Makalah Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18
Undang Dasar”, Sistem demokrasi dalam penyelenggarsan negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan negara, yaity menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif (Trias Politica : Sebuah ide bbahwa sebuah pemerintahan berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kkuat yang bebas, mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa_ yang terlatu banyak. Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan kekuasdan, antara legislatif, eksekutif dan yudikati). Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta - fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (Eksekuti) yang begitu besar temyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran tethadap hak - hak asasi manusia, Demikian pula kkekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota- anggotanya tanpa_mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembage negara bukan saja harus akuntabel (accountable), ctapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut. 2.3. PEMILU A. DEFINISI PEMILU Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk ‘memilih wakil - wakil rakyat yang akan duduk dilembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara dibidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Menurut Austin Ranney, pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: + Penyelenggaraan secara periodik (Regular Election), + Pilihan yang bermakna (Meaningful Choices), + Kebebasan untuk mengusulkan calon (Freedom To Put Forth Candidate), + Hak pilih umum bagi kaum dewasa (Universal Adult Suffrage), 3 + Kesetaraan bobot suara (Equal Weighting Votes), + Kebebasan untuk memilih (Free Registration Oh Choice), + Kejujuran dalam pethitungan suara dan pelaporan hasil (Accurate Counting Of Choices and Reporting Of Results) Pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Cara langsung, dimana rakyat secara langsung memilih wakil - wakilnya yang akan duduk di badan - badan perwakilan rakyat. Contohnya, pemilu di Indonesia untuk ‘memilih anggota DPRD, DPR, dan Presiden, 2, Cara bertingkat, di mana rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (senat), lantas wakil rakyat itulah yang memilih wakil rakyat yang akan duduk di badan-badan perwakilan rakyat, Berdasarkan daftar peserta partai politik Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yait 1. Sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos atau mencontreng nama dan foto peserta partai politik 2. Sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos atau mencontreng nama partai politik tertentu, Kedua sistem memiliki persamaan yaita pemilih memilih nama tokoh yang sama di mana tokoh-tokoh tersebut bisa bermasalah didepan publik. Dalam suatu pemilu, ada tiga sistem utama yang sering berlaku, yaitu: 1, Sistem Perwakilan Distrik (Satu Dapil atau Daerah Pemilihan Untuk Satu Wakil) Yaitu sistem yang berdasarkan lokasi dacrah pemilihan, bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dati semua ealon, hanya ada satu pemenang. Dengan begitu, dacrab yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang banyak penduduknya, dan tentu saja banyak suara terbuang, Karena wakil yang akan dipilih adalah orangnya langsung, maka pemilih bisa akrab dengan wakilnya, Sistem ini sering dipakai di negara yang menganut sistem dwipartai, seperti Inggris dan Amerika. Sistem distrik memiliki karakteristik, antara lain: a. First past the post : Sistem yang menerapkan single memberdistret dan pemilihan yang berpusst pada calon, pemenangnys adalah calon yang mendapatkan suara terbanyak. 4 b. The two round system : Sistem ini menggunakan putaran kedua sebagai dasar untuk menentukan pemenang pemilu, ini dijalankan untuk memperoleh pemenang yang mendapatkan suara mayoritas ©. The alternative vote : Sama dengan first past the post bedanya adalah para pemilih diberikan otoritas untuk menentukan preverensinya melalui penentuan ranking terhadap calon-calon yang ada. 4. Block vote : Para pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon-calon yang terdapat dalam daftar calon tanpa melihat afiliasi partai dari calon - calon yang ada, Kelebihan Sistem Distrik * Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan yang diperebutkan hanya satu + Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat ‘mendorong penyederhanaan partai secara alami + Distrik merupakan dacrah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik ‘olch komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab. + Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di Parlemen, ‘© Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan. Kelemahan Sistem Distrik © Sistem ini Kurang memperhitungkan adanya partai - partai kecil dan golongan ‘minoritas, apalagi jika golongan ini terpencar dalam beberapa distrik. Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik, kehilangan suara - suara yang telah mendukungnya, Hal ini berarti bahwa ada sejumlah suara yang tidak diperhitungkan sama sekali: dan kalau ada beberapa partai yang mengadu kekuatan, maka jumlah suara yang hilang dapat meneapai jumlah yang besar. Hal ini akan dianggap tidak adil oleh golongan - golongan yang merasa dirugikan, © Ada kecenderungan wakil tersebut lebih mementingkan kepentingan daerah pemilihannya dari pada kepentingan nasional. © Umumnya kurang efektif’ bagi suatu masyarakat heterogen, 15 Sistem Proposional (Satu dapil memilih beberapa wakil ) Dalam sistem perwakilan proporsional, jumlah kursi di DPR dibagi kepada tiap-tiap partai politik, sesuai dengan perolehan jumlsh suara dalam pemilihan umum. Khusus di daerah pemilihan, Untuk keperluan itu, maka ditentukan suatu pertimbangan, misalnya 1 orang wakil di DPR mewakili S00 ribu penduduk. Jadi, sistem yang metihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak diterapkan oleh negara multipartai seperti, Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda, Sistem ini juga dinamakan perwakilan berimbang ataupun multi_member constituenty. Terdapat dua jenis sistem didalam sistem proporsional, yaitu * list proportional representation: Disini partai-partai peserta pemilu menunjukan daftar calon yang diajukan, para pemilih cukup memilih partai, alokasi kursi partai idasarkan pada daftar urut yang sudah ada. + The single transferable vote : Para pemilih diberi otoritas untuk menentukan preferensinya, pemenangnya didasarkan atas penggunaan kota. Kelebihan Sistem Proposional © Dipandang lebih mewakili suara rakyat sebab perolehan suara partai sama dengan persentase kursinya di parlemen. © Sotiap suara dihitung dan tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil & minoritas memiliki kesempatan untuk mengirimkan wakilnya di parlemen, Hal sangat ‘mewakili masyarakat majemuk (Pluralis. Kelemahan Sistem Proposional + Sistem proporsional mempermudah terjadinya fragmentasi partai, Kurang mendorong partai untuk saling berintegrasi atau bekerjasama, bahkan sebaliknya cenderung mempertajam perbedaan, jika terjadi konflik umumnya anggota partai cenderung mendirikan partaipolitik baru, mengingat adanya peluang partai baru untuk ‘mendapatkan kursi dengan menggabung suara yang tersisa + Banyaknya partai yang bersaing, menyulitkan munculnya partai dengan suara mayoritas (50% + 1) yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan yang kuat. + Sistem proporsional memberikan kewenangan yang kuat tethadap partai_politik ‘melalui sistem daftar (List Sistem). Prosedur sistem dafar bervariasi, umumnya yang 16 dipakai adalah partai politik menawarkan daftar calon kepada pemilih, Rakyat pemilih memilih suatu partai dengan semua calonnya untuk berbagai kursi yang diperebutkan. Sehingga wakil rakyat yang terpilih tidak memiliki hubungan yang kuat kepada pemilib, melainkan loyalitas terhadap partai politik. ‘Dengan demikian, sistem proporsional dapat menggeser kedaulatan rakyat menjadi ‘kedaulatan partai Politik, Perbedaan utama antara sistem proporsional dan distrik adalah bahwa cara penghitungan suara dapat memunculkan perbedaan dalam komposisi perwakilan dalam parlemen bagi masing - masing partai politik stem Campuran Selain kedua bentuk utama sistem pemilu diatas, terdapat pula sistem campuran Axtinya, dalam sistem ini setiap pemilih mempunyai dua suara: memilih calon berdasarkan distrik dan sckaligus berdasarkan sistem proporsional. Sistem ini membagi wiliyah negara dalam beberapa daerah pemilihan, Sisa suara pemiliban tidak hilang melainkan diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi. Sistem gabungan ini ditetapkan sejak pemilu tahun 1997 dalam pemilihan anggota DPR, DPRD 1, DPRD IL, Pengikut sistem proporsional menganggap bahwa sistem campuran yang masih ada unsur distriknya masih terdapat kesenjangan perolehan kursi dengan jumlah pemilihan (distortion effect), sedangkan penganut sistem distrik berpendapat bahwa sistem campuran yang mengandung unsur proporsional tidak menunjang secara penuh kontrak rakyat dengan wakilnya. B. _ FUNGSI PEMILU .an umum mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai: 1. Sarana memilih pejabat publik (Pembentukan pemerintahan), 2, Sarana pertanggungjawaban pejabat publik, dan 3. Sarana pendidikan politik rakyat Selain fungsi tersebut, akan tetapi pemilu berfungsi juga sebagai : Media bagi rakyat untuk menyuarakan pendapatnya, Mengubah kebijakan, Mengganti pemerintahan, Menuntut pertanggung jawaban, Menyalurkan aspirasi lokal W MAKNA PEMILU # Pemilu menunjuken scberapa besar dukungan rakyat kepada pojabat atau para polit 4 Sarana bagi kita untuk melakukan Kesepakatan poliik baru dengan partai poitik wakil akyat dan penguasa ‘© Scbagai sarana mempertajam kesepakatan pemerintah dan anggota legislatif terhadap aspirasi rakyat. ‘TUJUAN PEMILU Rakyat scbagai pemegang kedaulaten berhak menentukan wama dan bentuke pemerintah sera tyjuan yang hendak dicapai, sesuai dengan konsttusi yang berlaks. Beriku beberapa tujuan pemilu secara umum : 1, Melaksanakan kedaulatan rakyat, 2, Sebagai perwujudan hak asasi politik rakyat, Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPD dan DPRD, serta ‘memilih presiden dan wakil presiden, 4, Melaksanakan pergantian personal pemerintahan sccara damai, aman dan tertib {secara konstitusional), 5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional E. _ PRINSIP PEMILU DEMOKRATIS Prinisp pemilu demokratis terdiri dari lima macam pelaksanaan, yaitu: 1, Dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara pemilu (Jajaran KPU dan Jajaran BAWASLU) yang mandiri dan bebas intervensi dari pihak manapun, 2. Dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil 3. Semua tahapan dilaksanakan secara demokratis, prosedural, ransparan dan akuntabel, 4, Pemerintah dan jajarannya menjaga integritas dan netralitas, 5. Melindungi dan menjaga kesamaan hak pemilih dengan prinsip satu suara mempunyai nilai yang sama (one person, one vote dan one value). 2.4 PEMILU DI INDONESIA Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota, 18 Seteleh amandemen ke-empat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu, Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004, Pada 2007, berdasarkan Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu, Pada umumnya, istilah "pemilu” lebih sering meryjuk ‘kepada pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan sctiap 5 (Lima) tahun sckali A. ASAS PEMILU Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dari “Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia". Asal "Luber" sudah ada sejak zaman Orde Baru. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan, Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti scluruh warga negara yang sudah ‘memiliki hak menggunakan suara, Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tampa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketabui oleh si pemilih itu sendiri Kemudian di Era Reformasi berkembang pula asas “Jurdil" yang_merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil", Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang ‘memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai_ yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih. Asas adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap pescrta atau pemilih tertentu, Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu, Pemilu yang LUBER dan JURDIL mengandung pengertian bahwa pemilihan umum harus diselenggarakan secara demokratis dan transparan berdasarkan pada asas-asas pemilihan yang bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil: 1. Langsung beratti_rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung ‘memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara, 2. Umum berarti pada dasamya semua warganegara yang memenuhi_persyaratan ‘minimal dalam usia 17 tabun atau telah atau pemah menikah berhak ikut memilih, dalam pemilihan umum, Warganegara yang sudsh berumur 21 tahun bethak dipili Jadi, pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan 19 yang berlaku menyeluruh bagi semua warganegara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan dan status sosial. 