Anda di halaman 1dari 18
Bob 14 | Pomaduan Milxo-Malero dan Agensi-Struktur Pertama, banyak dari ide Giddens (contohnya, struktur-struktur yang bersifat membatasi maupun memampukan) telah ‘Menjadi bagian integral dari sosio- Jogi kontemporer. Kedua, siapa pun yang beke: ja di dal i Kini perlu memperhitungkan, ny alam teori sosial masa pe dan menanggapi, karya Giddens. Craib menu- tup dengan pujian yang paling redup untuk karya Gidde ‘Saya sulit membayangkan teori sosial apa pun yang tidak akan menemukan sesuatu di dalam karyanya seaipa Until membangun. Untuk sementara, bagaimanapun juga, teori strukturasi akan menjadi makanan di tengah piring” (1992: 196; pemiringan ditambahkan). Habitus dan Medan Teori Pierre Bourdieu (1984a:483; Calhoun, 2000) digerakkan oleh hasrat untuk mengatasi apa yang dianggap Bourdieu sebagai pertentangan yang salah di antara objektivisme dan subjektivisme, atau dalam kata-katanya sendiri, “pertentangan absurd di antara individu dan masyarakat” (Bour- dieu, 1990:31). Seperti yang dia nyatakan, “maksud yang paling kukuh (dan, di mata saya, yang paling penting) yang menuntun karya saya ialah meng- atasi pertentangan di antara objektivisme dan subjektivisme” (1989: 15). Dia menempatkan Durkheim dan studinya mengenai fakta-fakta sosial (lihat Bab 3) dan strukturalisme Sausure, Lévi-Strauss, dan para Marxian struktural (lihat Bab 17) di dalam kubu objektivis. Perspektif-perspektif ter- sebut dikritik karena berfokus pada struktur-struktur objektif dan mengabai- kan proses konstruksi sosial yang merupakan sarana para aktor untuk me- rasakan, memikirkan, dan mengkonstruksi struktur-struktur itu dan kemu- dian melanjutkan bertindak di atas landasan itu. Para objektivis mengabai- kan agensi dan agen, sementara Bourdieu lebih menyukai suatu pendirian yang strukturalis tanpa mengabaikan agen. “Maksud saya adalah membawa kembali para aktor kehidupan nyata yang telah lenyap di tangan Lévi-Strauss dan para strukturalis lainnya, khususnya Althusser” (Bourdieu, dikutip da- lam Jenkins, 1992: 18). Tujuan itu menggerakkan Bourdieu (1980/1990: 42) ke arah pel ia masih mahasiswa didomi- ndirian Subjektivis, pendirian yang pada masa ketika a , eae nasi oleh eksistensialisme Sartre. Selain itu, fenomenologi Schutz, int a sionisme simbolik Blumer, dan etnometodologi Garfinkel dianggaP $096: a7 Dipindai dengan CamScanner BAGIAN IIL 1 Porkembangan-perkembangan Terpadu Dewasa Ini dalam Teori Sosiologis contoh subjektivisme, yang berfokus pada cara para agen memikirkan, men. jelaskan, atau menggambarkan dunia sosial sambil mengabaikan struktur- struktur objektif tempat proses itu terjadi. Bourdieu melihat teori-teori tersebut berkonsentrasi pada agensi dan mengabaikan struktur. Sebagai gantinya, Bourdieu berfokus pada hubungan dialektis antara struktur-struktur objektif dan subjektif fenomena: Di satu sisi, struktur-struktur obyektif... membentuk dasar bagi... repre- sentasi-representasi dan membentuk paksaan-paksaan struktural yang dikenakan pada interaksi-interaksi: tetapi, di sisi lain, representasi-repre- sentasi itu jiga harus dipertimbangkan, khususnya jika orang ingin menjelaskan perjuangan sehari-hari, individu dan kolektif, yang bermak- sud mengubah atau melestarikan struktur-struktur itu. (Bourdieu, 1989: 15) Untuk menghindari dilema objektivis-subjektivis, Bourdieu (1977: 3) berfokus pada praktik, yang dia lihat sebagai hasil dari hubungan dialektis antara struktur dan agensi. Praktik-praktik tidak ditentukan secara objektif, juga bukan produk kehendak bebas. (Alasan lain untuk fokus Bourdieu pada praktik ialah bahwa perhatian demikian menghindari intelektualisme yang sering tidak relevan yang dia asosiasikan dengan objektivisme dan subjek- tivisme.) Mencerminkan minatnya pada dialektika antara struktur dan cara orang menyusun realitas sosial, Bourdicu menyebut orientasinya sendiri “struk- turalisme konstruktivis”, “konstruktivisme strukturalis”, atau “struktural- € genctik”. Beginilah cara Bourdieu mendefinisikan strukturalisme ge netik: Analisis struktur-struktur objektif —anatisis dari bidang-bidang yang berbeda-— tidak dapat dipisdhkan dari analisis genesis, di dalam ind vidu biologis, struktur-struktur mental yang pada suatu tingkat mer" paken produk penggabungan struktur-struktur sosial; tidak dapat di Pisahkan, juga, dari analisis genesis atas struktur-struktur sosial itt sendiri: ruang sosial, dan kelompok-kelompok yang mendudukiny® adalah produk-produk perjuangan historis (yaitu para agen berpartis™ pasi sesuai dengan posisi mereka di dalam ruang sosial