Anda di halaman 1dari 8

Pillar of Physics Education, Vol. 9.

April 2017, 57-64

PEMBUATAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERMUATAN KARAKTER


DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FLUIDA
STATIK DAN DINAMIK FISIKA SMA KELAS XI

Frima Suci Agustia1) Yenni Darvina2) Yurnetti3)


1)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
2)
Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
tia1308@yahoo.com

ABSTRACT
Learning demanded by the of 2013 curriculum is learning to student-centered, interactive, multimedia-based,
and use the scientific approach. In addition, the 2013 curriculum teachers are required provide character
education to students. One of the factors supporting the creation of learning is learning resource. Learning
resources is expected to help the learning process and facilitate the learners’ needs such as the learning style.
These learning resources are in the form of teaching materials, handouts, modules, and worksheets. However,
the teaching materials used by teachers do not correspond to the demands of the 2013 curriculum and has not
met the learners’ needs. Teaching materials are used in the form of printed teaching materials that have not
been based on multimedia. Instructional materials are still a bit implicitly contains character values. LKS used
to load materials and evaluation questions not contain simple experiments using the scientific approach.
Therefore, the need to design interactive teaching materials charged character with a scientific approach. This
study aims to produce products such as interactive teaching materials charged character with the scientific
approach to the static and dynamic fluid material valid.This research is the development (research and
development) using 4-D model of development which is reduced to 3-D with the definition phase (define), design
(design), and development (develop). Subjects were 5 people validator ie 3 people physics professor FMIPA
UNP and 2 physics teachers SMAN 6 Padang. Data were analyzed with descriptive analysis
techniques.Teaching materials include text, sound, animation, music, and video. Teaching materials containing
character values and scientific approach. Based on research that has been done, has produced products such as
interactive teaching materials charged character with a scientific approach. Products are categorized valid
study of aspects of material substance with an average value of 88%, appearance (visual communication) with
an average value of 88.6%, the design of teaching materials with an average value of 89.7%, and the use of
software to the average value -rata 93.3%.

Keywords : character, interactive, scientific

PENDAHULUAN yang suka belajar dengan mendengar seperti


Perkembangan teknologi diera sekarang menerangkan pelajaran dengan suara. Ciri-ciri gaya
sangat pesat, contohnya komputer dan software. Pada belajar visual adalah bicara agak cepat,
umumnya, manusia bisa memakai komputer mementingkan penampilan dalam berpakaian/
termasuk guru dan peserta didik. Software juga telah presentasi, tidak mudah terganggu oleh keributan,
tersedia di internet yang dapat diaplikasikan guru mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar,
untuk membuat sumber belajar. lebih suka membaca dari pada dibacakan,
Sumber belajar dapat berupa bahan ajar, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui
handout, modul, dan LKS. Bahan ajar adalah apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai
seperangkat materi yang disusun secara sistematis memilih kata-kata, lebih suka melakukan
baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta demonstrasi dari pada pidato, lebih suka musik dari
lingkungan/ suasana yang memungkinkan peserta pada seni, mempunyai masalah untuk mengingat
didik untuk belajar[1]. Sebuah bahan ajar paling tidak instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan minta bantuan orang untuk mengulanginya.
dicapai, materi pembelajaran, informasi pendukung, Selanjutnya ciri-ciri gaya belajar auditori adalah
latihan, Lembar Kerja, evaluasi, dan respon atau penampilan rapi, saat bekerja suka bicara kepada
balikan terhadap hasil evaluasi[2]. Bahan ajar diri sendiri, mudah terganggu oleh keributan,
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
memfasilitasi kebutuhan peserta didik, salah satunya yang didiskusikan dari pada yang dilihat, senang
gaya belajar peserta didik. membaca dengan keras dan mendengarkan,
Setiap peserta didik memiliki gaya belajar menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil tulisan di buku ketika membaca, biasanya ia
melihat seperti dengan menonton video dan ada pembicara yang fasih, lebih pandai mengeja

57
dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
gurauan lisan daripada membaca komik, internet); (4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari
mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
yang melibatkan visual, berbicara dalam irama dengan pendekatan pembelajaran saintifik); (5)
yang terpola, dapat mengulangi kembali dan Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok
menirukan nada, irama dan warna suara[3]. (berbasis tim); (6) Penguatan pembelajaran berbasis
Video dan suara merupakan media yang multimedia; (7) Penguatan pola pembelajaran
dapat digunakan guru dalam kegiatan berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
perantara atau pengantar pesan dan informasi peserta didik; (8) Penguatan pola pembelajaran ilmu
dalam proses pembelajaran. Media ini dapat berupa pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9)
video, gambar, simulasi, dan animasi sehingga Penguatan pola pembelajaran kritis[5]. Dari uraian di
kegiatan pembelajaran yang diprogram oleh guru atas dapat dilihat bahwa pembelajaran disekolah
dapat membuat peserta didik untuk belajar aktif. harus sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
Media pembelajaran memiliki fungsi dan peran diantaranya berpusat kepada peserta didik, interaktif,
yang sangat penting untuk menunjang proses bersumber dari siapa saja dan dari mana saja,
pembelajaran seperti menimbulkan minat belajar, menggunakan pendekatan saintifik, belajar sendiri
interaksi lebih langsung antara peserta didik dan kelompok, berbasis multimedia, serta pola
dengan sumber belajar, dan memungkinkan anak pembelajaran kritis. Oleh sebab itu, dibutuhkan
belajar mandiri. Pemanfaatan pembelajaran dengan bahan ajar yang dapat memenuhi gaya belajar
menggunakan multimedia menjadi suatu solusi peserta didik, interaktif, saintifik, bisa digunakan
dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang sendiri dan kelompok, dan berbasis multimedia.
dilakukan di kelas, dan menjadikan suatu alternatif Pada kurikulum 2013, pendidikan karakter
keterbatasan kesempatan mengajar yang disekolah diintegrasikan pada proses pembelajaran di
dilaksanakan pendidik. Pembelajaran dengan kelas. Tujuan pendidikan karakter di sekolah adalah
menggunakan multimedia bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai
memudahkan proses pembelajaran dan kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga
menumbuhkan kekreatifan dan keinovasian menjadi keperibadian/ kepemilikan peserta didik
pendidik dalam mendesain pembelajaran yang yang khas sebagaimana nilai-nilai yang
komunikatif dan interaktif serta sebagai jalan dikembangkan; mengoreksi perilaku peserta didik
permasalahan ditengah kesibukan pendidik. yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
Pengembangan multimedia dalam pembelajaran dikembangkan oleh sekolah; dan membangun
selanjutnya dimanfaatkan ke dalam pembelajaran koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
di kelas untuk menggantikan ataupun sebagai masyarakat dalam memerankan tanggung jawab
pelengkap dalam pembelajaran konvensional[4]. pendidikan karakter secara bersama[6]. Untuk
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pelaksanaannya dibutuhkan bahan ajar yang memuat
untuk meningkatkan mutu/ kualitas pendidikandi nilai-nilai karakter. Karakter meliputi sikap seperti
Indonesia seperti pengadaan bahan ajar, sertifikasi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik,
guru serta pembenahan sarana dan prasarana. Selain kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral,
itu, pemerintah juga telah beberapa kali mengubah perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab,
kurikulum pendidikan dengan tujuan untuk mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi
menyempurnakan kurikulum yang telah ada penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan
sebelumnya. Perubahan kurikulum di Indonesia emosional yang memungkinkan seseorang
diantaranya Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan,
2004 berubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas
Pendidikan (KTSP) 2006. Lalu Kurikulum Tingkat dan masyarakatnya[7]. Nilai karakter ada 18 yaitu
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 berubah menjadi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
Kurikulum 2013. mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan kebangaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
penyempurnaan pola pikir: (1) Penguatan pola bersahat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap jawab. Nilai karakter yang dibutuhkan yaitu nilai
materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning karakter yang dilatihkan sesuai dengan KI 1 dan 2,
style) untuk memiliki kompetensi yang sama; (2) dan nilai karakter yang digali dari materi pelajaran
Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif sesuai dengan KI 3. Nilai karakter yang diberikan
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, didasarkan pada kebutuhan peserta didik dan mata
sumber/ media lainnya); (3) Penguatan pola pelajaran yang diberikan. Salah satu mata pelajaran
pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat yang dipelajari di SMA adalah Fisika.
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja

58
Fisika merupakan salah satu cabang dari Apakah Ananda mudah
sains yang dapat mengembangkan kemampuan memahami materi yang 3 21 6
berpikir siswa untuk memecahkan masalah-masalah ada di buku cetak?
yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dialam Apakah Ananda pernah
sekitar.Tidak semua materi fisika dapat dijelaskan belajar di kelas
dengan lisan saja ada juga materi fisika yang harus 7 - 23
menggunakan power
dijelaskan dengan media, salah satunya materi fluida. point?
Materi fluida terbagi 2 yaitu fluida statik dan Apakah Ananda pernah
fluida dinamik. Sub materi pada fluida statik adalah belajar di kelas 7 - 23
tekanan hidrostatis, hukum pokok hidrostatika, menggunakan video?
hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan Apakah di sekolah
permukaan zat cair, dan viskositas. Pada sub materi Ananda ada fasilitas 29 - 1
hukum Archimedes dimuat tentang gaya apung. Gaya komputer?
apung tidak bisa dijelaskan kepada peserta didik
hanya dengan lisan saja tetapi perlu dengan video Dari hasil analisis di atas, terlihat jelas bahwa bahan
sehingga peserta didik lebih memahami tentang ajar yang digunakan disekolah belum berbasis
konsep gaya apung dan tidak berimajinasi saja. multimedia dan interaktif. Peserta didik belajar hanya
Sedangkan sub materi pada fluida dinamik adalah menggunakan bahan ajar cetak yang membuat
fluida ideal, persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, mereka kurang memahami materi yang dipelajari
hukum Bernoulli, dan penerapan hukun Bernoulli. padahal di sekolah difasilitasi komputer.
Pada sub materi pesamaan Kontinuitas dimuat Oleh sebab itu, perlu perancangan bahan
tentang fluida yang mengalir melalui pipa dengan ajar interaktif yang memanfaatkan berbagai media
luas penampang yang berbeda. Lalu dilihat seperti gambar, suara, video, animasi, dan simulasi
bagaimana kecepatan di luas penampang yang karena media tersebut sudah ada tetapi masih terpisah
berebeda. Oleh karena itu, materi ini tidak bisa (belum disatukan). Penggunaan bahan ajar interaktif
dijelaskan kepada peserta didik hanya dengan lisan dengan teknologi komputer menggunakan
saja tetapi perlu dengan video sehingga peserta didik multimedia dalam proses pembelajaran dapat
lebih memahami tentang konsep persamaan meningkatkan efisiensi, motivasi, dan memfasilitasi
kontinuitas dan tidak berimajinasi saja karena belajar aktif, belajar eksperimental, konsisten dengan
melalui video terlihat jelas perbedaan kecepatan yang belajar yang berpusat kepada peserta didik untuk
dihasilkan oleh fluida yang melalui penampang kecil belajar lebih baik serta bisa memfasilitasi kebutuhan
dan besar. peserta didik salah satunya gaya belajar peserta
Berdasarkan hasil wawancara dengan didik.
beberapa guru fisika di kota Padang, bahan ajar yang Bahan ajar interaktif ini diharapkan dapat
digunakan belum sesuai dengan tuntutan kurikulum membantu pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
2013 yaitu belum bervariasi dan belum memenuhi kurikulum 2013 yaitu belajar mandiri dan
kebutuhan peserta didik salah satunya gaya belajar mengurangi ketergantungan terhadap guru.
peserta didik yang membuat peserta didik kurang Penggunaan bahan ajar interaktif dalam pembelajaran
memahami materi yang ada di bahan ajar tersebut. di kelas diharapkan peserta didik dapat turut aktif dan
Bahan ajar yang digunakan masih berupa bahan ajar memudahkan dalam memahami materi. Semua
cetak terbitan berbagai penerbit nasional. Bahan ajar peserta didik dapat menggunakan bahan ajar ini
tersebut masih sedikit secara implisit memuat nilai sendiri tanpa ada arahan dari guru karena di dalam
karakter dan pendekatan saintifiknya. Lembar Kerja bahan ajar ini sudah ada suara yang memuat perintah/
Siswa (LKS) yang digunakan masih LKS dari salah arahan sehingga jika guru tidak datang ke sekolah,
satu penerbit yang berisi materi dan soal-soal peserta didik tetap bisa belajar. Bahan ajar ini juga
evaluasi bukan memuat percobaan-percobaan bisa digunakan di rumah agar peserta didik dapat
sederhana yang menggunakan pendekatan saintifik. mengulang pelajaran kembali.
Selain itu, berdasarkan observasi yang telah Bahan ajar dibuat untuk meningkatkan
dilakukan di beberapa sekolah di kota Padang, mutu/ kualitas pendidikan. Para peneliti telah
didapatkan analisis dari 30 orang peserta didik yang berupaya mengembangkan bahan ajar salah satunya
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. penelitian yang dilakukan oleh Yenni Darvina (2014)
dengan judul penelitian “Pengembangan Buku Ajar
Tabel 1. Analisis Angket Observasi Bermuatan Nilai-Nilai Karakter pada Materi Fisika
Jawaban(orang) Sebagai Upaya Optimalisasi Kualitas Pembelajaran
Pertanyaan
Ya Lumayan Tidak di SMA Kota Padang”. Berdasarkan penelitian
Apakah Ananda pernah tersebut, didapatkan hasil penelitian buku ajar yang
belajar di kelas dikembangkan valid, praktis, dan efektif digunakan
29 - 1
menggunakan bahan dalam pembelajaran fisika SMA/ MA Kelas XI. Dari
ajar berupa buku cetak? penelitian sebelumnya, peneliti ingin melanjutkan

59
pembuatan bahan ajar interaktif bermuatan karakter karakter, gaya belajar, motivasi belajar, dan
dengan pendekatan saintifik pada materi fluida statik usia. Hasil analisis peserta didik ini dapat
dan dinamik Fisika SMA Kelas XI. Berdasarkan dijadikan gambaran awal dalam pembuatan
uraian diatas maka dirumuskan masalah dalam bahan ajar interaktif.
penelitian ini yaitu, seberapa valid bahan ajar 2. Tahap Perancangan (Design)
interaktif bermuatan karakter dengan pendekatan Tahap perancangan (design) bertujuan untuk
saintifik untuk materi fluida statik dan dinamik pada merancang bahan ajar interaktif pada fluida statik dan
pembelajaran Fisika di kelas XI SMA/ MA?. dinamik berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) dan
bahan materi pelajaran sesuai kurikulum. Tahapan
perancangan (design) meliputi :
METODE PENELITIAN
a. Merancang bahan ajar interaktif yang
Berdasarkan permasalahan dan tujuan
mengandung nilai-nilai karakter dengan
penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan
menggunakan pendekatan saintifik meliputi
adalah penelitian dan pengembangan (Research and
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
Development/ R & D). Metode penelitian dan
mengkomunikasikan.
pengembangan atau dalam Bahasa Inggrisnya
b. Menetapkan judul dan identitas materi pokok
Research and Development adalah metode penelitian
yang akan dikembangkan bahan ajar
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
interaktif.
dan menguji keefektifan produk tersebut[8].
c. Menentukan KI dan KD dari materi pokok
Subjek penelitian ini adalah dosen Jurusan
yang dipelajari.
Fisika FMIPA UNP dan guru fisika SMAN 6
d. Berdasarkan hasil analisis KD dan materi
Padang. Objek penelitianini adalah bahan ajar
pokok, maka langkah selanjutnya diuraikan
interaktif bermuatan karakter dengan pendekatan
indikator pembelajaran.
saintifik yang dibuat pada materi fluida statik dan
e. Merancang materi ajar.
dinamik fisika SMA kelas XI.
f. Selanjutnya diberikan contoh soal beserta
Uraian kegiatan-kegiatan yang akan
jawabannya dan soal latihan yang merupakan
dilakukan pada setiap tahap sebagai berikut ini :
aplikasi langsung dari konsep.
1. Tahap Pendefinisian (Define)
g. Merancang Lembar Kegiatan Peserta Didik
Tujuan dari tahap ini adalah untuk
(LKPD) menggunakan pendekatan saintifik.
menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
h. Sebelum soal evaluasi, diberikan renungan
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Tahap
materi yang mengandung nilai-nilai karakter.
pendefinisian dilakukan 4 tahap yaitu tahap
i. Terakhir, diberikan soal evaluasi.
analisis KI dan KD, tahap analisis materi, tahap
3. Tahap Pengembangan (Develop)
analisis kebutuhan bahan ajar di SMAN 6 Padang
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan
dan tahap analisis peserta didik.
bahan ajar interaktif yang sudah direvisi berdasarkan
a. Analisis KI dan KD
masukan dari para validator. Meskipun pada tahap
Pada tahap ini dilakukan analisis
perancangan (design) telah banyak yang dihasilkan,
KI dan KD terhadap mata pelajaran fisika
hasilnya dipandang sebagai versi awal yang harus
SMA kelas XI semester 1. Tahap analisis
disempurnakan sebelum menjadi versi akhir yang
yang dilakukan dengan menjabarkan
sesuai. Tahap ini terdiri dari dua langkah, yaitu uji
Kompetensi Dasar (KD) menjadi beberapa
validitas, dan revisi. Tahap pengembangan adalah
indikator pembelajaran.
tahap untuk menghasilkan produk yang dilakukan
b. Analisis Materi
melalui penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti
Pada tahap ini dilakukan analisis
dengan revisi.
materi sesuai dengan silabus kurikulum
Instrumen yang digunakan untuk
2013. Analisis ini bertujuan untuk
mengumpulkan data yaitu angket uji validitas.
menentukan materi pokok.
Angket ini disusun berdasarkan indikator-indikator
c. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar di SMAN 6
yang ditentukan untuk bahan ajar. Indikator tersebut
Padang
mencakup: substansi materi, tampilan (komunikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis
visual), desain bahan ajar dan pemanfaatan
bahan ajar untuk menentukan bentuk bahan
software[9].
ajar yang digunakan di sekolah serta
Data yang digunakan dalam penelitian ini
menentukan kelengkapan bahan ajar yang
adalah data primer yaitu: penilaian tenaga ahli
digunakan. Salah satunya dengan
(validator). Sumber data primer dalam penelitian
mengamati bahan ajar yang digunakan
adalah 3 orang dosen Fisika FMIPA UNP dan 2
apakah isinya sesuai dengan tuntutan
orang guru Fisika SMAN 6 Padang.
kurikulum 2013.
Teknik analisis data yang digunakan adalah
d. Analisis Peserta Didik
analisis data deskriptif yang mendeskripsikan
Tahap ini dilakukan untuk
validitas bahan ajar interaktif bermuatan karakter
mengetahui karakteristik peserta didik, yaitu

60
dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan. sesuai dengan silabus kurikulum 2013. Analisis ini
Analisis validitas produk berupa substansi materi, bertujuan untuk menentukan materi pokok.
tampilan (komunikasi visual), desain bahan ajar, dan Berdasarkan hasil analisis materi yang dilakukan
pemanfaatan software berdasarkan angket uji terhadap Kompetensi Dasar (KD) 3.3 yaitu
validitas dilakukan dengan beberapa langkah berikut: menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam
1. Memberikan skor jawaban dalam 1–5. kehidupan sehari-hari dan 3.4 yaitu menerapkan
2. Nilai ditentukan dengan cara membagi skor prinsip fluida dinamik dalam teknologi, didapatkan
yang didapat dengan skor maksimum lalu materi pokok yaitu fluida statik dan fluida dinamik
dikali 100%. dengan jam pelajaran 12 JP dn 14 JP. Pada materi
3. Menentukan skor tertinggi = jumlah fuida statik didapatkan sub materi yaitu tekanan
validator x jumlah indikator x skor hidrostatik, hukum utama hidrostatika, hukum
maksimum Pascal, hukum Archimedes, tegangan permukaan
4. Menentukan jumlah skor dari masing- zat cair, dan viskositas. Pada materi fluida dinamik
masing validator dengan menjumlahkan didapatkan sub materi yaitu ciri-ciri fluida ideal,
semua skor yang diperoleh dari masing- persamaan kontinuitas, asas Bernoulli, hukum
masing indikator. Bernoulli, dan penerapan hukum Bernoulli. Pada
5. Penentuan nilai validitas dengan cara= materi fluida statik dan dinamik ini, diperlukan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ media berupa gambar, video, animasi serta
x 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
simulasi sehingga pembelajaran menjadi lebih
6. Memberikan penilaian validitas dengan menarik dan peserta didik mudah memahami
kriteria sebagai berikut: materi dengan melihat langsung dari video,
91 % - 100 % = sangat valid animasi, dan simulasi. Contohnya pada materi
71 % - 90 % = valid hukum pokok hidrostatika. Jika hanya
51 % - 70 % = cukup valid menggunakan bahan ajar cetak, peserta didik hanya
< 51 % = kurang valid bisa melihat gambar ilustrasi hukum pokok
7. Untuk kriteria nilai kurang dan cukup hidrostatika, sedangkan jika menggunakan bahan
dikembalikan kepada penyusun untuk ajar interaktif yang memuat video maka peserta
direvisi[9]. didik bisa melihat langsung seseorang yang
menyelam semakin dalam dan peserta didik dapat
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN merasakan langsung semakin dalam menyelam
1. Analisis Tahap Pendefinisian (Define) maka badannya semakin berat.Hal ini sesuai
Tahap pendefinisian dilakukan 4 tahap yaitu dengan Minarti[3] yang menyatakan bahwa gaya
tahap analisis kurikulum, tahap analisis materi, tahap belajar peserta didik berbeda-beda, ada yang suka
analisis kebutuhan bahan ajar di SMAN 6 Padang belajar dengan cara melihat (visual), ada yang suka
dan tahap analisis peserta didik. belajar dengan cara mendengar (auditori), dan ada
a. Analisis KI dan KD juga yang suka belajar dengan cara bergerak,
Analisis KI dan KD mata pelajaran fisika bekerja dan menyentuh (kinestetik) sehingga
SMA kelas XI semester 1 bertujuan untuk memilih diperlukan multimedia.
materi-materi yang cocok menggunakan bahan ajar c. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar di SMAN 6
interaktif. Berdasarkan hasil analisis terhadap KI Padang
dan KD mata pelajaran fisika SMA kelas XI Pada tahap ini dilakukan analisis bahan ajar
semester 1, didapatkan KD 3.3 yaitu menerapkan untuk menentukan bentuk bahan ajar yang
hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan digunakan di sekolah serta menentukan
sehari-hari dan KD 3.4 yaitu menerapkan prinsip kelengkapan bahan ajar yang digunakan. Salah
fluida dinamik dalam teknologi yang cocok satunya dengan mengamati bahan ajar yang
menggunakan bahan ajar interaktif.Hal ini sesuai digunakan apakah isinya sesuai dengan tuntutan
dengan silabus kurikulum 2013. kurikulum 2013. Hasil analisis kebutuhan bahan
Pada KD 3.3 dan 3.4 terdapat materi yang ajar di SMAN 6 Padang seperti pada Tabel 2.
memerlukan bahan ajar interaktif seperti materi
persamaan kontinuitas pada fluida dinamik. Pada Tabel 2. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
materi ini, dibutuhkan video untuk melihat Tuntutan Kenyataan
No.
kecepatan dan jarak aliran air pada selang yang Kurikulum 2013 Lapangan
ujungnya dipersempit. Karena jika dijelaskan hanya Hanya bahan ajar
dengan bahan ajar cetak yang tidak bisa memuat Bahan ajar yang cetak dari beberapa
1.
video, peserta didik akan sulit memahami materi bervariasi penerbit nasional
tersebut karena mereka hanya membayangkan saja seperti Bumi Aksara
tanpa melihat langsung. Bahan ajar
Belum memuat
b. Analisis Materi 2. memuat
secara implisit
Pada tahap ini dilakukan analisis materi pendekatan

61
saintifik jamak (multidisciplines); dan (9) Penguatan pola
Bahan ajar pembelajaran kritis.
Belum memuat d. Analisis Peserta Didik
3. memuat nilai-nilai
secara implisit Pada tahap ini dilakukan analisis peserta
karakter
Bahan ajar Bahan ajar tidak didik untuk mengetahui karakteristik peserta didik,
4. berbasis teknologi berbasis teknologi yaitu karakter, gaya belajar, motivasi belajar, dan
dan komunikasi dan komunikasi usia. Analisis peserta didik dilakukan di kelas XI
LKS memuat IPA 1, 2, dan 3 SMAN 6 Padang. Hasil analisis
percobaan- LKS dari penerbit karakteristik peserta didik yaitu karakter peserta
percobaan nasional yaitu didik berbeda-beda. Sebelum belajar diterapkan
5. sederhana Grahadi yang karakter religius dengan berdoa terlebih dahulu,
menggunakan memuat materi dan tetapi ada juga peserta didik yang sedang berdoa
pendekatan soal-soal evaluasi mengerjakan tugas rumah (PR). Lalu disaat
saintifik praktikum ada peserta didik yang menyontek data
Pembelajaran percobaan kelompok lain sehingga mereka belum
Hanya menggunakan mempunyai karakter jujur. Pada saat
6. menggunakan
papan tulis mengumpulkan tugas, biasanya dijanjikan hari dan
multimedia
jam mengumpulkannya tetapi masih saja beberapa
Dari hasil analisis bahan ajar yang dilakukan, peserta didik tidak displin di dalam mengumpulkan
didapatkan bahwa bahan ajar yang digunakan di tugas. Didalam belajar, pada umumnya peserta
sekolah hanya berupa bahan ajar cetak yang secara didik belum mandiri karena ketergantungan peserta
implisit memuat pendekatan saintifik dan nilai-nilai didik terhadap guru. Jika guru tidak datang maka
karakter. Nilai karakter yang dibuat hanya pada peserta didik tidak belajar. Ada juga peserta didik
soal evaluasi. LKS seharusnya bagian dari bahan yang belum terlihat karakter kerja kerasnya karena
ajar tetapi faktanya dipisah dari bahan ajar yang beberapa dari mereka masih ada yang pemalas.
dibeli dari penerbit nasional yang tidak memuat Disaat guru menerangkan pelajaran, masih ada
percobaan-percobaan sederhana menggunakan peserta didik yang berbicara bahkan tertawa. Untuk
pendekatan saintifik tetapi memuat materi dan soal- karakter rasa ingin tahu, bersahabat, dan tanggung
soal evaluasi. Media yang digunakan guru hanya jawab, peserta didik telah mempunyai karakter itu
papan tulis, jarang menggunakan power point tetapi karakter tersebut tetap harus diterapkan agar
apalagi menampilkan video. Dari hasil belajar peserta didik mempunyai karakter yang lebih baik
peserta didik didapatkan bahwa dari 32 orang lagi. Dari hasil analisis karakter peserta didik diatas
peserta didik hanya 5 orang yang tuntas ulangan dapat disimpulkan nilai karakter yang akan
harian fisika. Dari uraian di atas, terlihat jelas diterapkan pada bahan ajar interaktif yang akan
bahwa SMAN 6 Padang membutuhkan bahan ajar dibuat yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
interaktif fisika untuk peserta didik kelas XI keras, mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat/
IPA.Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 komunikatif, dan tanggung jawab.
yaitu Permendikbud No. 59[5] yang menyatakan Peserta didik juga memiliki gaya belajar
bahwa pola pikir yang dikembangkan (1) yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar dengan
Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada cara menerangkan pelajaran di papan tulis saja ada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan- juga yang suka belajar sambil mendengarkan
pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya musik. Pada saat disuruh mencatat materi yang
belajarnya (learning style) untuk memiliki telah diterangkan di papan tulis, ada peserta didik
kompetensi yang sama; (2) Penguatan pola yang mencatat sambil mendengarkan musik di
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta handphone menggunakan headset karena menurut
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media mereka dengan cara mendengarkan musik dapat
lainnya); (3) Penguatan pola pembelajaran secara menghilangkan rasa bosan disaat belajar.
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari Motivasi mereka untuk belajar fisika
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi berbeda-beda. Di XI IPA 1 motivasi belajarnya
serta diperoleh melalui internet); (4) Penguatan tinggi, peserta didiknya aktif, hanya saja mereka
pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa kesulitan untuk memahami rumus-rumus fisika
aktif mencari semakin diperkuat dengan yang banyak dan kurang memahami konsep fisika.
pendekatan pembelajaran saintifik); (5) Penguatan Di XI IPA 2 motivasi belajarnya rendah, peserta
pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim); didiknya pemalas dan lebih suka mengobrol dengan
(6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia; teman sebangku. Menurut mereka, fisika itu
(7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal- membosankan dan banyak rumus. Sedangkan di XI
massal dengan tetap memperhatikan pengembangan IPA 3 motivasi belajarnya sedang. Ada beberapa
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; yang tinggi bahkan ada juga beberapa yang rendah.
(8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan

62
Jumlah peserta didik di kelas XI IPA 1 meliputi video pengantar sebelum masuk materi (fase
sebanyak 32 orang, di XI IPA 2 sebanyak 32 orang, mengamati) tetapi tidak semua sub materi ada video
dan di XI IPA 3 sebanyak 34 orang dengan usia pengantar, ada juga gambar pengantar. Bahan ajar ini
rata-rata 16 tahun. Pada usia ini, peserta didik telah dibuat menarik dengan warna background ungu
mampu mengembangkan potensi psikomotornya muda. Hal ini dikarenakan warna kesukaan peserta
sehingga telah terampil dalam menggunakan bahan didik. Untuk garis tepi bahan ajar ini diberi warna
ajar yang dibuat dengan komputer dan software. biru karena warna biru itu indah jika dipandang dan
2. Bahan Ajar Interaktif Bermuatan Karakter dengan rata-rata peserta didik menyukainya. Bahan ajar
Pendekatan Saintifik interaktif ini dibuat menggunakan hardware laptop
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini dan software Courselab 2.4.
berupa bahan ajar interaktif bermuatan karakter Bahan ajar interaktif ini terdiri dari beberapa
dengan pendekatan saintifik yang memuat materi menu dan tombol navigasi. Menu utama terdiri dari
fluida statik dan dinamik untuk SMA/ MA kelas XI. petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai,
Bahan ajar dibuat menggunakan software Microsoft informasi pendukung, materi, lembar kerja peserta
Power Point 2016 dan Audacity yang kemudian didik, evaluasi, dan daftar pustaka.
diubah menjadi format swf menggunakan iSpring 3. Hasil Uji Validitas Bahan Ajar Interaktif
Free 8 yang kemudian digabungkan di CourseLab Bahan ajar divalidasi oleh 5 orang validator
2.4. yaitu 3 orang dosen fisika FMIPA UNP dan 2 orang
Bahan ajar ini memiliki beberapa menu guru fisika SMN 6 Padang menggunakan angket
utama, yaitu: petunjuk belajar, kompetensi yang akan validitas. Analisis data dari angket validitas bahan
dicapai, informasi pendukung, materi, lembar kerja ajar interaktif oleh validator didasarkan pada 4 aspek,
peserta didik, evaluasi, dan daftar pustaka. Hal ini yaitu substansi materi, tampilan komunikasi visual,
sesuai dengan Depdiknas[2] yang menyatakan bahwa desain bahan ajar, dan pemanfaatan software.
sebuah bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 3.
belajar, kompetensi yang akan dicapai, materi
pembelajaran, informasi pendukung, latihan, Lembar Tabel 3. Hasil Uji Validitas
Kerja, evaluasi, dan respon atau balikan terhadap Nilai
No. Aspek Penilaian Kriteria
hasil evaluasi. Bahan ajar ini juga memiliki daya Validitas
tarik dengan adanya video, animasi, musik, 1 Substansi Materi 88 % Valid
komposisi warna, desain, gambar dan narasi 2 Tampilan 88,6 % Valid
mengenai isi slide. Bahan ajar ini memuat nilai-nilai Desain Bahan
karakter yaitu karakter yang dilatihkan dan digalikan 3 89,7 % Valid
Ajar
dari materi. Pada materi memuat pendekatan saintifik Pemanfaatan Sangat
dengan langkah-langkah berupa: (1) mengamati, 4 93,3 %
Software Valid
dalam langkah ini peserta didik dituntut untuk
mengamati video/ gambar; (2) menanya, dalam Hasil uji validasi pada tabel 3 di atas menunjukkan
langkah ini guru memberikan pertanyaan tentang apa bahwa bahan ajar interaktif yang dibuat telah valid
yang diamati peserta didik dan peserta didik diminta baik dari segi substansi materi, tampilan (komunikasi
untuk menjawab pertanyaan dari guru tadi atau visual), desain bahan ajar, dan pemanfaatan software
menuliskan hipotesis mereka sendiri di buku latihan; sehingga layak digunakan dalam proses
(3) mengumpulkan informasi, dalam langkah ini pembelajaran.
peserta didik diberikan informasi berupa uraian Berdasarkan aspek substansi materi, bahan
materi, animasi, gambar, dan video; (4) menalar, ajar interaktif dinyatakan valid oleh validator dengan
dalam langkah ini peserta didik diminta untuk nilai rata-rata 88 %. Hal ini berarti materi pada bahan
menalar contoh soal dan soal latihan yang diberikan; ajar interaktif telah sesuai dengan kurikulum yang
(5) mengkomunikasikan, dalam langkah ini peserta berlaku yaitu kurikulum 2013 dan sesuai dengan
didik diminta untuk mempresentasikan jawaban soal tuntutan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
latihan yang telah dikerjakan di depan kelas. (KD) yang dijabarkan menjadi indikator
Bahan ajar interaktif bermuatan karakter pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Depdiknas[9]
dengan pendekatan saintifik dibuat sesuai langkah- bahwa bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai
langkah yang telah disusun. Bahan ajar interaktif ini dengan kurikulum yang berlaku. Disisi lain, bahan
memuat teks, suara, animasi, musik, dan video. Teks ajar interaktif juga sesuai dengan kemampuan peserta
berisi penjelasan tentang materi fluida statik dan didik SMA Kelas XI. Hal ini sesuai dengan
dinamik dengan bahasa yang mudah dipahami Depdiknas[2] yang menyatakan bahwa komponen
peserta didik. Suara berupa suara narator yang berisi kelayakan isi mencakup kesesuaian KI dan KD serta
arahan dalam menggunakan bahan ajar interaktif. kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
Animasi yang dimuat berupa animasi pada materi Berdasarkan aspek tampilan (komunikasi
dan evaluasi. Musik yang digunakan adalah musik visual), bahan ajar interaktif yang dibuat dinyatakan
instrumen. Video yang terdapat pada bahan ajar ini valid oleh validator dengan nilai rata-rata 88,6%. Hal

63
ini menunjukkan, bahwa bahan ajar interaktif yang 1. Hasil analisis pendefinisian (define) dalam
dibuat memiliki navigasi, ukuran dan jenis huruf pembuatan bahan ajar interaktif bermuatan
yang jelas dan tepat, warna, gambar, dan animasi karakter dengan pendekatan saintifik untuk materi
yang sesuai dan menarik. Tampilan (komunikasi fluida statik dan dinamik pada pembelajaran
visual) yang digunakan dalam bahan ajar interaktif Fisika di kelas XI SMA/MA adalah analisis
menarik oleh peserta didik sehingga tidak akan kurikulum dengan hasil KD 3.3 dan 3.4; analisis
menimbulkan kebosanan dalam pembelajaran. Hal materi dengan hasil materi pokok fluida statik dan
ini sesuai dengan Kemendiknas[9], bahwa hal-hal dinamik; analisis kebutuhan bahan ajar dengan
yang tercakup ke dalam komponen tampilan hasil SMAN 6 Padang membutuhkan bahan ajar
komunikasi visual antara lain kemudahan akses antar interaktif; dan analisis peserta didik dengan hasil
slide, proporsional antara besar huruf dan ruang slide, peserta didik memiliki gaya belajar dan motivasi
gambar dan video sesuai dengan materi yang yang berbeda sedangkan usia rata-ratanya sama.
disajikan, harmonisasi warna, animasi sesuai dengan 2. Bahan ajar yang dihasilkan adalah bahan ajar
peruntukan, dan desain tampilan bahan ajar. Hal ini interaktif bermuatan karakter dengan pendekatan
juga sesuai dengan pendapat Daryanto[4] yang saintifikuntuk materi fluida statik dan
menyatakan bahwa media pembelajaran berbasis dinamikpada pembelajaran Fisika di kelas XI
multimedia haruslah mudah digunakan yang memuat SMA.
navigasi-navigasi sederhana yang memudahkan 3. Bahan ajar interaktif bermuatan karakter dengan
pengguna. Selain itu, bahan ajarinteraktif harus pendekatan saintifikuntuk materi fluida statik dan
menarik agar merangsang pengguna tertarik dinamikpada pembelajaran Fisika di kelas XI
membuka seluruh slide, sehingga seluruh materi SMA yang dibuat berada pada kriteria valid.
pembelajaran yang terkandung di dalamnya dapat
dipahami dengan baik. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan aspek desain bahan ajar, bahan [1] Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran
ajar interaktif ini dinyatakan valid dengan nilai rata- Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava
rata 89,7%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar Media
interaktif yang dibuat sudah memiliki indikator [2] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan
pencapaian kompetensi yang jelas dan penyajian Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat Jenderal
materi telah sesuai dengan indikator yang ada. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kejelasan indikator pembelajaran akan memudahkan [3] Minarti. 2013. Pengertian Gaya Belajar dan
peserta didik belajar. Bahan ajar interaktif ini juga Macam-macam Gaya Belajar,
sesuai dengan Kemendiknas yang menyatakan bahwa http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pen
komponen desain bahan ajar mencakup aspek gertian-gaya-belajar-berbagai-
kesesuaian judul bahan ajar dengan materi, macam.html?m=1 (diakses 20 Januari 2017)
kesesuaian KI-KD, kesesuaian contoh soal dengan [4] Daryanto. 2010. Media Pembelajaran;
indikator, kesesuaian latihan dengan indikator, dan Pernannya Sangat Penting dalam Mencapai
adanya identitas penyusun serta rujukan yang jelas. Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
Bahan ajar interaktif juga sudah memiliki materi Media
pokok dan rincian materi lengkap yang disertai [5] Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang
dengan gambar ilustrasi yang cukup relevan dengan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
materi yang disajikan serta ada beberapa video. dan Menengah. 2013. Jakarta : Departemen
Berdasarkan aspek pemanfaatan software, Pendidikan Nasional
bahan ajar interaktif ini dinyatakan valid dengan nilai [6] Kesuma, Dharma, dkk. 2012. Pendidikan
93,3%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar Karakter : Kajian Teori dan Praktik di
interaktif memiliki tingkat interaktif yang baik, serta Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
telah memanfaatkan software pendukung selain [7] Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan
software utama dalam pembuatannya. Aspek Karakter : Konsepsi dan Implementasinya
pemanfaatan software bahan ajar interaktif telah secara Terpadu di Lingkungan Keluarga,
sesuai dengan Kemendiknas mengenai komponen Sekloah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
pemanfaatan software yang mencakup aspek umpan Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
balik dari sistem ke pengguna, adanya penggunaan [8] Sugiyono.2012. Metode Penelitian, Kuantitatif,
software pendukung selain software utama, dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
keaslian karya bahan ajar. [9] Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
KESIMPULAN
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
Menengah Atas
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

64

Anda mungkin juga menyukai