3. Bebas berarti setiap warganegara berhak memilih bebas menentukan pilihannya tampa tekanan dan paksaan dari siapapun. Didalam melaksanakan haknya setiap wargancgara dijamin keamanannya, schingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati murani dan kepentingannya 4 Rahasia berarti dalam memberikan suaranya pemilih dijamin bahwa pemilihnya tidak akan diketabui oteh pihak manapun dan dengan jalan apapun. 5. Jujur beranti dalam menyelenggarakan pemilu, penyelenggaraan atau pelaksana, pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas dan pemantau pemilu, Serta semua pihak yang telibat secara tidak langsung haras bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 6. Adil berarti dalam menjalankan pemitu setiap pemilih dan partai politik pescrta pemilu_mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak ‘manapun, Pemiliban umum bagi suatu negara demokrasi berkedudukan sebagai serana untuk ‘menyalurkan hak asasi politik rakyat. Pemilihan umum memiliki arti penting sebagai berikut: 1. Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislative, 2, Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kkekuasaan eksekutif untuk jangka tertenty 3. Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengorcksi atau mengawasi Kekuatan eksckutif PERKEMBANGAN PEMILU DI INDONESIA. Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyelenggarakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014. Akan tetapi perilihan pada tahun 1955 merupakan pemilihan umum yang dianggap istimewa kkarena ditengah suasana kemerdckaan yang masih tidak stabil Indonesia melakukan EMILU, bahkan dunia intemnasional memuji pemilu pada tahun terscbut. Pemilihan umum berlangsung dengan terbuka, jujur dan fair, meski belum ada sarana komunikasi secanggih pada saat ini staupun jaringan kerja KPU. 20 Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang vacum, melainkan berlangsung didalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilitan umum itu sendiri. Dari pemiliban umum tersebut juga dapat diketahui adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia, a. Zaman Demokrasi Parlementer ( 1945 ~ 1958) Pada masa ini pemilu disclenggarakan olch kabinet BH-Baharuddin Harahap (Tahun 1955 ), Pada pemilu ini pemungutan suara dilaksanakan 2 kali yaitu yang pertama untuk ‘memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan September dan yang kedua untuk memilih anggota Konstituante pada bulan Desember. Sistem yang diterapkan pada pemilu ini adalah sistem pemilu proporsional Pelaksanaan pemilu pertama ini berlangsung dengan demokratis dan hikmat, Tidak ada pembatasan partai politik dan tidak ada upaya dari pemerintah mengadakan intervensi atau campur tangan terhadap partai politik dan kampanye berjalan menarik. Pemilu ini ditkuti 27 partai dan satu perorangan. ‘Akan tetapi stabilitas politik yang begitu diharapkan dari pemilu tidak tercapai Kabinet Ali (1 dan II ) yang terditi atas koalisi tiga besar: NU, PNI dan Masyumi terbukti tidak sejalan dalam menghadapi beberapa masalah terutama yang berkaitan dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman Demokrasi Parlementer berakhir. b. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965 ) Sesudah mencabut maklumat pemerintah November 1945 tentang kebebasan ‘mendirikan partai, presiden sockamo mengurangi jumlah partai menjadi 10. Kesepulub ini anfara lain : PNI, Musyumi, NU, PKI, Partai Katolik, Pertindo, Partai Murba, PSIArudji IPKI, dan Partai Islam, kermudian ikut dalam pemilu 1971 dimasa orde baru, Di zaman demokrasi terpimpin tidak diadakan pemilihan umum, «Zaman Demokrasi Pancasila (1965~ 1998 ) Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter ada harapan besar dikalangan masyarakat untuk dapat mendirikan suatu sistem politik yang demokratis dan stabil. Salah satu caranya ialah melalui sistem pemilihan umum, pada saat itu diperbincangkan tidak hanya sistem proporsional yang sudah dikenal lama, tetap juga sistem distrik yang di Indonesia masih sangat baru, a Jike, meninjau sistem pemilihan umum di Indonesia dapat diterik berbagai kkesimpulan. ~ Pertama, keputusan untuk tetap menggunakan sistem proporsional pada tahun 1967 adalah keputusan yang tepat Karena tidak ada distorsi atau kesenjangan antara perolehan suara nasional dengan jumlah kursi dalam DPR. - Kedua, ketentuan didalam UUD 12945 bahwa DPR dan presiden tidak dapat saling ‘menjatubkan merupakan kcuntungan, karena tidak ada lagi fragmentasi karena yang dibenarkan eksistensinya hanya tiga partai saja, Usaha untuk mendirikan partai baru tidak bermanfuat dan tidak diperbolehkan, Dengan demikian sejumlah kelemahan dari sistem proporsional telah teratasi Namun beberapa kelemahan masih melekat pada sistem politik ini. - Pertama, masih Kurang dekatnya hubungan antara wakil pemerintah dan konstituennya tetap ada - Kedua, dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga telah terjadi penyempitan dalam kescmpatan untuk memilih menurut sclera dan pendapat masing - masing schingga dapat dipertanyakan apakah sipemilih benar - benar mencerminkan, kecenderungan, atau ada pertimbangan lain yang menjadi pedomannya, Ditambah lagi ‘masalah golput, bagaimanapun juga gerakan golput telah menunjukkan salah satu kelemahan dari istem otoriter orde dan hal itu patut dihargai 4. Zaman Reformasi (1998 - Sekarang ) Seperti dibidang-bidang lain, reformasi membawa beberapa perubahan fundamental, = Pertama, dibukanya kesempatan kembali untuk bergeraknya partai politik secara bebas, termasuk mendirikan partai baru. - Kedua, pada pemilu 2004 untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden dipilih melalui MPR. - Ketiga, diadakannya pemiliban umum untuk suatu badan baru, yaity Dewan Perwakilan Daerah yang akan mewakili kepentingan daerah seeara khusus. - Keempat, diadakannya “electoral thresold", yaitu ketentuan bahwa untuk pememilihan legislatif setiap partai harus meraih minimal 3% jumlah kursi anggota badan legislatif pusat, 2 Sadi dapat dsimpllan baba sistem pen yang perah dant Indonesia adalah (ce eee | DES Ti iF a 1987 7 DF 2004 205 oni oa 2079 Dan ua Kepimpinan yane apn vata tertutup proporsional Presiden 2 ‘Gubernur a Walikota/Bupati 1022 DPR 360 DPRD 20 per Kabupatenikota DPD per provinsi DPRA 70 SISTEM PEMILU DI INDONESIA MEMBERIKAN PELUANG MONEY POLITIC ‘Money politic ( Politik Uang ) merupakan uang maupun barang yang diberikan untuk ‘menyogok atau memengaruhi keputusan masyarakat agar memilih partai atau perorangan tersebut dalam pemilu, padahal praktek money politic merupakan praktek yang sangat bertentangan dengan nilai demokrasi Lemahnya undang - undang dalam memberikan sanksi tegas tethadap pelaku money politic membuat praktek money politic ini menjamur Iuas dimasyarakat. Maraknya praktek ‘money politic ini disebabkan pula karena lemabnya undang - undang dalam mengantisipasi terjadinya praktck tersebut, Padahal praktek money politic ini telah hadir dari zaman orde 23 baru tetapi sampai saat ini masih banyak hambatan untuk menciptakan sistem pemilu yang benar - benar anti money politic. Praktek money politic ini sungguh misterius karena sulitnya mencari data untuk ‘membuktikan sumber praktek tersebut, namun ironisnya praktck money politic ini sudah ‘menjadi kebiasaan dan rahasia umum di masyarakat. Kenyataanya sistem demokrasi pemilu di Indonesia masih harus banyak perbaikan, jauh berbeda dibandingkan sistem pemilu demokrasi di Amerika yang sudah matang, Hambatan terbesar dalam pelaksanaan pemilu demokrasi di Indonesia yaitu masih tertanamnya budaya patemalistik dikalangan elit politik, Blit - clit politik tersebut menggunakan kekuasaan dan uang untuk melakukan pembodohan dan kebohongan terhadap masyarakat dalam mencapai kemenangan politik, Dewasanya, saat ini banyak muncul kasus- kkasus masalah Pilkada yang diputuskan melalui lembaga peradilan Mahkamah Konstitusi (MK) karena pelanggaran nilai demokrasi dan tujuan Pilkada langsung. Hal itu membuktikan betapa terpuruknya sistem pemilu di Indonesia yang memerlukan penanganan yang lebih D. _ SOLUSI MENGATASI MONEY POLITIC Kita sebagai masyarakat harus ikut berpartisipasi untuk mengkaji _keputusan ‘Mahkamah Konstitusi dalam menyeleseikan kasus - kasus pemillu agar tidak menyimpang dari peraturan hukum yang berlaku, Calon - calon pada pemitu juga harus komitmen untuk benar-benar tidak melakukan praktek money politic dan apabila terbukti melakukan maka scharusnya didiskualifikasi saja Bentuk undang - undang yang kuat untuk mengantisipasi terjadinya money politic dengan penanganan serius untuk memperbaiki bangsa ini, misalnya membentuk badan Khusus independen untuk mengawasi calon calon pemilu agar menaati peraturan terutama untuk tidak melakukan money politi. Sebaiknya secara ttansparan dikemukan kepada publik sumber pendanaan kampaye oleh pihak - pihak yang mendanai tersebut, Transparan pula mengungkapkan tujuan mengapa mendanai suatu partai atau perorangan, lalu sebaiknya dibatasi oleh hukum mengenai biaya kampanye agar tidak berlebihan mengeluarkan biaya sehingga terhindar dari tindak pencarian pendanaan yang melanggar undang - undang. Misalnya, anggota legislatif yang terpilih tersebut membuat peraturan undang - undang yang memihak pada pihak - pihak tertentu hususnya pihak yang mendanai partai atau perorangan dalam kampanye terscbut, 2a Sadarilah apabila kita salah memilih pemimpin akan berakibat fatal karena dapat menyengsarakan rakyatnya, Sebaiknya pemerintah mengadakan sosialisasi pemilu yang bersih dan bebas money politic kepada masyarakat luas agar tingkat partisipasi masyarakat dalam demokrasi secara langsung meningkat. Perlu keseriusan dalam penyuluhan pendidikan politik kepada masyarakat dengan penanaman nilai yang aman, damai, jujur dan kondusif dalam memilih. Hal tersebut dapat ‘membantu menyadarkan masyarakat untuk memilih berdasarkan hati nurani tanpa tergiur dengan praktek money politic yang dapat menghancurkan demokrasi. Dari penjelasan - penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenamya pemilu merupakan suatu hak dan partisipasi masyarakat, juga sebagai penghubung antara infrastruktur politik atau kehidupan politik dilingkungan masyarakat dengan supra struktur politik atau kehidupan politik dilingkungan pemerintah schingga memungkinnya tercipta pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat Meski dapat kita lihat bahwa pemilu yang ada di Indonesia ini belum bisa berjalan dengan baik. Hal ini dapat kita lihat , bahwa sampai sckarang ini masih banyak masyarakat ‘yang masih Golput, ini menjadi tanggung jawab kita bersama dimana pemilu ini penting untuk menentukan pemerintahan kita selama 5 (Lima) Tahun mendatang, 25 BAB ITT PENUTUP 3.1. KESIMPULAN A. DEMOKRASI Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum, Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara, Bentuk - bentuk demokrasi_yaitu, demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan, sedangkan asas pokok demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintaban, dan pengakuan hakikat dan martabat manusia, B. _ DEMOKRASI DI INDONESIA. Indonesia adalah sebuah negara demokrasi. Pada era Presiden Soekamo, Indonesia sempat menganut demokrasi terpimpin tahun 1956, Indonesia juga pemah menggunakan demokrasi sermu (Demokrasi Pancasila) pada era Presiden Socherto hingga tahun 1998 ketika Era Socharto digulingkan oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa yang telah memakan banyak sekali harta dan nyawa dibayar dengan senyum gembira dan rasa syukur ketika Presiden Socharto mengumumkan "Berhenti sebagai Presiden Indonesia" pada 21 Mei 1998 Setelah era Seoharto berakhir Indonesia Kembali menjadi negara yang benar-benar demokratis mulai saat itu, Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999 dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum presiden. Ini adalah sejarah bara dalam kkehidupan demokrasi Indonesia, Sedangkan prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia berdasarkan pada dasar filsafat negara pancasila sila keempat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Dimaksud bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu didasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhan: ‘Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan 26 ‘menurut Undang - Undang Dasar”. Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan negara, yaitu menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif ( Trias Politica ), PEMILU Pemilian Umum ( Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk ‘memilih wakil - wakil rakyat yang akan duduk dilembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara dibidang politik. Dimana pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: cara langsung dan cara bertingkat. Berdasarkan daftar peserta partai politik Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis, yaitu: sistem terbuka, dan sistem tertutup. Dalam soatu pemilu, ada tiga sistem utama yang sering berlaku, yaitu: © Sistem Perwakilan Distrik ( Satu dapil atau daerah pemilihan untuk satu wakil ) © Sistem Proposional ( Satu dapil memilih beberapa wakil ) © Sistem Campuran D. _ PEMILU DI INDONESIA Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan singkatan dati "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia", Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "“Jujur dan Adil”, Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyclenggarakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 199, 2004 ,2009 dan 2014. ‘Namun sciring berjalannya waktu sistem pemilu di Indonesia memberikan peluang money politic. Padahal praktck money politic merupakan praktek yang sangat bertentangan dengan nilai demokrasi. Ironisnya praktek money politic ini sudah menjadi kebiasaan dan rahasia umum di masyarakat, Faktanya Sistem demokrasi pemilu di Indonesia masih harus banyak perbaikan, jauh berbeda dibandingkan sistem pemilu demokrasi di Amerika yang sudah matang. Maka solusi untuk mengatasi money politic adalah “Harus ada perubahan bersama, baik itu dari masyarakat, UU dan juga pemerintah”, ru 3.2 SARAN Berdasarkan pembahasan diatas, kita dapat menilai bahwa pada dasamya seluruh sistem yang ada dalam demokrasi adalah suatu kebaikan bersama, Meski segala kebaikan atau kelebihan tersebut masih mengandung kckurangan, apabila sistem terscbut berjalan dengan baik, kekurangan tersebut dapat diminimalisir. Pemilu sebagai wujud pelaksanaan demokrasi di Indonesia scharusnya menjadi hal penting dan sakral bagi setiap orang yang melaksanakannya, Tetapi seperti yang kita ketahui sekarang, walaupun pendidikan kewarganegaraan telah diberikan semenjak jenjang sekolah dasar, tetap tidak mendorong elit politik maupun masyarakat sendiri untuk bersikap Luber Jurdil. Ketika kita memandang secara Iuas, tentu penyampaian sikap kewarganegaraan ‘melalui jenjang sekolah masih belum maksimal karena masih banyaknya anak tidak bersckolah. Meski perkembangan teknologi semakin canggih, segala informasi tercakup didalamnya, namun tidak semua rakyat sempat mengenyam canggihnya teknologi tersebut schingga dapat dipastikan masih membutuhkan komunikasi langsung kepada masyarakat sendiri, Dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Pusat dapat memberikan penyuluban pada setiap daerah, melalui Pemerintah Daerah yang disampaikan kepada setiap perwakilan organisasi muda yang ada disetiap desa ( Karang Taruna ) agar penyuluhan kepada masyarakat merata dan lebih maksimal. Kepada lit poltik sccara khusus, mestinya mereka lebih memahami_makna demokrasi dan pelaksanaan pemilu, Tidak mementingkan ambisi kekuasaan dan kepentingan golongan, Mengingat demokrasi sendiri adalah kepernimpinan dari rakyat, oleh rakyat, dan ‘untuk rakyat. Maka segala Kebijakan politik harus mempertimbangkan suara rakyat dengan tidak melupakan unsur moralitas kebudayaan bangsa. 28 DAFTAR PUSTAKA. Sumber Buku: Cholisin, Dkk. 2007, Dasar-Dasar Imu Politik. Yogyakarta: UNY Press, Sunarso, Dkk. 2006, Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, Sumber Internet : Kaclan, dan achmad zubaidi,2010, pendidikan kewarganegaraan,paradigma: yogyakarta |http:/delviindriadi blogspot.com/2013/06/sistem-pemilu-di-indonesia.himl, hhttp://donitadn083.blogspot.com/ |http:/get-and-share,blogspot.com/2013/03/demokrasi-dan-pemilu-di-indonesia.htma] tp:/id wikipedia org/wiki/Demokrasi, itp:/id wikipedia org/wiki/Pemiliban_umum, /ttp:/id. wikipedia org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia , ttp:/id wikipedia org/wiki/Pemisahan_kekuasaan |http://martmarthen.blogspot.com/2014/01/implementasi-uu-pemilu-dalam-demokrasi html bttp://pantaupemilu.org/pemilu-dan-demokrasi, bttp://politikindonesia com/index. php?k=pendapat&i=15403, |ttp://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu,htm], |http:/sanggahutama,blogspot,com/20 1 0/04/makalah-analisis-implementasi-demokrasi.html , |http:/simplenews05, blogspot, com/2013/08/tujuan-pemilihan-umum-pemilu, html |http:/sistempemerintahan-indonesia blogspot.com/2013/05/demokrasi-di-indonesia pengertian-sejarah-pelaksanaan-penerapan.himl, |http:/sistempemerintahan-indonesia blogspot,com/2013/06/pemilu-di-indonesia-sistem,htm] 29 http: //sweeperjamnas. wordpress,com/2012/12/28/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia/ |http:/thynaituthya.wordpress.com/2013/1 1/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia/, http://www. dw.de/sistem-pemilu-campuran/a-4713509, |http:/Avw-w pengertianahli.com/2013/12/pengertian-pemilihan-umum- pemilu.htmbhttp://www. sharemyeyes.com/2013/04/tugas-demokrasi-dan- implementasinya.html, 30

Anda mungkin juga menyukai