Anda di halaman 1dari 1

Opini Hukum Mengenai Kasus Tuan Jadhav

(India vs Pakistan) 2017-2019

Nama: Yasmin Nurzahrah


NPM: 2120601092
Kelas: Hukum Internasional 3

i. Intisari Peristiwa
Seorang mantan perwira angkatan laut India bernama Kulbhusan Sudhir
Jadhav (selanjutnya dipanggil dengan Tuan Jadhav) ditangkap oleh pihak berwenang
Pakistan di Provinsi Balochistan (perbatasan Iran—Pakistan) karena menerobos
wilayah Pakistan secara ilegal. Pihak Pakistan beropini bahwa Tuan Jadhav
melakukan aksi spionase dan terorisme dibawah perintah badan intelejen eksternal
Research and Analysis Wing “RAW” diperkuat dengan fakta Tuan Jadhav memiliki
paspor India dengan nama palsu Husein Mubarak Patel. Pada 25 Maret 2016, Pakistan
membeberkan sebuah video yang menampilkan keikutsertaan Tuan Jadhav dalam aksi
spionase dan terorisme yang ia lakukan.
India membantah tuduhan Pakistan dengan pendapatnya yang menyatakan jika
Tuan Jadhav sedang melakukan bisnis di Iran dan diculik oleh organisasi penjahat di
sana kemudian ditahan di Balochistan. Pada hari yang sama, Komisi Tinggi India di
Islamabad mengirimkan nota verbal untuk Kementrian Luar Negeri Pakistan yang
meminta akses konsuler secepatnya atas nama Tuan Jadhav, tetapi Pakistan baru
menanggapi permintaan India pada 23 Januari 2017 dan meminta surat bantuan
investigasi kriminal terhadap Tuan Jadhav kepada Komisi Tinggi India di Islamabad
dalam rangka memeroleh bukti materi dan catatan investigasi kriminal. Setidaknya
sejak 25 maret 2016 —9 Oktober 2017 India mengirim sepuluh nota verbal kepada
Pakistan untuk meminta akses konsuler juga mengonfirmasi bahwa Tuan Jadhav
merupakan warga negaranya.
Setelah itu, Kemenlu Pakistan mengirim nota verbal yang berisi pertimbangan
permintaan akses konsuler untuk kasus Tuan Jadhav pada 21 Maret 2017. Komisi
Tinggi India di Islamabad menanggapi pesan tersebut dengan argumen bahwa akses
konsuler merupakan tahap penting untuk meverifikasi fakta dan keadaan yang
sebenarnya di Pakistan.
10 April 2017, Tuan Jadhav dijatuhi hukuman mati oleh Pakistan. Komisi
Tinggi India di Islamabad mengajukan banding atas nama Ibu dari Tuan Jadhav. India
menyatakan tidak memeroleh notifikasi apapun mengenai banding tersebut serta
hukuman Tuan Jadhav, tidak setelah Public Relations Pakistan melakukan pers pada
22 Juni 2017 tentang pembuatan petisi pengampunan oleh Tuan Jadhav kepada Staff
Angkatan Darat setelah bandingnya ditolak oleh Pengadilan Banding Militer.
India pun mengajukan permasalahan kasus ini ke Pengadilan Internasional
atas dasar pelanggaran pasal 36 Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler.
ii. Permasalahan
iii. Opini
iv. Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai