Anda di halaman 1dari 9

JPBSI 8 (2) (2019)

Jurnal Pendidikan Bahasa dan


Sastra Indonesia
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi

NILAI ­- NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PERMAINAN TRADISIONAL


CUBLAK - CUBLAK SUWENG DI YOGYAKARTA: KAJIAN EKOLINGUISTIK

Yohana Rina Kurniasari  R. Kunjana Rahardi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,


Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif etnografi. Tujuan penelitian ini untuk
Diterima Mei 2019 mengkaji wujud dan makna kearifan lokal yang terdapat dalam permainan tradisional cublak -
Disetujui Juni 2019 cublak suweng di Yogyakarta ditinjau dari sudut pandang ekolinguistik serta strategi preservasi
Dipublikasikan November yang dapat dilakukan. Data dalam penelitian ini berupa deskripsi gerakan tubuh pada langkah
2019 - langkah permainan dan cuplikan syair lagu dalam permainan yang menunjukkan nilai - nilai
kearifan lokal. Sumber data dalam penelitian ini yaitu anak-anak yang memainkan permainan
Keywords: tradisional cublak - cublak suweng, pengamat kebudayaan, dan tokoh masyarakat. Metode pen-
cublak, suweng, ke- gumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan cakap dengan teknik catat melalui
arifan, local, ecolinguistic observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif meli-
puti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan
permainan cublak - cublak suweng memliki wujud kearifan lokal berupa perkataan yaitu, syair
yang dilagukan ketika bermain dan perbuatan berupa gerakan tubuh yang tercermin dalam
langkah - langkah permainan. Makna yang terkandung dalam wujud - wujud kearifan lokal
tersebut digambarkan dalam lima nilai yaitu 1) nilai kebersamaan, 2) nilai edukasi, 3) nilai
berbagi, 4) nilai sumeleh, dan 5) nilai religius. Permainan tersebut dapat dilestarikan dengan
membuat aplikasi games yang dapat diunduh di telepon genggam serupa dengan permainan
aslinya, diajarkannya permainan tersebut di sekolah - sekolah, dan adanya lebih banyak pe-
nelitian kearifan lokal pada permainan tradisional.

Abstract
This research used the type of qualitative research of ethnography. The purpose of this research is to
examine the existence and significance of local wisdom found in the traditional game cublak - cublak
suweng in Yogyakarta is reviewed from an ecolinguistic viewpoint as well as a preservation strategy that
can be done. The data in this study in the form of body movement descriptions in the game steps and
the poetry footage of the song in the game shows the values of local wisdom. The data sources in this
study were children who played traditional cublak - cublak suweng games, cultural observers, and com-
munity leaders. The method of data collection used is a method of reading and proficient with the record
technique through observation and interviews. The data analysis techniques used are descriptive analysis
including data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal. The results show cublak - cublak
suweng has a local wisdom in the form of words, the lyrics are Dilagukan when playing and acts of body
movements that are reflected in the steps of the game. The meaning contained in the form of local wisdom
is depicted in five values of 1) the value of togetherness, 2) educational value, 3) sharing value, 4) sumeleh
value, and 5) religious value. The game can be preserved by creating games that can be downloaded on a
mobile phone similar to the original game, the game teaches it in schools, and there is more research on
local wisdom on the traditional game.

© 2019 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6722 e-ISSN 2503-3476
Jalan Affandi, Caturtunggal
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281
E-mail: yohanarinakurniasari@gmail.com
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 135

PENDAHULUAN - nilai kearifan lokal yang terdapat dalam permai-


Arus globalisasi yang deras mengakibat- nan tradisional cublak - cublak suweng dapat dilihat
kan kemajuan pesat di berbagai bidang, tidak dari perspektif ekolinguistik. Ekolinguistik pada
terkecuali teknologi. Salah satu gejala yang men- awal kemunculannya dinamakan sebagai kajian
colok yaitu maraknya berbagai mainan (toys) dan ekologi bahasa. Kajian tersebut diprakarsai oleh
permainan (game) yang canggih atau modern ter- Einar Haugen pada tahun 1970 yakni menyan-
sebar di masyarakat. Kemajuan di bidang tekno- dingkan bahasa dengan ekologi yang selanjutnya
logi memberikan kemudahan pada anak untuk didefinisikan sebagai kajian atas interaksi antara
menikmati games yang dapat diunduh dengan bahasa dengan lingkungan tempat bahasa terse-
mudah dari telepon genggam. Fenomena tersebut but digunakan (Haugen, 1972:323). Kajian eko-
menjadi salah satu penyebab permainan tradisio- linguistik menurut Mbete (2009:2) tidak hanya
nal mulai ditinggalkan. Alasan lain yang menjadi mengkaji hubungan antara bahasa dengan ling-
penyebab surutnya permainan tradisional dari kungan saja melainkan bahasa dengan manusia
tengah masyarakat yaitu jumlah kelahiran anak maupun hubungan timbal balik antara manusia
yang mulai dibatasi, lahan bermain yang semakin maupun dengan alam sekitarnya. Dalam inter-
mengecil bahkan hilang, dan kemajuan di bidang aksi tersebut manusia senantiasa menggunakan
pertelevisian yang akhirnya memanjakan anak bahasa sebagai alat komunikasi dan alat pengem-
untuk duduk diam di rumah daripada pergi ke bang akal budi untuk menjalin kerjasama dengan
luar rumah untuk bermain bersama teman - te- sesama (Sudaryanto, 2017).
mannya (Sujarno, 1996/1997). Haugen menggunakan analogi dari ekolo-
Permainan tradisional menurut James Da- gi dan lingkungan dalam menciptakan metafora
nandjaja (1987) adalah salah satu bentuk permai- berupa metafora ekosistem yang ditujukan untuk
nan anak yang beredar secara lisan di masyarakat, menjelaskan hubungan dan interaksi bermacam-
berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun macam bentuk bahasa yang ada di dunia. Dalam
serta memiliki banyak variasi. Permainan tradi- bentuk metafora tersebut Haugen menjelaskan
sional disebarkan dari mulut ke mulut dan me- hubungan kelompok komunitas pengguna ba-
miliki banyak manfaat (Tim Play Plus Indonesia, hasa dan lingkungannya, baik lingkungan alam
2014). Dewasa ini masyarakat Jawa, khususnya maupun lingkungan buatan, lihat Muhlhausler
Yogyakarta tidak lagi akrab dengan permainan (1995) dalam Fill dan Muhlhausler (2001:1). Pa-
tradisional. Berbagai permainan tardisional su- kar ekolinguistik, Haugen (1972:326) menyata-
dah jarang dimainkan oleh anak - anak. Hanya kan bahwa lingkungan alam sebuah bahasa ada-
sedikit anak - anak yang mengetahui dan masih lah masyarakat pengguna bahasa itu.dan bahasa
memainkan permainan tradisional. Oleh karena sesungguhnya ada di dalam otak penggunanya
itu, kini permainan tradisional hanyalah cerita dan berfungsi untuk menghubungkan pengguna
atau kisah nenek moyang di masa lalu. Hal terse- bahasa itu dengan sesamanya dan kepada alam
but tentu saja sangat disayangkan sebab permai- yaitu lingkungan sosial, buatan, dan alam. Hu-
nan tradisional mengandung nilai - nilai kearifan bungan antara bahasa dengan lingkungan dapat
lokal yang berfungsi untuk melatih pemainnya tercermin dari adanya kosa kata yang digunakan
agar memiliki kecakapan berpikir dan berhitung, dalam suatu tempat yang berbeda dengan tempat
berani, jujur, sportif, dan sebagainya (Tashadi, lainnya. Hal itu terjadi karena manusia mencip-
1993:57-59). Kearifan lokal yang terkandung da- takan bentuk verbal dari berbagai benda yang ada
lam permainan tradisional merupakan bagian di lingkungannya.
dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat Penelitian ini dilakukan untuk menjawab
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri rumusan masalah yaitu apa saja wujud dan mak-
(Padmanugraha, 2010:12). Kata budaya menurut na kearifan lokal dalam permainan tradisional
Koentjaraningrat (1974: 19) berasal dari bahasa cublak - cublak suweng serta bagaimana strategi
Sansekerta “budhayah”. Kata “budhayah” me- preservasinya. Dengan kata lain penelitian ini
rupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti bertujuan untuk mengetahui wujud dan makna
budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan be- kearifan lokal yang terdapat dalam permainan
rarti hal-hal yang berhubungan dengan akal atau tradisional cublak - cublak suweng dan strategi pre-
budi yang merupakan buah usaha manusia. servasi yang dapat dilakukan. Penelitian ini diha-
Kearifan lokal diwariskan secara turun te- rapkan dapat memberikan manfaat bagi masyara-
murun dari satu generasi ke generasi melalui ce- kat tentang permainan tradisional cublak - cublak
rita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal biasanya suweng yang memiliki banyak nilai - nilai kearifan
terdapat dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, lokal sehingga permainan tradisional tersebut la-
dan permainan rakyat (Baedowi, 2016: 61). Nilai yak untuk tetap dilestarikan.
136 Yohana Rina Kurniasari, Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Permainan Tradisional......

