PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
‘No Dokumen GC/SOP-ENV/005 Disusun Oleh Diketahui Oleh Disetujui Oleh
Tanggal Berlaku | 19-09-2018
Revisi Oo
Tanggal Revisi Loe aa ™M, Dwi Gustiarno ‘Anosa Dian A. MAmin Sitepu
Halaman T dari 4 |__ Tim Penyusun DeptHead HSE | Kepala Teknik Tambang
I TUJUAN
11
Untuk menetapkan peraturan mengenai penangan terhadap limbah bahan
berbahaya dan beracun dalam kegiatan penunjang pekerjaan tambang di wilayah
PT. Galuh Cempaka sesaui dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menetapkan prosedur mengenai penempatan dan penanganan limbah
bahan berbahaya dan beracun.
Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3
serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga
sesuai dengan fungsinya kembali.
IL RUANG LINGKUP
SOP ini berlaku di seluruh wilayah Kontrak Karya PT Galuh Cempaka.
Ill. REFERENSI
31
32
33
34
35
3.6
37
Undang-undang Nomor | Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827
K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
yang Baik
Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru Nomor
036/SK/DLH tahun 2018 Tentang Kelayakan Lingkungan Pertambangan Intan
Alluvial PT Galuh Cempaka.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Berahaya dan Beracun,
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Lingkungan HidupPENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
‘Tanggal Berlaku Revisi ‘Tanggal Revisi Revisi
GCISOP-ENV/005 19-09-2018 10-09-2021
IV. DEFINISI
4.1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dar/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
. Penghasil Limbah B3 adalah setiap orang yang usaha dan/atau kegiatannya
menghasilkan limbah B3 atau setiap orang yang memiliki limbah B3. Setiap
Penghasil limbah B3 wajib untuk memiliki Izin Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang
melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3. Izin yang wajib dimiliki oleh
Pengangkut limbah B3 adalah Izin Pengangkutan Limbah B3 dari Dirjen
Perhubungan setelah sebelumnya mendapatkan rekomendasi dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Izin yang dimiliki juga secara spesifik menyebutkan jenis —
jenis limbah B3 yang diperbolehkan untuk diangkut sehingga tidak semua limbah
b3 dapat diangkut oleh pengangkut limbah B3 Karena harus sesuai dengan jenis
limbah yang tercantum di dalam izin pengangkutan tersebut.
4.6. Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan
kegiatan pengumpulan dengan tujuan untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum
dikirim ke tempat pengolahan dar/atau pemanfaatan dan/atau penimbunan limbah
B3. Izin yang wajib dimiliki oleh pengumpul limbah B3 adalah Izin pengumpulanPENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
Tanggal Revisi Revisi
‘No Dokumen| Revisi
10-09-2021
GC/SOP-ENV/005 19-09-2018
limbah B3 yang dikeluarkan oleh Badan yang menangani pengelolaan lingkungan
Hidup. Jika ruang lingkup pengumpulan dilakukan sebatas wilayah dalam kota,
maka pengajuan permohonan Izin Pengumpulan ditujukan kepada Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Kota/Kabupaten. Jika ruang lingkup
pengumpulan dilakukan lintas kota namun masih dalam satu propinsi, maka
pengajuan permohonan izin pengumpulan ditujukan kepada Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Propinsi setempat. Begitu pula jika ruang lingkup
pengumpulan dilakukan dalam skala nasional maka pengajuan permohonan
ditujukan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia.
4.7, Pemanfaat Limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan
kegiatan pemanfaatan limbah B3, Pemanfaat Limbah B3 wajib memiliki izin
pemanfaat limbah B3 yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan penggunaan kembali (reuse), daur
uulang (recycle), dan/atau perolehan kembali (recovery) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan, sebagai
substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang harus aman bagi
Jingkungan dan kesehatan manusia,
4:
. Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan
kegiatan pengolahan limbah B3. Sama halnya dengan pemanfaat limbah B3, Pegolah
Limbah B3 wajib memiliki Izin Pengolahan Limbah B3 yang dikeluarkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup. Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk
mengubah karakteristik limbah B3 yang bertujuan untuk menghilangkan dan/atau
mengurangi sifat bahaya, sifat racun, komposisi, dan/atau jumlah limbah B3,
dan/atau mengoperasikan sarana pengolahan limbah B3 yang harus aman bagi
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
4.9. Penimbun limbah B3 adalah badan usaha yang berbadan hukum yang melakukan
kegiatan penimbunan limbah B3. Sedangkan definisi dari penimbunan limbah B3PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
Revisi
No Dokumen ‘Tanggal Berlaku ‘Tanggal Revisi Revisi
10-09-2021
GC/SOP-ENV/005
19-09-2018
adalah suatu kegiatan menempatkan limbeh B3 pada suatu fasilitas penimbunan
dengan maksud tidak membahayakan Kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Penimbun Limbah B3 wajib memiliki izin penimbunan limbah B3 yang dikeluarkan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
