Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Data dari Badan Pusat Statistik Nasional menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2018 saat ini
mencapai 5,06 persen. Hal ini dikarenakan indonesia tidak dapat
mengembangkan lapangan kerja untuk sumber daya manusia yang ada. Untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di indonesia maka diperlukan
produktivitas dari sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia yang
baik dapat diperoleh dari kualitas pendidikan yang baik pula.
Pentingnya pendidikan untuk manusia karena dapat menciptakan
manusia yang berkualitas, berintelektual, dan jauh dari kebodohan. Sehingga
untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan diadakannya
pendidikan. Pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai macam cara seperti
pembelajaran, pelatihan dan lain-lainnya. Tuntutan untuk selalu mencetak
manusia yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan, berjiwa kebangsaan
serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan fungsi pendidikan
untuk diwujudkan. Keberadaan sumber daya manusia indonesia yang penuh
dengan ketrampilan dalam bidangnya baik kecerdasan kognitif, afektif maupun
psikomotorik sangat dibutuhkan untuk mengisi pembangunan bangsa sekaligus
persiapan untuk menghadapi persaingan global yang harus dilakukan oleh
semua negara didunia termasuk indonesia. Pendidikan adalah salah satu sarana
untuk meningkatkan kualias SDM. Sehingga pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pembangunan kemajuan perekonomian dalam suatu
bangsa, karena dengan adanya kualitas pendididkan yang baik maka akan
menghasilkan peserta didik yang baik dan berkualitas tinggi, yang nantinya
peserta didik tersebut akan menjadi sumber daya manusia yang mampu
memberikan inovasi dan perubahan untuk membantu kemajuan pembangunan
dan perekonomian dari suatu bangsa.
Pendidikan di indonesia menurut undang – undang nomor 20 tahun
2003 memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pada kenyataanya saat ini
tujuan dari pendidikan yang dicita-citakan dan tercantum dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003 belum sepenuhnya tercapai , hal ini tidak terlepas
dari kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini bisa
dilihat dari peringkat pendidikan Indonesia di Asia dimana menurut UNESCO
Pendidikan Indonesia mendapatkan peringkat 69 dari 76 di Asia dan Indonesia
menduduki peringkat 5 dari 10 negara di ASEAN
(https://www.dw.com/id/rangking-pendidikan-negara-negara-asean/g-
37594464). Ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih tertinggal
cukup jauh dari negara lain, bahkan dengan negara-negara di ASEAN.
Salah satu permasalahan yang ada dalam pendidikan di Indonesia
adalah masih terdapatnya kesenjangan pendidikan yang cukup tinggi, hal
tersebut dibuktikan dari data yang dirilis oleh UNESCO yang mengatakan
bahwa hanya ada dua negara dari total 90 negara berpenghasilan rendah yang
anak usia sekolahya dapat mengakses pendidikan sampai kejenjang
SMA,kedua negara tersebut adalah Kazakstan dan Ukraina. Indonesia termasuk
dalam golongan yang kesenjangan pendidikannya cukup tinggi, karena banyak
anak-anak yang masih usia sekolah khususnya anak-anak yang berasal dari
kalangan ekonomi kebawah, mereka hanya dapat mengakses pendidikan
sampai SD bahkan tidak sampai lulus jenjang SMP.
Selain masalah kesenjangan pendidikan di indonesia yang masih cukup
tinggi, didalam sistem pendidikan nasional indonesia selain SD dan SMP juga
terdapat SMK. Dimana tidak baiknya pendidikan di Indonesia tidak hanya
terjadi pada tingkat sekolah dasar saja tetapi juga terjadi pada tingkat sekolah
menengah kejuruan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang
diselenggarakan di Indonesia tidak berkualitas baik dengan merata. Padahal
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
selalu berupaya menghasilkan lulusan berkualitas, terampil, profesional, dan
berdisiplin tinggi sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Disamping itu,
lulusan SMK idealnya dipersiapkan untuk mampu terserap lapangan kerja di
berbagai dunia usaha dan industri, namun kenyataannya masih banyak lulusan
SMK yang menjadi pengangguran. Menurut Ardiansyah (2012) Pengangguran
tersebut tercipta karena calon tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja. Sejalan dengan kondisi tersebut,
maka dalam hal ini SMK harus semakin siap membekali tamatannya dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja sehingga benar-benar mampu
bersaing.
Untuk mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia secara nyata, maka
melakukan pra survey ke salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di
Sleman, yaitu SMK Muhammadiyah Prambanan. Salah satu dari visi misi
SMK Muhammadiyah Prambanan adalah Mengembangkan sistem pendidikan
dan latihan yang bermutu dan berdaya saing, sehingga diharapkan dengan
pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan yang bermutu bagi siswa akan
menghasilkan siswa yang mampu bersaing baik didunia pendidikan maupun
didunia kerja. Tetapi pada kenyataannya SMK Muhammadiyah Prambanan
adalah sekolah yang menduduki peringkat ...... se-Kabupaten Sleman dan
peringkat 56 untuk tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta jika dilihat
dari peringkat nilai Ujian Nasional ( http://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-
un/ ). Hal tersebut menjadi parameter yang menunjukkan bahwa sistem
pembelajaran/metode pembelajaran di SMK Muhammadiyah Prambanan masih
belum baik dan terdapat berbagai masalah atau kendala yang berpengaruh
terhadap prestasi siswa.
2. Identifikasi Masalah

Anda mungkin juga menyukai