dan denga" 898 Dipindai dengan CamScanner a Bab 14 | Pemaduan Mikro-Makro dan Agensi-Struktur struktur mental yang merupakan sarana mereka memahami ruang ini), (Bourdieu, 1990: 14) Dia menganut suatu perspektif strukturalis, setidaknya sebagian, tetapi hal itu berbeda dari strukturalisme Sausure dan Lévi-Strauss (dan juga para Marxis struktural). Sementara mereka berfokus Pada struktur-struktur di dalam bahasa dan kebudayaan, sebaliknya Bourdieu berargumen bahwa struktur-struktur juga ada di dunia sosial itu sendiri. Bourdieu melihat “struk- tur-struktur objektif [sebagai] independen dari kesadaran dan kehendak para agen, yang Mampu menuntun dan membatasi praktik-praktik atau represen- tasi-representasi mereka” (1989: 14). Secara serempak dia mengadopsi pendi- rian konstruktivis yang mengizinkan dia membahas genesis skema-skema persepsi, pemikiran, dan tindakan dan juga genesis skema struktur-struktur sosial. Bourdieu berusaha menjembatani strukturalisme dan konstruktivisme dan hingga derajat tertentu berhasil, tetapi di dalam karyanya ada bias ke arah strukturalisme. Karena alasan itulah dia (bersama Foucault dan orang lain—lihat Bab 17) dianggap sebagai seorang postrukturalis. Di dalam karyanya ada kontinuitas dengan strukturalisme yang lebih banyak daripada dengan konstruktivisme. Tidak seperti pendekatan sebagian besar orang lain (contohnya, para fenomenolog, interaksionis simbolik), konstruktivisme Bourdieu mengabaikan subjektivitas dan intensionalitas. Dia menganggap bahwa di dalam sosiologinya pentinglah mencakup cara orang, berdasarkan posisi mereka di dalam ruang sosial, merasakan dan mengkonstruksi dunia sosial. Akan tetapi, persepsi dan konstruksi yang terjadi di dunia sosial digerakkan dan juga dibatasi oleh struktur-struktur, Hal itu tecermin dengan baik di dalam definisi-definisinya sendiri mengenai perspektif teoretisnya: “Analisis atas struktur-struktur objektif... tidak terpisahkan dari analisis genesis, di dalam para individu biologis, struktur-struktur mental yang pada tingkat tertentu merupakan produk penggabungan struktur-struktur sosial; juga tidak terpisahkan dari analisis genesis atas struktur-struktur sosial itu sendiri” (Bourdieu, 1990:14), Kita dapat melukiskan apa yang dia perhatikan sebagai hubungan “di antara struktur-struktur sosial dan struktur-struktur mental” (Bourdieu, 1984a: 471). 899 Dipindai dengan CamScanner om pervembangan-parverbanigan Tarpadu Duvnagn ts dataen tyoy perkem! Boni, in AGIAN Ut Pra cr Skotsa Biografis Lohiedi kota kecil pedexaan di Prancs engcora pode 1930, Bourdieu bertumbuh ci dalam rumah tanga, kelas menengah-rendoh (ayahnya adalah seorony pegawai negeri) (Jenkins, 20050; Monnier, 2007), Pada awal 1980-an dia mengikuti, don menerins svolu gelar dori fakultos pendidikan yang bergengsi di Paris, Ecole Normale Superieure. Akan tetapi, dio menolak menulis sebuah tesis, sebogion koreng dig keberotan dengan kualitos pendidikannyo yang menengah sain dan strdktur sekolah yang otoriter. Dia ditolok oleh, dan aktif di dolam perlawancn terhadap, orientasi komunis yang kuat, khususnya Stolinis, sekolah ity Bourdieu mengajar sebentor di suatu sekolah provinsi, telapi ikut wajib militer pada 1956 don menghobiskon waktu dua tahun di Algeria bersamo Tenlara Proncis, Dia. menulis sebuah buku tentong pengalaman-pengals- mennyo don gelama dua tahun tetop berada di Aigeria seusai masa tugosnjs di ketentoraan, Dig kembali ke Praricis pade 1960 dan bekerja selame setehun sebagai asisten di rsitos Paris. Dio mengil igh ontropolog Lévi-Strauss di College de France dan bekerja sebagoi osise untuk sosiolog Royrnond Aron. Bourdieu pindah ke Universitas Lille setomo tiga tohuh don kemudion kembali ke posisi yang kuat sebagai Direkt UEcole Practique Des Hautes Eludes pade 1964. Padd tahun-tahun berikutnyo Bourdieu menjadi tokoh utama di Paris, Prancis' dan, pado akhirnya, di lingkungan-lingkungen intelektual dunic. Dengan demikian beberapa sos dengan perspektif Bourdieu dan turalisme yang lebih memadai. men analisis itu SaMa-sam, mologio adalah member pe tivis (1 iologmikr akan melihatnya tidal jauh beda da Menurut Wacquant, “Meskipun Ket ‘ tas epist’” * penting, mereka tidak sama: prioritas c bjek i n erpecahan ol 992: 11). Seperti dinyatak yang terdalam, dia [Bourdieu | seti 900 bjektivis daripada pengertians” te gisny? an Jenkins, “Idi dalam inti sosiolosis genal ‘a kepada pandangan objektivisme”® OAL Dipindai dengan CamScanner Bab 14 | Pemaduan Mikro-Malero dan Agensi-Struktur dunia sebagaimana sebagian besar orang yang karyanya dia tolak