Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Laskar Pelangi. Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang
diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang
kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah
sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan.

Isi Resensi (Sinopsi/Ringkasan)

“Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya
bocor di mana-mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh
harap. Hendak ke mana lagikah mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak
peduli seberat apa pun kondisi sekolah itu, sepuluh anak dari keluarga miskin itu
tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad untuk maju.”

Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota
Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang
kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang
pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk
menyanyikan padamu negeri di akhir jam sekolah atau Mahar, seorang pesuruh
tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif,
dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat
sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus, dan juga sembilan orang
Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang
meraih cita-cita.

Ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan


mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca
setiap lembarnya. Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic
of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini
adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan.

Laskar Pelangi, kisah perjuangan anak-anak untuk mendapatkan ilmu. Diceritakan


dengan lucu dan menggelitik, novel ini menjadi novel terlaris di Indonesia.
Inspiratif dan layak dimiliki siapa saja yang mencintai pendidikan dan keajaiban
masa kanak-kanak.

Isi Resensi (Kelebihan dan Kelemahan)

Kelebihan :

Tidak tanggung-tanggung, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini telah
mengantongi banyak pencapaian dan itu menjadi sebuah bentuk prestasi bagi
sastra. Hal itu terbukti bahwa novel ini telah masuk ke dalam deretan International
Best Seller, dialihbahasakan ke dalam 40 bahasa asing, terbit dalam 22 bahasa, dan
sukses beredar di lebih dari 130 negara.

Tidak hanya itu, Laskar Pelangi berhasil dialihwahanakan ke dalam bentuk layar
lebar, drama musikal, serial televisi, lagu, dan koreografi oleh Citydance Company
di Washington, D.C., serta ditayangkan di Smithsonian dan Berlinale (The Berlin
International Film Festival).

Dalam novel ini Andrea akan membuat kita terbahak-bahak mengikuti kisah
orang-orang Melayu di pedalaman Belitong yang lugu, tersedu-sedu oleh kisah
cinta yang masygul, atau geleng-geleng kepala oleh intrik-intrik mereka yang luar
biasa. Kita akan menemukan manusia-manusia yang tak sempurna, tapi sekaligus
menemukan kebijaksanaan dalam diri mereka.
Kelemahan :

Banyak digunakan nama-nama ilmiah yang tidak familiar bagi masyarakat


sehingga pembaca menjadi kurang nyaman. Hal ini akan mempersulit pembaca
dalam memahami isi cerita, apalagi glosarium tidak diletakkan pada halaman di
mana kata itu berada.

Resensi novel Laskar Pelangi  ini dapat memberi gambaran singkat mengenai
cerita yang disajikan. Salah satu poin penting yang ingin disampaikan penulis
melalui novel tersebut adalah bahwasanya semua yang terjadi di dalam kehidupan
manusia ini telah diatur oleh Tuhan.

Penutup

Dari cerita tentang Laskar Pelangi, saya termotivasi dan terinspirasi bahwa setiap
orang memiliki sebuah potensi yang berbeda – beda seperti Ikal yang tertarik di
bidang sastra, Lintang si anak jenius yang tertarik dengan matematika, Mahar si
penyanyi yang menyukai di bidang seni, Kucai yang tertarik sebagai seorang
pemimpin dan Harun anak yang memiliki keterbelakangan mental namun ada
banyak potensi yang ada di dalam dirinya.  Dari semua itu janganlah
menyamaratakan semua potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang
dan janganlah menilai kepintaran karena mendapatkan nilai yang bagus. Sebagai
orang tua, harus memahami dan mengetahui potensi yang ada pada diri anaknya,
sekaligus memberikan bimbingan dan kesempatan sehingga anaknya dapat meraih
cita – cita yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing –
masing anak.

Anda mungkin juga menyukai