Makalah Kreatif
Makalah Kreatif
Disusun Oleh
KELOMPOK 9:
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat serta Karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pembelajaran Kreatif” dari bapak Septian Prawijaya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari tugas ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk tugas yang
selanjutnya, terima kasih.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang..........................................................................................................1
2.Rumusan Masalah.....................................................................................................1
3.Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banyak cara yang bisa digunakan seorang guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran kreatif,
salah satunya dengan menggunakan beberapa metode dan strategi bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Dalam hal ini guru sebagai aktor utama yang
turut serta mempengaruhi terwujudnya pembelajaran kreatif yang terlaksana dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Guru dituntut untuk mampu merangsang kreativitas siswa dalam hal kecakapan
berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan.
Namun, terkadang guru harus menyesuaikan proses pembelajaran, kondisi dan suasana kelas.
Jumlah anak mempengaruhi proses pembelajaran. Guru juga sering menggunakan satu metode,
karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu
metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak
didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar
anak didik.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
d.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi
dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberpa metode dan strategi yang variatif. Misalnya kerja kelompok, pemecahan
masalah dan sebagainya.
Pembelajaran kreatif mengharuskan guru untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan
kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks dalam konteks kreatif
melakukan sesuatu. Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun rasional.
Berfikir kreatif selalu berawal dan berfikir kritis yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang
sebelumnya tidake adda atau meperbaiki sesuatu yang sebelumnya tidak baik. Tak seorangpun akan
mengingkari bahwa kemampuan dan ciri-ciri kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh
factor linkungan seperti keluarga dan sekolah. Kedua lingkungan pendidikan ini dapat berfungsi
sebagai pendorong (press) dalam pengembangana kreatifitas anak.
Secara etimologi kata pembelajaran diderivasi dari kata ajar yang mempunyai arti petunjuk yang
diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau diikuti. Sedangkan pembelajaran sendiri
mempunyai arti proses, cara, pembuatan mengajar. Secara terminology pembelajaran adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan pengajar secara terprogram dalam desain konstruksional,
untuk membuat peserta didik belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Sedangkan arti kreatif secara harafiah berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta. Kreatif dalam arti istilah berarti menggunakan hasil
cipataan/ kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Berfikir kreatif mengandung proses
mental, yang dipergunakannya juga dalam bentuk befikir seperti pengalaman, pengingatan kembali
dan ekspresi.
Dengan kreatifitas merupakan kegiatan yang medatangkan hasil yang bersifat, yaitu :
o Baru : inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
o Dapat dipahami : mudah dimengerti oleh orang lain, tidak ribet, dan mudah dicerna.
1
Adapun prosedur mengembangkan kreatifitas sebagai berikut, yaitu :
Tak dapat dipungkiri, jika praktek pembelajaran di perguruan tinggi kita dewasa ini masih cenderung
bersifat memaksakan materibahan ajar, bukan pada pencapaian dan penguasaan kompetensi. Di
samping itu metode pembalajaran yang ditetapkan juga membosankan, dan juga dalam kegiatan
pembelajaran, dosen masih dominan sebagai pusat informasi, peserta didik hanya disuguhi ceramah
tanpa memperhatikan peserta didik tersebut paham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target
materi bahan ajar dan perkuliahan selesai. Sehingga pembelajaran seperti ceramah yang tidak akan
pernah dipahami oleh mahasiswa.
Pengembangan kreativitas pembelajaran akan menghasilkan peserta didik yang kreatif umumnya
memiliki kemampuan lebih tinggi dan tangguh jika dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
Kemampuan berfikir kreatif sebagai komponen kreativitas akan menghasilkan pembelajaran efektif
atau lebih jauh mengembangkan daya nalar tinggi yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan
pembelajaran.
Sanjaya (2008) menyebut model pembelajaran inkuiri dengan sebutan strategi pembelajaran inkuiri
(SPI). Strategi pembelajaran ini dipengaruhi oleh aliran kognif. SPI adalah rangkaian pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, proses berpikir itu biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan murid. Strategi demikian ini disebut strategi heuristic.
Adapun ciri ciri, prinsip, dan langkah-langkah SPI diantaranya sebagai berikut :
1
1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menentukan. SPI
menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari suatu yang ditanyakan. Guru/pendidik sebagai fasilator dan motivator, bukan
sebagai pembelajar.
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual, artinya bahwa SPI berorientasi pada hasil
belajar (menguasai materi pembelajaran) dan proses belajar (beraktivitas mencari dan menemukan
sesuatu)
4. Prinsip belajar untuk berpikir, mengembangkan potensi otak kiri dan kanan.
5. Prinsip keterbukaan, siswa diberi kesempatan luas untuk menggunakan, mencoba logika dan
nalarnya. Guru memberi kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis-hipotesis dan
membuktikan kebenaran hipotesisnya.
Model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan kegiatan pembelajaran
yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi
dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Pada pembelajaran ini guru dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran.
Dalam fase ini guru menyampaikan permasalahan dan dalam kelompoknya siswa melakukan
berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming yaitu setiap anggota mengungkapkan pendapat, ide, dan
1
tanggapan terhadap masalah secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam
alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus/terarah
pada penyelesaian masalah. Ketiga melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari
referensi dalam memecahkan permasalahan.
Masing-masing siswa mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas masalah misalnya dari buku
atau artikel di perpustakaan, internet, atau guru/nara sumber yang relevan untuk memecahkan
masalah.
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan
berikutnya siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan
solusi dari permasalahan.
2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata peserta didik
4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
6) Menuntut pembelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
bentuk suatu produk atau kinerja.
Guru memberikan masalah yang menarik untuk dipecahkan siswa. Masalah yang diberikan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
2) Mengorganisasikan siswa
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
1
Mengarahkan siswa dalam menyiapkan laporan pemecahan masalah, serta berbagi tugas dengan
teman.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dianjurkan oleh ahli
pendidikan, oleh karena antara lain dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (1995 dalam
Rusman, 2016) dinyatakan dua hal berikut :
Terdapat variasi model dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya Model Student Teams
Achievement Division (STAD), Model Jigsaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation), Model
Teams Games Tournaments (TGT), Model Struktual. Prinsip belajar pada model-model tersebut,
tidak berubah dari prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif. Untuk memahami lebih jelas tentang
variasi model-model pembelajaran kooperatif tersebut, penulis menyarankan untuk mempelajarinya
dari kepustakaan yang mengkajinya secara mendalam dan khusus.
Berdasarkan paparan singkat tentang model pembelajaran kooperatif di atas, tampak bahwa model
pembelajaran kooperatif tersebut mendukung kondisi pengembangan kreativitas siswa/peserta didik
karena peran guru/pendidik yang tidak mendominasi proses pembelajaran, melainkan memberi
kesempatan kepada siswa/peserta didik untuk berdiskusi secara kritis.
1
2.4 Model Pembelajaran PAKEM (Partisipasi, Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan)
Model pembelajaran pakem adalah model pembelajaran yang memunculkan partisipasi peserta
didik, melibatkan aktivitas peserta didik, menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, yang
menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran yang ditentukan dicapai dengan efisien.
1. P (Partisipatif)
Partisipatif artinya pembelajaran melibatkan partisipasi peserta didik secara maksimal. Proses
pembelajaran memusatkan pada aktivitas peserta didik sementara pendidik berperan sebagai
motivator dan fasilitator yang membawa peserta didik pada perubahan pengetahuan, afektif dan
keterampilan.
2. A (Aktif)
Pendidik harus menciptakan suasana proses pembelajaran sedemikian rupa agar siswa aktif
bertanya. Pembelajaran aktif memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
melakukan berbagai macam kegiatan belajar seperti mencari informasi, menganalisis, melakukan
sintesis, menilai dan menarik kesimpulan.
3. K (Keatif)
4. E (Efektif)
Pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran yang dilakukan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Menyenangkan Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat
peserta didik merasa senang, bahagia dan bebas dari perasaan terpaksa dan perasaan tertekan di
dalam mengikuti pembelajaran.
5. M (Menyenangkan)
1
Berangkat dari konsep PAKEM diatas maka implementasinya pada pembelajaran bahwa pendidik
berperan sebagai orang yang menciptakan situasi belajar yang membuat peserta didik berpartisipasi
aktif penuh yakni, beraktivitas dalam berpikir maupun perbuatan di dalam situasi yang
menyenangkan, tidak merasa tertekan sehingga memunculkan kreativitas.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Untuk menjadi guru yang profesional diperlukan model pembelajaran dalam proses mengajar
supaya dapat mengembangkan skill dan memaksimalkan potensi sebagai guru juga menjadikan
kualitas peserta didik menjadi lebih baik lagi.
2.Saran
Pada saat pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan ataupun
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggung
jawabkan dari banyaknya sumber penulis akan memperbaiki makalah tersebut. maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan sarannya agar makalah ini lebih baik lagi.
1
1