dengan kejam” (1992: 91). Atau sebaliknya, “Pada akhir harinya, mungkin kelemahan Paling genting di dalam karya Bourdieu adalah ketidakmampuannya meng- atasi subjektivitas” Jenkins, 1992: 97). Namunj ada suatu aktor dinamik di dalam teori Bourdieu, suatu aktor yang mampu melakukan “penemuan tidak diniatkan improvisasi teratur” (1977:79). Inti karya Bourdieu, dan inti usa- hanya untuk menjembatani subjektivisme dan objektivisme, terletakdi dalam 901 Dipindai dengan CamScanner a. BAGIAN I) | Porkombangan-perkembangan Terpadu Dewasa Ini di 1 T8OHt Sonoigg kepada karya strukturalis yang menonjol, LévisStrauss. Mula: mula | Bourdiey tertarik songat kuat kepadoorientasi itu; dalam faktanya; ‘dia meluki eas nia dirioya untuk’sementora sébagai seorang “strukturclis yang berbchagigr (dikutip di dalam Jenkins, 1992:1 7). Akan tetopi, beberdpa riset wale membawo dia kepade kesimpulan bahwa sirukturalisme bersifat mem! meskipun di dalam orch yong berbeda, séperti halnyo:eksistensiolisme, Dio keberatan terhadap fakia bahwa pura'si/ukluralis mnelthat diri merek agai pore pengamat yang rnempunyal hak istimewo otos drang:crang yong dianggap dikendaliken oleh: sires strukturye pada pokscon- paksacn struktural, dia mengateksn bahia ‘sosiologi ~ragngkin fidok berhorgo, padd masa sili fike ia hanya bermaksidiieng: kspos kobel-kabal yang mengokifkanindi an-aturanhya'tidak. mereka. keiohui — singkatoya,, i erikon tugas kepado dirinya untuk mengembalikon ‘epodo kna tindakanstindakan mereka. : . ‘Bourdieu, dikutip di dalorh Robbins, 199 7) Bourdieu mendefinisikan salah satu-dori tujuan dasarnya sebogoi feos _tethodap ekses strukturalisme: “Maksud soja mengembal con para‘oktor = ~ kehidupan hyato’yang telah lenyap di tango Lavi-Sirousé'dan stidkturalis : lain:.koreno dianggop, sebagai epitenomena strukiye srktur!® (ikuto ‘dolar denkins;,1992:17-18)..Dengamkata lain, Souicdi bungkon:: sétidoknyg sebagion: doric seine turalisme LéviStrous, konsep-konsepnya mengenai habitus dan medan (Aldridge, 1998), dan iug hubungan dialektis mereka satusama lain (Swartz, 1997), Sementara habitus ada di pikiran para aktor, medan ada di luar pikiran mereka. Kita akan memeniksa kedua konsep tersebut dal o jam rincian tertentu daiam beberaP® halaman berikutnya Habitus, Kita mulai dengan kousep yang membuat Bourdieu sangat terke™!— 992 Dipindai dengan CamScanner habitus (Jenkins, 2005b),* Habitus adalah “struktur-struktur mental atau kog- nitif” melalui mana orang berurusan dengan dunia sosial, Orang dikarunia dengan serangkaian skema yang diinternalisasi melalui itu mereka mera~ __ Ide ini tidak diciptakan oleh Bourdieu, tetapi, lebih tepatuya, suatu idle filosofis tradisional yang diperbarui (Wacquant, 1989). Kata habitus diguna- kan baik sebagai kata benda jamak maupun tunggal- 903 Dipindai dengan CamScanner sAGUN I | Perkembengan-perkembangan ‘Terpadu Dewaea Ini dalam Teor Sosctogg cakan, mengerti, mengapresiasi, dan mengevaluasi dunia sosial, Meaty skema-skema demikianlah orang menghasilkan praktik-praktik mereka may, pun merasakan dan mengevaluasinya. Secara dialektis, habitus adalah “pro, duk internalisasi struktur-struktur” dunia sosial (Bourdieu, 1989: 18), Dalam faktanya, kita dapat memikirkan habitus sebagai “struktur-struktur sosial yang diinternalisasi, ‘diwujudkan"” (Bourdieu, 1984a: 468). Mereka adalah sesuatu seperti suatu “akal sehat” (Holton, 2000). Mereka mencerminkan pembagian objektif struktur kelas, seperti kelompok-kelompok, gender, dan kelas-kelas sosial. Suatu habitus diperoleh sebagai hasil dari pekerjaanjangka panjang dalam suatu posisi di dunia sosial. Dengan demikian habitus ber variasi tergantung pada hakikat posisi seseorang di dunia tersebut; tidak c yang sama. Ak: setlap orang us yang sama. Al sctiap orang = yang sama di dalam dunia sosial cenderung mempunyai habitus yang serupa. (Untuk bersikap adil kepada Bourdieu, kita harus melaporkan bahwa dia membuat pernyataan-pernyataan seperti bahwa karyanya dibimbing “oleh hasrat untuk memperkenalkan kembali praktik sang agen, kemampu- annya untuk melakukan penemuan dan improvisasi” [Bourdiew, 1990: 131) tetap!, para pemanghy Didalam pengertian itu, habitus juga dapat menjadi suatu fenomena kolektif. Habitus mengizinkan orang untuk memaknai dunia sosial, tetapi keberadaan banyak habitus berarti bahwa dunia sosial dan struktur-strukturnya tidak memaksakan dirinya secara seragam pada semua aktor. Habitus yang tersedia pada satu waktu tertentu telah diciptakan: selama rangkaian sejarah kolektif: “Habitus, produk sejarah, menghasilkan praktik- praktik