Anda di halaman 1dari 7

Jurnal MID-Z (Midwifery Zigot) Jurnal Ilmiah Kebidanan

Vol 2 No 1, Mei 2019 ISSN E: 2621-7015


Hal : 25-31 ISSN P: 2656-8586
Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif dan Bukan Asi Eksklusif terhadap Kejadian Gizi Lebih
pada Usia 1-2 Tahun di Desa Selokgondang Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang

Dwi Anggun Lestari

Program Studi DIII Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Al-Qodiri Jember
Email: an660en.lestari@gmail.com

Abstrak
Permasalahan gizi kurang dan gizi buruk masih menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini terbukti dengan
masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi buruk pada anak di berbagai daerah. Pemberian ASI bagi tumbuh
kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana
dengan benar. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemberian asi eksklusif dan bukan
asi eksklusif terhadap kejadian gizi lebih pada usia 1-2 tahun di Desa Selokgondang Kec Sukodono. Metode
Penelitian ini menggunakan metode analytic komparative design. Metode pengambilan sampel secara Accidental
Sampling. Teknik pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 menggunakan uji (t-
independent test). Hasil Dari hasil uji dengan menggunakan uji Independent Samples Test di dapatkan nilai
p<0,05 yaitu p=0,002 yang berarti bahwa ada perbedaan pemberian ASI eksklusif dan bukan ASI eksklusif
terhadap kejadian gizi lebih pada usia 1-2 tahun di Desa selokgondang kecamatan sukodono. Kesimpulan dari
hasil penelitian ini adalah pemberian ASI Non Eksklusif meningkatkan pertumbuhan berat badan tidak baik 15 kali
lipat daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, ASI Non Eksklusif, Bayi, Balita, Pertumbuhan, Berat Badan

Abstract
Problems with malnutrition and malnutrition are still the main problems in Indonesia. This is evidenced by the still
finding cases of malnutrition and malnutrition in children in various regions. Giving ASI for optimal growth and
development both physically and mentally and intellectually, it needs attention so that it can be carried out
correctly. The purpose of this study was to determine the differences in exclusive breastfeeding and not exclusive
breastfeeding for over nutrition events at the age of 1-2 years in Selokgondang Village, Sukodono District. This
research method uses an analytical comparative design method. Accidental sampling method. Statistical data
processing techniques are carried out using SPSS 11.5 using the t-independent test. Results From the test results
using the Independent Samples Test test, the p value <0.05 is p = 0.002 which means that there are differences in
exclusive breastfeeding and not exclusive breastfeeding for over nutrition at 1-2 years of age in Selokgondang
Village, Sukodono sub-district.The conclusion of the results of this study is that Non Exclusive Breastfeeding
increases weight growth is not 15 times better than babies who get exclusive breastfeeding.
Keywords: Exclusive breastfeeding, non-exclusive breastfeeding, infants, toddlers, growth, weight.

Pendahuluan mineral, dan lizozim, kandungan tersebut


Permasalahan gizi kurang dan gizi buruk memiliki manfaat bagi balita maupun ibu, salah
masih menjadi masalah utama di Indonesia. satu di antaranya adalah mencegah tejadinya
Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya gizi lebih pada balita.penelitian ini yang di
kasus gizi kurang dan gizi buruk pada anak di lakukan oleh salmarini dan kahubung.
berbagai daerah. Anak merupakan generasi Menurut Biro Komunikasi dan pelayanan
penerus bangsa sehingga dalam Masyarakat, Kementrian kesehatan RI yang
pembangunan bangsa peningkatan kualitas dipublikasikan tanggal 22 Maret 2016 dari 496
manusia harus dimulai sedini mungkin sejak Kab/kota dianalisis sebanyak 404 kab/kota
masih bayi. ASI merupakan makanan yang yang mempunyai masalah gizi akut atau kronis
ideal untuk tumbuh kembang bayi. Bayi yang . Berkaitan dengan hal tersebut kementrian
tidak memperoleh ASI, hanya diberi susu kesehatan melakukan pemantauan gizi (PSG)
formula pada bulan pertama kehidupannya, pada tahun 2015 telah berhasil dilakukan di
memiliki resiko tinggi untuk menderita gizi seluruh Indonesia, yakni 496 kabupaten/
buruk, diare, alergi dan penyakit infeksi kotamadya dengan melibatkan lebih kurang
lainnya. Hal ini tentu akan berpengaruh 165.000 balita sebagai samplenya. PSG
terhadap proses pertumbuhan dan mendapatkan hasil Status gizi Balita menurut
perkembangan bayi (Nursalam, 2005). indeks berat badan per usia (BB/U) didapatkan
Pemenuhan masalah gizi juga berkaitan 79,7% gizi baik, 14,9% gizi kurang, 3,8 % gizi
dengan terggangunya pertumbuhan bayi. buruk, dan 1,5% gizi lebih. Status gizi menurut
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi balita, indeks tinggi badan per usia (TB/U) didapatkan
kandungan ASI terdiri atas kolostrum, lemak, hasil 71% normal dan 29,9% balita pendek
karbohidrat, protein, vit-A, zat besi, kalsium dan sangat pendek. Status Gizi menurut indext
25
berat badan Per tinggi badan (BB/TB) Metode Penelitian
didapatkan hasil 82,7 % normal, 8,2 % kurus, Dalam penelitian ini menggunakan
5,3 gemuk dan 3,7 % kurus. menggunakan metode analytic komparative
Masalah gizi balita merupakan design yaitu penelitian yang bersifat
permasalahan yang harus mendapatkan membandingkan dua fakta dan sifat objek
perhatian lebih, karena hal ini merupakan yang diteliti berdasarkan pemikiran tertentu
penentu balita untuk mencapai pertumbuhan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini
yang optimal pada masa selanjutnya. Pada menggunakan pendekatan restropektif yaitu
tahap ini balita mulai mengenal dan efek yang diidentifikasi saat ini kemudian
berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang faktor risiko (penyebab) diidentifikasi pada
dapat berpengaruh pada pertumbuhannya. masa lalu (Notoatmodjo, 2012). Dalam
Masalah pertumbuhan yang sering terjadi penelitian ini peneliti ingin mengetahui
diantaranya adalah gangguan pertumbuhan perbedaan pemberian ASI eksklusif dan bukan
fisik, dan gangguan neuromuskular ASI eksklusif terhadap kejadian gizi lebih pada
(Chamidah, 2009). usia 1-2 tahun di Desa selokgondang
Maka dari itu pemenuhan gizi pada bayi Kecamatan sukodono Kabupaten Lumajang.
merupakan hal yang penting untuk dipenuhi Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini
karena pada masa bayi merupakan bulan nsebagai subjek kasus adalah ibu yang
pertama kehidupan. Pada masa ini, bayi akan memiliki balita usia 1-2 tahun di desa selok
mengalami adaptasi terhadap lingkungan, gondang kecamatan sukodono kabupaten
perubahan sirkulasi darah serta organ-organ lumajang sebanyak 150 orang. Teknik
tubuh yang mulai berfungsi. Selain itu juga pengambilan sampling pada penelitian ini
pada usia 29 hari sampai 12 bulan bayi akan menggunakan metode non probability
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sampling dengan teknik Accidental Sampling.
(Perry & Potter, 2005). Apabila pada masa ini Dengan rumus N besar sampel sebanyak 60
terganggu gizinya akan menyebabkan responden. Lokasi penelitian ini di lakukan di
beberapa dampak yang mengganggu desa selokgondang kecamatan sukodo
pertumbuhan bayi. Dampak yang akan muncul kabupaten lumajang.dengan mengambil waktu
meliputi peningkatan kematian pada bayi. penelitian pada Juni 2017.
Pada saat ini di dunia terdapat kematian pada
3,5 juta anak di bawah usia lima tahun yang Hasil Dan Pembahasan
disebabkan karena masalah gizi. Selain itu, Hasil
dampak yang akan muncul adalah Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
terganggunya pertumbuhan, gangguan berdasarkan Umur responden di Desa
perkembangan mental dan kecerdasan anak selokgondang Kecamatan sukodono Kabupaten
serta Lumajang.
Umur Frekuensi Persentase
Intervensi spesifik (kesehatan) atau
< 20 29 48.3
intervensi sektor non kesehatan, dengan tahun
sasaran khusus kelompok 1000 Hari pertama 21-30 30 50.0
kehidupan , yaitu Ibu hamil, Ibu meyusui, dan tahun
anak 0-23 bulan. Kegiatannya antara lain 31-35 1 1.7
berupa imunisasi, pemberian makanan tahun
tambahan bagi ibu hamil (PMT bumil), PMT Total 60 100.0
balita, monitoring pertumbuhan balita di Dari hasil tabel frekuensi di dapatkan bahwa
posyandu. Pemberian ASI sangat bermanfaat separuh responden mempunyai umur 21-30 tahun
dalam pemenuhan gizi bayi dan perlindungan sebanyak 30 responden (50%).
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden
bayi dalam melawan kemungkinan serangan
berdasarkan pendidikan responden di Desa
penyakit. ASI banyak mengandung sari-sari selokgondang Kecamatan sukodono Kabupaten
makanan yang mempercepat pertumbuhan Lumajang.
sel-sel otak dan perkembangan sistem syaraf Pendidika Frekuensi Persentase
(Rosita, 2008). ASI memiliki kandungan yang n
berperan dalam pertumbuhan bayi seperti SD 8 13.3
protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon SMP 4 6.7
(Evawany, 2005). SMA 41 68.3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui PT 7 11.7
perbedaan pemberian ASI eksklusif dan bukan Total 60 100.0
ASI eksklusif terhadap kejadian gizi lebih pada Dari hasil tabel frekuensi di dapatkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai mempunyai
usia 1-2 tahun di Desa selokgondang
tingkat pendidikan SMA sebanyak 41 responden
Kecamatan sukodono Kabupaten Lumajang. (68.3%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden
26
berdasarkan pekerjaan responden di Desa isi % of
selokgondang Kecamatan sukodono Kabupaten 48.3% 1.7% 50.0%
Total
Lumajang.
Pekerjaan Frekuensi Persentas
Non Count 20 10 30
e
ASI
IRT 21 35.0
swasta 25 41.7 % of
33.3% 16.7% 50.0%
petani 14 23.3 Total
Total 60 100.0
Dari hasil tabel frekuensi di dapatkan bahwa Total Count 49 11 60
hampir separuh responden mempunyai pekerjaan
sebagai wiraswasta sebanyak 25 responden % of 100.0
(41.7%). 81.7% 18.3%
Total %
Tabel 4. Distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan Umur anak responden di Desa
Dari hasil tabel silang di dapatkan bahwa
selokgondang Kecamatan sukodono Kabupaten
hamper separuh responden yang mendapat nutrisi
Lumajang.
dari ASI mempunyai gizi dalam tingkat baik
Umur Frekuensi Persentase
sebanyak 29 responden (48.3%).
anak
Tabel 7. Analisis Perbedaan Pemberian Asi
12-15 39 65.0
Eksklusif Dan Bukan Asi Eksklusif Terhadap
bulan Kejadian Gizi Lebih Pada Usia 1-2 Tahun Di Desa
16-20 8 13.3 selokgondang Kecamatan sukodono Kab upaten
bulan
Lumajang
21-24 13 21.7
bulan
Total 60 100.0
Dari hasil tabel frekuensi di dapatkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai anak yang
berumur 12-15 bulan sebanyak 39 responden
(65%).
Tabel 5. Distribusi frekuensi sumber nutrisi anak di
Desa selokgondang Kecamatan sukodono
Kabupaten Lumajang.
Nutrisi Frekuensi Persentase
ASI 30 50.0
Non ASI 30 50.0
Total 60 100.0
Dari hasil tabel frekuensi di dapatkan bahwa
separuh responden mendapatkan nutrisi dari ASI
Dari hasil uji dengan menggunakan uji Independent
dan Non ASI masing masing sebanyak 30
Samples Test di dapatkan nilai p<0,05 yaitu
responden (50%)
p=0,002 yang berarti bahwa ada perbedaan
Tabel 6. Distribusi frekuensi Gizi anak di Desa
pemberian ASI eksklusif dan bukan ASI eksklusif
selokgondang Kecamatan sukodono Kabupaten
terhadap kejadian gizi lebih pada usia 1-2 tahun di
Lumajang.
Desa selokgondang Kecamatan sukodono
Gizi Frekuensi Persenta
Kabupaten Lumajang.
se
Gizi baik 49 81.7
Pembahasan
Gizi 11 18.3
berlebih Kejadian Gizi Lebih Pada Usia 1-2 Tahun
Total 60 100.0 dengan pemberian ASI Di Desa selokgondang
sebanyak 49 responden (81.7%). Kecamatan sukodono Kabupaten Lumajang.
Tabel 7. Tabel silang dumber nutrisi dengan gizi Dari hasil penelitian berkaitan dengan
anak di Desa selokgondang Kecamatan sukodono identifikasi kejadian gizi lebih pada usia 1-2
Kabupaten Lumajang. tahun dengan pemberian ASI di Desa
Nutrisi * Gizi Crosstabulation selokgondang kecamatan sukodono di
dapatkan bahwa hamper separuh responden
Gizi yang mendapat nutrisi dari ASI mempunyai
gizi dalam tingkat baik sebanyak 29
Total responden (48.3%). Dan mendapat gizi
Gizi Gizi
baik berlebih berlebih sebanyak 1 responden (1,7%).
Menurut Acandra (2009), ASI merupakan
Nutr ASI Count 29 1 30 makanan yang paling cocok untuk bayi karena
mempunyai nilai gizi yang paling tinggi
dibandingkan makanan bayi yang dibuat oleh
27
manusia ataupun susu yang berasal dari dibuat dari susu sapi yang diubah
hewan, seperti susu sapi, susu kerbau atau komposisinya hingga dapat dipakai sebagai
susu kambing. Sedangkan menurut Judiastuty pengganti ASI.
(2009), ASI eksklusif merupakan pemberian Peneliti berpendapat bahwa bayi yang
Air Susu Ibu (ASI) saja pada bayi yang diberikan susu formula, tidak diberikan ASI
diberikan pada bayi baru lahir hingga usianya eksklusif karena kurangnya kesadaran akan
mencapai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif pentingnya ASI eksklusif. Selain itu, banyak
hanya diberikan untuk bayi yang berumur 0-6 ibu yang beranggapan bahwa bayi yang
bulan, apabila bayi yang berumur < 6 bulan hanya diberikan ASI saja tidak bisa mencukupi
tapi sudah diberikan makanan selain ASI kebutuhan nutrisi bayi dan ada yang
seperti susu formula, bubur, roti dan berbagai beranggapan bahwa menyusui dapat
macam makanan, berarti bayi tidak bisa menjadikan bentuk tubuh ibu tidak menarik
dikatakan menggunakan ASI eksklusif lagi. lagi. Sehingga ibu memberikan susu formula
Peneliti berpendapat bahwa ASI sebagai pengganti ASI.
merupakan makanan yang baik untuk Bayi yang memiliki status gizi lebih ini
kebutuhan nutrisi bayi sehingga dari hasil disebabkan karena bayi banyak mendapat
penelitian yang dilakukan, bayi yang diberi ASI asupan susu formula. Bayi tersebut cenderung
eksklusif cenderung memiliki status gizi lebih memiliki status gizi lebih karena kandungan
baik dibandingkan bayi yang diberikan susu susu formula yang tersedia jelas berbeda
formula. Hal ini menunjukkan banyak ibu yang dengan kandungan gizi yang terdapat dalam
masih memperhatikan status gizi bayinya. ASI. Kandungan dalam susu formula lebih
Keunggulan ASI adalah ASI mengandung zat banyak mengandung pemanis
gizi berkualitas tinggi berguna untuk buatansehingga dapat sangat cepat
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan menaikkan berat badan bayi. Hal ini sesuai
mengandung komposisi sesuai kebutuhan dengan teori yang menyatakan bahwa Berat
yang diperlukan bayi. Maka bayi yang diberi badan bayi yang mendapat ASI eksklusif
ASI eksklusif cenderung memiliki status gizi meningkat lebih lambat dibanding bayi yang
yang baik karena disebabkan gizi yang cukup mendapat susu formula (MPASI). Hal ini tidak
yang diperoleh bayi dalam ASI. Adapun bayi berarti bahwa berat badan yang lebih besar
yang sudah diberi ASI eksklusif, namun masih pada bayi yang mendapat susu formula lebih
memiliki status gizi kurang, ini disebabkan baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat
karena faktor ibu, seperti faktor psikologis ibu badan berlebih pada bayi yang mendapat
maupun makanan yang dikonsumsi ibu. susu formula justru menandakan terjadinya
Kejadian Gizi Lebih Pada Usia 1-2 Tahun kegemukan (obesitas). Karena dengan
dengan pemberian non ASI Di Desa pemberian ASI eksklusif status gizi bayi akan
selokgondang Kecamatan sukodono baik dan mencapai pertumbuhan yang sesuai
Kabupaten Lumajang. dengan usianya.
Dari hasil penelitian berkaitan dengan Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan
identifikasi kejadian gizi lebih pada usia 1-2 Bukan Asi Eksklusif Terhadap Kejadian Gizi
tahun dengan pemberian Non ASI di Desa Lebih Pada Usia 1-2 Tahun Di Desa
selokgondang kecamatan sukodono di selokgondang Kecamatan sukodono
dapatkan bahwa hamper separuh responden Kabupaten Lumajang.
yang mendapat nutrisi dari Non ASI Dari hasil penelitian untuk mengetahui
mempunyai gizi dalam tingkat baik sebanyak perbedaan pemberian ASI eksklusif dan
20 responden (33.3%). Dan gizi berlebih bukan ASI eksklusif terhadap kejadian gizi
sabanyak 10 responden (16.7%). lebih pada usia 1-2 tahun di Desa
Banyaknya kandungan positif dalam susu selokgondang kecamatan sukodono di
formula tentunya sangat menggiurkan, dapatkan bahwa sebagian kecil 1
khususnya bagi orangtua yang ingin anaknya responden(1.7%) yang di berikan ASI
menjadi pintar. Namun, tidak ada satupun mempunyai gizi berlebih. Dan sebanyak 10
susu formula yang bisa seperti ASI, ASI tetap responden (16.7%) yang diberikan nutrisi non
merupakan makanan yang paling baik untuk ASI mempunyai gizi berlebih. Ini menunjukkan
bayi karena semua zat gizi yang dibutuhkan dengan diberikannya ASI eksklusif pada bayi
terkandung di dalam ASI (Baskoro, 2008). dapat berpengaruh terhadap pertumbuhannya
Menurut Indiarti dan Sukaca (2009), masalah atau status gizi bayi lebih baik dibandingkan
yang sering muncul pada bayi yang diberikan bayi yang diberikan susu formula.
susu formula adalah alergi pada bayi yang Dikarenakan pada usia 0-6 bulan ASI eksklusif
biasanya terjadi pada organ pencernaan sangat dibutuhkan, karena system
dengan gejala muntah dan diare kronik dan pencernaan belum sempurna, maka hanya
konstipasi. Pada umumnya susu formula bayi ASI lah yang menjadi makanan terbaik
28
baginya. pertumbuhan dimana bila fungsi enzim dalam
Dari hasil uji dengan menggunakan uji berbagai proses metabolisme tubuh terganggu
Independent Samples Test di dapatkan nilai maka pertumbuhan juga akan terganggu. ASI
p<0,05 yaitu p=0,002yang berarti bahwa ada mengandung beberapa hormon dan factor
perbedaan pemberian ASI eksklusif dan pertumbuhan. Hormon dalam ASI terdiri dari
bukan ASI eksklusif terhadap kejadian gizi kortisol, somatostatin, laktogenik, oksitosin,
lebih pada usia 1-2 tahun di Desa prolaktin. Faktor pertumbuhan terdiri dari
selokgondang kecamatan sukodono. Peneliti factor pertumbuhan epidermal, insulin,
menyatakan bahwa hal ini sesuai dengan laktoferin dan faktor-faktor yang secara
teori, pemberian makanan selain ASI pada spesifik berasal dari sel putih epitel. (Arifin,
bayi yang berumur < 6 bulan, dapat 2009).
menyebabkan alergi atau bayi mengalami Di dalam kandungan ASI terdapat sifat
penyakit seperti diare, itu terjadi karena antibody berupa laktoferin di dalam ASI yang
pencernaan bayi belum siap untuk menerima merupakan suatu protein yang mengikat zat
makanan selain ASI. Sedangkan pemberian besi agar tidak dimanfaatkan oleh bakteri-
susu formula dapat mempercepat bakteri usus yang berbahaya sebagai media
pertambahan berat badan bayi pada saat berkembangbiak. Oleh karena pemberian zat
umur 0-24 bulan, karena bayi mendapatkan besi atau makanan tambahan kepada bayi
nutrisi yang tidak sesuai dengan yang harus segera dihindari, karena dapat
dibutuhkan. Hal ini sama dengan teori bahwa mempengaruhi daya perlindungan yang
pemberian susu formula pada bayi akan diberikan oleh laktoferin yang terdapat
mempercepat kenaikan berat badan bayi didalam ASI. Maka bayi yang berumur 0-6
secara drastis. Dikarenakan kandungan susu bulan sebaiknya hanya diberikan ASI saja,
formula yang tersedia di pasaran jelas apabila bayi diberikan makanan atau minuman
berbeda dengan kandungan gizi yang terdapat tambahan selain ASI, resiko bayi terkena
dalam ASI. Kandungan dalam susu formula alergi atau terkena diare karena usus bayi
lebih banyak mengandung pemanis buatan belum mampu untuk mengolah makanan yang
sehingga dapat sangat cepat menaikkan berat masuk selain ASI kecuali jika bayi sudah
badan bayi. Hal ini dapat menyebabkan berat berusia lebih 6 bulan orang tua bisa
badan bayi tidak normal atau tidak sesuai memberikan makanan pendamping ASI. Bayi
dengan umurnya dan menyebabkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif mudah
mengalami gizi lebih. terjangkit penyakit. Dari sinilah banyak angka
Bayi yang diberikan susu formula namun kejadian bayi mengalami penurunan berat
memiliki status gizi baik. Hal ini bukan berarti badan (Judiastuty, 2009).
menjadikan alasan ibu untuk tidak Peneliti berpendapat bahwa bayi yang
memberikan ASI eksklusif pada bayi, karena diberikan ASI eksklusif memiliki status gizi
bayi yang memiliki status gizi baik walaupun yang lebih baik daripada bayi yang diberi susu
diberi susu formula, tentu saja bayi mengalami formula. Hal ini dapat menjadi masukan bagi
penurunan system imun dalam tubuh. para ibu untuk selalu memberikan ASI
Sehingga berdasarkan penelitian, bayi eksklusif pada bayi mereka terutama pada
tersebut mudah terjangkit penyakit dan umur 0-6 bulan. Oleh karena terciptalah bayi-
akhirnya bayi mengalami gangguan bayi Indonesia yang memiliki status gizi yang
pertumbuhan. Beda dengan ASI, Kandungan baik dengan memiliki berat badan yang normal
ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi sesuai dengan umur mereka.
dilihat dari protein, lemak, elektrolit, enzim dan
hormone dalam ASI. Protein ASI dibentuk Kesimpulan Dan Saran
dalam ribosom pada reticulum endoplasma Kesimpulan
yang terdiri dari kasein, alpha laktabumin dan Dari hasil uji dengan menggunakan uji
beta laktoglobulin. Alpha laktabumin adalah Independent Samples Test di dapatkan nilai
25-30% dari total protein ASI yang merupakan p<0,05 yaitu p=0,002 yang berarti bahwa ada
penyedia asam amino untuk pertumbuhan perbedaan pemberian ASI eksklusif dan bukan
bayi. Lemak adalah bahan penyusun yang ASI eksklusif terhadap kejadian gizi lebih pada
penting bagi system syaraf. Asam lemak usia 1-2 tahun di Desa selokgondang
dalam ASI memungkinkan bayi memperoleh Kecamatan sukodono Kabupaten Lumajang.
energi cukup dan dapat membentuk myelin
dalam susunan syaraf. ASI mengandung Saran
elektrolit (natrium, kalium, klorida) sangat pemberian ASI eksklusif dan bukan ASI
rendah dibandingkan susu sapi sehingga tidak eksklusif terhadap kejadian gizi lebih pada usia
memberatkan beban ginjal. Enzim dalam ASI 1-2 tahun diharapkan informasi ini dapat
berperan secara tidak langsung terhadap mendorong kesadaran para orang tua agar
29
lebih mengutamakan untuk memberikan ASI Pudjiadi, S. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak.
Eksklusif . Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini plus
usaha promosi kesehatan utamanya tentang ASI eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda
pentingnya ASI Eksklusif terhadap status gizi Roesli, U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen
balita. laktasi. Jakarta : IDAI
Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan Salmah,Hj,et al.2006. Asuhan Kebidanan
desain penelitian kualitatif dan menambah Antenatal.Jakarta: EGC.
variabel yang akan diteliti berdasarkan faktor- Sarwono, 2010, Buku Acuan Nasional
faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI Pelayanan Maternal Dan Neonatal, Jakarta:
Eksklusif. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Daftar Pustaka Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian.
Ambarwati, 2009. Asuhan Kebidanan Bandung : Alfabeta.
Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta
Pendekatan Praktek, Yogyakarta; Rineka Sulistyawati. 2009.buku ajar asuhan
Cipta. kebidanan pada ibu nifas. Jakarta:C.V
Depkes RI. (2007). Panduan manajemen ANDI OFFSED
laktasi: Dit Gizi Masyarakat. Jakarta : Yuli, reni. 2012. Payudara dan lactase.
Gibney MJ, Barrie MM, John MK, and Leonore Jakarta: Salemba Medica.
A. 2012. Public Health Nutrition. Oxford: Yongky,dkk.2012.asuhan pertumbuhan
Blackwell Publishing Ltd. kehamilan, persalinan neonates, bayi,
Hidayat A Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian balita. Jakarta Nuha Medika.
Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Ambarwati, 2009. Asuhan Kebidanan
Jakarta: Salemba Medika. Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
IDAI. (2008). Bedah ASI. Jakarta : Balai Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Pendekatan Praktek, Yogyakarta; Rineka
Indonesia. Cipta.
Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Depkes RI. (2007). Panduan manajemen
Indonesia Tahun laktasi: Dit Gizi Masyarakat. Jakarta :
2010.Jakarta.http://www.depkes.go.id/down Gibney MJ, Barrie MM, John MK, and Leonore
loads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESIA A. 2012. Public Health Nutrition. Oxford:
_2010.pdf. Di akses 20 mei 2017. Blackwell Publishing Ltd.
Kusmiyati, Yuni, 2008. Perawatan Ibu Hamil. Hidayat A Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian
Yogyakarta : Fitramaya. Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Jakarta: Salemba Medika.
Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. IDAI. (2008). Bedah ASI. Jakarta : Balai
Jakarta Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Marimbi, Hanum (2010) Tumbuh Kembang, Indonesia.
Status Gizi & Imunisasi Dasar Pada Balita. Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan
Yogyakarta: Nuha Offset. Indonesia Tahun
Nichol, K.P. (2005). Panduan menyusui. 2010.Jakarta.http://www.depkes.go.id/down
Jakarta : Prestasi Pustakaraya loads/PROFIL_KESEHATAN_INDONESIA
Notoatmojo, Soekidjo 2010, Metodologi _2010.pdf. Di akses 20 mei 2017.
Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Kusmiyati, Yuni, 2008. Perawatan Ibu Hamil.
Cipta. Yogyakarta : Fitramaya.
Notoatmodjo, 2003, Penangantar Pendidikan Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta, PT. Rineka Cipta Jakarta
__________,2010. Metodologi Penelitian Marimbi, Hanum (2010) Tumbuh Kembang,
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Status Gizi & Imunisasi Dasar Pada Balita.
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Yogyakarta: Nuha Offset.
Keperawatan Pendekatan Klinis (3𝑡ℎ ed.). Nichol, K.P. (2005). Panduan menyusui.
Jakarta: Salemba Medika Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Notoatmojo, Soekidjo 2010, Metodologi
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Jakarta: Salemba Medika. Cipta.
Prasetyono, D. S. (2012). Buku pintar ASI Notoatmodjo, 2003, Penangantar Pendidikan
eksklusif. Jogjakarta: Diva Press Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
30
Jakarta, PT. Rineka Cipta
__________,2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Klinis (3𝑡ℎ ed.).
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Prasetyono, D. S. (2012). Buku pintar ASI
eksklusif. Jogjakarta: Diva Press
Pudjiadi, S. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini plus
ASI eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda
Roesli, U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen
laktasi. Jakarta : IDAI
Salmah,Hj,et al.2006. Asuhan Kebidanan
Antenatal.Jakarta: EGC.
Sarwono, 2010, Buku Acuan Nasional
Pelayanan Maternal Dan Neonatal, Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta
Sulistyawati. 2009.buku ajar asuhan
kebidanan pada ibu nifas. Jakarta:C.V
ANDI OFFSED
Yuli, reni. 2012. Payudara dan lactase.
Jakarta: Salemba Medica.
Yongky,dkk.2012.asuhan pertumbuhan
kehamilan, persalinan neonates, bayi,
balita. Jakarta Nuha Medika.

31

Anda mungkin juga menyukai