METODOLOGI PENELITIAN Analisis deskriptif meliputi tiga alur kegiatan yai-


Penelitian ini menggunakan jenis peneli- tu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
tian kualitatif etnografi. Penelitian kualitatif me- kesimpulan (Sutopo, 2002). Reduksi data melipu-
nurut Sudaryanto (2015:15) yaitu penelitian yang ti proses pemilihan, penyederhanaan, dan trans-
semata-mata berdasarkan fakta yang ada atau fe- formasi data yang muncul dari catatan lapangan.
nomena yang secara empiris hidup pada penutur- Penyajian data merupakan paparan informasi
penuturnya sehingga yang dihasilkan atau dicatat yang memungkinkan adanya penarikan kesim-
berupa data yang apa adanya. Sementara itu pen- pulan. Paparan data tersebut berupa data mentah
elitian kualitatif dengan metode etnografi menu- hasil wawancara, data tulis dalam bentuk verba-
rut Spradley (2007:3) adalah penelitian yang ber- tim, dan data yang sudah ditandai dengan kode.
tujuan untuk memahami suatu pandangan hidup Sementara itu penarikan kesimpulan dilakukan
dari sudut pandang penduduk asli. Inti dari etno- berdasarkan penyajian data.
grafi adalah upaya untuk memperhatikan makna-
makna tindakan dari kejadian yang terekspresi- HASIL DAN PEMBAHASAN
kan secara langsung dalam bahasa dan di antara Objek kajian dalam penelitian ini yaitu ni-
makna yang diterima, banyak yang disampaikan lai - nilai kearifan lokal yang terkandung dalam
tidak secara langsung melalui kata-kata, namun permainan tradisional cublak-cublak suweng.
juga perbuatan (Spradley, 2007: 5). Dari sudut pandang ekolinguistik, permainan
Berdasarkan pandangan James P. Spradley tradisional yang hendak dikaji yaitu permainan
tersebut data dalam penelitian ini diperoleh mela- cublak-cublak suweng. Permainan tradisional
lui kata-kata dan perbuatan. Data penelitian beru- cublak - cublak suweng merupakan salah satu jenis
pa perbuatan diperoleh dari gerakan tubuh pada permainan tradisional yang berkembang di ka-
saat memainkan permainan cublak-cublak suweng, langan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta
sedangkan data penelitian berupa kata-kata yaitu maupun Jawa Tengah (Dharmamulya, 2008:57).
syair lagu dalam permainan yang menunjukkan Permainan tersebut menggunakan piranti berupa
nilai kearifan lokal. Data dikumpulkan dengan biji atau kerikil. Di dalam permainan tradisional
metode pengumpulan data wawancara mengenai cublak - cublak suweng terkandung nilai - nilai kea-
nilai - nilai kearifan lokal yang terdapat dalam rifan lokal. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
permainan dan melalui observasi untuk menge- Baedowi (2016: 61) yang menyatakan kearifan
tahui cara bermain dan gerakan tubuh yang mun- lokal biasanya terdapat dalam cerita rakyat, peri-
cul pada saat dilakukannya permainan. bahasa, lagu, dan permainan rakyat. Permainan
Sumber data dalam penelitian ini yaitu cublak - cublak suweng merupakan salah satu per-
anak-anak yang memainkan permainan tra- mainan rakyat Yogyakarta. Adapun nilai - nilai
disional cublak-cublak suweng, pengamat ke- kearifan lokal tersebut akan dibahas dalam tiga
budayaan, dan tokoh masyarakat yang paham bagian sesuai dengan rumusan masalah peneliti-
mengenai permainan tradisional cublak-cublak an yaitu 1) wujud kearifan lokal, 2) makna kea-
suweng. Anak-anak yang menjadi informan pen- rifan lokal, dan 3) strategi preservasi yang dapat
elitian berusia antara 7-11 tahun dengan kriteria dilakukan.
telah mengenal maupun pernah memainkan per-
mainan tradisional cublak-cublak suweng. In-
Wujud Kearifan Lokal Dalam Permainan
forman yang merupakan pengamat kebudayaan
adalah salah satu petugas di Balai Pelestarian Tradisional Cublak-cublak Suweng
Nilai Budaya Yogyakarta. Sementara itu infor- Dewasa ini telah banyak penelitian tentang
man yang berasal dari masyarakat merupakan kearifan lokal yang berhasil menggolongkan em-
seseorang tetua yang berada dalam lingkungan pat wujud kearifan lokal yaitu perkataan (Yuga,
di mana permainan tradisional cublak - cublak su- 2010), tulisan (Istanti, 2007), tindakan atau per-
weng masih dimainkan dan tetua tersebut paham buatan (Naing, 2009), dan benda buatan manusia
mengenai nilai - nilai kearifan lokal yang terkan- (Mahmud, 2010). Permainan tradisional cublak -
dung dalam permainan tradisional cublak-cublak cublak suweng mengandung nilai - nilai kearifan
suweng. lokal dalam wujud perkataan dan perbuatan.
Penelitian ini menggunakan teknik ana- Wujud perkataan berupa syair lagu yang digu-
lisis data deskriptif. Analisis data deskriptif ar- nakan dalam melakukan permainan. Sementa-
tinya analisis bukan menggunakan angka-angka, ra itu, wujud perbuatan berupa langkah-langkah
melainkan dalam bentuk kata-kata, kalimat, permainan dan gerakan tubuh yang muncul saat
ataupun paragraf yang dinyatakan dalam bentuk bermain.
deskriptif (Suprayogo & Tobroni, 2001: 192-197). Dalam wujud perkataan, lagu yang digu-
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 137

nakan untuk mengiringi permainan cublak - cublak Empong.


suweng memiliki nama yang sama dengan nama Semua pemain yang melingkar di sekitar
permainannya, yaitu lagu Cublak-cublak Su- Pak Empong membuka telapak tangan meng-
weng. Karena lagu tersebut digunakan pada saat hadap ke atas dan diletakkan di punggung Pak
permainan, maka cublak - cublak suweng selain Empong.
merujuk pada permainan, juga merujuk pada Salah satu anak bertugas untuk memegang
lagu dolanan (permainan). Lagu dolanan menu- biji atau kerikil. Biji atau kerikil tersebut kemudi-
rut Endraswara (2005:99) merupakan lagu yang an dipindah dari telapak tangan satu ke telapak
dinyanyikan sambil bermain-main, atau lagu tangan lainnya diiringi lagu Cublak-cublak Suweng.
yang dinyanyikan dalam permain tertentu. Beri- Lagu tersebut dinyanyikan secara bersama-sama
kut ini syair lagu Cublak-cublak Suweng. oleh semua anak yang bermain.
Cublak - cublak suweng Di akhir lagu, semua anak menggenggam
kedua tangan masing-masing. Setiap anak ber-
Suwenge ting gelenter
pura-pura menyembunyikan kerikil. Setiap anak
Mambu ketundhung gudel berusaha agar tidak tertebak dalam menyembu-
Pak empong lera-lere nyikan biji atau kerikil. Tangan yang mengepal
Sapa ngguyu ndhelikake harus rapat agar biji atau kerikil tidak terlihat.
Pak Empong mengambil posisi duduk. Ia
Sir-sir pong dhele kopong
menebak di tangan siapa biji atau kerikil disem-
Sir-sir pong dhele kopong bunyikan. Pak Empong dapat mengamati geng-
Dalam wujud perbuatan, tergambar dari gaman tangan atau ekpresi wajah masing-masing
gerakan tubuh yang muncul saat bermain. Gera- anak yang bermain.
kan tubuh tersebut tercermin dari langkah-lang- Apabila tebakannya benar, anak yang
kah permainan. Permaian cublak - cublak suweng menggenggam biji atau kerikil bergantian menja-
dimainkan oleh minimal tiga anak. Satu anak se- di Pak Empong. Apabila tebakannya salah, Pak
bagai Pak Empong yang bertugas sebagai pemain Empong kembali ke posisi semula dan permai-
kalah, dan anak-anak lainnya bermain sebagai nan diulang lagi.
pemutar biji atau kerikil diiringi lagu. Berikut ini Sementara itu ada beberapa gerakan tu-
langkah-langkah permainan cublak-cublak su- buh yang muncul pada saat bermain. Gerakan
weng. tubuh yang muncul yaitu 1) berbaring telungkup,
Para pemain melakukan hompimpa atau 2) membuka telapak tangan menghadap ke atas,
gambreng. Pemain yang kalah menjadi Pak Em- 3) memindahkan biji/ kerikil dari satu tangan ke
pong lalu berbaring telungkup di tengah. Semen- tangan yang lain, dan 4) menggenggam kedua
tara anak-anak yang lain duduk melingkari Pak tangan. Masing-masing wujud kearifan lokal ter-
Tabel 1. Makna syair Lagu Cublak-Cublak Suweng
Syair Lagu Makna
Cublak-cublak suweng Ada tempat harta berharga yaitu suweng atau harta sejati.
Suwenge ting gelenter Harta sejati itu berupa kebahagiaan sejati. Harta sejati itu sebena-
Mambu ketundhung gudel rnya sudah ada berserakan di sekitar kita, namun kita tidak me-
Pak empong lera-lere nyadarinya.
Sapa ngguyu ndhelikake Banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Mereka ingin
Sir-sir pong dhele kopong mendapatkan harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (yang
Sir-sir pong dhele kopong diibaratkan anak gudel) ikut mencari harta itu dengan penuh ke-
serakahan.
Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebin-
gungan. Mereka kebingungan meskipun telah memiliki harta.
Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu bukan harta atau ke-
bahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh kes-
erakahannya sendiri.
Barang siapa sumeleh dalam menjalani hidup, dialah yang akan
menemukan harta sejati. Orang yang menemukan harta sejati
akan tersenyum bahagia.
Agar dapat menemukan harta atau kebahagiaan sejati itu, orang
harus melepaskan diri dari harta benda duniawi, mengosongkan
diri dari sifat-sifat yang buruk (keserakahan, dan lain-lain), dan
senantiasa mengasah hati nurani.
138 Yohana Rina Kurniasari, Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Permainan Tradisional......