individu dan kolektif, dan karenanya sejarah, sesuai dengan skem*- skema yang ditimbulkan oleh sejarah” (Bourdieu, 1977: 82). Habitus yan dinyatakan di dalam setiap individu tertentu diperoleh selama rangkaian fab individual dan merupakan suatu fungs titik tertentu di dalam sejarah sosial tempat ia terjadi, Habitus bersifat langgeng dan arahnya dapat dib= lik— yakni, dapat dipindahkan dari suatu medan ke medan lainny@ AK" tetapi, orang-orang dimungkinkan untuk mempunyai suatu habitus Ya"s tidak tepat, menderita karena apa yang disebut Bourdieu hysteresis:Conteh yang, baik adalah seseorang yang tercerabut dari kehidupan pertania® 4 bias yong ape skapitaliskontemporer dan bekera di Wel Lae 1m masyarakat prakapitalis tidak akan ™e™ 904 Dipindai dengan CamScanner Bab 14 | Pomaduan Mikro-Makto dan Agenal-Strultur kinkan orang itu mengatasi kehidupan di Wall Street dengan sangat baik. Habitus memproduksi dan diproduksi oleh dunia sosial, Di satu sisi, habitus adalah suatu “struktur yang menstrukturkan”; yakit, ia adalah struk- turyang menyusun dunia sosial. (9i sisi lain, ia adalah suatu “struktur yang distrukturkan”; yakni, ja adalah struktur yang disusun oleh dunia sosial. Dalam istilah-istilah lain, Bourdieu melukiskan habitus sebagai “dialektika internalisasi eksternalitas dan eksternalisasi internalitas” (1977:72). Dengan de- mikian, habitus mengizinkan Bourdieu terhindar dari keharusan untuk me- milih di antara subjektivisme dan objektivisme, “terhindar dari di bawah pengaruh filsafatsubjek tanpa menghilangkan sang agen... dan juga di bawah pengaruh filsafat struktur tanpa lupa untuk memperhitungkan efek-efek yang dimilikinya terhadap dan melalui sang agen” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 121-122). Praktiklah yang menengahi antara habitus dan dunia sosial. Di satu sisi, melalui praktiklah habitus diciptakan; di sisi lain, dunia sosial diciptakan sebagai hasil dari praktik. Bourdieu mengungkapkan fungsi mediasi praktik ketika dia mendefinisikan habitus sebagai “sistem disposisi yang distruktur- kan dan menstrukturkan yang dibentuk oleh praktik dan senantiasa dituju- kan kepada fungsi-fungsi...praktis” (dikutip di dalam Wacquant, 1989: 42; lihat juga Bourdieu, 1977:72).Sementara praktik cenderung membentuk habi- tus, sebaliknya, habitus membantu mempersatukan maupun membangkitkan praktik. Meskipun habitus adalah struktur yang diinternalisasi yang membatasi pemikiran dan pilihan tindakan, ia tidak menentukannya (Myles, 1999). Ku- rangnya determinisme adalah salah satu hal utama yang membedakan pendi- rian Bourdieu dari pendirian strukturalis arus utama. Habitus hany rankan” apa yang seharusnya dipikirkan dan seharusnya dipilih orang, untuk dilakukan, Orang-orang terlibat di dalam pertimbangan mendalam yang, sadar atas pilihan-pilihan, meskipun proses pembuatan keputusan tersebut mencerminkan pelaksanaan habitus. Habitus memberikan prinsip- prinsip yang digunakan orang untuk membuat pilihan-pilihan dan memilih Strategi-strategi yang akan mereka gunakan di dunia sosial. Seperti yang di- nyatakan Bourdieu dan Wacquant dengan cara yang jelas, “orang-orang ti- dak bodoh”. Akan tetapi, orang-orang juga tidak sepenuhnya rasional (Bour- ya “menya- 905 Dipindai dengan CamScanner sacun m | Peskembanaar-perkembanaan Terpadu Dewasa In! dalam Toor Senicag, dieu meremehkan teoripilihan rasional; mereka bertindak di dalam suey cara “yang masuk akal” —mereka mempunyai pengertian praktis. Ada suat, logika pada apa yang dilakukan orang; ituadalah “logika praktik” (Bourdieu, 1980/1990). Robbins menggarisbawahi poin bahwa logika praktis adalah “poi. tetik’ — yaitu bahwa logika praktis mampu menopang secara serempak mul- tiplisitas makna-makna yang membingungkan dan berkontradiksi secara logis (dari segi logika formal) atau hal itu karena konteks yang menolak pengoperasiannya praktis” (1991: 112). Pernyataan itu penting bukan hanya Karena ia menggarisbawahi perbedaan antara logika praktis dan rasionalitas (ogika formal), tetapi juga karena mengingatkan kita pada “relasionisme” Bourdieu. Hal belakangan penting di dalam konteks ini karena menuntun kita untuk mengakui bahwa habitus bukan suatu struktur tetap yang tidak berubah, tetapi lebih tepatnya ia disesuaikan para individu yang terus-me- nerus berubah dalam menghadapi situasi-situasi yang bertentangan tempat mereka menemukan diri, Habitus berfungsi “di bawah level kesadaran dan bahasa, di Iuar jang- kauan pemeriksaan introspektif yang teliti dan pengendalian aleh kehendek” (Bourdieu, 19842;466), Mes! ipun kita tidak sadar atas habitus dan pelaksa- . ; sores Li epaling seperti cara kita makan, berjalan, berbicara, dan bahkan membuang ingus. Habitus bekerja sebagai suatu struktur, tetapi orang tidak sekadar merespe: merespo: ram: ster nal yang bekerja pada mereka, oleh karena itu, di dalam pendekatan Bour- dieu kita menghindari ekstrem-ckstrem kebaruan yang tidak dapat diramal- kan dan determinisme total, Medan, Sekarang kita beralih ke “medan' (field) yang dipikirkan Bourdieu Sécara relasional ketimbang secara struktural, Medan adalah suatu jaringe" rele antar Pendirian-pendirian objektif yang ada di dalamnya (Bourdie" “tn i eeaennt 1999: 97). Hunbungan itu terpisah dari kesadaran dan ener subjebaifgc ne erek® buknn interaksi-interaksi atau ikatar-ikatan inte" ptrindividu, Pemangku posisi mungkin baik agen maupun baga-| Z aga-lembaga dan mereka dibatasi oleh struktur medan itu. Ada sei 906 Dipindai dengan CamScanner Bob 14 1 Pomaduan Mikro-Makro dan Agonst-Struktur medan semtiotonom di dalam dunia sosial (contohnya, pendidikan yang artistik [Bourdieu dan Darbel, 1969/1990; Fowler, 1997], religius, yang lebih tinggi), semuanya dengan logika spesifik mereka sendiri dan segala yang menghasilkan kepercayaan di kalangan para aktor tentang hal-hal yang, berada dalam keadaan bahaya di dalam suatu medan. Bourdicu melihat medan, menurut definisinya, sebagai suatu arena per- tempuran: “Medan juga adalah suatu medan perjuangan” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 101). Struktur medan itulah yang “menunjang dan menun- tun strategi-strategi yang digunakan para pemangku posisi tersebut, secara individual atau kelompok, untuk melindungi atau meningkatkan posisi me- reka, dan memaksakan prinsip hierarkisasi yang paling baik bagi produk- produk mereka sendiri” (Bourdieu, dikutip di dalam Wacquant, 1989: 40). Medan adalah suatu tipe pasar terbuka yang kompetitif tempat berbagai jenis modal (ekonomi, budaya, sosial, simbolik) dipergunakan dan disebar- kan. Akan tetapi, yang paling penting adalah medan kekuasaan (politik); hierarki hubungan kekuasaan di dalam medan politis membantu menstruk- turkan semua medan lainnya. Bourdieu menjelaskan proses tiga langkah untuk menganalisis suatu medan. Langkah pertama, yang mencerminkan keunggulan medan kekuasa- an, ialah melacak hubungan setiap medan spesifik ke medan politis. Langkah kedua ialah memetakan struktur objektif relasi-relasi antarposisi-posisi yang ada di dalam medan itu. Akhirnya, sang analis harus berusaha menentukan hakikat habitus para agen yang menduduki aneka tipe posisi di dalam medan itu, Posisi berbagai agen di dalam medan itu ditentukan oleh jumlah dan bobot relatif modal yang mereka miliki (Anheier, Gerhards, dan Romo, 1995). Bourdieu bahkan menggunakan penggambaran militer untuk melukiskan medan itu. Dia menyebutnya suatu area “penempatan meriam, kubu perta- hanan untuk dipertahankan dan direbut di dalam suatu medan perjuangan” (1984a: 244), Modallah yang memungkinkan orang untuk mengendalikan nasibnya sendiri dan nasib orang lain (mengenai aspek negatif modal, lihat Portes dan Landolt, 1996). Bourdieu biasanya mendiskusikan empat tipe Modal (untuk diskusi mengenai perumusan tipe-tipe modal yang agak ber- beda yang diterapkan kepada asal-usul negara, lihat Bourdieu, 1994). Tentu 907 Dipindai dengan CamScanner a | SAGHAN AL {- Porkernbangat-perkersbangan Terpadu Dowase Ini dalam Teor! Sesoioy, saja ide itu diambil dari lingkungan ekonomi (Guillory, 2000: 32), dan makn, modal ekonomik jelas. Modal budaya “terdiri dari keakraban dengan, dan kemy. dahan dalam, memanfaatkan bentuk-bentuk budaya yang dilembagakan [misal, melalui universitas] yang ada di puncak hierarki budaya masyara, kat” (DiMaggio, 2008: 167). Modal sosial tordiri dari relasi-relasi sosial yang bernilai di antara orang-orang. Modal simbolik berasal dari kehormatan dan gengsi seseorang. Para pemangku posisi di dalam medan menggunakan berhagai strategi Ide itu menunjukkan, sekali lagi, bahwa para aktornya Bourdicu setidaknya mempunyai kebebasan tertentu: “Habitus tidak menyangkal kemungkinan perhitungan strategik di pihak para agen” (Bourdieu, 1993: 5; pemiringandi- tambahkan), Akan tetapi, strategi-strategi tidak mengacu “kepada pengejaran bertujuan dan sudah direncanakan sebelumnya untuk mencapal tujuan- tujuan yang sudah diperhitungkan...tetapi mengacu kepada penggunaan aktif ‘garis-garis tindakan’ yang diorientasikan secara objektif yang mema- tuhi keteraturan dan membentuk pola-pola yang koheren dan dapat dipahami secara sosial, kendati mereka tidak mengikuli aturan-aturan sadar atau ditu- jukan pada tujuan-tujuan yang sudah direnungkan sebelumnya yang diusul- i" (Waegn kan oleh seorang al : atrat gilah “para pemangku posisi tersebut berusaha, sccara individual atau kolek- tif, melindungi atau memperbaiki posisi mereka dan memaksakan prinsip si yang paling menguntungkan ba Strategi-strategi para agen tergantung pada posisi-posisi mereka di dalam . Medan itu” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 101), Bourdieu melihat negara sebagai tempat perjuangan untuk memperoleh monopoll yang disebut kekerasan simbolik. Itu adalah bentuk kekerasan Yars “lembut” — “kekerasan yang dilaksanakan pada seorang agen sosial arena Keterlibatannya” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 167), Kekerasan simbolik dipraktikkan secara tidak langsung, sebagian besar melalui mekanisme™™ vanisme budaya, dan berlainan dengan bentuk-hentuk jpengenctalian ssi yang lebih langsung yang sering menjadi (okus perhatian para s0siol08 Sistem pendidikan adalah Jembaga utama untuk mempraktikkan kekers" simbolik kepada rakyat (Bourdieu dan Passeron, Ae 1990; untuk pene” ‘pan ide kekerasan simbolik kepada status wanita, lat Krais, 1999) 908 Dipindai dengan CamScanner fab 14 1 Pomaduan Mikto-Makro dan Agensi-Struktur past, makna, sistem simbolik orang yang sedang berkuasa dipaksakan ke- pada anggota populasi lainnya, Hal itu membantu menunjang posisi orang- orang YaNB sedang berkuasa dengan, antara lain, mengaburkan dari para anggota Masyarakat lainnya apa yang secang mereka lakukan dan mem- buat "pihak yang didominasi menerima kondisi mereka yang terdominasi sebagai hal yang: sah” (Swartz, 1997: 89). Secara lebih umum, Bourdieu (1996) melihat sistem pendidikan tersirat secara mendalam di dalam reproduksi kekuasaan dan relasi-relasi sosial yang sedang berlangsung. Aspek politik karya Bourdieu terlihat paling jelas di dalam ide-idenya mengenai keke- rasan simbolik. Yakni, Bourdieu tertarik pada emansipasi rakyat dari keke- asanitu dan, secara lebih umum, dari dominasi kelas dan politis (Postone, LiPuma, dan Calhoun, 1993: 6). Namun, Bourdieu bukan seorang utopian yang naif; pelukisan pendiriannya yang lebih baik mungkin “utopianisme bernalar” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 197), Dalam menggarisbawahi pentingnya habitus maupun medan, Bourdieu menolak perpecahan di antara para individualis metodologis dan holis meto- dologis dan mengadopsi suatu pendirian yang telah disebut “relasionisme metodologis” (Ritzer dan Gindoff, 1992). Yakni, Bourdieu sangat memerhati- kan hubungan di antara habitus dan medan. Dia melihat hal tersebut berjalan dengan dua cara. Di satu sisi, medan mengondisikan habitus; di sisi lain, habitus membentuk medan sebagai sesuatu yang bermakna, yang mempunyai pengertian dan nilai, yakni bernilai untuk investasi energi- Menerapkan Habitus dan Medan Bourdieu tidak hanya berusaha mengembangkan suatu sistem teoretis ab- strak; dia juga menghubungkannya dengan serangkaian perhatian empiris Schingga dapat menghindari perangkap intelektualisme murni, Kami akan menggambarkan penerapan pendekatan teoretisnya didalam studi empiris- nya Distinction (1984a), yang memeriksa piliharpilihan estetik kelompoke kelompok yang berbeda di seluruh masyarakat (wntuk penerapan lain lihat Homo Academicus [Bourdieu, 1984b}). Distinction, Di dalam karya ini, Bourdieu berusaha, antars ila oe 8akan bahwa kebudayaan dapat menjadi suatu objek studi ilmiah yang sah- 909 Dipindai dengan CamScanner bangan Terpadu Dewasa Ini dalam; bangan-perker! Ori Sosioig BaciAN tn | Perkertl a mia berusaha memadukan kembali kebudayaan di dalam pengertign ia berusa dayaan tinggi” (contohinya, pilihan-pilihan untuk musik klasik) dengan pe. ngertian antropologis mengenai kebudayaan, yang melihat semua bentukn a, baik yang tinggi maupun yang rendah. Secara lebih spesifik, di dalam karya ini Bourdieu menghubungkan selera untuk objek-objek yang murni dengan selera untuk aroma makanan yang paling dasar. Karena hal-hal yang tetap struktural, khususnya medan dan habitus, pilihan budaya berbagai kelompok di dalam masyarakat (khususnya kela. kelas dan pecahan-pecahan kelas) membentuk sistem yang koheren, Bour- dieu sangat memerhatikan variasi-variasi di dalam “selera” estetis, disposisi yang dipelajari untuk membedakan di antara berbagai objek budaya kese- “Kebu. mereka secara berbeda. Sele: tik dan menghargai nangal juga prakiik yang membantu, antara lain, memberi kepada seorang individu, dan juga orang lain, pengertian akan tempatnya di dalam tatanan sosial. Selera