Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

RINGKASAN MATERI MENGENAI QUNTUM LEARNING DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

OLEH : SOFYAN GULTOM, S.Pd, M.Si

A. QUANTUM LEARNING

1. Pengertian Quantum Learning


Kuantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu
proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model pembelajaran Quantum Learning
merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif, baik itu dari segi
lingkungan maupun dari berbagai sumber lainnya.
Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang berkaitan dengan
berbagai teori lain seperti teori tentang otak, psikologi perkembangan, dan modalitas
belajar. Posisi emosi dalam otak adalah berada pada otak kanan, namun keseimbangan
pamanfaatan fungsi otak kanan dan otak kiri yang ditawarkan model pembelajaran
Quantum Learning sebagai suatu keniscayaan bagi guru untuk menggunakannya dalam
pembelajaran. Dengan berbagai teori yang terlibat, Quantum Learning diharapkan
memiliki efektifitas dalam meningkatkan kecerdasan emosi siswa.
2. Prinsip-prinsip Quantum Learning
a) Segalanya berbicara

Segalanya Berbicara, prinsip segalanya berbicara mengandung pengertian


bahwa “segala sesuatu di ruang kelas berbicara” mengirim pesan tentang
belajar.

b) Segalanya bertujuan

Segalanya bertujuan, prinsip segalanya bertujuan berarti bahwa semua upaya


yang dilakukan guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar
siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi yang yang tinggi.

c) Pengalaman sebelum pemberi nama

Pengalaman menciptakan pertanyaan mental, seperti: Apa?, Mengapa?,


Bagaimana? Pengalaman membangun keingintahuan siswa, menciptakan
pertanyaan dalam benak mereka, membuat mereka penasaran. Dalam kondisi
demikian, barulah guru memberikan nama: menjelaskan materi pelajaran.Jadi,
sebelum menyajikan materi pelajaran, guru perlu terlebih dahulu memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengalami atau mempraktikkan sendiri.

d) Akui setiap usaha


Pengakuan terhadap usaha siswa dimaksudkan agar mereka dapat mencapai
hasil yang lebih baik. Dalam Quantum  tidak dikenal istilah “gagal”. Yang ada
hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah prestasi, baik yang sudah
tepat atau belum: dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi
pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan. Oleh karena itu, semua
usaha siswa harus dihargai atau diakui.

e) Jika layak dipelajari : Layak dirayakan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan


asosiasi emosi positif dengan belajar. Dalam proses pembelajaran, guru dan
siswa perlu seringsering merayakan kesuksesan belajar, dan menghubungkan
belajar, dengan perayaan. Bentuk perayaan, misalnya: tepuk tangan, tiga kali
hore, jentikan jari, kejutan, dan lain-lain.

3. Penerapan quantum learning dalam pembelajaran

Model Quantum Teaching mengambil bentuk yang hampir sama dengan sebuah


simponi, yang membagi unsur-unsur pembentuk simponi menjadi dua kateori, yaitu :
konteks dan isi. Dalam konteks terdapat unsur lingkungan, suasana, landasan dan
rancangan. Sedangkan dalam isi kita akan menemukan unsur fasilitasi, penyajian, serta
keterampilan. Selain itu model Quantum Teaching mempunyai kerangka rancangan
belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR: Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan, (DePorter, 2004:8-9). Berikut ini akan dijelaskan
pengertian tersebut.

Model Quantum Teaching mempunyai kerangka rancangan belajar Quantum


Teaching yang dikenal sebagai TANDUR: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi,
Ulangi dan Rayakan, (DePorter, 2004:8-9).

A. TUMBUHKAN

Merupakan tahap menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan


dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha mengikut sertakan siswa dalam proses belajar.
Motivasi yang kuat membuat siswa tertarik untuk mengikuti seluruh rangkaian
pembelajaran. Tahap Tumbuhkan bisa dilakukan untuk menggali permasalahan terkait
dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran atau benda nyata, cerita
pendek atau video.

B. ALAMI

Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman yang
dapat di mengerti semua siswa. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki. Selain itu tahap ini juga untuk
mengembangkan keingin tahuan siswa. Tahap alami bisa dilakukan dengan mengadakan
pengamatan.
C. NAMAI

Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus atau
strategi atas pengalaman yang telah diperoleh siswa. Tahap ini penamaan memacu struktur
kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan atas apa yang
telah dialaminya. Proses penamaan dibangun atas pengetahuan awal dan keingin tahuan
siswa saat itu. Untuk membantu penamaan dapat digunakan susunan gambar, warna alat
bantu, kertas tulis dan poster dinding.

D. DEMONSTRASI

Tahap Demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan ke dalam


pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka. Tahap ini menyediakan
kesempatan siswa untuk menunjuk apa yang mereka ketahui. Tahap Demonstrasi bisa
dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan dan
menunjukkan hasil pekerjaan.

E. ULANGI

Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur kognitif


siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan pengetahuan akan semakin mendalam. Bisa
dilakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberi kesempatan
siswa untuk mengulang pelajaran dengan teman lain atau melalui latihan soal.

F. RAYAKAN

Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan


memperoleh keterampilan dalam ilmu pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk
tangan, bernyanyi bersama.

Lingkungan Quantum Teaching

Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Segala


sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang dapat memacu atau
menghambat belajar, Dhoroty dalam DePorter (2000:66).

Kondisi Lingkungan Belajar Quantum

• Poster Afirmasi : Menggambarkan afirmasi seperti dialog internal, sehingga


menguatkan keyakinan siswa untuk belajar.

• Warna : Warna dapat digunakan untuk memperkuat pengajaran guru dan belajar
siswa.

• Pengaturan bangku: dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar. Cara guru
mengatur bangku dapat memainkan peran penting dalam pengorkestrasian belajar.
• Musik : Guru dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah
keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik yang dapat
digunakan diantaranya adalah (Mozart, Bach, Vivaldi, Handel, dan musik klasik
Satie dan rachmaninof).

• Aroma : Guru dapat memberikan sedikit aroma wewangian dalam lingkungan


kelasnya. Menurut Hirsc dalam DePorter (2000:72), manusia dapat meningkatkan
kemampuan berpikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan wangi
bunga tertentu.

Ciri-ciri Quantum Teaching

• Penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu.

• Pemanfaatan ikon-ikon sugestif.

• Penggunaan ”stasiun-stasiun kecerdasan” untuk memudahkan siswa belajar sesuai


dengan modalitas kecerdasannya.

• Penggunaan bahasa yang unggul.

• Suasana belajar yang menyenangkan dan saling memberdayakan.

Langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching

1. Kekuatan Ambak

2. Penataan lingkungan belajar

3. Memupuk sikap juara

4. Bebaskan gaya belajarnya

5. Membiasakan mencatat

6. Membiasakan membaca

7. Jadikan anak lebih kreatif dan melatih kekuatan memori

Kelebihan Quantum Teaching

a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa

b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa

c) Adanya kerjasama

d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahami siswa

e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri


f) Belajar terasa menyenangkan

g) Ketenangan psikologi

h) Motivasi dari dalam

i) adanya kebebasan dalam berekspresi

j) Menumbuhkan idialisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru

Kekurangan Quantum Teaching

a) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung

b) Memerlukan fasilitas yang memadai

c) Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang beradaptasi dengan
kehidupan di Indonesia

d) Kurang dapat mengontrol siswa

B. MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER ( NHT)

Numbered Heads Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan


menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap
pertanyaan yang diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa
sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian
dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan urutannya.

Pembelajaran dengan menggunakan model numbered heads together diawali dengan


Numbering. Guru membagi-bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Julmah
kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Setelah kelompok
terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap
kelompok. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban.
Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya Heads Together berdiskusi
memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.

Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota


kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

6. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai