Pratika Dea
Cahaya Intan
Septhia Imelda
Deanita Racmanda
Alia Savira
Binaca Theodeanna
Muhammad Rusdi
Muhammad Ihsan
Muhammad Audy
Jessica Esmeranda
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan mandiri memiliki wewenang dan tugas
dalam menetapkan kebijakan dan program kerja puskesmas sesuai dengan kondisi serta
masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya.
Dalam proses manajemen pelayanan kesehatan baik pada tingkat individu, keluarga,
maupun komunitas, identifikasi masalah atau diagnosis merupakan langkah pertama.
Identifikasi tersebut merupakan kunci dalam penyusunan rencana kerja atau rencana
penatalaksanaan pasien. Sebagai lini pertama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
komunitas dalam seting epidemiologi wilayah kerja puskesmas diperlukan diagnosis
komunitas dan perencanaan kerja berbasis data yang akan diperlukan untuk proses
perencanaan, penetapan prioritas masalah, hingga menetapkan solusi terhadap masalah
tersebut. Hal ini penting karena kita akan kesulitan menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang ada oleh karena terbatasnya sumber daya yang tersedia
B. Analisa Situasi
1. Jumlah SDM kurang
2. Jarak pkm Musti ke RSUD Kabupaten sekitar 32km
3. Kesulitan transportasi menjangkau pkm.
4. Faskes kurang
5. Jumlah penduduk wilayah kerja pkm >30.000 orang
6. Mayoritas Pendidikan SD
7. Mayoritas pekerjaan risiko tinggi dan pendapatan rendah
8. Luas kerja wilayah pkm yang cukup besar
9. Kematian ibu dan bayi
10. Diare balita tinggi
1. Tahun 2015 rerpadat 5 penyakit terbanyak adalah penyakit infkesi (ISPA, DBD, TB,
Malaria, Scabies)
2. AKI dan AKB tinggi
3. KLB DBD yang terjadi setiap tahun.
4. Kasus diare balita yang terjadi sebanyak 212 kasus.
1 2 3 4
U 4 4 3 4
S 4 4 4 4
G 4 2 3 2
64 32 36 32
Prioritas masalah = penyakit infkesi (ISPA, DBD, TB, Malaria, Scabies)
2. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan
dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori,
yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan
dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas
membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat
dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya
menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran
semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam
mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya
di puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak penyakit
yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan
sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial
kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya
harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan
masalah kejiwaan.
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang
memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian
urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi.
1. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
1. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan
urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya
masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut[ii]:
1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah dilaksanakan apabila
pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan
adalah aspek yang ada dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
BAB III ANALISA DATA PRIMER
Genetik (-)
Lingkungan
Pendapatan Rendah
Mayoritas lulusan SD Penyakit
Infeksi (ISPA,
DBD, TB,
Malaria,
Scabies)
Menggunakan air sungai
sebagai sumber air
Jarak tempuh yang jauh
Promkes kurang
Perilaku
masyarakat Pelayaan kesehatan
- Penyuluhan
B. Tujuan Kegiatan
C. Tempat/lokasi Kegiatan
Di Puskesmas Musti
D. Waktu
E. Sasaran
F. target
G. Metode evaluasi
Dr. Manda
A. Rencana Kegiatan
B. Tujuan Kegiatan
C. Tempat/lokasi Kegiatan
D. Waktu
E. Sasaran
F. target
- Puskesmas terakreditasi
G. Metode evaluasi
Dr. Manda