklah memberikan space bagi mahasiswa dengan menghargai setiap


pendapat yang diutarakan mahasiswa demi kemajuan bangsa ini. Bukan malah
menjadikan kegiatan akademik sebagai ancaman bagi mahasiswa yang frontal dan kritis
dalam menyoroti kualitas system pendidikan dinegara ini. Seperti halnya melakukan
intimidasi, teror sampai DO/skorsing terhadap siswa ataupun guru yang bersikap kritis.
Ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita semakin berwatak arogan.

Mahasiswa sebagai generasi intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya dengan kualitas
intelektualnya pula, bukan dengan yang lainnya. Kalau mahasiswa sudah tidak lagi bisa
mengandalkan kecemerlangan intelektualnya kemampuan apa lagi yang bisa
dipertaruhkan mahasiswa bagi negara ini. Oleh karena itu mahasiswa memiliki kontribusi
yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa yaitu melalui : Pengembangan
potensi diri sebagai kesadaran akan hakikat pendidikan yang mendasar.

Melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah dan karakteristik


pendidikan bangsa. Berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari
sebuah sistem pendidikan nasional di Indonesia. Kemudian peran ini akan terlaksana
apabila mahasiswa dibebaskan dari kepentingan pragmatis, termasuk kepentingan politis
kelompok tertentu. Keberhasilan mahasiswa menarik gerbong perubahan selama ini lebih
disebabkan oleh idealismenya yang masih murni.

Anda mungkin juga menyukai