sakit. Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan
pasien yang mana yang dapat dilayani rumah sakit, pemberian pelayanan yang
efisien
kepada pasien, dan transfer dan pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke
palayanan lain.
Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya
lewat skrining pada kontak pertama. Skrining pada unit emergency dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil
dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik
imajing sebelumnya.
Skrining dapat terjadi disumber rujukan, pada saat pasien
ditransportasi
emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat penting bahwa
keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasil
s kr in in g d an e va lu as i. H an ya r um ah s ak it ya ng m em pu nya i k
ema mp ua n menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan
misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien
rawat jalan dan rujukan kepelayanan kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas yang
memadai sesuai kebutuhan pasien.
b . R ua ng L n gk u!
Ruang lingkup pelayanan instalasi gawat darurat meliputi
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya 'akan menjadi
cacat( bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
). "asien dengan kasus *alse $mergency
%aitu pasien
dengan
• +eadaan gawat tetapi tidak memerlukan tidak memerlukan tindakan
darurat
• +eadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
• +eadaan tidak gawat dan tidak darurat
+elamin, +edokteran ;iwa, Syaraf, <igi dan Mulut, ;antung, "aru, edah Syaraf,
:rtopedi. Pela"anan Me#k Sub S!e$al$ adalah satu atau lebih pelayanan
yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis. Pela"anan Me#k Sub S!
e$al$
# a$ ar adalah pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap cabang
medik s pe si al is 7 d as ar. 2 an Pela"anan Me#k Sub S!e$al$ lan adalah
pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis lainnya.
c . at as an :p er as io
na l
!. Instalasi gawat
darurat
3dalah unit pelayanan dirumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
). #riage
3 da la h p en ge lo mp ka n k or ba n y an g b er da sa rk an a ta s b er at r
in ga nn ya
nyawanya atau anggota badannya 'akan menjadi cacat( bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya.
>. "asien gawat tidak
darurat
"asien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
!!. encana
"eristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
BAB II
DE&INISI
< aw at d ar ur at a da la h s ua tu k ea da an y an g m an a p en de ri ta m
em er lu ka n pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal
bagi penderita. Instalasi <awat 2arurat 'I<2( adalah salah satu unit di rumah sakit
yang harus dapat memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita
penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar.
I<2 adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua pengalaman
pasien yang pernah datang ke I<2 tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi
masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu sebenarnya. *ungsinya adalah
untuk menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukkan gejala
yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi&kondisi yang sifatnya tidak gawat. I<2
juga
darurat oleh karena itu fasilitas rumah sakit, khususnya instalasi gawat darurat harus
dilengkapi sedemikian rupa sehingga dapat menanggulang gawat darurat. "elayanan
keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
dan metodologi keperawatan gawat darurat berbentuk io&"siko&Sosio&Spiritual
yang komprehensif ditujukan kepada klien atau pasien yang mempunyai masalah aktual
atau potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau
tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
S kr in in g ' sc re en in g( m er up ak an p em er ik sa an s ek el om po k o ra
ng u nt uk
memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak
terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. '+amus 2orland ed. )9 >7 ( . Menurut
Rochjati " ')??/(, skrining merupakan pengenalan dini secara pro&aktif pada ibu
hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko. Sehingga skrining bisa
dikatakan
sebagai usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis
belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat
digunakan
secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar = benar sehat tapi
sesungguhnya menderita kelainan.
Skrining pada unit emergency dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual
3. *ase "ra&Rumah
Sakit
!. +oordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dan petugas lapangan
). Sebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit sebelum
penderita
mulai diangkut dari tempat kejadian.
8. "engumpulan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit
seperti
sewaktu&waktu dibutuhkan.
9. "emakaian alat&alat proteksi diri
II. #RI3S$
#riase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan
sumber
. Eabel kuning
"enderita hanya luka ringan. 2itempatkan di kamar bedah minor 6<2.
4. Eabel merah
"enderita dengan cedera berat. 2itempatkan di ruang resusitasi 6<2
dan
resusitasi 6<2 disiapkan untuk masuk intensive care unit atau masuk
kamar
operasi.
$. Eab el hi ta m
"enderita sudah meninggal. 2itempatkan di kamar jena5ah.
Alur Ske,a
Tra$e
6kur #anda Fital dan #ingkat +esadaran
LANGKAH '
<4SG!7 atau #ek. 2arah SistolikG?
atau
RRG!? atau ) atau R#SG!! atau "#SG
III. PRIMAR Y
Y A. TIDAK
S U R V E Y
"a ng g il tim trauma atau
A. Airwruajuyk dkenpgusaant
trkaoumntarol servikal
!. "enilaian
a. Mengenal patensi airway ' inspeksi, auskultasi, palpasi(
b. "enilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
6 m ur G 9 a ta u 9 9 tahun
). "eng e "enyakit
lo la jantung&paru
a n a i rw a y
Hamil I22M, Sirosis
a. Eakukan cImiunnolsiu!tprdesai nmaotrabuid "oabwesitty,
rkuoasgtudloepnatgi an kontrol servikal in#line
immo$ilisasi
b. ersihkan airway dari benda asing bila perlu suctionin% dengan
alat
YA. "anggil tim TIDAK Re evaluasi bersama
trauma ryujaunk
control medik
gkeripguisdat trauma
c. & "asang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
LANGKAH 0 & "asang ar1a" #e2nt2 sesuai indikasi ' lihat tabel ! (
8. *iksasi leher
7. 3nggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada
setiap
IInntarr ))
t AAllgg44rrtt,,
dde
ee AArr11aa""
enn
ssee
KKee!!eerrlluuaann
SSeeggeerraa AA rrwwaayy
22eeffiinniittiiff
##ii ++eeccuurriiggaaaann
cceeddeerraa
ddaa
sseerrvviikkaall
AArr11aa"" SSuurrgg--aall
nnggaann kklliinniiss ddaann ttiinnggkkaatt
kkeettrraammppiillaann11ppeennggaallaammaann
JJ ++eerrjjaakkaann
. Breathing dan Fentilasi&:ksigenasi
!. "enilaian
a. uka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan
kontrol
liter1menit(
b. Fentilasi dengan Ba% Valve Mas&
c. Menghilangkan tension pneumotora'
d. Menutup open pneumotora'
e. Memasang pulse o'ymeter
8. $valuasi
6. !.
Circulation
"enilaian#engan k4ntr4l !er#ara*an
a. Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
b. Mengetahui sumber perdarahan internal
c. "eriksa nadi kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus
paradoksus.
konsultasi
c. "asang pada IF
kateter ahli)bedah.
jalur ukuran besar sekaligus mengambil
sampel
tanda lateralisasi
8. $valuasi dan Re&evaluasi aiway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
E. E7!4$ure/En3r4n,ent
!. uka pakaian penderita
). 4egah hipotermia beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan
yang
cukup hangat.
IF. R$S6SI#3SI
3.
. Re&evaluasi 342$ cairan kristaloid adalah !???&)??? ml pada dewasa
2osis awal pemberian
dan
darah
ddiittaammbbaahh ddeennggaann
& "eme riks aan dappeemm
rah dan cross#matc tetap dikerjakan
& +onsultasikan pada ahli bedah karena intervensi operatif
mungkin
ppeemmbbeerriiaann ddaarraahh
masih diperlukanmmeenneennttuukkaann ttiinnddaakkaann
). Respon Sementara ooppeerr ddaa aahhllii bbeeddaahh ''
& "emberian cairalliihhaatt ttaabbeell 99 ((..
berian
ddaa aahhllii bbeeddaahh
darah peerraattiiff ssaannggaatt sseeggeerraa
& Respon terhadap nggkkiinnaann ssyyookk nnoonn atif
& +onsultasikan pa hheemmoorraaggiikk sseeppeerrttii
8. #anpa res pon ttaammpp
& +onsultasikan pa
& "erlu tindakan ouussiioo mmiiookkaarrdd
" ddaappaatt mmeemmbbeeddaakkaann
& @aspa da i kemu
kkeedduuaannyyaa '' lliihhaatt ttaabbeell
onade
Ga,bar
a. Ra!# re$!4n$e
b.
Tran$ent
re$!4n$e
-. N4 re$!4n$e
volume darah(
2enyut -adi G!?? !?? !)? !7?
#ekanan 2arah -ormal -ormal Menurun Menurun
#ekanan nadi -ormal atau Menurun Menurun Menurun
'"emeriksaan *isik(
#ension 2eviasi #racheal -eedle decompression
"neumothoraA 2istensi vena #ube thoracostomy
leher
Hipersonor
ising nafas '&(
Massive hemothoraA L 2eviasi Fenous access
"erbaikan Folume
#racheal
Fena leher kolaps +onsultasi bedah
"erkusi dullness #ube thoracostomy
ising nafas '&( "ericardiocentesis
4ardiac tamponade 2istensi vena Fenous access
leher "erbaikan Folume
unyi jantung jauh "ericardiotomy
6 lt ra so un d #horacotomy
monitoring
invasive
-onhemorrhagic "ericardiocentesis -ilai ulang 342$
2istensi vena
4ardiac -ilai ulang jantung
leher "ericardiocentesis
unyi jantung
tamponade
jauh
6ltrasound
ising nafas
normal
4edera tumpul -adi teratur $+< kelainan "ersiapan :+
"erfusi jelek Invasive monitoring
jantung iskemik
Inotropic support
#ransesophageal
echocardiography "ertimbangkan
6ltrasonography
'pericardial( operasi
3nalisis <as 2arah '<3(, suhu tubuh dan output urine dan pemeriksaan
laboratorium darah.
$. "emeriksaan foto rotgen dan atau *3S#
!. Segera lakukan foto thoraks, pelvis dan servikal lateral,
menggunakan
mata
E
u k a k u l it
Ke!ala Euka pada I ns pe ks *r a k tu r i m 4# S ca
kulit kepala i adanya
k e p a la n
p r e s i
* ra kt ur
luka dan
tulang
fraktur
tengkorak " al pa si
adanya
fraktur
Inspeksi
Mak$l42a$ Euka *raktur tulang wajah *oto tulang
jaringan deformitas
al wajah
Maloklusi 4edera jaringan
lunak
" al pa si lunak 4# Scan tulang
* *
++ krepitus wajah
r ak t u r
e r us a
kan syaraf
Euka dalam
fagus
mulut1gigi
Le*er 4edera pada I ns pe ks i
"a lpa si
faring
3uskultasi
* ra kt ur
servikal
+erusakan
vaskular
2eformitas faring *oto
$mfisema subkutan
servikal
H em at om a
Mu rmur
3ngiografi1
#embusnya platisma
-yeri, nyeri tekan 4 spine 2oppler
$sofagosko
pi
Earingosko
pi
<angguan
neurologis
T4rak$ "erlukaan I ns pe ks i ;ejas, deformitas, gerakan *oto toraks
"a lpa si "aradoksal 4# S ca n
dinding 3uskultasi -yeri tekan dada, krepitus 3ngiografi
ising nafas berkurang ronchoskopi
toraks
$ mf is em unyi jantung jauh #ube torakostomi
a "erikardio
+repitasi mediastinum
-yeri punggung hebat
subkutan sintesis
" ne umo 1 6S< #rans&
hematotorak $sofagus
4 ede ra
bronchus
+ontusio
paru
+erusakan
aorta
torakalis
instabilitas
pelvis 'hanya
satu kali(
Inspeksi
perineum
"em.
Rektum1vagina
Me#ula #rauma kapitis "emeriksaan Omass effectO *oto polos
$!nal$ #rauma MRI
motorik unilateral
spinalis "emeriksaan #etraparesis
#rauma "araparesis
syaraf sensorik 4edera radiks
syaraf
K4lu,na perifer Respon verbal *oto polos
* ra kt ur *raktur atau
syaraf
Ek$tre,ta$ 4edera jaringan I ns pe ks i *oto ronsen
; ej as ,
" al pa si 2 op pl er
lunak
pembengkakan, "engukuran
* ra kt ur
+erusakan pucat
sendi Mal&alignment tekanan
2efisit neuro& -yeri, nyeri
kompartemen
tekan, 3ngiografi
vascular
+repitasi
"ulsasi hilang1
berkurang
+ompartemen
2efisit neurologis
5II. TAMBAHAN PADA SECONDARY SURVEY
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita dengan
Suatu kondisi medis yang emergensi berarti pasien dengan gejala akut yang cukup berat
dan tanpa perhatian medis yang segera dapat diperkirakan akan mengakibatkan kesehatan
pasien dalam bahaya yang s erius, gangguan fungsi tubuh yang serius, atau disfungsi yang
serius dari organ tubuh atau bagian.
"asien bukan emergensi akan mendapat perawatan yang kontinue sesuai dengan
status klinisnya dan sumber daya yang tersedia. 6ntuk pasien yang
membutuhkan pelayanan diluar dari yang tersedia di RS 3sih, mereka akan
dipindahkan1dirujuk ke fasilitas perawatan kesehatan yang sesuai. RS 3sih
mempunyai perjanjian dan hubungan dengan organisasi1fasilitas agar dapat
memberikan pasien perawatan yang
sesuai jika sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia di RS 3sih. 2aftar dari fasilitas
perawatan kesehatan yang berafiliasi dapat dilihat di Ruang $mergensi.
Struktur dari kebijakan ini terdiri dari tiga bagian agian I +ebijakan
6tama,
bagian II ruang lingkup pelayanan di RS 3sih, bagian III pedoman akses untuk
perawatan dan penerimaan. @alaupun terdapat perbedaan dalam setiap aspek menurut
persyaratan praktis dari pelayanan, persyaratan tersebut akan mempunyai prinsip umum
yang sama.
2okumen ini berlaku untuk semua petugas kesehatan yang bekerja di RS 3sih,
t er ma suk pa ra ma na je r, bi da n, pe ra wa t, d ok te r, da n p et ug as kes eh at
an ya ng berhubungan atau siapapun yang membuat kontak pertama dengan
pasien dan melakukan penilaian mengenai kebutuhan pasien tersebut
A. #ujuan
!. #ujuan umum adalah meregistrasi pasien untuk memastikan agar
catatan pelayanan kesehatan pasien sekarang, sebelumnya dan berikutnya
terangkum di
dalam satu catatan rekam medis pasien yang sama.
