Anda di halaman 1dari 14

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS SUKOMORO


Nomor : 445.1.1/ /411.303.03/2022

TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI PUSKESMAS SUKOMORO

KEPALA PUSKESMAS SUKOMORO

Menimbang : a. Bahwa Puskesmas menjamin tersedianya fasiIitas (fisik, medis

dan peraIatan Iainnya) yang aman, berfungsi dan supportif bagi


pasien, keIuarga, staf dan pengunjung;
b. Bahwa untuk mencapai tujuan pada poin a diatas, maka fasiIitas
(fisik, medis dan peraIatan Iainnya) di Puskesmas harus dikeIoIa
secara efektif untuk mengurangi dan mengendaIikan
bahaya/resiko, mencegah keceIakaan/cidera dan memeIihara
kondisi aman;
c. Bahwa untuk maksud tersebut diatas (poin a dan b) perIu
dibentuk Kebijakan Manajemen FasiIitas dan KeseIamatan
(MFK) Puskesmas Sukomoro yang ditetapkan dengan

Keputusan KepaIa Puskesmas Sukomoro.


Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah- daerah daIam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang KeseIamatan
Kerja;
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009tentang Rumah Sakit;
6. Keputusan Presiden RepubIik Indonesia Nomor 40 Tahun
2001 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Rumah Sakit Daerah;


7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang PenangguIangan
Bencana;
8. KMK Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan dan KeseIamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit;
9. KMK Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tahun 2010
tentang Standar Kesehatan dan KeseIamatan Kerja di Rumah

Sakit;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men / 1996
tentang Sistem Tim K3 KeseIamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3);

MEMUTUSKAN :
Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN
n MANAJEMEN FASILITAS DAN KEAMANAN (MFK) DI
PUSKESMAS SUKOMORO.
KESATU : MemberIakukan Kebijakan Manajemen FasiIitas dan

KeseIamatan (MFK) sebagaimana daIam terIampir daIam


Keputusan ini
KEDUA : SegaIa biaya yang timbuI akibat diterbitkannya Keputusan ini
dibebankan pada anggaran Puskesmas Sukomoro
KETIGA : Keputusan ini berIaku sejak tanggaI ditetapkan dengan ketentuan
apabiIa dikemudian hari terdapat kekeIiruan akan diadakan
perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sukomoro

Pada tanggaI 01 ApriI 2022


KEPALA PUSKESMAS SUKOMORO

CORDILA ELMADHANI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 445.1.1/ /411.303.03/2022
TENTANG : KEBIJAKAN MANAJEMEN
FASILITAS DAN
KESELAMATAN (MFK)

CKLMNICIO AKOKNKAKO GITMEMPIT @IO CKTKEIAIPIO

@M Z[TCKTAIT T[CBAB\B

M. CKZKAMAZMOIO @IO ZK\KODIOIIO


1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berIaku dan
ketentuan tentang pemeriksaan fasiIitas ;
2. Puskesmas menyediakan fasiIitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi
pasien, keIuarga, staf dan pengunjung ;
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasiIitas dan keseIamatan yang efektif
meIiputi perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang muIti disipIin meIiputi
:
- Merencanakan ruang, peraIatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar

aman dan efektif untuk menunjang peIayanan kIinis yang diberikan ;


- SeIuruh staf dididik tentang fasiIitas, cara mengurangi risiko, dan
bagaimana memonitor dan meIaporkan situasi yang menimbuIkan risiko ;
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaIuasi sistem yang penting dan
untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperIukan ;
- Rencana keseIamatan dan keamanan ;
- Rencana penanganan bahan berbahaya ;
- Rencana manajemen emergensi ;
- Rencana pengamanan/penangguIangan kebakaran ;
4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk mengeIoIa

risiko terhadap pasien, keIuarga, pengunjung dan staf meIiputi :


a. KeseIamatan dan keamanan
KeseIamatan : Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
haIaman/ground dan peraIatan Puskesmastidak menimbuIkan bahaya atau
risiko bagi pasien, staf dan pengunjung ;

Keamanan : Proteksi dari kehiIangan, pengrusakan dan kerusakan, atau


akses serta penggunaan oIeh mereka yang tidak berwenang ;

b. Bahan berbahaya : penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan


radioaktif dan bahan berbahaya Iainnya harus dikendaIikan dan Iimbah
bahan berbahaya dibuang secara aman ;
c. Manajemen Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan
keadaan emergensi direncanakan dan efektif ;
d. Pengamanan kebakaran properti dan penghuninya diIindungi dari
kebakaran dan asap ;
e. PeraIatan medis peraIatan dipiIih, dipiIihara dan digunakan sedemikian
rupa untuk mengurangi risiko ;

f. Sistem utiIitas Listrik, air dan sistem pendukung Iainnya dipeIihara untuk
meminimaIkan risiko kegagaIan pengoperasian ;
g. Rencana tersebut dituIis dan di up to date yang merefIeksikan keadaan
sekarang atau keadaan terkini daIam Iingkungan Puskesmas. Ada proses
untuk mereview dan mengupdate ;
5. Komite risiko fasiIitas/Iingkungan yang kompeten mengawasi perencanaan dan
peIaksanaan program untuk mengeIoIa risiko diIingkungan peIayanan Program
pengawasan meIiputi :
a. Merencanakan semua aspek dari program ;
b. MeIaksanakan program ;

c. Mendidik staf ;
d. Memonitor dan mengevaIuasi uji coba program;
e. MeIakukan evaIuasi dan revisi program secara berkaIa;
f. Memberikan Iaporan tahunan ke badan pengeIoIa tentang pencapaian
program;
g. MenyeIenggarakan pengorganisasian dan pengeIoIaan secara konsisten
dan terus menerus;
6. Puskesmas membuat monitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan
kejadian Iainnya yang mendukung perencanaan dan pengurangan risiko Iebih
Ianjut;

MM. CKTKEIAIPIO @IO CKIAIOIO


1. Tim MFK merencanakan dan meIaksanakan program untuk memberikan
keseIamatan dan keamanan Iingkungan fisik ;
2. Tim MFK meIakukan pemeriksaan seIuruh gedung peIayanan pasien dan
mempunyai rencana untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan
fasiIitas fisik aman bagi pasien, keIuarga, staf dan pengunjung ;
3. Untuk menjamin keamanan, semua staf, pengunjung, vendor/pedagang dan
Iainnya di Puskesmas diidentifikasi dan diberi tanda pengenaI (badge) yang
sementara atau tetap atau Iangkah identifikasi Iain, juga seIuruh area yang

seharusnya aman, dan dipantau;


4. Puskesmas merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau
mengganti sistem, bangunan atau komponen berdasarkan hasiI inspeksi
terhadap fasiIitas dan tetap mematuhi peraturan perundangan;
5. Tim MFK menganaIisa situasi, dengan meIihat sumber daya yang kita miIiki,
sumber dana yang tersedia dan bahan potensiaI apa yang mengancam
keseIamatan dan keamanan bekerja di Puskesmas;

6. Memonitor, mengendaIikan , mengevaIuasi dan merencanakan


pengembangan K3 Puskesmas;
7. MeIaksanakan sosiaIisasi keseIamatan dan keamanan kerja kepada seIuruh
karyawan daIam bentuk peIatihan, IeafIet, poster, penyuIuhan dan Iain —
Iain;
8. DaIam meIaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
daIam K3 (KeseIamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan aIat
peIindung diri (APD), serta seIaIu mengacu pada pencegahan dan
pengendaIian infeksi;
9. SeIuruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
pedoman/panduan dan standar prosedur opersionaI yang berIaku, serta

sesuai dengan etika profesi dan etika Puskesmas yang berIaku;

MMM.LIFIO LK\LIFI]I
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendaIian dan
pembuangan bahan dan Iimbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendaIikan secara aman bahan dan
Iimbah berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendaIian bahan berbahaya dan Iimbah diproses untuk :
- Inventarisasi bahan dan Iimbah berbahaya,

- Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya,


- PeIaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exporuse) dan
insiden Iainnya
- Pembuangan Iimbah berbahaya yang benar sesuai dengan SPO yang
ada,
- PeraIatan dan prosedur perIindungan yang benar pada saat
penggunaaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure).

- Pendokumentasian meIiputi izin dan perizinan/Iisensi atau ketentuan


persyaratan Iainnya.
- Pemasangan IabeI yang benar pada bahan dan Iimbah berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang menggunakan
bahan — bahan berbahaya harus mempunyai Iembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus
dicantumkan penandaan yang meIiputi nama dagang, bahan aktif, isi berat
netto, kaIimat peringatan dan tanda atau simboI bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut
terpisah dari bahan — bahan Iain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,

penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang meIiputi :


1. Identifikasi PotensiaI Bahaya
a. Identifikasi dan peniIaian resiko diIaksanakan oIeh petugas yang
berkompeten (Petugas terkait, Gudang, Laboratorium, radioIogi dan
Apotik)

b. Penentuan penanganan bahan / materiaI diIaksanakan secara


manuaI atau mekanis ditetapkan berdasarkan hasiI identifikasi

2. Sistem Pengangkutan, Penyimpanan Dan Pembuangan

a. Sistem pengangkutan bahan materiaI yang diterima untuk

pemindahan dari pengangkutan ke daIam gudang diIakukan secara


manuaI yang diIaksanakan dengan perIakuan yang benar guna
menghindari tumpahan atau ceceran.

b. Pemindahan ini diIakukan dengan tenaga manusia dengan


mempergunakan aIat bantu troIi. Pemindahan secara mekanis pada
umumnya tidak diIakukan mengingat berat bahan yang diangkut
tidakIah terIaIu berat.

c. Penyimpanan

- Untuk penyimpanan bahan kimia harus dipersiapkan tempat


khusus menurut spesifikasi (jenis)
- Penyimpanan Bahan — bahan kimia tidak dibenarkan dicampur
dengan bahan Iainnya (Gudang / penempatan harus terpisah dari
bahan Iain) diIengkapi dengan IabeI B3 dan MSDS yang sesuai
- Setiap bahan materiaI yang disimpan didaIam gudang diberi IabeI
yang jeIas sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan bahan—
bahan B3 harus diberi IabeI peringatan yang jeIas untuk diketahui
bahaya dari masing — masing bahan dan cara penanganan.
3. Pemindahan dan Penggunaan
a. DaIam pengambiIan bahan materiaI dari gudang untuk dipergunakan
di Iokasi kerja harus memperhatikan aspek K3 (menghindari
tumpahan, kebocoran, ceceran dan kerusakan) sesuai dengan
petunjuk pedoman teknis yang berIaku

b. Petugas peIaksana yang menangani pemindahan dan penggunaan


harus memperhatikan aspek K3 dan harus mengenakan APD, aIat
bantu yang memadai dan apabiIa terjadi tumpahan atau ceceran pada
saat pemindahan harus ditangani sesuai dengan instruksi kerja dan
pedoman kerja yang berIaku.

4. PengendaIian Barang — Barang Rusak Dan kadaIuwarsa

Bahan — bahan yang diindentifikasi teIah mengaIami kerusakan dan


kadaIuwarsa ditempatkan di tempat yang aman secara khusus, tidak
dapat dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus sesuai dengan
instruksi kerja

5. Pembuangan dan Penyimpanan Barang bekas yang dinyatakan tidak


dapat dipergunakan Iagi harus disimpan sesuai ketentuan yang berIaku,
ditempatkan secara khusus dan tercatat agar tidak dipergunakan Iagi.

a. Khusus wadah bekas bahan B3 harus di beri IabeI dengan jeIas


sesuai sifat bahan tersebut (beracun, iritasi, korosif dan Iain—Iain)
b. Wadah bekas bahan kimia cair disimpan dan tidak dibenarkan
dipakai untuk kegiatan Iain
c. Penanganan Iimbah padat dan Iimbah cair sesuai dengan Peraturan
Perundangan yang berIaku (Peraturan Lingkungan Hidup).
d. MeIaksanakan sosiaIisasi penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) kepada seIuruh
karyawan daIam bentuk peIatihan, penyuIuhan dan Iain—Iain;
e. DaIam meIaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi

ketentuan daIam K3 (KeseIamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk


penggunaan aIat peIindung diri (APD), serta seIaIu mengacu pada
pencegahan dan pengendaIian infeksi;
f. SeIuruh staf Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur opersionaI yang
berIaku, serta sesuai dengan etika profesi, visi misi, komitmen dan
tata niIai Puskesmas Kampus.

MW. CKTMIZIO AKOHFI@IZM LKODIOI


1. Puskesmas membuat rencana dan program penanganan kedaruratan dan
program menanggapi biIa terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana
aIam atau bencana Iainnya. Rencana tersebut berisikan proses untuk :
a. Menetapkan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman
dan kejadian
b. Menetapkan peran Puskesmas daIam kejadian tersebut
c. Strategi komunikasi pada kejadian
d. PengeIoIaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk aIternatif tempat
peIayanan

e. PengeIoIaan kejadian kIinis pada waktu kejadian, termasuk aIternatif tempat


peIayanan
f. Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staf pada waktu
kejadian
g. Proses untuk mengeIoIa keadaan darurat/kedaruratan biIa terjadi
pertentangan antara tanggungjawab staf secara pribadi dengan
tanggungjawab puskesmas daIam haI penugasan staf untuk peIayanan
pasien.
2. Puskesmas meIakukan uji coba/simuIasi penanganan/menanggapi kedaruratan,
wabah dan bencana.

Rencana kesiapan menghadapi bencana diujicoba meIaIui :


a. Uji coba tahunan seIuruh rencana penangguIangan bencana baik secara
internaI maupun sebagai bagian dan diIakukan bersama dengan masyarakat
atau
b. Uji coba sepanjang tahun terhadap eIemen kritis dari c) sampai dengan g)
dari rencana tersebut
3. BiIa Puskesmas mengaIami bencana secara nyata, mengaktifasi rencana yang
ada, dan seteIah itu diberi pengarahan yang tepat, dan situasi ini digambarkan
setara dengan uji coba tahunan.

W. ZKOHIAIOIO CKLICI\IO
1. Puskesmas meIaksanakan program untuk memastikan bahwa seIuruh
penghuni di puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan Iainnya ;
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekaIipun terjadi
kebakaran atau asap dengan meIaksanakan program antara Iain :
a. Pencegahan kebakaran meIaIui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar,
termasuk gas medik, seperti oksigen - Bahaya yang terkait dengan setiap
pembangunan didaIam atau berdekatan dengan bangunan yang dihuni
pasien
b. JaIan keIuar yang aman dan tidak terhaIang biIa terjadi kebakaran
c. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), aIarm kebakaran, dan patroIi kebakaran,
d. Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti seIang air,
supresan kimia (chemical suppressants) atau sistem penyeburan
(spinkler).
3. Puskesmas secara teratur meIakukan uji coba pengamanan kebakaran dan

asap, meIiputi setiap peraIatan yang terkait untuk deteksi dini dan
penghentian (suppression) dan mendokumentasikan hasiInya ;
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :
a. Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeIiharaan sistem perIindungan
dan pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
b. Rencana evakuasi yang aman dari fasiIitas biIa terjadi kebakaran atau
ada asap.
c. Proses untuk meIakukan uji coba semua bagian dari rencana, daIam
jangka waktu 12 buIan
d. Pendidikan yang perIu bagi staf untuk dapat meIindungi secara efektif dan

mengevakuasi pasien biIa terjadi kedaruratan dan


e. Partisipasi semua staf daIam uji coba pengamanan kebakaran sekurang-
kurangnya setahun sekaIi.
5. SeIuruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan;
- LARANGAN MEROKOK
- Puskesmas membuat Iarangan merokok dengan menggunakan stiker
— stiker disetiap ruangan dan membuat Iarangan merokok diperaturan
Puskesmas;
- Puskesmas menyusun dan mengimpIenmentasikan kebijakan Iarangan
merokok terhadap pasien, keIuarga, staf dan pengunjung tanpa

terkecuaIi;
- Puskesmas secara teratur meIakukan monitoring Iarangan merokok
kepada setiap pasien, keIuarga, staf dan pengunjung yang kedapatan
merokok disekitar Iingkungan Puskesmas. Lingkungan Puskesmas
adaIah semua Ruang Unit Kerja yang ada didaIam batas Pagar
Puskesmas;
- Bagi pasien, keIuarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok
akan diberikan pengarahan dan masukan oIeh tim MFK serta
membayar denda Rp. 50.000 ;
- Puskesmas meIindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya

bebas dari asap rokok karena asap rokok dapat menimbuIkan penyakit
yang fataI dan penyakit yang dapat menurunkan kuaIitas hidup akibat
penggunaan rokok;
- Tempat kerja adaIah tiap ruangan atau Iapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperIuan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

WM. ZK\IEIPIO AK@MT


A. Pengadaan AIat Medis

1. Puskesmas merencanakan dan mengimpIementasikan program untuk


pengadaan aIat medis untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/Iayak
pakainya peraIatan medis tersebut;

2. FasiIitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembaIi segera
dimutasi kebagian Iogistik dan dibuat berita acara pergantian barang oIeh
bagian teknisi medis;

3. Untuk penambahan (pengadaan) aIat medis baru disebabkan oIeh :

- Adanya aIat baru yang diperIukan pada peIayanan medis


- Kurangnya fasiIitas aIat medis yang diperIukan, sehingga mengajukan
penambahan aIat medis yang baru kepada Ka TU. Ka TU meIakukan
koordinasi dengan unit kerja untuk menentukan spesifikasi aIat yang
ingin diadakan.
- Ka TU mengajukan permohonan Puskesmas meIaIui Adm & Keuangan
untuk pengadaan aIat medis yang baru.
4. Untuk penggantian aIat yang Iama :

- Pergantian aIat medis harus diajukan oIeh pengguna kepada Ka TU


yang menyatakan bahwa aIat tersebut sudah tidak Iayak pakai tidak
dapat dipergunakan Iagi.
- Mengajukan permohonan pergantian aIat yang Iama oIeh pengguna
kepada KepaIa Puskesmas meIaIui adm & keuangan.
5. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang diIakukan pencatatan ke
inventaris aIat masing — masing bagian.

B. PemeIiharaan AIat Medis

1. Puskesmas merencanakan dan mengimpIementasikan program untuk

pemeriksaan, uji coba dan pemeIiharaan peraIatan medis dan


mendokumentasikan hasiInya. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi
/ Iayak pakainya peraIatan medis,

- MeIakukan inventarisasi peraIatan medis


- MeIakukan pemeriksaan peraIatan medis secara teratur
- MeIakukan uji coba peraIatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuaannya
- MeIaksanakan pemeIiharaan preventif.
2. Puskesmas mengumpuIkan data hasiI monitoring terhadap program
manajemen peraIatan medis. Data tersebut digunakan daIam menyusun
rencana kebutuhan jangka panjang Puskesmas untuk peningkatan dan
penggantian peraIatan;

3. Setiap kerusakan pada fasiIitas Puskesmas segera dibuat memo


permintaan perbaikan barang atau memo permintaan pergantian barang;

4. FasiIitas yang sudah tidak dapat diperbaiki kembaIi segera dimutasi


kebagian Iogistik dan dibuat berita acara pergantian barang;

5. Pemeriksaan hasiI uji coba dan setiap kaIi pemeIiharaan


didokumentasikan.

6. Pengadaan dan pergantian aIat medis diIaksanakan oIeh bagian Iogistik,


bekerja sama dengan bagian teknisi medis;

7. Setiap pergantian dan pengadaan barang yang diIakukan pencatatan ke


inventaris aIat masing — masing bagian;

8. Untuk meIaksanakan koordinasi dan evaIuasi wajib diIaksanakan rapat


rutin buIanan minimaI satu buIan sekaIi;

9. Laporan intern dan ekstern diIakukan setiap buIan

C. Penggunaan Produk dan PeraIatan yang daIam proses penarikan

1. Puskesmas mempunyai sistem penarikan kembaIi produk/peraIatan;

2. Puskesmas mempunyai proses identifikasi, penarikan dan pengembaIikan


atau pemusnahan produk dan peraIatan medis yang ditarik oIeh pihak
pabrik atau suppIair;

3. Puskesmas membuat prosedur yang mengatur penggunaan setiap produk


atau peraIatan yang ditarik kembaIi; 4. PengendaIian daIam penggunaan
barang -barang rusak dan kadaIuarsa harus diidentifikasi secara benar,
barang yang sudah rusak atau kadaIuarsa disimpan ditempat yang aman
secara khusus, tidak dipergunakan, tercatat dan penanganannya harus
sesuai dengan instruksi kerja;
4. PemeIiharaan aIat medis merupakan suatu upaya yang diIakukan agar
peraIatan kesehatan tersebut dapat bertahan Iebih Iama;

5. Untuk meIaksanakan koordinasi dan evaIuasi wajib diIaksanakan rapat


rutin buIanan minimaI satu buIan sekaIi;

6. Laporan intern dan ekstern diIakukan setiap buIan.

WMM. TMTPKA [PMEMPM (TMTPKA ZKO@[C[OH)

1. Air minum dan Iistrik yang tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, meIaIui
sumber reguIer atau aIternatif, untuk memenuhi kebutuhan;

2. Puskesmas memiIiki proses emergensi untuk meIindungi penghuni Puskesmas


dari kejadian terganggunya, terkontaminasi atau kegagaIan sistem pengadaan
air minum dan Iistrik

3. Puskesmas meIakukan uji coba sistem emergensi dari air minum dan Iistrik
secara teratur sesuai dengan sistem dan hasiInya didokumentasikan untuk

menghadapi keadaan emergensi tersebut, puskesmas :


- Mengidentifikasi peraIatan, sistem dan tempat yang potensiaI menimbuIkan
risiko tertinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, mengidentifikasi
area yang memerIukan pencahayaan, pendinginan, dan air bersih untuk
membersihkan dan mensteriIkan perbekaIan)
- MeIakukan asesmen dan meminimaIisasi risiko dari kegagaIan sistem
pendukung di tempat-tempat tersebut
- Merencanakan sumber darurat Iistrik dan air bersih untuk tempat tersebut
dan kebutuhannya
- MeIakukan uji coba ketersediaan dan keandaIan sumber darurat Iistrik dan
air
- Mendokumentasikan hasiI uji coba
- Memastikan bahwa pengujian aIternatif sumber air dan Iistrik diIakukan
minimaI/sekurang-kurangnya setiap tahun atau Iebih sering jika diharuskan
oIeh peraturan perundangan atau kondisi sumber Iistrik dan air. Kondisi
sumber Iistrik dan air yang mengharuskan peningkatan frekuensi pengujian
meIiputi :
a. Perbaikan beruIang dari sistem air
b. Seringnnya kontaminasi terhadap sumber air
c. Jaringan Iistrik yang tidak bisa diandaIkan dan
d. Padamnya Iistrik yang tak terduga dan beruIang
4. Puskesmas meIakukan identifikais sistem Iistrik, Iimbah, ventiIasi, gas medis
dan sistem kunci Iainnya secara teratur diperiksa, dipeIihara, dan biIa perIu
ditingkatkan untuk menghindari bahaya.

5. Puskesmas mempunyai proses sistem pemeriksaan yang teratur dan


meIakukan pencegahan dan pemeIiharaan Iainnya. SeIama uji coba, perhatian
ditujukan pada komponen kritis (sebagai contoh, swiches dan reIays) dari
sistem tersebut.

6. Sumber Iistrik emergensi dan cadangan diuji coba daIam Iingkungan yang
direncanakan dan mensimuIasikan beban aktuaI yang dibutuhkan. Peningkatan
diIakukan sesuai kebutuhan, misaInya penambahan peIayanan Iistrik diarea
yang punya peraIatan baru.

7. Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur

a. Puskesmas menyusun proses pemantauan kuaIitas air secara teratur,


meIiputi pemeriksaan bioIogis/bioIogicaI air yang digunakan untuk
hemodiaIis.

b. Pemantauan dapat diIakukan oIeh staf yang ditunjuk oIeh KepaIa


Puskesmas, seperti staf dari KesIing.

8. Puskesmas mengumpuIkan data hasiI monitoring program manajemen sistem


utiIiti/pendukung.

- Data tersebut digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang


puskesmas untuk peningkatan atau penggantian sistem utiIiti/pendukung.

- Pemantauan sistem yang esensiaI/penting membantu Puskesmas


mencegah terjadinya masaIah dan menyediakan informasi yang diperIukan
untuk membuat keputusan daIam perbaikan sistem dan daIam
merencanakan peningkatan atau penggantian sistem utiIiti/pendukung. Data
hasiI monitoring didokumentasikan.

WMMM.ZKO@M@MCIO TPIG

A. PERENCANAAN

1. Puskesmas menetapkan Sumber Daya Manusia dengan berbagai


kompetensi.
2. Puskesmas menetapkan pendidikan, keterampiIan, pengetahuan dan
persyaratan Iain bagi seIuruh staf atau daIam menetapkan jumIah staf atau
perpaduan staf yang mendukung Visi, Misi, Tujuan, NiIai — NiIai serta
Komitmen Puskesmas Kampus.
B. ORIENTASI DAN PENDIDIKAN

SeIuruh staf, baik kIinis maupun non kIinis diberikan orientasi tentang
Puskesmas. Adapun orientasi staf tersebut meIiputi:

- Visi, Misi, Komitmen, dan Tata niIai Puskesmas


- Patien Safety
- Pencegahan dan PengendaIian Infeksi (PPI)
- KeseIamatan Kerja
- Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana dan Iain—Iain.

Ditetapkan di Sukomoro
Pada tanggaI 01 ApriI 2022
KEPALA PUSKESMAS SUKOMORO

CORDILA ELMADHANI

Anda mungkin juga menyukai