Abstract
This research used the type of qualitative research of ethnography. The purpose of this research is to
examine the existence and significance of local wisdom found in the traditional game cublak - cublak
suweng in Yogyakarta is reviewed from an ecolinguistic viewpoint as well as a preservation strategy that
can be done. The data in this study in the form of body movement descriptions in the game steps and
the poetry footage of the song in the game shows the values of local wisdom. The data sources in this
study were children who played traditional cublak - cublak suweng games, cultural observers, and com-
munity leaders. The method of data collection used is a method of reading and proficient with the record
technique through observation and interviews. The data analysis techniques used are descriptive analysis
including data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal. The results show cublak - cublak
suweng has a local wisdom in the form of words, the lyrics are Dilagukan when playing and acts of body
movements that are reflected in the steps of the game. The meaning contained in the form of local wisdom
is depicted in five values of 1) the value of togetherness, 2) educational value, 3) sharing value, 4) sumeleh
value, and 5) religious value. The game can be preserved by creating games that can be downloaded on a
mobile phone similar to the original game, the game teaches it in schools, and there is more research on
local wisdom on the traditional game.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6722 e-ISSN 2503-3476
Jalan Affandi, Caturtunggal
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281
E-mail: yohanarinakurniasari@gmail.com
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 135
sebut dapat direduksi makna-maknanya. Adapun pat dalam permainan harus dipatuhi oleh seluruh
makna dari wujud kearifan lokal berupa perka- pemain. Apabila ada yang tidak bernyanyi atau
taan dan perbuatan atau tindakan yang terdapat tidak ikut bergerak, maka laju permainan tidak
dalam permainan tradisional cublak - cublak su- akan baik. Nilai kebersamaan tersebut telah di-
weng dapat dipaparkan lebih lanjut. temukan pula dalam penelitian yang dilakukan
oleh Herawati (2015) yang menyatakan bahwa
Makna Kearifan Lokal Dalam Permainan semakin banyak pemain, maka permainan akan
Tradisional Cublak-cublak Suweng semakin meriah.
Makna kearifan lokal yang terkandung da-
lam permainan tradisional cublak - cublak suweng 2) Nilai edukasi
berupa nilai - nilai tertentu yang tergambar dari Nilai edukasi pada permainan ini men-
masing-masing wujud kearifan lokal yang telah garah pada langkah permainan, yaitu ketepatan
dipaparkan sebelumnya. Kearifan lokal yang anak yang bermain sebagai Pak Empo dalam
berwujud perkataan yaitu syair-syair lagu Cublak - menebak siapa yang menyembunyikan biji atau
cublak Suweng terlebih dahulu dimaknai sehingga kerikil. Setelah lagu selesai dinyanyikan, anak
dapat menemukan nilai - nilai yang terkandung yang menyembunyikan maupun yang tidak me-
di dalamnya. Peneliti telah memperoleh arti nyembunyikan harus menggenggam telapak tan-
atau makna syair cublak - cublak suweng. Arti atau gannya dengan erat. Dengan demikian anak yang
makna syair lagu tersebut diperoleh berdasarkan bermain sebagai Pak Empong perlu mencermati
kegiatan wawancara dengan tokoh-tokoh ma- dengan baik ciri fisik dan psikis anak yang me-
syarakat yang telah disebutkan sebelumnya dan nyimpan biji atau kerikil. Permainan ini melatih
hasil tersebut telah dikonfirmasi oleh petugas Ba- anak untuk kritis membuat strategi agar mudah
lai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta dengan mengetahui teman yang menyembunyikan biji
penjelasan seperti pada tabel 1. atau kerikil yakni dengan cara menghitung uru-
Syair lagu cublak - cublak suweng di atas ter- tan anak ketika lagu dinyanyikan ataupun men-
nyata memiliki makna yang mendalam. Makna gamati ekspresi wajah masing-masing anak. Hal
tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari- tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
hari masyarakat di Yogyakarta. Hal tersebut seja- oleh Sudono (1995:8) yang menyatakan bahwa
lan dengan pendapat Spradley (2007:25) yaitu ba- bermain berfungsi untuk mengetahui kekuatan
hasa lebih dari sekedar alat komunikasi, namun dan kelemahan diri anak. Anak berlatih untuk
juga alat untuk menyusun realitas. Selain keari- berpikir kritis yang dapat menjadi salah satu ke-
fan lokal yang berwujud perkataan yang tersebut, kuatan dalam diri anak.
kearifan lokal yang berwujud perbuatan atapun
tindakan berupa gerakan dan langkah-langkah 3) Nilai berbagi
permainan juga memiliki nilai - nilai kearifan lo- Nilai berbagi dalam permainan ini tergam-
kal. Nilai - nilai kearifan lokal tersebut dapat di- bar dari langkah permainan yang secara lang-
pandang sebagai sikap positif. Menurut Soemarso sung memunculkan gerakan tubuh membagikan
(1983:3), permainan tradisional memiliki tempat biji atau kerikil kepada satu per satu pemain.
yang penting dalam kehidupan masyarakat dan Piranti berupa biji atau kerikil diibaratkan seba-
berguna untuk menanamkan sikap dan keteram- gai suweng yaitu perhiasan wanita Jawa berupa
pilan, di samping untuk penyaluran kreativitas di anting. Piranti tersebut menggambarkan suatu
waktu luang dan wadah hiburan. Sikap-sikap po- harta yang sangat berharga. Pada zaman dahulu
sitif dapat dilatih dalam permainan. Sikap-sikap nenek moyang wanita Jawa memakai suweng se-
positif tersebut erat kaitannya dengan nilai - nilai bagai perhiasan berupa anting-anting. Jenis per-
positif. Adapun nilai - nilai dalam kearifan lokal hiasan tersebut paling banyak ditemui di Jawa,
berwujud perkataan dan perbuatan dapat dipa- khususnya Yogyakarta. Oleh karena itu, sebagai
parkan sebagai berikut. benda berharga tentu tidak semua orang berke-
sempatan untuk memilikinya. Permainan cublak
1) Nilai kebersamaan - cublak suweng ini mengajarkan para pemain un-
Permainan cublak - cublak suweng mengan- tuk tidak serakah dengan harta yang dimiliki.
dung nilai kebersamaan karena permainan ter- Selayaknya sebagai manusia, kita berbagi kepada
sebut tidak dapat dilakukan seorang diri. Untuk orang-orang di sekitar kita, apalagi mereka yang
dapat memainkan cublak - cublak suweng dibutuh- membutuhkan. Apabila memiliki harta sebaik-
kan minimal tiga anak sebagai pemain. Semakin nya dibagikan kepada sesama manusia yang ke-
banyak pemainnya, maka akan semakin meriah hidupannya belum seberuntung kita.
permainannya. Selain itu, peraturan yang terda-
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 139
(2013:8-9) yaitu untuk melestarikan kearifan lo- diingatkan dan disadarkan kembali akan salah
kal dapat dengan menghadirkan kembali tradisi satu warisan budaya nenek moyang yaitu permai-
masa lalu untuk menciptakan suatu interpretasi nan tradisional yang ternyata mengandung nilai
terhadap suatu nilai tradisi lokal dengan proses - nilai kearifan lokal. Sebagai warga masyarakat,
perubahan (transform) yang disesuaikan dengan kita berkewajiban untuk menjaga dan melestari-
sudut pandang, teknologi dan kebutuhan masa kan warisan nenek moyang tesebut.
kini, meskipun wujudnya berbeda dengan bentuk
aslinya, dengan demikian tradisi itu akan terus SIMPU LAN
berlanjut. Dalam perspektif ekolinguistik, terdapat
Di sisi lain, Wardhani (2013) dalam hasil hubungan antara lingkungan dengan bahasa. Hal
penelitiannya memberikan sebuah rekomenda- tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu
si untuk melestarikan nilai - nilai kearifan lokal ditemukannya nilai - nilai kearifan lokal pada
pada permainan tardisional dengan melibatkan permainan tradisional cublak - cublak suweng. Ba-
orang tua, masyarakat, sanggar - sanggar budaya, hasa sebagai alat pengembang akal budi manusia
dan pemerintah untuk membelajarkan nilai - nilai menjadi alat untuk membangun nilai - nilai po-
kearifan lokal kepada generasi muda dan memfa- sitif. Nilai - nilai positif tersebut merupakan ni-
silitasi pelestarian nilai - nilai kearifan lokal ter- lai - nilai kearifan lokal, yaitu nilai yang tumbuh
sebut. Sekolah sebagai lembaga untuk mendidik di dalam suatu masyarakat dan digunakan atau
anak sangat tepat bila dijadikan lahan untuk me- ada secara turun menurun. Permainan tradisio-
lestarikan permainan tradisional sebab tersedia nal cublak - cublak suweng merupakan salah satu
anak - anak dalam jumlah yang besar sebagai permainan tradisonal yang terkenal di Yogya-
