Anda di halaman 1dari 6

TUGAS LATSAR CPNS TAHUN 2022

GOLONGAN III ANGKATAN IV KELOMPOK 4 TIM A


BBPK MAKASSAR

Edwin Erubun
Avdal Azis
Fauzia Latif
Enita Basirun
Siti Kurniah Ramadhansi
Noor Fadila Ashara Pellu

ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. DESKRIPSI ISU
Isu menurut kamus besar KBBI memiliki arti masalah yang dikedepankan atau topik
yang sedang diperbincangkan, kabar yang masih diperbincangkan. Sedangkan
kontemporer itu sendiri memiliki arti kekinian, sesuatu yang terjadi sekarang atau sesuatu
yang menjadi trend pada masa sekarang.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa isu-isu kontemporer adalah suatu
permasalahan yang menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya
harus sesuai dengan masa sekarang. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan saat ini
masalah yang masih sering terjadi adalah perundungan dunia maya atau cyberbullying.
Perundungan dunia maya atau Cyberbullying ialah bullying/perundungan dengan
menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial berbagai platform
seperti chatting, bermain game, dan ponsel. Cyberbullying merupakan perilaku agresif
yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik, secara
berulang-ulang dari waktu ke waktu, terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah
melakukan perlawanan atas tindakan tersebut. Jadi, terdapat perbedaan kekuatan antara
pelaku dan korban. Perbedaan kekuatan dalam hal ini merujuk pada sebuah persepsi
kapasitas fisik dan mental. (Unicef Indonesia).
Beberapa hal yang termasuk contoh kasus cyberbullying adalah :
- Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan
tentang seseorang di media social
- Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting,
menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau
memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan.
- Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk
melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama
mereka.
- Trolling - pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial,
ruang obrolan, atau game online
- Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari game online, aktivitas, atau grup
pertemanan
- Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi kebencian
tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian terhadap seseorang
- Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan seseorang
- Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat yang
melecehkan.
- Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk
mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam menggunakan nama
mereka
- Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam
percakapan seksual.

Cyberbullying paling sering menimpa pada anak-anak dan remaja. hal itu terjadi karena
mereka belum memiliki kematangan mental dalam mengontrol emosi diri. Masa remaja
adalah masa yang paling menarik dan menantang untuk melakukan hal-hal baru. Remaja
kerap melakukan hal-hal yang beresiko tinggi, baik online maupun offline.
B. ANALISIS ISU
Fish Bone

Berdasarkan analisis fishbone diagram di atas, didapatkan bahwa cyberbullying terjadi


dikarenakan banyak faktor.

1. Faktor internal (Man)


Perundungan dunia maya atau cyberbullying dapat disebabkan oleh kurangnya empati pada
diri individu yang menyebabkan mudahnya melakukan perundungan. Selain itu perundungan
dapat terjadi terus-menerus akibat dari adanya adiksi terhadap bully itu sendiri. Seorang yang
melakukan bullying dalam social media misalnya, dapat mengalami kecanduan akibat
perasaan emosi yang didapatkannya setelah melakukan aksi bullying. Selain itu seorang yang
pernah menjadi korban bullying dapat terpengaruh menjadi seorang yang melakukan bully.
Hal ini disebabkan karena rasa benci terhadap dirinya sendiri yang menjadi korban bully
(self-loath).

2. Faktor Material
Cyberbullying yang terjadi di dunia maya juga marak terjadi akibat semakin meningkatnya
penggunaan game online sehingga masyarakat terutama usia pelajar lebih mudah terpapar
pada konten kekerasan dan perilaku berisiko dunia maya.
3. Faktor Finansial
Cyberbullying dapat dipicu oleh kesenjangan ekonomi yang terlihat pada saat bermedia
sosial. Pada beberapa kasus kesenjangan ekonomi baik orang kaya dan miskin dapat menjadi
korban dari bullying.

4. Faktor Alat
Penggunaan zat adiktif dan psikoaktif berhubungan dengan cyberbullying terutama pada
remaja. Remaja laki-laki yang terlibat dalam cyberbullying menunjukkan peningkatan risiko
penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Akan tetapi penggunaan zat
adiktif juga dapat menjadi dampak dari tindakan cyberbullying.

5. Faktor Penilaian
Pengawasan penggunaan media digital untuk anak-anak dan remaja dinilai sangat penting
karena konten yang masuk ke dalam jaringan internet sangat bebas dan sulit disaring. Karena
saat ini tingkat kejahatan dunia maya meningkat sangat tajam sehingga seringkali media
sosial dijadikan oleh anak-anak ataupun remaja untuk menyampaikan opini yg bersifat bulian
kepada teman sebanyanya.
Salah satu faktor penyebab cyberbullying adalah kurangnya pengawasan dari orang dewasa
baik orang tua si perundung (anak), keluarga, maupun lingkungan sekitarnya. Kurangnya
perhatian yang optimal dan pengawasan yang diberikan kepada anak tersebut akan tumbuh
kembang, sikap serta perilakunya menjadi faktor penting dalam sikapnya dalam kehidupan
sehari-harinya.

6. Faktor Metode
Kebebasan berekpresi dan berpendapat di Indonesia yang diiringi dengan akses media
informasi dan komunikasi via internet serta sosial media, menyebabkan masyakat lebih
mudah mengeluarkan opini, pendapat dan informasi. Hal ini dilakukan secara sengaja
maupun tidak sengaja yang akan berdampak pada mudah terjadinya pelanggaran hukum
dalam penggunaan media social dan internet, termasuk di dalamnya cyberbullying. Seringkali
media sosial dijadikan sebagai sarana untuk mencaci maki, mengujar kebencian atau
membuli orang lain. Perilaku ini sangat berbahaya apalagi menyangkut kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara.

C. ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU


Pencegahan Cyberbullying membutuhkan peran serta dari orang tua, guru, serta pemerintah.
Berikut beberapa alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan cyberbullying.
1. Melakukan brainstorming (curah pendapat). Brainstorm-ing mengajak remaja
melakukan sharing yang bertujuan untuk mengetahui informasi tentang masalah
mereka dan memberikan berbagai solusii dalam menghadapai permasalahan tersebut. Hal
ini dapat sebagai upaya untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap seseorang yang
diyakini dapat menjadi teladan bagi orang lain dan menumbuhkan rasa empati
2. Mengurangi intensitas akses internet, serta tidak memposting terlalu banyak dan sering.
Posting terlalu banyak dan sering bisa mengganggu orang lain, serta dapat memancing
adanya cyber-bullying; Hindari konten postingan yang aneh. Apapun yang diunggah
ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu
yang di-anggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati.
3. Melakukan kontrol pada perangkat game anak dengan membatasi berapa banyak waktu
yang dihabiskan anak untuk bermain, menetapkan batasan untuk game tertentu, dimana
anak hanya bermain game di sistem game online dengan pemain dan moderator
terverifikasi untuk memastikan mereka tetap aman saat bermain game, serta memblokir
situs web yang tidak pantas.
4. Pemberian informasi terkait zat aditif dan psikoaktif sejak dini. Pemberian informasi
sebaiknya dilakukan secara hati-hati, dan menghindari informasi yang sifatnya
sensasional dan ambisius, karena dalam hal ini justru akan menarik bagi mereka untuk
menguji kebenarannya dan merangsang keberaniannya. Teknik menakut-nakuti dari segi
fisik, psikologis, sosial dan hukum hanya efektif dalam keadaan sangat terbatas.
5. Terus belajar dan menggembangkan ilmu dan skill (upgrade diri) agar mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Contohnya membuka usaha .
Cyberbullying kerap dianggap sepele, namun dapat menimbulkan efek yang fatal. Oleh
karena itu, menjadi suatu hal yang penting untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap
cyberbullying.

Sumber:

1. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/isu
2. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kontemporer
3. https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/apa-itu-cyberbullying
4. https://mediaindonesia.com/humaniora/398511/survei-87-anak-indonesia-main-medsos-
sebelum-13-tahun
5. Prabowo, W. A., & Azizah, F. (2020). RESTI journal. 10, 11–12. APJII. (2020). Buletin
APJII. In Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (p. 1)
https://apjii.or.id/content/read/104/503/BULETIN-APJII-EDISI-74---November-2020
6. https://secureteen.com/cyberbullying/cause-of-cyberbullying
7. Dewi HA, Suryani, Striati A. Faktor-faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada
remaja: sebuah review sistematik. Jurnal of Nursing Care Vol 3 Issue 2. 2020
8. https://www.liputan6.com/health/read/2411290/anak-orang-kaya-atau-bukan-bisa-jadi-
korban-bully
9. Syah , Rahmat dan Istiana Hermawati (2018), Upaya Pencegahan Kasus
Cyberbullyingbagi Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia, e-jurnal Kementerian
Sosial RI. 2018
10. Patchin, J., & Hinduja, S. (2006). Bullies move beyond the schoolyard: a
preliminary look at cyberbullying. Youth Violence Juv. Justice, 148–169.
doi:10.1177/1541204006286288
11. https://defpr.com/how-to-prevent-cyberbullying-in-online-games/
12. https://bnn.go.id/pencegahan-penyalahgunaan-napza/
13. https://mridn.com/dampak-kesenjangan-sosial-ekonomi-di-indonesia/
  

Anda mungkin juga menyukai