Anda di halaman 1dari 3

Secretary-General’s opening remarks to the press on the war in Ukraine & Rusia

Ajukan Resolusi Kemanusiaan untuk Ukraina ke PBB, tapi Tidak menyebut Perang

A. Pendahuluan
Rusia dan Ukraina pernah bersatu dalam sebuah negara besar bernama Uni
Soviet dengan wilayah kekuasaan yang mencakup hampir seluruh Eropa Timur. Pada
1991 Uni Soviet bubar, banyak dari anggotanya yang menarik diri dan
mendeklarasikan kemerdekaannya menjadi sebuah negara berdaulat, termasuk
Ukraina yang mendeklarasikannya pada 24 Agustus 1991. Walaupun demikian,
hubungan antara Ukraina dengan Rusia masih berjalan dengan baik, bahkan Ukraina,
Rusia, serta negara pecahan Uni Soviet lainnya bergabung dalam organisasi bernama
Commonwealth of Independent States (CIS), namun, Ukraina menganggap bahwa CIS
adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara bekas anggota Uni Soviet,
hingga terjadilah gesekan antara keduanya. Permasalahan tersebut dapat ditangani
dengan upaya penandatanganan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina pada Mei
1997.
Konflik kembali memanas baru-baru ini, Rusia mendeklarasikan perang pada
24 Februari 2022. Salah satu faktor yang melatar belakanginya adalah kedekatan
NATO dengan Ukraina yang dianggap mengancam kedaulatan Rusia, api pun makin
memanas saat Rusia mengklaim dua wilayah separatis pro-Rusia di wilayah Ukraina,
yaitu Luhansk dan Donetsk. Peristiwa ini menyita perhatian dunia, termasuk PBB.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres menyampaikan pidato sambutan
pembukaan pers terkait perang di Ukraina pada 14 Maret 2022, isi dari pidato tersebut
bertujuan untuk menengahi konflik—antara Rusia dan Ukraina—karena
menimbulkan efek domino dalam berbagai tatanan global, melonjaknya angka
perdagangan manusia, serta pelanggaran HAM. Antonio meminta keduanya untuk
bernegosiasi secara damai untuk menghindari dampak yang lebih masiv karena
peristiwa ini.
B. Penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina dalam perspektif HI
John Collier dan Vaughan Lowe membedakan definisi antara sengketa dengan
konflik, sengketa merupakan ketidaksepahaman secara spesifik terhadap sesuatu
dalam jangka pendek, sementara konflik adalah istilah umum dari pertikaian yang
pihaknya sering kali tidak fokus dalam jangka panjang. Penggunaan kata konflik
dibedakan karena kekompleksannya, suatu sengketa dapat muncul karena konflik,
selain itu jika konflik tidak diselesaikan maka kemungkinan besar akan terjadi perang
sementara sengketa dapat diselesaikan melalui jalur hukum. Beberapa hal berikut
dapat menjadi penyebab lahirnya sengketa internasional, antara lain:
1. Adanya pihak yang tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian
internasional yang telah dibuat
2. Adanya perbedaan penafsiran terkait isi perjanjian internasional
3. Terjadinya perebutan sumber-sumber ekonomi
4. Terjadinya kasus penghinaan terhadap harga diri bangsa
5. Terjadinya intervensi terhadap kedaulatan negara lain
6. Terjadinya perebutan pengaruh politik, keamanan, dan ekonomi regional
maupun internasional

Merujuk dari penjabaran di atas, maka permasalahan yang terjadi


antara Ukraina dengan Rusia dikategorikan sebagai konflik karena
menyinggung berbagai macam permasalahan. terdapat beberapa cara untuk
menyelesaikan konflik secara hukum internasional, antara lain secara damai
atau kekerasan. Jika menggunakan cara damai melalui jalur politik, maka
kemungkinan yang diperoleh sangat kecil, walaupun cara ini menjadi pilihan
utama karena lebih mudah dan simple dibandingan cara yang lain, hal tersebut
dikarenakan kedua belah pihak harus memiliki hubungan diplomatik untuk
mengakui eksistensi masing-masing sebagai subjek hukum; sementara Rusia
dan Ukraina telah memutus hubungan diplomatiknya pada 24 Februari 2022
karena Rusia mendeklarasikan perang terhadap Ukraina.

Cara lain untuk menyelesaikan konflik diatur dalam pasal 33 PBB ayat
(1) dengan cara yang diutamakan adalah perundingan politik maupun hukum
secara damai, dan memprioritaskan penghentian gencatan senjata. Ukraina
telah melaporkan permasalahan ini ke ICC melalui jalur hukum, melihat
bahwa Rusia memiliki hak veto yang dinilai bahwa perundingan secara politik
tidak akan berjalan efektif. Keputusan yang dikeluarkan ICJ memerintahkan
Rusia untuk berhenti menginvansi Ukraina, perintah ini dikeluarkan dengan
dasar tidak ada bukti pendukung yang membenarkan hal tersebut. Sementara
itu Rusia mengeluarkan resolusi ke DK PBB dalam rangka menjamin
perlindungan warga sipil, tetapi dalam resolusi tersebut Rusia tidak
mengidentifikasi pihak apa saja yang akan bertanggungjawab.
Menurut Saya cara yang paling tepat dalam mengatasi konflik ini
adalah melalui pengadilan internasional, bisa ke ICJ maupun ICC. Melihat
fakta baik Ukraina maupun Rusia adalah anggota PBB maka kasus tersebut
dapat ditangani oleh ICJ yang nantinya akan memberi keputusan dari konflik
tersebut, yuridiksi ICJ dapat mengikat suatu konflik apabila terdapat
pengakuan dari negara yang bersengketa terhadap yuridiksi ICJ, pengakuan
tersebut akan diberikan melalui beberapa cara seperti akta perjanjian, klausul
pilihan, dan pengakuan secara diam-diam. Dengan kekuatan hukum seperti ini
maka pihak yang bersengketa mau tidak mau harus tunduk kepada putusan ICJ
untuk menyudahi konflik.

C. Kesimpulan
Permasalahan antara Rusia dan Ukraina tergolong sebagai konflik karena
meliputi banyak aspek serta berlangsung dalam jangka waktu yang lama,
permasalahan tersebut juga berujung pada efek domino yang menyebabkan
kelonjakan harga kebutuhan pokok, naiknya angka penjualan manusia, pelanggaran
HAM dan lain-lain. PBB mengatur cara untuk menyelesaikan konflik, terdapat pada
pasal 33 ayat (1) di mana cara yang diutamakan adalah berunding, baik secara politik
maupun hukum. Tindakan yang tepat untuk menyudahi konflik ini adalah dengan
membawa perkara ke ICJ atau ICC, melihat bahwa Rusia dan Ukraina adalah anggota
PBB seharusnya Pengadilan internasional memiliki kompetisi untuk memberi
keputusan agar konflik tersebut cepat berakhir dan membawa perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai