PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Pengukuran status gizi didasarkan atas
standar World Health Organization (WHO, 2005) dan telah ditetapkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak. Didalam
peraturan tersebut menyebutkan bahwa status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga
indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), dan Berat Badan menurut Panjang atau Tinggi Badan (BB/PB atau TB).
Secara global prevalensi 22,9% atau 154,8 juta anak di bawah usia 5 tahun
menderita stunting. Masalah stunting dialami oleh sebagian besar anak di Negara
miskin dan berkembang seperti Indonesia. Prevalensi stunting yang terjadi di Afrika
selatan sebesar 18,6%, di Ethiopia sebesar 26,4%, di Nigeria 22,2%. Sedangkan pada
tahun 2015 terdapat 6 juta di Amerika Latin dan karibia. Prevalensi di Asia seperti
India 38,4% , Pakistan 45%, Bangladesh 36,1%, Malaysia 20,7%, Philipina 20%,
Thailand 10,5%.
Kekurangan gizi pada balita berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U) meliputi kategori sangat pendek dan pendek. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa persentase sangat pendek pada balita usia 0-
23 bulan (baduta) di Indonesia adalah 12,8%, sedangkan persentase pendek adalah
17,1%. Pada balita usia 0-59 bulan, persentase sangat pendek adalah 11,5%, sedangkan
persentase pendek adalah 19,3%.
Tren persentase pada balita usia 0-59 bulan sangat pendek dan pendek di
Indonesia sejak tahun 2013 sampai tahun 2019 cenderung mengalami penurunan,
dimana pada tahun 2013 persentasenya sebesar 37,2%, sedangkan pada tahun 2019
persentasenya sebesar 27,7%. Artinya dalam kurun waktu 6 tahun, Indonesia dapat
menurunkan lebih dari 1,5% setiap tahunnya.
Menurut hasil Survei Status Gizi Balita Terintegrasi (SSGBI) tahun 2021
prevalensi stunting Propinsi Jawa Barat adalah 24,5%. Sedangkan prevalensi stunting
di Kabupaten Sumedang adalah 9,11%. Di Kecamatan Conggeang, kejadian stunting
tahun 2021 adalah sebanyak 96 orang atau 5,63%.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dan riwayat kehamilan ibu
dengan kejadian stunting di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Tahun 2021?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan riwayat kehamilan ibu
dengan kejadian stunting di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Tahun
2021.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting
di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Tahun 2021.
2) Untuk mengetahui hubungan antara riwayat kehamilan ibu dengan kejadian
stunting di Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Tahun 2021.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan
rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
pengetahuan ibu dan riwayat kehamilan ibu dengan kejadian stunting.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam upaya
meningkatkan dan mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang stunting.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan khususnya dalam pencegahan stunting.
4) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan
teori mengenai stunting.
E. Sistematika Penulisan
JUDUL/SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
F. Materi Skripsi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
F. Materi Skripsi
Materi Skripsi