I. PENDAHULUAN
Stunting merupakan gambaran status gizi kurang bersifat kronis yang
disebabkan karena gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan sejak awal
kehidupan akibat kurangnya kebutuhan gizi dalam waktu yang cukup lama
(Wirawan, 2016). Pendek atau stunting merupakan retardasi pertumbuhan linier
yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur status gizi kelompok
masyarakat maupun individu secara luas. Stunting tidak hanya sekedar pendek,
tetapi terdapat proses perubahan patologis di dalamnya (Sudirman, 2008).
Stunting merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa
lalu akibat kekurangan gizi dan penyakit berulang dalam waktu lama pada masa
janin hingga 2 tahun pertama kehidupan anak (Dinkes Bengkulu, 2015).
Balita pendek atau stunting dapat diketahui apabila anak sudah diukur
panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar baku
WHOMGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005. Seorang balita
dikatakan stunting apabila ditandai dengan tubuh pendek tidak sesuai dengan
tinggi badan yang seharusnya berdasarkan anak seusianya atau memiliki nilai Z-
score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2SD (Hartono, 2005).
Berdasarkan penelitian Priyono di Jember (2015) terdapat 53,5% balita stunting.
Berdasarkan penelitian Desyanti di Surabaya (2017) menunjukan 36,4% anak
laki-laki dan 63,6% anak perempuan yang mengalami stunting. Jenis kelamin
bukan merupakan penyebab langsung terjadinya stunting karena masih banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi seperti kejadian penyakit infeksi,
asupan nutrisi, dan lain-lain.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat mengerti dan paham tentang stunting
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengerti pengertian stunting
b. Masyarakat mengerti dan paham tentang penyebab terjadinya stunting
c. Masyarakat mengerti dan paham tentang dampak terjadinya stunting
d. Masyarakat memahami cara penanggulangan stunting
VI. SASARAN
Sasaran sosialisasi stunting adalah Pemerintah desa, Tokoh agama, Kader
kesehatan, dan Ibu Bayi/Balita.
B. Pelaporan
Pelaporan di Puskesmas dan di Dinas Kesehatan.
C. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan Kegiatan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Binuang