pemain, berbeda ketika permainan dimainkan karta. Permainan tersebut memliki dua wujud
di lingkungan rumah dengan jumlah anak yang kearifan lokal yaitu berupa perkataan dan per-
terbatas. Di sisi lain terkandungnya nilai - nilai buatan. Wujud kearifan lokal yang berupa per-
positif dalam permainan tradisional sekaligus kataan tergambar dari syair lagu Cublak - cublak
memberi pembelajaran nilai - nilai karakter yang Suweng yang dilagukan pada saat permainan
baik. Dengan demikian diharapkan anak - anak berlangsung. Sementara itu wujud kearifan lokal
dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan yang berupa perbuatan yaitu gerakan tubuh yang
berkepribadian baik. Permainan dari segi fung- muncul ketika bermain. Geraka tubuh tersebut
si hakikatnya merupakan sarana hiburan, maka tercermin dalam langkah - langkah permainan
perasaan gembira dan senang dapat didapatkan yaitu 1) berbaring telungkup, 2) membuka tela-
anak dengan melakukan permainan. Permainan pak tangan menghadap ke atas, 3) memindahkan
tradisional dapat diajarkan pada jenjang taman biji/ kerikil dari satu tangan ke tangan yang lain,
kanak - kanak dan sekolah dasar, dalam beberapa dan 4) menggenggam kedua tangan. Makna yang
kegiatan wawancara, para guru menyarankan hal terkandung dalam wujud - wujud kearifan lokal
tersebut yaitu permainan tradisional diajarkan di tersebut digambarkan dalam lima nilai positif
sekolah agar para murid tetap mengenal permai- yaitu 1) nilai kebersamaan, 2) nilai edukasi, 3)
nan tradisional meski mereka tengah hidup di era nilai berbagi, 4) nilai sumeleh, dan 5) nilai religius.
digital ini. Permainan tradisional sebagai salah satu
Di sisi lain terdapat cara untuk melesta- bentuk budaya bangsa yang tersebar luas di ber-
rikan permainan tradisional yang dapat dilaku- bagai daerah perlu dipelihara dan dilestarikan.
kan oleh praktisi pendidikan maupun praktisi Permainan tradisional, khususnya cublak - cublak
kebudayaan. Diharapkan muncul lebih banyak suweng perlu dilestarikan karena di dalamnya
lagi penelitian di bidang nilai - nilai kearifan lo- terkandung nilai - nilai kearifan lokal yang patut
kal dalam permainan tradisional di masa - masa untuk dijaga dan dilestarikan. Selain itu perlu
mendatang. Dengan semakin banyaknya pene- dilestarikan agar generasi muda tetap mengenal
litian di bidang tersebut, maka semakin banyak jenis permainan pada masa nenek moyangnya.
pula orang - orang yang mengetahui informasi Pesatnya arus globalisasi dan pesatnya perkem-
mengenai nilai - nilai kearifan lokal pada permai- bangan teknologi informasi dikhawatirkan mem-
nan tradisional. Tidak dapat dipungkiri bahwa buat permainan tradisional semakin ketinggalan
tidak semua orang mengetahui nilai - nilai kea- zaman dan tidak dikenal oleh masyarakat. Ada
rifan lokal pada permainan tradisional sebab ti- beberapa cara untuk melestarikan permainan tra-
dak semua orang pula berkesempatan mengenal disional, salah satunya permainan cublak - cublak
permainan tradisional tersebut. Dengan adanya suweng. Cara untuk melestarikan permainan
artikel penelitian di bidang nilai - nilai kearifan tradisional cublak - cublak suweng adalah dengan
lokal dalam permainan tradisional, masyarakat membuat aplikasi games yang dapat diunduh di
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 141
telepon genggam. Aplikasi tersebut mengga-
bungkan kemajuan teknologi zaman sekarang Danandjaja, James. 1997. Folklore Jepang (dilihat dari
dengan kearifan lokal sejak zaman dahulu. Oleh kacamata Indonesia). Jakarta: Pustaka Utama
sebab itu aplikasi yang dimaksud harus memiliki Grafiti.
konsep permainan yang serupa dengan permai-
nan cublak - cublak suweng yang sesungguhnya. Dharmamulya, Sukirman. 2008. Permainan Tradisional
Selain itu pada sekolah - sekolah, misalnya jen- Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.
jang taman kanak-kanak dan sekolah dasar di
Endraswara, Suwardi. 2005. Tradisi Lisan Jawa. Yogya-
Yogyakarta, para guru diharapkan mengajarkan karta: Laksbang Presindo.
permainan tradisional kepada para siswa agar
para siswa tetap mengenal permainan tradisional Fill, Alwin dan Peter Muhlhausler. 2001. The Ecolin-
tersebut meski tengah hidup di era digital, seka- guistics Reader Language, Ecology, and Environ-
ligus memperoleh nilai - nilai karakter yang baik ment. London: Continuum.
yang terdapat dalam kearifan lokal permainan
tradisional. Selain itu diharapkan adanya lebih Hamka, ST. 2013. Kearifan Lokal Dalam Arsitektur.
banyak penelitian di bidang kearifan lokal pada Universitas Briwijaya Malang: Program Pasca
Sarjana Arsitektur Lingkungan Binaan. Tidak
permainan tradisional yang memberikan wacana
diterbitkan.
kepada masyarakat mengenai kearifan lokal pada
permainan tradisional. Hal tersebut secara tidak Herawati, Niken E. 2015. Nilai - Nilai Karakter Yang
langsung tentunya akan ikut melestarikan keari- Terkandung Dalam Dolanan Anak Pada Festival
fan lokal dalam permainan tradisional itu sendiri. Dolanan Anak Se - DIY 2013. Jurnal Imaji. Vol.
13, No. 1, Februri 2015:13 – 27.
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Haugen, Einar. 1972. The Ecology of Language. Califor-
Esa penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. nia: Standford University.
Hal itu tidak terlepas dari bentuan berbagai pihak
Istanti, Z. K. 2007. Wujud Kearifan Lokal teks Amir
yang mendukung agar penelitian berjalan dengan Hamzah Nusantara. Jurnal Ibd Vol. 5, No. 1,
lancar. Oleh sebab itu diucapkan terimakasih ke- Jan-Jun 2007, hlm 5 - 26.
pada:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan
yang telah memberikan dukungan akademik agar Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.
penelitian dapat berjalan dengan baik.
Dosen pembimbing Dr. R. Kunjana Rahar- Mahmud, M. 2010. Media Warisan dan Kearifan Lokal.
di, M.Hum. yang telah membimbing dan men- Jurnal t.n., Vol. 13, No. 2, Juli – September
2010.
dampingi peneliti dalam melakukan penelitian.
Masyarakat desa Baciro RW 14, Gendeng Mbete, A.M. 2009. Ungkapan - ungkapan dalam Ba-
Cantel, Gondokusuman, Yogyakarta yang telah hasa dan Fungsinya dalam Melestarikan Ling-
menjadi tempat penelitian dan atas kesediaan be- kungan. Jurnal Linguistika. Vol. 9, No. 17. Pro-
berapa masyarakat baik tokoh masyarakat atau- gram Studi Magister dan Doktor Linguistik
pun anak - anak yang menjadi narasumber dalam University Udayana, September 2001.
penelitian ini.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Naing, N., dkk. 2009. Kearifan Lokal Tradisional Ma-
yang telah membantu peneliti dalam melaksana- syarakat Nelayan pada Pemukiman di Danau Tem-
pe Sulawesi Selatan. Jurnal Local Wisdom. Vol.
kan penelitian.
1, No. 1, November 2009, hlm 19 - 26.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Depdikbud,
Yogyakarta: Duta Wacana University. Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional.
Sudaryanto. 2017. Menguak Tiga faset Kehidupan Bahasa:
Fungsi Hakikinya, Pengelola Ilmunya, Ketrkaitan- Tim Play Plus Indonesia. 2014. Permainan Tradisional
nya dengan budaya. Yogyakarta: Sanata Dharma Anak Indonesia. Yogyakarta.
Univeristy Press.
Wardhani, Ni.W. 2013. Pembelajaran Nilai - nilai Keari-
Sujarno. 1996/1997. Memudarnya Permainan Rakyat fan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui
Linthongan di Masyarakat Pendukungnya: Kasus Pendidikan Informal (Studi Seskriptif Kualitatif
di Desa Kamulyan, Kecamatan Kawunganten, Ci- Tembang Asmarandhana dalam Serat Wulang Reh
lacap. Depdikbud, Dirjen Kebudayaan, Direk- Pada Masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta).
torat Sejarah dan Nilai Tradisional. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013,
Tidak diterbitkan.
Suprayogo, Imam & Tobroni. 2001. Metodologi Peneli-
tian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yuga, S. 2010. Bunga Rampai Nilai - nilai Etika dalam
Ungkapan Budaya. Jakarta: Kementrian Kebu-
Tashadi. 1993. Transformasi Nilai Melalui Permainan dayaan dan Pariwisata.