). #ujuan khusus dari pendaftaran rawat jalan adalah @
a. 6ntuk membangun repons yang sesuai oleh unit emergensi dalam
menerima,
jawab mereka
c ( M en gi de nt if ik as i d an m en ga lo ka si ka n s um be rd aya ya ng t ep
at u nt uk
untuk implementasi kebijakan ini di bagian yang mereka kelola dan harus
memastikan bahwa
i. S emu a s ta f b ar u d an l ama m emp un ya i a ks es da n t ah u m
enge na i
kebijakan ini serta kebijakan, S": dan formulir lain yang terkait
ii. 3danya S": tertulis yang mendukung dan patuh pada kebijakan
ini
ketidak patuhan.
BAB II RUANG
LINGKUP
perjanjian atau dengan datang langsung. Medical center dapat diakses mulai dari senin
sampai sabtu, pagi hari mulai dari jam ?/.?? sampai !7.?? dan sore hari mulai jam !>.??&
)?.??.
."asien hanya dapat dilayani di RS 3SIH jika tersedia jenis layanan yang di
butuhkan. 3pabila layanan yang di butuhkan tidak memadai atau tidak ada, maka pasien
harus di rujuk ke rumah sakit lain yang memiliki kebutuhan jenis layanan
yang dibutuhkan pasien saat itu dengan sebelumnya dilakukan test pemeriksaan
penunjang
sesuai, ketika tidak tersedianya pelayanan tersebut di RS 3SIH atau jika pasien ingin
untuk dipindahkan ke rumah sakit dikarenakan asuransi atau masalah lainnya 'merujuk
kepada kebijakan transfer pasien(.
"ada pasien dengan hambatan1keterbatasan1kendala fisik 1 komunikasi 1 bahasa
1
Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien
dan
mendapatkan nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap 'termasuk bayi baru
lahir(, pasien rawat jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen
'contoh
baru pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan kehilangan
kartu( atau pasien lamaN
8. >ka !a$en ter$ebut a#ala* !a$en baru , maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sbb
"etugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan pasien baru
6tama "asien(N
)( "etugas pendaftaran menyerahkan +I kepada pasienN
8( "etugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli 1
unit
pelayanan yang ditujuN
7. D Unt Pela"anan / P4lklnk@
a( "etugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasienN
b( 3pakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang
lainP
;ika %a petugas, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang ditujuN
pembayaran di kasir.
>ka !a$en ter$ebut a#ala* !a$en la,a, maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sebagai berikut
• "etugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasienN
• "etugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan dituju
tersebutN
• 3pakah berkas rekam medis pasien sudah terkumpulP
• ;ika berkas belum terkumpul, maka petugas menunggu sampai berkas terkumpul
farmasi.
• "etugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi pembayaran di
kasir
• "etugas mempersilahkan pasien pulang
;ika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petugas pendaftaran dan terkait, maka,
petugas yang bersangkutan mendapatkan sangsi oleh pihak manajemen maupun direktur.
Merujuk ke prosedur registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap untuk informasi proses
memiliki Surat Ijin "raktek di RS 3sih. 2okter spesialis akan menjabarkan
kondisi pasien dan diagnosis sementara kepada admission dala m S"R. S"R ter sebut
berlaku tidak lebih dari )7 jam. ;ika lebih dari masa berlaku tersebut, pasien
harus dikaji
ulang. "enerimaan pasien non&emergensi atau pasien rujukan ke RS 3SIH harus
dilakukan verfikasi terlebih dahulu mengenai kelayakan pasien serta kesediaan unit
kerja admission dari dokter spesialis atau dokter umum dengan instruksi dari dokter
spesialis, yaitu
!. E em ba r a dm is si on 'S ur at "e ng an ta r R aw at 3R M(
). 2iagnosis saat datang
;enis&jenis pendaftaran
i. "endaftaran yang direncanakan 'elektif( "endaftaran yang sudah
direncanakan
l an gs un g d ar i p ol ik li ni k R Sb 3S IH . 2 ok ume n ya ng d ip er lu ka
n a ka n dikirimkan ke bagian pendaftaran dan pasien akan
mendapatkan kamar perawatan yang sesuai dan tersedia di unit rawat inap.
i ii . ie n d ar i 6 ni t $ me rg en si m em er
"" eenn ddaa fftt aarr aann dd aarr ii
lu ka n
maksimal 0 jam sejak pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus
memutuskan apakah pasien masuk dalam perawatan RS, rujuk ke rumah
sakit lain atau pasien di pulangkan dan di informasikan kepada pasien atau
keluarga.
Selama observasi pasien dimonitor secara berkala. +etika pasien diobservasi
dan diputuskan oleh dokter memerlukan perawatan rawat inap,
harus
permintaan pasienN
a( ;ika setuju, maka pasien mengisi formulir persetujuanN
b( ;ika tidak setuju, maka petugas menanyakan apakah pasien memilih tempat yang
diinginkan pasienN
d( ;ika tidak setuju, maka petugas merujuk pasien ke rumah sakit lain
sesuai
permintaan pasienN
e( "etugas mendaftar pasien berdasarkan identifikasi data social pasienN
>. "etugas memberitahukan ke pihak ruangan rawat inap akan ada pasien baruN
a( "etugas memberikan informasi kepada pasien bahwa tempat sudah disiapkanN
b( "etugas mengantarkan pasien untuk diantar ke ruangan rawat inapN
/. "etugas medis di unit pelayanan rawat inap memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasienN
a( 3pakah pasien perlu pemeriksaan penunjang yang lain atau tidakN
b( ;ika perlu pemeriksaan penunjang, maka petugas memberikan formulir ke unit
untuk pulangN
a( ;ika diperbolehkan untuk pulang, maka petugas menginformasikan
kepada
pihak pendaftaran ada pasien yang keluar 1 dischargeN
b( "etugas mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi
untuk memilih kelas ruangan yang diinginkan, terkecuali pasien dengan kebutuhan
Ruang isolasi atau pelayanan intensive setelah dikaji 1assessment oleh dokter
+elas ruangan meliputi
!( FI"
)( +elas Satu
8( +elas dua
7( +elas tiga
;ika kelas kamar yang diminta tidak ada akan ditawarkan kelas yang tersedia. ;ika
yang berlaku adalah kamar bayi kelas 8 tapi jika ibu dirawat di kelas ), kelas !, FI"
dan Suite maka tarif kamar bayi disesuaikan dengan kamar ibu.
"asien dengan suspek atau penyakit menular
3. 2i dalam kebijakan rumah sakit, pasien yang diketahui atau
diperkirakan
dalam satu area bangsal, pertama tama harus dilaporkan ke tim in!ection control
dan dilakukan rapat tentang berjangkitnya penyakit tersebut
mungkin diperlukan.
6. PEDOMAN IDENTI&IKASI PASIEN
!. #ujuan
2arurat 'I<2(,
"elaksana dan pasien
panduan yang akan
ini adalah para menjalani suatu prosedur.
tenaga kesehatan 'medis,perawat,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya(N staf di ruang rawat, staf administratif, dan
staf pendukung yang bekerja di rumah sakit.
8. "rinsip
Semua pasien rawat inap, I<2, dan yang akan menjalani suatu prosedur
harus d ii de nt if ik as i d en ga n b en ar s aa t m as uk r um ah s ak it d an
s el am a m as a
perawatannya.
+ ap an pu n d im un gk in an ka n, p as ie n r aw at i na p h ar us m en gg un ak
an g el an g
pemberian obat, darah, atau produk darahN pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinisN atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
7. +ewajiban dan #anggung ;awab
a( Seluruh staf Rumah Sakit
! h a m i d a n m e n e ra p
)( Mema st i ka n i d en t if ik a s i
k n p ro s e d ur i d e n ti fi k a si p as i en
pa sie n y a n g b e n a r k e t ik a p e m berian obat,
darah, a ta u p ro du k d ar ah N p en ga mb il an d ar ah d an s pe si me
n l ai n u nt uk pemeriksaan klinisN atau pemberian pengobatan atau
tindakan lain.
8( Melaporkan kejadian salah identifikasi pasienN termasuk hilangnya
gelang
pengenal.
b( "erawat yang bertugas 'perawat penanggung jawab pasien(
i. ertanggungjawab memakaikan gelang pengenal pasien dan
memastikan
jelaskan dan pastikan gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
c( "ada pasien dengan fistula arterio&vena 'pasien hemodialisis(, gelang
pengenal
tidak boleh dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
d( ;ika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di
pergelangan
kaki. "ada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki, gelang
pengenal dapat dipakaikan di baju pasien di area yang jelas terlihat. Hal ini
harus dicatat di rekam medis pasien. <elang pengenal harus dipasang ulang
jika baju pasien diganti dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu.
e( "ada kondisi tidak memakai baju, gelang pengenal harus menempel
pada
sakit.
g( <elang pengenal pasien sebaiknya mencakup 8 detail wajib yang
dapat
medis.
j( ;angan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. <anti gelang
s a k i t.
m( ;; e la s kan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
n( "eriksa ulang 8 detail data di gelang pengenal sebelum dipakaikan ke pasien.
o ( S aa t m en an ya ka n i de nt it as p as ie n, s el al u g un ak an p er ta nya an
t er bu ka ,
gelang pengenal. 6ntuk pasien anak dan neonatus, gunakan ) gelang pengenal
pada ekstremitas yang berbeda.
r( "engecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
s( Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar
dan
pengenal tidak dipakai. 3lasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
iii. ;ika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus lebih
pengenal. <elang pengenal harus dipakaikan ulang oleh perawat yang bertugas
menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
d( Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan radiologi
i ( : pe ra to r h ar us me ma st ik an i de nt it as p as ie n d en ga n b en ar
s eb el um
l a h i r n y a.
• "" e r i k s a dan bandingkan data pada gelang pengenal
dengan rekam
pasien
/. "rosedur "engambilan dan "emberian "roduk 1 +omponen 2arah
i. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan
komponen darah 'transfusi( merupakan tanggungjawab petugas
yang mengambil darah.
ii. 2ua or ang sta f RS ya ng kompeten har us memas tikan kebena ran
data
demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan
yang tertera pada kantong darah, waktu kadaluasanya, dan identitas pasien
pada gelang pengenal.
iii. Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan
tanggal
lahirnya
iv. ;ika staf RS tidak yakin 1 ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan
lakukan
berisikan jenis kelamin bayi, nama ibu, tanggal dan jam lahir bayi, nomor
rekam medis bayi, dan modus kelahiran.
c( Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data ibu
dapat
dilepas dan diganti dengan gelang pengenal yang berisikan data bayi.
d( <unakan gelang pengenal berwarna merah muda 'pink( untuk bayi
perempuan
identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir. 2ata ini harus dikonfirmasi
dengan yang tercantum pada rekam medis.
d( ;ika pasien adalah rujukan dari dokter umum 1 puskesmas 1 layanan
kesehatan
'misalnya saat pemberian obat(, petugas dapat menanyakan nama dan tanggal
lahir pasien 'jika memungkinkan( dan dapat dicek ulang pada rekam medis.
e( ;ika terdapat ) pasien dengan nama yang sama di ruang rawat,
berikan
tanda 1 label notifikasi pada rekam medis, tempat tidur pasien, dan dokumen
lainnya
!7. "asien yang Meninggal
a( "asien yang meninggal di ruang rawat rumah sakit harus dilakukan
medis 'sebagai
bagian dari proses verifikasi kematian(.
b( Semua pasien yang telah meninggal harus diberi identifikasi dengan
keterbatasan bahasa
• +egalan untuk pembacaan kembali
• +urangnya kultur 1 budaya organisasi
f( ;ika terjadi insidens akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal
berikut
ini
i. "as tikan kea ma nan dan kese la ma tan pasie n
i i. " as ti ka n ba hw a ti nd ak an pe nc eg ah an c ed er a te la h di la ku ka n
iii. ;ika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau
dilakukan
"enundaan 1
perubahanjadwaladalahpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatan
yang disebabkanolehberbagaihalseperti kondisipasien, dokterberhalangan,
kerusakanalat, masalahadministrasidan lain = lain
' bukanberasaldarikeinginanpasien (.
B. TU>UAN
!. Sebagaiacuanapabilaterjadipenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatansecarakonsisten.
). 3gar pasienmendapatkaninformasi yang jelastentangpenyebabpenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
8. Memberikankepuasanpelanggan' pasiendankeluarga (.
7. 6ntukmenghindariterjadinyakomplikasipasien.
9. 3gar pelayananataupengobatandapatberjalandenganlancar
D. TANGGUNG >A=AB
!. 2irektur6tama' 4$: (
bertanggungjawabsepenuhnyauntukmemestikanefektifitasdanmanajemenresiko
dalampelayananataupengobatanuntukpenggunajasa ' pasiendankeluarganya (
sehubungandenganpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpa
dapasiendanmenyediakaninfrastruktur yang tepatdandukungan yang
berkesinambungantermasukpencatatandanpemantauannya.
). 2irektur:prasional' 4:: (
bertanggungjawabterhadapmanajemenoprasionalrumahsakittermasuk di
dalamnyaterlaksananya proses
8.
k e b ija k a n p e n u n d a n a ta u p e r b ah a nj a d w a lp
" a ra + e p a l a a g ian b e r ta n g g u ng ja w a b u n tu k
e la y a n a n a t a u pe n g o b atanpadapasien.
te r la k s a n a n y a p r o se s
kebijakanpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapasien
danmenjaminkeselamatanpasiensetiapsaat.
7. 2uty :fficer bertanggungjawabuntukmenanganisetiapmasalah yang
kebijakanpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapa
sien di bagianmereka.
b. Memastikanadanya system operasional di dalam unit
merekauntukmemastikan proses
penundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapasien.
c. Melaporkansetiapmasalahpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupe
ngobatanpadapasienkepadaManajeruntukmembantudanmemastikan proses
penundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapasien.
d. Memastikanbahwastaf di unit merekapahamakanmaksuddarikebijakanini.
0 . S el ur uh st af kl in is
Seluruhstafklinisdimuntauntukpatahnpadakebijakaninidanmelaporkansetiapmas
alahberhubungandenganpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengoba
tanpadapasienkepada +6" danmelengkapiformulirlaporankejadian yang
berhubungandengankebijakanini.
E. PERNYATAAN KEBI>AKAN
!. "enjelasantentangpenundaan 1 perubahanjadwalpelayananataupengobatan
yang
disebabkanolehmasalahmedisdilakukanolehdokter yang
akanmelakukanpelayananataupengobatan.
). "adakondisidimanadoktertidakdapatmemeberipenjelasan alas
perubahanpelayananjadwalpelayananataupengobatan yang
disebabkanolehmasalahkerusakanalatdilakukanolehpenanggungjawab unit.
9. Informasi yang diberikankepasienberkaitandenganpenundaan 1
pelayananataupengobatan yang
mengakibatkanbaikmasalahadiministrasimaupunmasalahkerusakanalat,
makapasientersebutharussegeradirujukkerumahsakit yang
mempunyaipelayananataupengobatansejenis.
>. Semua proses penundaanpelayananataupengobatanpasiendicatatdalamcase
note.
perubahanjadwalpelayananataupenobatandisebabkanmasalahadministrasi,
makapetugas3dministrasimenghitungpasien,
dokterdanperawatuntukmenginformasikantentangpenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
). 3pabilapenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatandisebabkanolehdokterberhalanganpa
dajadwal yang ditentukan, makakepala unit
menginformasikantentangpenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatantersebutkepadapasien.
8. 3pabilapenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatandisebabkankerusakanalat,
maka"enanggungjawab unit
tersebutmenghubungipasiendandokteruntukmenginformasikantentangpenundaa
n 1 perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
perubahanjadwalpelayananataupengobatanseperti
!. M as al ah me di s
a. 2oktermemberipenjelasantentangpenyebabpenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatandanmenjadwalkanulangrencana
p e l a y a n a n a t a u p e n g ob a t a .
b. " " a s ie en d di ip u l a n g k a n m e n u ng
gukondisipasiensecaramedissudahlayakuntukdil
akukanpelayananataupengobatandandijadwalkanberikutnya.
). Masalahadministrasi
a. "etugasadministrasimenjelaskankepadapasiendankeluargatentangpenyebab
penundaan 1 perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
b. "etugasadministrasimenginformasikankedokterdanperawatbahwapelayana
makapasienharusmelakukanpenjadwalanulang.
8. Masalahfasilitas 1 kerusakanalatmedis
a. "enanggungjawab unit
memberikanpenjelasankepadapasiendankeluargatentangpenyebabpenundaa
n 1 perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
b. "enanggungjawab unit
menghubungidokterdanmemberikanpenjelasantentangpenyebabpenundaan
1 perubahanjadwalpelayananataupengobatan.
c. "asiendirujukkerumahsakit lain yang
mempunyaifasilitaspelayananataupengobatan yang
samaataudipulangkanmenunggusampaialatdiperbaiki.
d. 3pabilaalatsudahdiperbaiki, makapenanggungjawab unit
menghubungidokteruntukpenjadwalanulangdanmenhubungipasienuntukme
H. IMPLEMENTASI
+ebijakanpenundaanatauperubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapasiendibe
rikankepadaseluruhstafbarudalam proses pengenalan 1 orientasi.
Indicator kuncinyasebagaiberikut
a. ;umlahkejadian di tiap unit yang merugikandanyang
hamperterdajiberkaitandenganpenundaanatauperubahanjadwalpelayananat
aupengobatanpasien.
b. ;umlahkeluhanberkaitandenganpenundaan 1
perubahanjadwalpelayananataupengobatanpadapasien.
c. ;umlahpenundaanatauperubahanjadwalpelayananpadapasien di tiap unit
d. ;umlahpemulangandiluar jam normal dari unit rawatinap.
). Hasil audit, trend 1 tema yang
teridentifikasidaripelaporankejadiandanrencanapelayananataupengobatanharus
dilaporkankepada 4hief :perating :fficer oleh Manager terkait.
III. Tu%uan
#ujuan dari manajemen transfer pasien adalah@
5. Pengaturan Tran$2er
!. RSI3 "$#6+3-<3- memiliki suatu tim transfer yang terdiri dari dokter
dr
I<21 dr ruangan, "";", perawat yang kompeten dalam merawat pasien, petugas
medis, dan petugas a mbulans. #im ini yang berwenang untuk memutuskan
metode transfer mana yang akan dipilih.
). erikut adalah metode transfer yang ada di RSI3 "$#6+3-
<3-
a. La"ananAntar+>e,!ut Pa$en@ merupakan layanan 1 jasa umum khusus untuk
pasien RSI3 "$#6+3-<3- dengan tim transfer dari petugas I<2, di mana
tim tersebut akan mengambil 1 menjemput pasien dari rumah1 rumah sakit
jejaring untuk dibawa ke RSI3 "$#6+3-<3-.
b. T, tran$2er l4-al@RSIA PETUKANGAN memiliki tim transfernya sendiri
dan mengirimkan sendiri pasiennya ke rumah sakit lain, tetapi bila tim transfer
dan faslitas transfer di RSI3 "$#6+3-<3- sedang tidak siap, maka transfer
dilakukan dengan menggunakan jasa tim transfer dari ambulan gawat darurat
RS E3I-
8. RSI3 "$#6+3-<3- mempunyai sistem resusitasi, stabilisasi, dan
transfer
harus siap sedia )7 jam untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan transfer
pasien sakit berat 1 kritis antar&rumah sakit.
persiapan.
9. "engambilan keputusan untuk melakukan transfer harus dipertimbangkan
dengan
matang karena transfer berpotensi mengekspos pasien dan personel rumah sakit
akan risiko bahaya tambahan, serta menambah kecemasan keluarga dan kerabat
pasien.
0. "ertimbangkan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer. ;ika risikonya
lebih
mengambil keputusan 'berikut gelar dan biodata detailnya(, tanggal dan waktu
diambilnya keputusan, serta alasan yang mendasari.
!?. #erdapat 8 alasan untuk melakukan transfer pasien keluar RSI3 "$#6+3-
<3-
yaitu
a. Tran$2er untuk !enanganan #an !era1atan $!e$al$tk leb* lan
%ut
i. Ini merupakan situasi emergensi di mana sangat diperlukan transfer
yang
efisien untuk tatalaksana pasien lebih lanjut, yang tidak dapat disediakan
RSI3 "$#6+3-<3-
ii. "asien harus stabil dan teresusitasi dengan baik sebelum ditransfer.
iii. Saat menghubungi jasa ambulan, pasien dapat dikategorikan sebagai
tipe
transfer Qgawat darurat, 'misalnya ruptur aneurisma aorta. juga
dapat
dikategorikan sebagai tipe transfer Qgawat, misalnya pasien
dengan
kebutuhan hemodialisa.
b . Tra n$ 2e r a nt ar r u, a* $ ak t u nt uk a la $a n n 4n +, e# $'misalnya
karena
ruangan penuh, fasilitas kurang mendukung, jumlah petugas rumah sakit tidak
adekuat(
i . I de al nya , p as ie n s eba ikn ya t id ak di tr ans fe r j ika b uk an
unt uk
kepentingan mereka.
ii. #erdapat beberapa kondisi di mana permintaan 1 kebutuhan akan
tempat
dinilai cukup baik untuk menjalani transfer oleh 2";"1 dokter senior 1
konsultan yang merawatnya.
ii. "ertimbangan akan risiko dan keuntungan dilakukannya transfer
harus
dipegang oleh dokter senior 1 2";"1 konsultan rumah sakit yang dituju.
!9. eritahukan kepada pasien 'jika kondisinya memungkinkan( dan
keluarga
yang meliputi nama, jabatan, dan detail kontak personel yang membuat
kesepakatan baik di rumah sakit yang merujuk dan rumah sakit penerimaN
tanggal dan waktu dilakukannya komunikasi antar&rumah sakitN serta saran&
saran 1 hasil negosiasi kedua belah pihak.
!>. "ersonel tim transfer harus mengikuti pelatihan transferN memiliki kompetensi
untuk melakukan transfer telah dibuat, bahkan bila waktu pastinya belum
diputuskan. Hal ini memungkinkan layanan ambulan untuk
merencanakan pengerahan petugas dengan lebih efisien.
5II. Stabl$a$ $ebelu,
tran$2er
!. Meskipun berpotensi memberikan risiko tambahan terhadap pasien,
transfer
yang aman dapat dilakukan bahkan pada pasien yang sakit berat 1
kritis
'e'tremely ill(.
). #ransfer sebaiknya tidak dilakukan bila kondisi pasien belum stabil 'pasien
kalau
k k o n di s i
8. H H i po v o kondisi yang sulit ditoleransi oleh pasien akibat
s u d a h s ta b i l ( adanya
l e m i a a d a lah
akselerasi dan deselerasi selama transfer berlangsung, sehingga hipovolemia
sentral(
d. "engukura n tekana n darah invas if ya ng kontinu 1 te rus &mene
rus
pelaksanaan transfer
>. 6nit1 rumah sakit yang dituju dapat memberikan saran mengenai
penanganan
m e n i l a i k o n d i s i p a si e n.
. SSe l u r u h p e ra l a t a n d a n obat&obatan harus dicek ulang
oleh petugas transfer.
!?. <unakanlah daftar persiapan transfer pasien 'lampiran !( untuk memastikan
bahwa semua persiapan yang diperlukan telah lengkap dan tidak ada yang
terlewat.
5III. Pen#a,!ngan Pa$en Sela,a Tran$2er
!. "asien dengan sakit berat 1 kritis harus didampingi oleh minimal ) orang
tenaga
medis.
). +ebutuha n akan ju ml ah tena ga medis 1 petuga s ya ng menda mpingi
pasie n
bergantung pada kondisi 1 situas i klinis dari tiap kasus 't ingkat 1 derajat beratnya
penyakit 1 kondisi pasien(.
8. 2okter ruangan 'dr 2";"(, bertugas untuk membuat keputusan dalam
menentukan siapa saja yang harus mendampingi pasien selama
transfer
berlangsung.
7. S eb el um me la kuk an t ra ns fe r, p et ug as ya ng m end amp ing i h ar us p ah
am d an
mengerti akan kondisi pasien dan aspek&aspek lainnya yang berkaitan dengan
proses transfer.
9. erikut ini adalah pasien&pasien yang tidak memerlukan dampingan dr
unit1 rumah sakit yang ditujuN biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter,
perawat, atau paramedis 'selama transfer(.
b. Dera%at '@
"asien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang sebelumnya
menjalani perawatan di i% Care Unit 'H46(N di mana membutuhkan
perawatan di ruang rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari
tim perawatan kritisN dapat didampingi oleh perawat, petugas ambulan, dan
atau dokter 'selama transfer(.
-. Dera%at )@
berlangsung yang berisi nomor telphon RSI3 "$#6+3-<3- dan rumah sakit
tujuan.
!?. +eselamatan adalah parameter yang penting selama proses transfer.
I. K4,!eten$ Pen#a,!ng Pa$en #an Peralatan "ang *aru$ Dba1a Sela,a
Tran$2er
'. K4,!eten$ SDM untuk tran$2er ntra RSI3 "$#6+3-<3-
Pa$en Petuga$ ketera,!lan "ang Peralatan Uta,a
!en#a,!ng #butu*kan
<,n,al(
Dera%at #"+1 "etugas antuan hidup dasar
+eamanan
Dera%at 9 #"+1 "etugas antuan hidup dasar
<4rang +eamanan
tua/#elru,(
Dera%at ' "erawat1"etugas • antuan hidup dasar • :ksigen
• "elatihan tabung gas • Suction
yang
• "emberian obat&obatan • #iang infus portabel
berpengalaman +enal akan tanda deteriorasi "ompa infus dengan
• •
'sesuai dengan • +eterampilan trakeostomi dan
baterai
kebutuhan pasien( suction • :ksimetri denyut
Dera%at ) "erawat dan
• Semua ketrampilan di atas, • Semua peralatan di
"etugas ditambahN atas, ditambahN
keamanan1 #"+ • 2ua tahun pengalaman dalam • Monitor $+< dan
' H 2 S ( lan
Dera%at 9 petugas antuan hidup dasar + e nd a r H2S1
3 mbu
<4rang a mb ul an da n a an
3mbulan
tua/#elru,( paramedis
Dera%at ' "etugas • antuan hidup dasar • +endaraan H2S1
• "emberian oksigen
a mb ul an da n 3mbulan
• "emberian obat&obatan
perawat • :ksigen
• +enal akan tanda deteriorasi • Suction
• +eterampilan perawatan #iang infus portabel
•
d.
e. Saturasi oksigen
#erpasangnya 'oksimetri
jalur denyut(
intravena
f. #erkadang memerlukan akses ke vena sentral
g. "eralatan untuk memantau cardiac output
h. "e ma ntaua n end#tidal car$on dio'ide pada pasien dengan ventilator
i. Mempertahankan dan mengamankan jalan napas
j. "emantauan temperatur pasien secara terus&menerus 'untuk mencegah
!
terjadinya hipotermia atau hipertermia(
7. "engukuran tekanan darah non&invasif intermiten, sensitif terhadap gerakan
dan
tidak dapat diandalkan pada mobil yang bergerak. Selain itu juga
cukup menghabiskan baterai monitor.
9 . " en gu ku ra n t ek an an d ar ah i nv as if y an g k on ti nu ' me la lu i k an ul
a a rt er i(
disarankan.
0. Idealnya, semua pasien derajat 8 harus dipantau pengukuran tekanan
darah
secara invasif selama transfer 'wajib pada pasien dengan cedera otak
akutN
pasien dengan tekanan darah tidak stabil atau berpotensi menjadi tidak stabilN
atau pada pasien dengan inotropik(.
>. +ateterisasi vena sentral tidak wajib tetapi membantu memantau !illin%
status
'status volume pembuluh darah( pasien sebelum transfer. 3kses vena sentral
diperlukan dalam pemberian obat inotropic dan vasopressor.
/. "emantauan tekanan intracranial mungkin diperlukan pada
pasien&pasien
tertentu.
. "ada pasien dengan pemasangan ventilator, lakukan pemantauan
suplai oksigen, tekanan pernapasan 'airway pressure(, dan pengaturan
)
ventilator.
!?. #im transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat&obatan yang
d . R el ak sa ns ot
ot e . : ba t i no tr
op ik
!!. H in da ri p en gg un aa n t i an g d en ga n s e la ng i nf us ya ng t er la lu b an
ya k a g ar
akses terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan
!
baik.
! ). S emu a i nf us ha rus di be ri ka n me la lu i syrin%e pumps.
! 8. " en gg un aa n t a bu ng o ks ig en t am ba ha n h a ru s a m an d an t er pa sa
ng d en ga n
baik.
! 7. " et ug as t ra ns fe r ha rus f ami li ar de ng an s el ur uh pe ra la ta n ya ng
a da di
)
ambulans.
!9. "ertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasien
selama
transfer.
!0. Seluru peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan.
!>. "eralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai
'saat
tidak disambungkan dengan stop kontak1listrik(.
! /. at er ai t amb aha n ha rus d iba wa ' un tuk me ng an ti si pa si t er ja di
nya m at i
listrik(
!. Monitor yang portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang
dan
cepat menguras baterai dan tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan
ekternal 1 vibrasi 'getaran(.
)!. 3larm dari alat harus terlihat jelas dan terdengar dengan cukup keras.
)). Fentilator mekanik yang portabel harus mempunyai 'minimal(
a. alarm yang berbunyi jika terjadi tekanan tinggi atau terlepasnya alat
dari
tubuh pasien
b. mampu menyediakan tekanan akhir ekspirasi positif 'positive end
e'piratory pressure( dan berbagai macam konsentrasi oksigen inspirasi
c. pengukuran rasio inspirasi ekspirasi, frekuensi pernapasan
per&menit,
transfer yang lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian terapi 1
!
obat&obatan.
)7. 4atatlah status pasien, tanda vital, pengukuran pada monitor,
tatalaksana
yang diberikan, dan informasi klinis lainnya yang terkait. "encatatan ini
di
"asien pemantauan.
lembar harus dipantau secara
)0. Monitor, ventilator, dan pompa harus terlihat sepanjang waktu oleh
petugas
pasien(
h . 3 la t ke ju t j an tu ng 'de!i$rillator(
7.#im transfer1 S2M pendampingdapat memberi saran mengenai kecepatan ambulan yang
adalah untuk memfasilitasi transfer yang lancar dan segera dengan akselerasi dan
deselerasi yang minimal.
0."endampingan oleh polisi dapat dipertimbangkan pada area yang sangat
padat
penduduknya
>."etugas harus tetap duduk selama transfer dan menggunakan sabuk pengaman.
/.;ika terdapat kegawatdaruratan medis dan pasien membutuhkan intervensi
segera,
berhentikan ambulan di tempat yang aman dan lakukan tindakan yang diperlukan.
.;ika petugas diperlukan untuk turun dari kendaraan 1 ambulan, gunakanlah pakaian yang
transfer berlangsung
). "encatatan harus terstandarisasi antar&rumah sakit jejaring dan diterapkan
untuk
transfer dengan pihak rumah sakit yang menerima 'paramedis dan perawat(
yang akan bertanggungjawab terhadap perawatan pasien selanjutnya.
>. "roses serah&terima pasien harus mencakup pemberian informasi 'baik
secara
verbal maupun tertulis( mengenai riwayat penyakit pasien, tanda vital, hasil
pemeriksaan penunjang 'laboratorium, radiologi(, terapi, dan kondisi klinis
merawat pasien.
!?. "erlu penyediaan pakaian, sejumlah peralatan yang dapat dibawa, dan
sejumlah
! .( M er uj uk a ta u m em ul an gk an p as ie n b er da sa rk an a ta s k on di si k es eh
at an d an
kebutuhan kan pelayanan berkelanjutan.
aTT
).( 3da ketentuan atau kriteria bagi pasien yang siap untuk dipulangkan.
8 .( il a d ip er lu ka n, p er en ca na an u nt uk m er uj uk d an m em ul an gk an p as
ie n d ap at diproseslebih awal dan bila perlu mengikut sertakan keluarga.
7 "a s i e n d i ruj k d a n d i p u la n g k a n b er d a s a rk
9 .( + e b i j ak a n ru m a h s a k i t m e n g a tu r p r o s e s
a n a t a s k e b u tu h a n n y a .
p a s i e n y a n g d i p e r b o lehkan meninggalkan
rumah sakit, sementara dalam proses rencana pengobatan dengan i5in yang disetujui
untuk waktu tertentu.
Pr4$e#ur
melengkapi
a . R es ume me
dik b. Surat
"ulang
cd.. Resep
S ur at obat
ko ntryang
ol dibawa pulang
8. "erawat mel akukan pengecekan ulang mengenai t indakan&ti
ndakan
petugas administrasi
9. "ihak administrasi verifikasi data dan jaminan pasien
pasien. 3gar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan
kebutuhan pasien, juga untuk menjalankan prinsip Usatu level perawatan
yang bermutuU keseragaman pemberian pelayanan kepada pasien tanpa
membedakan waktu, faktor ekonomi, sosial, agama, ras, suku, bangsa, maka
dibutuhkan adanya
perencanaan dan koordinasi kerja yang baik.
2ilain pihak pasien dengan masalah yang sama berhak mendapatkan
mutu
pelayanan yang sama disemua unit di rumah sakit. Mengingat hal ini maka diperlukan
adanya kebijakan dan prosedur disetiap unit agar dapat memberikan pelayanan yang
seragam setiap hari maupaun saat hari minggu atau hari libur besar.
2engan perawatan yang seragam akan memberikan dampak, baik pada
efisiensi dan memudahkan dalam melakukan evaluasi.
). TU>UAN
'a( Menyediakan acuan kerja untuk menjamin pemberian pelayanan yang sama
. RUANG LINGKUP
+ebijakan ini berlaku bagi semua staff rumah sakit dokter, perawat, penunjang
rumah sakit
b. Pela"anan ke$e*atan !er4rangan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan
0.
menginap.
PERNYATAAN'+epMen+es RI -o. 0001M$-+$S1S+1FI1)??>(
KEBI>AKAN
a. Ak$e$ kete!atan !ela"anan #an !eng4batan t#ak tergantung !
a#a
maupun tidak gawat harus diberikan pelayanan yang cepat, tepat dan
efisien
& #erhadap pasien yang gawat dilakukan perawatan, tindakan dan
observasi
kegawatan secara intensif oleh dokter dan perawat sampai dengan kondisi
k li ni s p as ie n s ta bi l, t an pa m em pe rt im ba ng ka n b ia ya d an
s umb er
pembiayaannya
& "ada pasien yang sudah dalam perawatan namun mengalami kesulitan dalam
pembiayaan perawatannya, maka yang bersangkutan dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan bagian keuangan rumah sakit. "ada kondisi demikian
perawatan, tindakan dan observasi yang diberikan kepada pasien tetap sama
seperti kepada pasien lainnya.
b. Ak$e$ !a#a kete!atan !ela"anan 4le* !etuga$ ke$e*atan
t#ak
-. proses pelayanank4n#$
Ketergantungan tetap berjalan
!a$enbaik
,enentukan $u,ber #a"a "ang
yang sesuai
& "enentuan petugas yang menangani pasien berdasarkan kompetensi yang
lain
i. 2iagnosa harus ditegakan paling lama >) jam setelah pasein masuk rawat
ii. Menyarankan dilakukannya peninjauan kasus 'Case review( pada pasien
yang telah dirawat > hari. Case review tersebut akan dihadiri olehN
• 2";",
yang dirawat
& 2";" harus melakukan pengkajian ulang 'Re&assessment( pasien rawat inap
& samaSemua
diseluruh unit pelayanan
pelayanan yang keperawatan
diberikan kepada pasien baik pelayanan
medis
pelayanan, sehingga
!. 2apat meningkatkan kualitas pelayanan.
). "asien dan keluarga dapat memahami dan mengerti informasi
pelayanan
sakit
d. 3suransi yang bekerjasama dengan rumah sakit
e. Informasi tentang hak pasien dan keluarga
f. Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat menyurat lainnya
g. #ata tertib dan peraturan rumah sakit
)( agian +eperawatan
Memberikan informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan
khusus
meliputi
a . R e n c an a pe la y a n an d a n ti n d k a n k e p e r a w at
b. In f o rm a si te n ta n g b ia y a p e ra w a ta n , b i a y a p
a n y a n g k an d i la k u k a n
e m e r ik sa an p e n u n ja n g , biaya obat,
p e n g o b a t an
d. In f o r m a s i hasil pengobatan dan hasil pemeriksaan penunjang
yang telah
d. ia ya t ind
aka n
I Pen#a*uluan
Rumah sakit sering kali harus melayani komunitas dengan berbagai keragaman.
3da pasien&pasien yang mungkin telah berumur, atau menderita cacat, bahasa atau
dialeknya beragam, juga budayanya, atau ada hambatan lainnya yang membuat
proses mengakses dan menerima perawatan sangat sulit. Rumah sakit
mengidentifikasi hambatan hambatan tersebut dan menerapkan proses untuk
mengeliminasi atau mengurangi hambatan bagi pasien yang berupaya
mencari perawatan. Rumah sakit juga mengambil tindakan untuk mengurangi
dampak dari hambatan hambatan yang ada pada saat memberikan layanan.
II Pen ge rt an
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami
'adudu& Xain, !77/(, 2alam konteks komunikasi dikenal pula
gangguan 'mekanik maupun semantik(, <angguan ini masih termasuk ke dalam
hambatan komunikasi
'$ffendy, !879(, $fektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung
kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.
2idalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai
hal ini maka perawat harus bersikap lembut dan sopan tapi bukan berarti tidak
pada pasien lain. "erawat harus lebih memaksimalkan volume suaranya apabila
ia berbicara pada pasien tuna rungu. egitu pula halnya dengan si pasien.
3pabila si pasien menderita tuna wicara maka sebaiknya ia mengoptimalkan
panca inderanya 'misal gerakan tangan, gerakan mulut( agar si komunikan bisa
menangkap apa yang ia ucapkan. 3tau si pasien tuna wicara isa membawa
rekan untuk menerjemahkan pada si komunikan apa yang sebetulnya
ia ucapkan.
b. HAMBATAN SEMANTIK DALAM PROSES
KOMUNIKASI
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata
'denotatif(.
;adi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 8,
diantaranya
!. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat
berbicara. contoh partisipasi menjadi partisisapi
). 3dan ya perbedaan ma kna dan pengertia n pada ka ta&kat a ya
ng pengucapannya sama
4ontoh bujang 'Sunda sudahN Sumatera anak laki&laki(
8. 3danya pengertian
konotatif
4ontoh secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang
berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang
menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan
panjang ingatan.
;adi apabila ini disampaikan secara denotatif sedangkan
komunikan menangkap secara konotatif maka komunikasi kita gagal.
-. HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI
2isebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan&hambatan
tersebut merupakan unsur&unsur dari kegiatan psikis manusia.
4ontoh 'kasus yang sama dengan motif tunggal( tetapi bagi orang lain
motif menonton televisi adalah untuk memperolh informasi sekaligus
mengisi waktu luang.
#. >ENIS+>ENIS HAMBATAN LAIN
3da delapan hambatan penting untuk komunikasi lintas budaya
dalam keperawatan
'!( kurangnya pengetahuan, ')( ketakutan dan ketidakpercayaan, '8(
rasisme,
'7( bias dan etnosentrisme, '9( stereotip, perilaku, '0( ritual, '>(
hambatan bahasa, dan '/( perbedaan dalam persepsi dan harapan.
'!( +urangnya pengetahuan
Selain itu, perawat yang tidak belajar tentang perilaku yang diterima dalam
')( penilaian
+etakutanyang
dan salah dan intervensi.
ketidakpercayaan
Rothenburger '!?( telah mengidentifikasi tujuh tahap penyesuaian
perawat dan pasien, dan antara perawat dan penyedia perawatan kesehatan lainnya.
#ipe&tipenya
!. Rasisme individu 2iskriminasi karena karakteristik biologis
). Rasisme udaya Menganggap budaya sendiri lebih superior
8. +elembagaan rasisme Eembaga 'universitas, bisnis, rumah sakit, sekolah
"$RIE3+6 RI#63EIS#I+
Ritual adalah prosedur dalam mengerjakan tugas
H3M3#3-
3H3S3
ahasa menyediakan alat&alat 'kata( yang memungkinkan
oranguntuk mengekspresikan mereka pikiran dan perasaan
a. bahasa asing,
b. berbeda dialek dan regionalisms, dan
c. i di om da n O be rb ic ar a ja la na n. O
aha sa asing, 2iale k, da n Regionali sms. ahkan ketika pera wa t
dan
pasien berbicara bahasa yang sama, kesalahpahaman dapat muncul. tapi ketika pasien
datang dari negara atau rumah tangga di mana bahasa Inggris bukan asli
lidah, hambatan bahasa yang dihasilkan dapat membawa komunikasi untuk
berhenti,
menghasilkan frustrasi dan konflik.
66nnttuukk bbeerrkkoommuunniikkaassii sseeccaarraa
dengan pasien yangeeffeekkttiiff
tidakmahir dalam Inggris,
3nda akan perlu penerjemah. Seorang juru terampil dapat membantu anda,
anda pasien, dan keluarga pasien anda mengatasi kecemasan dan frustras yang
dihasilkan oleh hambatan bahasa