sebut dapat direduksi makna-maknanya. Adapun pat dalam permainan harus dipatuhi oleh seluruh
makna dari wujud kearifan lokal berupa perka- pemain. Apabila ada yang tidak bernyanyi atau
taan dan perbuatan atau tindakan yang terdapat tidak ikut bergerak, maka laju permainan tidak
dalam permainan tradisional cublak - cublak su- akan baik. Nilai kebersamaan tersebut telah di-
weng dapat dipaparkan lebih lanjut. temukan pula dalam penelitian yang dilakukan
oleh Herawati (2015) yang menyatakan bahwa
Makna Kearifan Lokal Dalam Permainan semakin banyak pemain, maka permainan akan
Tradisional Cublak-cublak Suweng semakin meriah.
Makna kearifan lokal yang terkandung da-
lam permainan tradisional cublak - cublak suweng 2) Nilai edukasi
berupa nilai - nilai tertentu yang tergambar dari Nilai edukasi pada permainan ini men-
masing-masing wujud kearifan lokal yang telah garah pada langkah permainan, yaitu ketepatan
dipaparkan sebelumnya. Kearifan lokal yang anak yang bermain sebagai Pak Empo dalam
berwujud perkataan yaitu syair-syair lagu Cublak - menebak siapa yang menyembunyikan biji atau
cublak Suweng terlebih dahulu dimaknai sehingga kerikil. Setelah lagu selesai dinyanyikan, anak
dapat menemukan nilai - nilai yang terkandung yang menyembunyikan maupun yang tidak me-
di dalamnya. Peneliti telah memperoleh arti nyembunyikan harus menggenggam telapak tan-
atau makna syair cublak - cublak suweng. Arti atau gannya dengan erat. Dengan demikian anak yang
makna syair lagu tersebut diperoleh berdasarkan bermain sebagai Pak Empong perlu mencermati
kegiatan wawancara dengan tokoh-tokoh ma- dengan baik ciri fisik dan psikis anak yang me-
syarakat yang telah disebutkan sebelumnya dan nyimpan biji atau kerikil. Permainan ini melatih
hasil tersebut telah dikonfirmasi oleh petugas Ba- anak untuk kritis membuat strategi agar mudah
lai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta dengan mengetahui teman yang menyembunyikan biji
penjelasan seperti pada tabel 1. atau kerikil yakni dengan cara menghitung uru-
Syair lagu cublak - cublak suweng di atas ter- tan anak ketika lagu dinyanyikan ataupun men-
nyata memiliki makna yang mendalam. Makna gamati ekspresi wajah masing-masing anak. Hal
tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari- tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
hari masyarakat di Yogyakarta. Hal tersebut seja- oleh Sudono (1995:8) yang menyatakan bahwa
lan dengan pendapat Spradley (2007:25) yaitu ba- bermain berfungsi untuk mengetahui kekuatan
hasa lebih dari sekedar alat komunikasi, namun dan kelemahan diri anak. Anak berlatih untuk
juga alat untuk menyusun realitas. Selain keari- berpikir kritis yang dapat menjadi salah satu ke-
fan lokal yang berwujud perkataan yang tersebut, kuatan dalam diri anak.
kearifan lokal yang berwujud perbuatan atapun
tindakan berupa gerakan dan langkah-langkah 3) Nilai berbagi
permainan juga memiliki nilai - nilai kearifan lo- Nilai berbagi dalam permainan ini tergam-
kal. Nilai - nilai kearifan lokal tersebut dapat di- bar dari langkah permainan yang secara lang-
pandang sebagai sikap positif. Menurut Soemarso sung memunculkan gerakan tubuh membagikan
(1983:3), permainan tradisional memiliki tempat biji atau kerikil kepada satu per satu pemain.
yang penting dalam kehidupan masyarakat dan Piranti berupa biji atau kerikil diibaratkan seba-
berguna untuk menanamkan sikap dan keteram- gai suweng yaitu perhiasan wanita Jawa berupa
pilan, di samping untuk penyaluran kreativitas di anting. Piranti tersebut menggambarkan suatu
waktu luang dan wadah hiburan. Sikap-sikap po- harta yang sangat berharga. Pada zaman dahulu
sitif dapat dilatih dalam permainan. Sikap-sikap nenek moyang wanita Jawa memakai suweng se-
positif tersebut erat kaitannya dengan nilai - nilai bagai perhiasan berupa anting-anting. Jenis per-
positif. Adapun nilai - nilai dalam kearifan lokal hiasan tersebut paling banyak ditemui di Jawa,
berwujud perkataan dan perbuatan dapat dipa- khususnya Yogyakarta. Oleh karena itu, sebagai
parkan sebagai berikut. benda berharga tentu tidak semua orang berke-
sempatan untuk memilikinya. Permainan cublak
1) Nilai kebersamaan - cublak suweng ini mengajarkan para pemain un-
Permainan cublak - cublak suweng mengan- tuk tidak serakah dengan harta yang dimiliki.
dung nilai kebersamaan karena permainan ter- Selayaknya sebagai manusia, kita berbagi kepada
sebut tidak dapat dilakukan seorang diri. Untuk orang-orang di sekitar kita, apalagi mereka yang
dapat memainkan cublak - cublak suweng dibutuh- membutuhkan. Apabila memiliki harta sebaik-
kan minimal tiga anak sebagai pemain. Semakin nya dibagikan kepada sesama manusia yang ke-
banyak pemainnya, maka akan semakin meriah hidupannya belum seberuntung kita.
permainannya. Selain itu, peraturan yang terda-
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 139

4) Nilai sumeleh na kearifan lokal dalam permainan tradisional


Nilai sumeleh merupakan nilai hidup yang cublak - cublak suweng dapat diketahui bahwa
dikenal baik oleh masyarakat Yogyakarta. Sume- permainan tradisional sejatinya memiliki berba-
leh berasal dari kata seleh yang artinya “meletak- gai nilai - nilai yang merupakan kearifan lokal.
kan” atau “melepaskan”. Sumeleh berarti pasrah Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bah-
menerima apapun dengan ikhlas. Nilai tersebut wa permainan tradisional pada saat ini tidak lagi
tergambar dalam makna syair lagu Cublak - cublak dimainkan anak-anak karena beberapa faktor, di
suweng yang memberi nasihat untuk senantia- anataranya jumlah kelahiran anak yang dibatasi,
sa ikhlas, tidak serakah, dan menggunakan hati lahan bermain yang berkurang, dan kemajuan
nurani untuk menemukan harta sejati. Syair yang teknologi. Jika hal tersebut terus terjadi, dikhawa-
secara khusus menggambarkan nilai sumeleh yai- tirkan permainan tradisional akan punah. Kepu-
tu pada syair “sir-sir pong dele kopong”. Sir dalam nahan permainan tradisional dapat dicegah me-
bahasa Jawa berarti hati nurani, pong dalam baha- lalu tindakan pelestarian. Pelestarian permainan
sa Jawa merujuk pada kopong yang berarti tidak tradisional sangatlah penting agar para generasi
berisi atau kosong. Sementara dele dalam bahasa mendatang tetap mengetahui jenis permainan
Jawa berarti kacang kedelai. Dengan demikian di masa nenek moyang mereka (Dharmamulya,
syair “sir-sir pong dele kopong” memiliki arti manu- 2008: 30). Berdasarkan kegiatan penelitian yang
sia harus melepaskan diri dari harta benda dunia- telah dilakukan, permainan cublak - cublak suweng
wi, mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk, dan juga memiliki nilai - nilai kearifan lokal. Permai-
senantiasa mengasah hati nurani. Arti tersebut nan tradisional tersebut mengandung ajaran ten-
jika dikaitkan dengan harta sejati maka manusia tang perilaku luhur yang dikemas dalam bentuk
harus melepaskan diri dari harta benda duniawi, permainan dan lagu yang digunakan sebagai sa-
mengosongkan diri dari sifat-sifat buruk, dan se- rana mewariskan nilai budaya Jawa pada anak.
nantiasa mengasah hati nurani untuk dapat me- Oleh sebab itu diperlukan upaya-upaya untuk
nemukan kebahagiaan yang sejati. Nilai tersebut melestarikan permainan tradisional, khususnya
didukung oleh pendapat tokoh masyarakat yang cublak - cublak suweng.
memahami permainan tradisional cublak - cublak Sejak tahun 2010, Daerah Istimewa Yo-
suweng dan merupakan orang asli Jawa. gyakarta mengadakan pagelaran atau pertun-
5) Nilai religius jukan yang mengangkat tema seni dan tradisi.
Nilai religius yang dimaksud mengarah Acara ini merupakan acara rutin yang bekerja
kepada sikap narimo ing pandum. Hal tersebut ter- sama dengan berbagai pihak baik swasta maupun
gambar dalam gerakan badan telungkup dengan pemerintah. Taman Budaya Yogyakarta yang be-
kepala merunduk ke bawah seakan-akan bersu- kerja sama dengan Dinas Pariwasata DIY meng-
jud. Gerakan tersebut dilakukan oleh Pak Em- gelar acara Festival Dolanan Anak pada tahun
pong, yaitu anak yang bertugas sebagai pemain 2013. Acara ini berlansing selama 3 hari dengan
yang kalah saat dilakukannya gambreng atau peserta puluhan grup atau kelompok seni dari
hompimpah. Gerakan bersujud menggambar- lima kabupaten di Yogyakarta. Hal tersebut men-
kan manusia yang tunduk akan kuasa Tuhan dan gindikasikan secara positif bahwa keberadaan do-
menyerahkan semua yang terjadi kepada Tuhan lanan anak - anak perlu dipedulikan supaya tidak
dan percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena punah (Herawati, 2015). Selain itu ada beberapa
kehendak Tuhan. Narima ing pandum merupa- upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
kan istilah bahasa Jawa yang menurut Astiyanto permainan tradisional. Meski demikian pesatnya
(2006, 138) memiliki arti yaitu menerima nasib perkembangan arus globalisasi dan tekonologi
dan menggantungkan diri atas pemberian Tuhan. komunikasi menjadi tantangan tersendiri dalam
Nilai religius narimo ing pandum tersebut juga ter- melestarikan permainan tradisional yang terasa
gambar dari gerakan tubuh pemain saat membu- ketinggalan zaman apabila dibandingkan dengan
ka dan menggenggam tangan. Gerakan membu- jenis - jenis permainan lain yang modern.
ka tangan bermakna menerima semua pemberian Karena pesatnya arus globalisasi, maka
Tuhan, baik keberhasilan maupun kegagalan da- tidak dapat dipungkiri bahwa permainan tradi-
lam hidup. Sementara itu gerakan menggenggam sional akan terus tergerus dan dapat menghilang.
tangan bermakna mengikhlaskan segala sesuatu Untuk menyikapi itu kearifan lokal harus sejalan
yang sudah terjadi dan mensyukurinya sebagai dengan perkembangan zaman, sebagai contoh
pemberian Tuhan. membuat aplikasi games yang dapat diunduh di
telepon genggam dengan konsep permainan yang
Strategi Preservasi yang Dapat Dilakukan serupa dengan permainan cublak-cublak suweng.
Berdasarkan paparan wujud dan mak- Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamka
140 Yohana Rina Kurniasari, Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Permainan Tradisional......

(2013:8-9) yaitu untuk melestarikan kearifan lo- diingatkan dan disadarkan kembali akan salah
kal dapat dengan menghadirkan kembali tradisi satu warisan budaya nenek moyang yaitu permai-
masa lalu untuk menciptakan suatu interpretasi nan tradisional yang ternyata mengandung nilai
terhadap suatu nilai tradisi lokal dengan proses - nilai kearifan lokal. Sebagai warga masyarakat,
perubahan (transform) yang disesuaikan dengan kita berkewajiban untuk menjaga dan melestari-
sudut pandang, teknologi dan kebutuhan masa kan warisan nenek moyang tesebut.
kini, meskipun wujudnya berbeda dengan bentuk
aslinya, dengan demikian tradisi itu akan terus SIMPU LAN
berlanjut. Dalam perspektif ekolinguistik, terdapat
Di sisi lain, Wardhani (2013) dalam hasil hubungan antara lingkungan dengan bahasa. Hal
penelitiannya memberikan sebuah rekomenda- tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu
si untuk melestarikan nilai - nilai kearifan lokal ditemukannya nilai - nilai kearifan lokal pada
pada permainan tardisional dengan melibatkan permainan tradisional cublak - cublak suweng. Ba-
orang tua, masyarakat, sanggar - sanggar budaya, hasa sebagai alat pengembang akal budi manusia
dan pemerintah untuk membelajarkan nilai - nilai menjadi alat untuk membangun nilai - nilai po-
kearifan lokal kepada generasi muda dan memfa- sitif. Nilai - nilai positif tersebut merupakan ni-
silitasi pelestarian nilai - nilai kearifan lokal ter- lai - nilai kearifan lokal, yaitu nilai yang tumbuh
sebut. Sekolah sebagai lembaga untuk mendidik di dalam suatu masyarakat dan digunakan atau
anak sangat tepat bila dijadikan lahan untuk me- ada secara turun menurun. Permainan tradisio-
lestarikan permainan tradisional sebab tersedia nal cublak - cublak suweng merupakan salah satu
anak - anak dalam jumlah yang besar sebagai permainan tradisonal yang terkenal di Yogya-
pemain, berbeda ketika permainan dimainkan karta. Permainan tersebut memliki dua wujud
di lingkungan rumah dengan jumlah anak yang kearifan lokal yaitu berupa perkataan dan per-
terbatas. Di sisi lain terkandungnya nilai - nilai buatan. Wujud kearifan lokal yang berupa per-
positif dalam permainan tradisional sekaligus kataan tergambar dari syair lagu Cublak - cublak
memberi pembelajaran nilai - nilai karakter yang Suweng yang dilagukan pada saat permainan
baik. Dengan demikian diharapkan anak - anak berlangsung. Sementara itu wujud kearifan lokal
dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan yang berupa perbuatan yaitu gerakan tubuh yang
berkepribadian baik. Permainan dari segi fung- muncul ketika bermain. Geraka tubuh tersebut
si hakikatnya merupakan sarana hiburan, maka tercermin dalam langkah - langkah permainan
perasaan gembira dan senang dapat didapatkan yaitu 1) berbaring telungkup, 2) membuka tela-
anak dengan melakukan permainan. Permainan pak tangan menghadap ke atas, 3) memindahkan
tradisional dapat diajarkan pada jenjang taman biji/ kerikil dari satu tangan ke tangan yang lain,
kanak - kanak dan sekolah dasar, dalam beberapa dan 4) menggenggam kedua tangan. Makna yang
kegiatan wawancara, para guru menyarankan hal terkandung dalam wujud - wujud kearifan lokal
tersebut yaitu permainan tradisional diajarkan di tersebut digambarkan dalam lima nilai positif
sekolah agar para murid tetap mengenal permai- yaitu 1) nilai kebersamaan, 2) nilai edukasi, 3)
nan tradisional meski mereka tengah hidup di era nilai berbagi, 4) nilai sumeleh, dan 5) nilai religius.
digital ini. Permainan tradisional sebagai salah satu
Di sisi lain terdapat cara untuk melesta- bentuk budaya bangsa yang tersebar luas di ber-
rikan permainan tradisional yang dapat dilaku- bagai daerah perlu dipelihara dan dilestarikan.
kan oleh praktisi pendidikan maupun praktisi Permainan tradisional, khususnya cublak - cublak
kebudayaan. Diharapkan muncul lebih banyak suweng perlu dilestarikan karena di dalamnya
lagi penelitian di bidang nilai - nilai kearifan lo- terkandung nilai - nilai kearifan lokal yang patut
kal dalam permainan tradisional di masa - masa untuk dijaga dan dilestarikan. Selain itu perlu
mendatang. Dengan semakin banyaknya pene- dilestarikan agar generasi muda tetap mengenal
litian di bidang tersebut, maka semakin banyak jenis permainan pada masa nenek moyangnya.
pula orang - orang yang mengetahui informasi Pesatnya arus globalisasi dan pesatnya perkem-
mengenai nilai - nilai kearifan lokal pada permai- bangan teknologi informasi dikhawatirkan mem-
nan tradisional. Tidak dapat dipungkiri bahwa buat permainan tradisional semakin ketinggalan
tidak semua orang mengetahui nilai - nilai kea- zaman dan tidak dikenal oleh masyarakat. Ada
rifan lokal pada permainan tradisional sebab ti- beberapa cara untuk melestarikan permainan tra-
dak semua orang pula berkesempatan mengenal disional, salah satunya permainan cublak - cublak
permainan tradisional tersebut. Dengan adanya suweng. Cara untuk melestarikan permainan
artikel penelitian di bidang nilai - nilai kearifan tradisional cublak - cublak suweng adalah dengan
lokal dalam permainan tradisional, masyarakat membuat aplikasi games yang dapat diunduh di
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 8(2)(2019): 134-142 141
telepon genggam. Aplikasi tersebut mengga-
bungkan kemajuan teknologi zaman sekarang Danandjaja, James. 1997. Folklore Jepang (dilihat dari
dengan kearifan lokal sejak zaman dahulu. Oleh kacamata Indonesia). Jakarta: Pustaka Utama
sebab itu aplikasi yang dimaksud harus memiliki Grafiti.
konsep permainan yang serupa dengan permai-
nan cublak - cublak suweng yang sesungguhnya. Dharmamulya, Sukirman. 2008. Permainan Tradisional
Selain itu pada sekolah - sekolah, misalnya jen- Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.
jang taman kanak-kanak dan sekolah dasar di
Endraswara, Suwardi. 2005. Tradisi Lisan Jawa. Yogya-
Yogyakarta, para guru diharapkan mengajarkan karta: Laksbang Presindo.
permainan tradisional kepada para siswa agar
para siswa tetap mengenal permainan tradisional Fill, Alwin dan Peter Muhlhausler. 2001. The Ecolin-
tersebut meski tengah hidup di era digital, seka- guistics Reader Language, Ecology, and Environ-
ligus memperoleh nilai - nilai karakter yang baik ment. London: Continuum.
yang terdapat dalam kearifan lokal permainan
tradisional. Selain itu diharapkan adanya lebih Hamka, ST. 2013. Kearifan Lokal Dalam Arsitektur.
banyak penelitian di bidang kearifan lokal pada Universitas Briwijaya Malang: Program Pasca
Sarjana Arsitektur Lingkungan Binaan. Tidak
permainan tradisional yang memberikan wacana
diterbitkan.
kepada masyarakat mengenai kearifan lokal pada
permainan tradisional. Hal tersebut secara tidak Herawati, Niken E. 2015. Nilai - Nilai Karakter Yang
langsung tentunya akan ikut melestarikan keari- Terkandung Dalam Dolanan Anak Pada Festival
fan lokal dalam permainan tradisional itu sendiri. Dolanan Anak Se - DIY 2013. Jurnal Imaji. Vol.
13, No. 1, Februri 2015:13 – 27.
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Haugen, Einar. 1972. The Ecology of Language. Califor-
Esa penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. nia: Standford University.
Hal itu tidak terlepas dari bentuan berbagai pihak
Istanti, Z. K. 2007. Wujud Kearifan Lokal teks Amir
yang mendukung agar penelitian berjalan dengan Hamzah Nusantara. Jurnal Ibd Vol. 5, No. 1,
lancar. Oleh sebab itu diucapkan terimakasih ke- Jan-Jun 2007, hlm 5 - 26.
pada:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan
yang telah memberikan dukungan akademik agar Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia.
penelitian dapat berjalan dengan baik.
Dosen pembimbing Dr. R. Kunjana Rahar- Mahmud, M. 2010. Media Warisan dan Kearifan Lokal.
di, M.Hum. yang telah membimbing dan men- Jurnal t.n., Vol. 13, No. 2, Juli – September
2010.
dampingi peneliti dalam melakukan penelitian.
Masyarakat desa Baciro RW 14, Gendeng Mbete, A.M. 2009. Ungkapan - ungkapan dalam Ba-
Cantel, Gondokusuman, Yogyakarta yang telah hasa dan Fungsinya dalam Melestarikan Ling-
menjadi tempat penelitian dan atas kesediaan be- kungan. Jurnal Linguistika. Vol. 9, No. 17. Pro-
berapa masyarakat baik tokoh masyarakat atau- gram Studi Magister dan Doktor Linguistik
pun anak - anak yang menjadi narasumber dalam University Udayana, September 2001.
penelitian ini.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Naing, N., dkk. 2009. Kearifan Lokal Tradisional Ma-
yang telah membantu peneliti dalam melaksana- syarakat Nelayan pada Pemukiman di Danau Tem-
pe Sulawesi Selatan. Jurnal Local Wisdom. Vol.
kan penelitian.
1, No. 1, November 2009, hlm 19 - 26.

Padmanugraha, A.S. 2010. Common Sense Outlook on


DAFTAR PUSTAKA
Local Wisdom and Identity: A Contemporary Java-
nese Natives’ Experience’ Paper Presented in Inter-
Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan sumber
national Conference on “Local Wisdom for Charac-
Belajar TK. Jakarta: Dirjen Dikti Departemen
ter Building. Yogyakarta.
Pendidikan dan Kebudayaan.
Soemarso, R. (ed). 1983. Permainan Anak - anak Dae-
Astiyanto, Heniy. 2006. Filsafat Jawa (Menggali Butir -
rah Yogyakarta. Depdikbud, Proyek Inventari-
butir Kearifan Lokal. Yogyakarta: Warta Pustaka
sasi dan Kebudayaan Daerah.
Yogyakarta.
Spradley, J. P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Ti-
Baedowi, Ahmad. 2015. Calak Edu 4: Esai - esai Pendidi-
ara Wacana.
kan 2012 - 2014. Pustaka Alvabet.
142 Yohana Rina Kurniasari, Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Permainan Tradisional......

Sudaryanto. 2015. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Depdikbud,
Yogyakarta: Duta Wacana University. Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan
Nilai Tradisional.
Sudaryanto. 2017. Menguak Tiga faset Kehidupan Bahasa:
Fungsi Hakikinya, Pengelola Ilmunya, Ketrkaitan- Tim Play Plus Indonesia. 2014. Permainan Tradisional
nya dengan budaya. Yogyakarta: Sanata Dharma Anak Indonesia. Yogyakarta.
Univeristy Press.
Wardhani, Ni.W. 2013. Pembelajaran Nilai - nilai Keari-
Sujarno. 1996/1997. Memudarnya Permainan Rakyat fan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui
Linthongan di Masyarakat Pendukungnya: Kasus Pendidikan Informal (Studi Seskriptif Kualitatif
di Desa Kamulyan, Kecamatan Kawunganten, Ci- Tembang Asmarandhana dalam Serat Wulang Reh
lacap. Depdikbud, Dirjen Kebudayaan, Direk- Pada Masyarakat Keraton Kasunanan Surakarta).
torat Sejarah dan Nilai Tradisional. Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2013,
Tidak diterbitkan.
Suprayogo, Imam & Tobroni. 2001. Metodologi Peneli-
tian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yuga, S. 2010. Bunga Rampai Nilai - nilai Etika dalam
Ungkapan Budaya. Jakarta: Kementrian Kebu-
Tashadi. 1993. Transformasi Nilai Melalui Permainan dayaan dan Pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai