Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI STUNTING

UPT PUSKESMAS KECAMATAN BINUANG


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Stunting merupakan gambaran status gizi kurang bersifat kronis yang
disebabkan karena gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan sejak awal
kehidupan akibat kurangnya kebutuhan gizi dalam waktu yang cukup lama
(Wirawan, 2016). Pendek atau stunting merupakan retardasi pertumbuhan linier
yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur status gizi kelompok
masyarakat maupun individu secara luas. Stunting tidak hanya sekedar pendek,
tetapi terdapat proses perubahan patologis di dalamnya (Sudirman, 2008).
Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa
janin hingga 2 tahun pertama kehidupan anak (Dinkes Bengkulu, 2015).
Balita pendek atau stunting dapat diketahui apabila anak sudah diukur
panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar baku
WHOMGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005. Seorang balita
dikatakan stunting apabila ditandai dengan tubuh pendek tidak sesuai dengan
tinggi badan yang seharusnya berdasarkan anak seusianya atau memiliki nilai Z-
score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2SD (Hartono, 2005).
Berdasarkan penelitian Priyono di Jember (2015) terdapat 53,5% balita stunting.
Berdasarkan penelitian Desyanti di Surabaya (2017) menunjukan 36,4% anak
laki-laki dan 63,6% anak perempuan yang mengalami stunting. Jenis kelamin
bukan merupakan penyebab langsung terjadinya stunting karena masih banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi seperti kejadian penyakit infeksi,
asupan nutrisi, dan lain-lain.

II. LATAR BELAKANG


Masalah gizi balita pada periode dua tahun pertama kehidupan yang disebut
sebagai 1000 hari pertama kehidupan, merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat yaitu periode emas (golden period) atau bisa
disebut periode window of opportunity yaitu kesempatan emas untuk mencegah
stunting pada anak (Adriani, 2012). Stunting menggambarkan masalah gizi
kronis, yang dipengaruhi dari ibu balita, masa janin dan masa balita, termasuk
penyakit yang diderita selama masa balita. Masalah gizi kronis yang tidak segera
diatasi hingga usia dua tahun akan menyebabkan kondisi yang menetap sampai
dewasa dan biasanya berdampak pada penurunan kecerdasan dan gangguan
mental pada anak (Pudjiadi, 2003).
Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi
yang dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting.
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 di Indonesia
tercatat prevalensi stunting pada tahun 2013 sebesar 37,2%, Indonesia
menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.
Angka stunting di Banten pada tahun 2018 sebesar 26,6 %. Masih tingginya
angka prevalensi stunting dirasa sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi
stunting kepada stakeholder dan masyarakat.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat mengerti dan paham tentang stunting

2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengerti pengertian stunting
b. Masyarakat mengerti dan paham tentang penyebab terjadinya stunting
c. Masyarakat mengerti dan paham tentang dampak terjadinya stunting
d. Masyarakat memahami cara penanggulangan stunting

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Persiapan - Mempersiapkan ATK, sarana dan
prasarana yang di gunakan.

2 Pelaksanaan Sosialisasi - Sosialisasi stunting dilakukan dengan


stunting metode ceramah dan Tanya jawab.

4 Monitoring - Monitoring dilakukan pada saat


pelaksanaan sosialisasi stunting.

3 Evaluasi - Evaluasi dilakukan setelah


pelaksananaan sosialisasi stunting.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


Sosialisasi stunting dilaksanakan dengan metode ceramah dan Tanya jawab.

VI. SASARAN
Sasaran sosialisasi stunting adalah Pemerintah desa, Tokoh agama, Kader
kesehatan, dan Ibu Bayi/Balita.

VII. JADWAL KEGIATAN


Pada tanggal 29 Agustus 2019 di Aula UPT Puskesmas Binuang

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. Pelaksanaan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
B. Pelaporan dibuat setelah kegatan selesai sesuai format yang ada
C. Puskesmas merekap hasil kegiatan dan melaporkan ke dinas kesehatan

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


A. Pencatatan
1. Jadwal pelaksanaan
2. Notulen
3. Absensi

B. Pelaporan
Pelaporan di Puskesmas dan di Dinas Kesehatan.

C. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan Kegiatan.

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Binuang

Hj.Ida Rupaida S,ST


19760428 200701 2 2012

Anda mungkin juga menyukai