V. TANGGUNG JAWAB
5.1, HSE Depertament Head
5.1.1. Memastikan bahwa SOP ini dilaksanakan dengan baik.
5.1.2. Melakukan review prosedur yang tercantum dalam SOP ini kepada
departemen terkait lainnya,
5.2, HSE
Memastikan bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun tersebut
ditempatkan dan ditata dengan aman.
5.2.2. Memastikan prosedur penempatan limbah bahan berbahaya dan beracun ini
dilakukan dengan benar.
‘Memastikan bahwa prosedur ini dipahami oleh seluruh karyawan.
Melakukan revisi terhadap SOP ini memastikan pekerjaan dilakukan dengan
aman.
5.3. Pengawas
5.3.1. Melakukan pengawasan tethadap pengelolaan dan penempatan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
. Memastikan seluruh prosedur ini dilaksanakan dengan benar.
. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan dilakukan dengan aman selama
berada diwilayah yang menjadi tanggung jawabnya,es PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
‘No Dokumen Tanggal Berlaku Revisi Tanggal Revisi Revisi Halaman
GC/SOP-ENV/005 19-09-2018 o1 10-09-2021 | Sarid
VI. PROSEDUR
6.1, Identifikasi Limbah B3
Limbah B3 diidentifikasikan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Kategori Limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi :
1. Limbah B3 dari sumber spesifik
2. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi
Sedangkan kategori limbah B3 yang berdasarkan karakteristik :
1. Mudah Meledak
Pada suhu dan tekanan standar (25 derajat Celcius, 760 mmHg) dapat meledak
atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
MUDAH MELEDAK
2. Mudah Terbakar
Limbah yang mempunyai salah satu sifat ini sebagai berikut :
a. Berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala tidak lebih dari 60 derajat Celcius akan menyala apabilaPENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
No Dokumen_ Tanggal Berlaku Revisi Tanggal Revisi Revisi ‘Halaman
GC/SOP-ENV/005 19-09-2018 o1 10-09-2021 6 dari9
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan
udara 760 mmHg
b, Bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar dapat
mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus
c. Limbah yang bertekanan yang mudah terbakar
d. Merupakan limbah pengoksidasi.
3. Reaktif
‘Yang dimaksud dengan reaktif adalah :
a. Pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkab perubahan tanpa
peledakan
b, Dapat bereaksi hebat dengan air, apabila bercampur air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam
jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
¢. Limbah Sianida, Sulfida, atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan
12.5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan
4. Yang Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25
derajat Celcius, 760 mmHg)
€. Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau
limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam subu tinggiPENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
GCISOP-ENV/005
‘Tanggal Berlaku Tanggal Revisi Revisi
19-09-2018 10-09-2021
5.
Beracun
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila
masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit, atau mulut.
&
BERACUN
Infeksius
Limbah laboratorium medis, atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang dapat menular.es PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
BERACUN
‘No Dokumen ‘Tanggal Berlaku Revisi Tanggal Revisi Revisi Halaman
GCISOP-ENV/005 19-09-2018 1 10-09-2021 8 dari 9
INFEKSI
6. Korosif
Limbah yang memiliki dari salah satu sifat berupa :
a, Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
¢c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan
dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa
@ os
KOROSIF
6.2. Penyimpanan LB3 dapat dilakukan didalam dalam lokasi penghasil limbah atau di
luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus
daerah bebas banjir dan berjarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter.
6.3. Tempat penyimpanan LB3 dinamakan TPS (Tempat Penyimpanan Sementara).
6.4. Penyimpanan material LB3 dikelompokkan sesuai dengan jenisnya, diberi label
penamaan dan label sifat dari LB3 tersebut.
6.5, Jangka waktu penyimpanan LB3 di dalam TPS paling lama adalah 180 hari dan 365
hari kemudian LB3 diserahkan kepada Pengumpul Limbah yang memiliki ijin."ee PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA DAN
=> BERACUN
‘No Dokumen Tanggal Berlaku Revisi
GC/SOP-ENV/005 19-09-2018 o1
6.6, Pada saat penyerahan LB3 dari penghasil ke Pengumpul, Penghasil akan
mendapatkan manifest dari Pengangkut atau pengumpul Limbah,
VII. DOKUMEN TERKAIT
Tidak ada.