1. Metode skrining yang valid untuk mendeteksi risiko mengalami malnutrition pada
pasien di rumah sakit disebut…
a. TLC
b. TDG
c. NRS
d. NRT
e. NHA
(Ansari MR, Susetyowati, dan Pramantara IDP. 2014. Uji validitas skrining status gizi nrs 2002
dengan asesmen biokimia untuk mendeteksi risiko malnutrition di rsup dr. sardjito
yogyakarta. Gizi Indonesia. 37(1) : 1 – 12)
2. Salah satu modifikasi diet adalah modifikasi pemberian diet Pare yang dapat
menurunkan Kadar gula dalam darah. Berdasarkan tujuan pemberiaanya, modifikasi
diet tersebut ditujukan kepada…
a. Penderita diabetes millitus
b. Penderita diabetes insipidus
c. Penderita gangguan kekurangan iodium
d. Penderita kwashiorkor
e. Penderita maag
(Kirwanto A. 2014. Upaya pengendalian kadar gula darah dengan menggunakan modifikasi
diet pare pada penderita diabetus millitus di klinik sehat migunani klaten. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan. 3(2) : 179 – 183)
3. Penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan keluhan dan tanda DM,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
Penatalaksanaan DM memerlukan kolaborasi antara dokter, perawat, ahli gizi, team
kesehatan lainnya. Di bawah ini yang bukan merupakan pilar penatalaksanaan DM
adalah…
a. edukasi
b. manajemen lelah
c. terapi gizi medis
d. latihan jasmani
e. insulin
(Darliana D. 2011. Manajemen asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus. Idea
Nursing Journal. 2(2) : 132 – 136)
4. Peningkatan IMT mempunyai hubungan positif dengan peningkatan massa lemak
tubuh dengan pengukuran massa lemak subkutan, sehingga IMT dapat dipakai
untuk…
a. memprediksi persen massa lemak tubuh pada laki-laki lanjut usia
b. memprediksi kebiasaan makan
c. memprediksi total glukosa dalam darah pada laki laki
d. memprediksi total oksigen dalam darah
e. memprediksi total glukosa dalam darah pada wanita lanjut usia
(Fatimah et al. 2017. Hubungan pengukuran lemak subkutan dengan indeks massa tubuh
pada laki-laki usia lanjut. Penelitian Gizi dan Makanan. 40(1) : 29 – 34)
1. Pola makan vegetarian telah menjadi pola makan yang mulai banyak dipilih masyarakat
seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan manfaat pola makan berbasis
nabati untuk mengurangi risiko terhadap penyakit degeneratif. Namun, pola makan
vegetarian rentan kekurangan asupan beberapa zat gizi yang berpengaruh pada status gizi.
Zat gizi yang tidak berpengaruh dibawah ini yaitu...
A. Protein
B. Vitamin K
C. Zat besi
D. Seng
E. Vitamin B12
(Anggraini, Lusia. 2015. Asupan Gizi dan Status Gizi Vegetarian pada Komunitas Vegetarian
di
Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 11, No. 4, April 2015)
2. Usia, status menopause, dan status obesitas dapat mempengaruhi kepadatan tulang
wanita sehingga dapat pula menjadi faktor dari kejadian osteoporosis. Identifikasi faktor
risiko dilakukan dengan cara menganalisis besar risiko dari tiap-tiap komponen (usia, status
menopause, dan status obesitas) terhadap kepadatan tulang, yang dinyatakan dalam Rasio
Prevalens (RP). Apabila pasien wanita ingin melihat status obesitasnya, dalam
penelitian/pengecekan tersebut tidak ditentukan berdasarkan...
A. Faktor Istirahat
B. IMT
C. Persen Lemak Tubuh
D. Lingkar Pinggang
E. RLPP
(Dieny, Fillah Fithra. 2017. Faktor Risiko Osteoporosis pada Wanita Usia 40-80 tahun: Status
Menopause dan Obesitas. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 14, No. 2, Oktober 2017: 45-55)
3. Seorang pasien wanita didiagnosa terkena Osteoporosis. Osteoporosis yang terjadi karena
penggunaan obat obatan jangka panjang seperti glukokortikoid dan penyakit tertentu
seperti malabsorpsi adalah..
A. Osteoporosis Primer
B. Osteoporosis Sekunder
C. Osteoporosis Tersier
D. Osteoporosis Gabungan
E. Osteoporosis Individu
(Dieny, Fillah Fithra. 2017. Faktor Risiko Osteoporosis pada Wanita Usia 40-80 tahun: Status
Menopause dan Obesitas. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 14, No. 2, Oktober 2017: 45-55)
4. Seorang dokter ketika menjelaskan kepada pasien yang sudah diperiksa, menyebutkan
bahwa faktor penyebab penyakit yang diderita pasien adalah genetik, geografi, lingkungan,
jenis kelamin, natrium, hiperaktifitas simpatis dan lain-lain. Sedangkan tekaanan darah
istirahat yang menetap > 140/90 mmHg. Dari pernyataan tersebut, pasien menderita
penyakit...
A. Leukimia
B. Hipotensi
C. Hipertensi
D. Anemia
E. Hiperhidrosis
(Zulfikri, Kaliggis. 2001. Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Sindrom Koroner Akut dan
Gagal Jantung. Jakarta : Balai Penerbit RS Harapan Jantung Kita.)
2. Di bawah ini merupakan faktor risiko kekurangan gizi pada pasien dewasa yang di
rawat inap di rumah sakit, kecuali...
a. Asupan energi rendah
b. Lama tinggal
c. Alergi terhadap makanan
d. Penyakit tidak menular
e. Diet khusus
3. Prevalensi kepadatan tulang rendah dan obesitas di setiap rentang usia yang benar
adalah...
a. 43,5% dan 57,9% untuk usia 40-50 tahun
b. 43,5% dan 57,9% untuk usia 51-60 tahun
c. 43,5% dan 57,9% untuk usia 61-70 tahun
d. 43,5% dan 57,9% untuk usia 50-60 tahun
e. 43,5% dan 57,9% untuk usia 41-60 tahun
(Damayanti. 2017. Faktor Risiko Osteoporosis pada Wanita Usia 40-80 tahun: Status
Menopause dan Obesitas. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, vol. 14, no. 2, Tahun 2017)
4. Validitas terbaik yang dapat digunakan untuk deteksi dini risiko sindrom metabolik
pada remaja adalah...
a. Lingkar perut
b. Lingkar kepala
c. Lingkar lengan atas
d. Lingkar dada
e. Lingkar lutut
(Pratiwi. 2017. Penentuan Titik Potong Skor Sindroma Metabolik Remaja dan
Penilaian Validitas Diagnostik Parameter Antropometri: Analisis Riskesdas 2013.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia, vol. 14, no. 2, Tahun 2017)