: CELSY YULIANA
Nama Mahasiswa
Nilai
No Jawaban TT3
1
Menghitung tingkat keuntungan :
E (RA) = ∑( 𝑅𝑖 𝑃𝑖 )
= ( 40 x 0,2 ) + ( 50 x 0,6 ) + ( 60 x 0,2 )
= 50
E (RB) = ∑( 𝑅𝑖 𝑃𝑖 )
= (0 X 0,2 ) + ( 50 X 0,6 ) + ( 120 X 0,2 )
= 54
𝜎 = √∑ 𝑃𝑖 [ 𝑅𝑖 − 𝐸(𝑅)]2
𝑡=1
1
𝜎𝐴 = [ 0,2 ( 40 – 50 )2 + 0,6 ( 50 – 50 )2 + 0,2 ( 60 − 50 )2 ] 2
1
= [ 0,2 ( 100 ) + 0,6 ( 0 ) + 0,2 ( 100 )] 2
1
= 40 x 2
= 20
𝜎𝐵 = √∑𝑡𝑡=1 𝑃𝑖 [ 𝑅𝑖 − 𝐸(𝑅)]2
1
= [ 0,2 ( 0 – 54 )2 + 0,6 ( 50 – 54 )2 + 0,2 ( 120 − 54 )2 ] 2
1
= [0,2 ( 2.916 ) + 0,6 ( 16 ) + 0,2 ( 4.356 ) ] 2
1
= 1.410 x 2
= 705
2
Apabila dipergunakan ketidakpastian arus kas sebagai sebagai pengukur resiko maka pemikiran
ini berarti bahwa semakin tidak pasti arus kasnya atau semakin besar nilai deviasi standar arus kas
tersebut, semakin berisiko proyek tersebut.
3
Hal ini disebabkan keputusan investasi yang dilakukan pada sector riil dilakukan pada pasar
yang tidak sempurna, informasi tidak lengkap dan / atau sangat mahal, kadang – kadang juga
dijumpai adanya hambatan untuk masuk (barrier to entry) untuk sector tersebut sehingga terbuka
peluang untuk memperoleh NPV yang positi.
4
a. Perusahaan ABC, 𝑘𝑒 = 100 milyar / 400 milyar = 0,25 atau 25 %
b. VL = VU = PV
VU = Rp 250 Milyar / 0,2
= Rp 125 Milyar
Penghematan pajak = Rp 10 Milyar / 0,1
= Rp 100 Milyar
Dengan demikian
VL = Rp 125 Milyar + Rp 100 Milyar
= Rp 225 Milyar
c. S = Rp 225 – Rp 200 = Rp 25 juta.
5
Menurut saya kebijakan dividen itu sendiri adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat
ini akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
Dengan demikian adanya dividen yang optimal merupakan suatu kebijakan dividen yang
menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbbuhan di masa yang akan datang
sehingga dapat memaksimalkan harga perusahaan.