mem- bantu menggabungkan orang-orang yang mempunyai pilihan yang serupe dan membedakan mereka dari orang-orang yang mempunyai selera yang berbeda. Yakni, melalui penerapan dan implikasi-implikas! prakt orang mengklasifikasi objek-objek sehingga di dalam proses itu, mengkla- sifikasi dirinya sendiri. Kita dapat mengategorikan orang-orang melaluisele- ra yang mereka nyatakan, contohnya, melalui pilihan-pilihan mereka untuk Upe-tipe musik atau film yang berbeda, Hal-hal praktis itu, seperti semuahal ‘ain, perlu dilihat dalam konteks semua hubungan bersama, vakni.didalam fotalitas. Oleh karena itu, selera yang tampaknya tersckat-sckat untuk seni atau film terkait dengan pilihan-pilihan dalam makanan, olahraga, g4Y® rambut. a, dai ners saling berhubungan terlibat ai dalam studi-studi Bou sce ae Pk _ hubungan-hubungan kelas (khususnya di se ei ea elas dominan) dan hubungan-hubungan budaya (unt smedan lance i pembedaan ini, lihat Erickson, 1996). Dia melihat medan peut sebagal serangkaian posisi di sinilah berbagai “Permaina dilaksanakan, Tin ° . Tindakan-ti ; a atau kolektif) a tindakan yang diambil oleh para agen (individe Medan, hakikat } Menduduki posisi-posisi spesifik diatur oleh struktut Akan tetapi perce Poss! dan minateminat diasosiasikan dengan mer | Permaina be} ‘ a "Jugalah yang melibatkan pemosisian diri dan Pe"S Dipindai dengan CamScanner Bab 14 | Permaduan Mikro-Makro dan Agonol-Struktur gunaan sederetan luas strategi untuk mengizinkan orang untuk mengungguli permainan. Selera adalah suatu kesempatan baik untuk mengalami maupun untuk menegaskan posisi seseorang di dalam medan itu, Tetapi medan kelas sosial mempunyai efek yang mendalam pada kemampuan seseorang untuk memainkan permainan itu; Orang-orang yang ada di dalam kelas yang lebih tinggi mampu dengan jauh lebih baik untuk membuat selera mereka diferima dan menentang selera orang-orang yang berada di kelas yang lebih rendah, Oleh Karena itu, dunia karya kebudayaan berhubungan dengan dunia hierar- kis kelas sosial dan ia sendiri bersifat hierarkis dan menghierarkikan. Tidak perlu dikatakan, Bourdieu juga menghubungkan sclera dengan konsep utama lainnya, habitus, Selera dibentuk jauh lebih banyak oleh dis- Posisi yang berakar dalam dan bertahan lama daripada oleh pendapat-pen- dapat dan verbalisasi yang dangkal. Pilihan-pilihan orang untuk aspek- aspek biasa kebudayaan seperti pakaian, perabotan, dan memasak pun di- bentuk oleh habitus. Dan cisposisi-disposisi itulah “yang menempa kesatuan tidak sadar suatu kelas” (Bourdieu, 1984a: 77). Bourdieu kemudian meng- ajukan hal itu dengan lebih bersemangat: “Selera adalah pencari jodoh... melaluinya habitus mengukuhkan pertaliannya dengan habitus-habitus lain” (1984a: 243). Tentu saja secara dialektis, struktur kelaslah yang mem- bentuk habitus. Meskipun medan maupun habitus penting bagi Bourdieu, namun arti dan signifikansinya yang paling tinggi adalah hubungan dialektis mereka; medan dan habitus saling mendefinisikan satu sama lain: Disposisi-disposisi yang mengonstitusi habitus diolah, dibentuk, ber- fungsi dan sah hanya di dalam suatu medan, di dalam hubungan dengan suatu medan... yang ia sendiri merupakan suatu ‘medan kekuatan-ke- kuatan yang mungkin’, suatu situasi ‘dinamik’ ketika kekuatan-keku- atan dinyatakan hanya di dalam hubungan mereka dengan disposisi tertentu, Itulah sebabnya praktik-praktik yang sama dapat menerima makna-makna dan nilai-nilai yang berlawanan, di dalam medan-medan yang berbeda, di dalam konfigurasi-konfigurasi yang berbeda, atau di dalam sektor-sektor yang berlawanan dari medan yang sama, (Bourdieu, 1984a: 94; pemiringan ditambahkan) a Dipindai dengan CamScanner anciamm | Pezkembengen’P bangan Terpadu Dewasa Ini dalam Trori Sosioo is ‘atau, seperti diajukan Bourdieu, di dalam istilah-istilah yang lebih umum: “Agy suatu korelasi yang, kuat di antara posisi-posisi sosial dan disposisi-disposi,; para agen yang mendudukinya” (1984a: 110). Secara khusus, praktik-praktik budaya dibangun dari hubungan di antara habitus dan medan itu. Bourdieu melihat kebudayaan sebagai suatu jenis ekonomi atau pasar terbuka. Di dalam pasar itu orang memanfaatkan modal budaya daripada wrrodal ekonomi. Modal itu sebagian besar adalah hasil dari asal-usul kes aria geseorang dan pengelaman pendiikannya, Di dalam pasaritu orang. orang kurang lebih menambah modal dan juga membelanjakannya untuk memperbaiki posisi mereka atau kehilangannye, hal itu membuat posisi mereka didalam ekonomi memburuk. Orang-orang mengejar pembedaan di dalam sederetan medan-medan budaya — minuman yang mereka minum (Perrier atau Cola), mobil yang mereka kendarai (Mercedes Benz atau Ford Escort), koran yang mereka baca (The New York Times atau USA Today). Tempat yang sering mereka kunjungi (French Riviera atau Disney World). Hubungan-hubungan pembedaan terse- but dituliskan secara aktif di dalam produk-produk itu dan diaktifkan kem- bali setiap waktu yang tepat. Di dalam pandangan Bourdieu, “medan total dari medan-medan itu memberikan kemungkinan yang berlimpah yang ham aan” (1984a: 227}, Sum pir tidak ade habisnya untuk p> bangan barang-barang budaya tertentu (contohnya, sebuah Mercedes Benz) memberikan “kcuntungan” sementara sumbangan dari sebuah Escort tidak "kerugian”. imemberikan keuntungan atau bahkan sebuah Bourdieu (1998a: 9) bekerja dengan hati-hati ‘untuk menjelaskan’ bahwa Veblen (1899/ dia tidak hanya berarguinen mengikuti teori terkenal Thorstein 1994) mengenai konsumsi yang mencolok, bahwa “kekuatan penggeraks* mua perilaku manusia {alah pencarian untuk pembedaan.” Lebih tepaty®: dia berpendapat bahwa poin utamanya “ialah bahwa agar aca dalam suatu ruang sosial, menempati suatu ttik atau wntuk menjadi seoren ae vidu di dalam suatu ruang,sosial, adalah dengan membedakan meniadl berboda..tertulte di dalam ruang tersebut, dia...diberkabideng™” oe kategori persepsi, dengan skema pengklasifikasi, dengan seler@ tertentiyars memungkinkan dia membuat perbedaan, melihat, membedakan” (Bourei 1998a: 9). Dengan demikian, misalnya, orang yang memilit uantuk eri n2 _ | Dipindai dengan CamScanner Bob 14 | Pomaduan Mikro-Makro dan Agenst-Strultur sebuah piano besar berbeda dari orang yang memilih sebuah akordion, Bahwa pilihan yang satu (piano) berharga untuk pembedaan sementara lainnya {akordion) dianggap vulgar, merupakan hasil dominasi satu dan kekerasan simbolik yang dipraktikkan terhadap orang yang menganut sudut pandang lain. sudut pandang Ada suatu dialektika di antara hakikat produk-produk budaya dan sele- raselera. Perubahan-perubahan di dalam barang-barang budaya mendorong, perubahan-perubahan di bidang selera, tetapi perubahan-perubahan di da- lam selera mungkin juga menghasilkan perubahan-perubahan di dalam pro- duk-produk budaya. Struktur medan bukan hanya mengondisikan keingin- an-keinginan para konsumen barang-barang budaya, tetapi juga menyusun apa yang diciptakan produsen untuk memuaskan tuntutan-tuntutan itu. Perubahan-perubahan di bidang selera (dan Bourdieu melihat semua medan secara temporal) dihasilkan dari perjuangan antara kekuatan-kekuatan yang bertentangan baik di dalam arena budaya maupun kelas (yang dominan versus fraksi-fraksi yang didominasi di dalam kelas yang dominan). Akan tetapi, jantung budaya terletak di dalam sistem kelas, dan perjuangan kul- tural di antara, misalnya para seniman dan intelektual adalah suatu cerminan perjuangan yang tidak berkesudahan di antara pecahan-pecahan kelas do- minan yang berbeda untuk mendefinisikan kebudayaan, sebenarnya seluruh dunia sosial. Perlawanan-perlawanan di dalam struktur kelaslah yang me- ngondisikan berlawanan-perlawanan di bidang selera dan di dalam habitus. Meskipun Bourdieu menganggap kelas sosial itu sangat penting, dia menolak mereduksinya menjadi sekadar masalah-masalah ekonomi atau hubungan- hubungan produksi tetapi melihat kelas juga didefinisikan oleh habitus. Bourdieu menawarkan suatu teori yang khas mengenai hubungan di antara agensi dan struktur di dalam konteks perhatian kepada hubungan dialektis di antara habitus dan medan, Teor’ itu juga menonjol karena fokus- nya pada praktik (di dalam kasus sebelumnya, praktik-praktik estetiba) dan penolakannya untuk terlibat di dalam intelektualisme yang, kering. Di dalern Pengertian itu teori Bourdieu menggambarkan gerak kembali ke perhatian Marxian pada hubungan di antara teori dan praktik. Pemikiran Penutup. Bourdieu adalah seorang pemikir (lainnya adalah Gar- n3 Dipindai dengan CamScanner DAGUN HH | Porkembengan-perkusnbuuwyat Terpadu Dowasa Ini dalam Teor Sosictog, finkel) yang dianggap seorang teoretisi tetapi menolak sebutan itu. Dia me. ngatakan bahwa dia tidak “memproduksi suatu wacana umum mengenaj dunia sosial” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 159). Bourdieu menolak teori murni yang kekurangan landasan empiris, tetapi dia juga meremehkan um. pitisisme murni yang dilaksanakan di dalam suatu kekosongan teorets, Lebih tepatnya, dia melihat dirinya sendiri sibuk dalam riset yang merupa. kan “riset empiris dan teoretis yang tidak terpisahkan... riset tanpa teori adalah buta, dan teori tanpa risct adalah kosong” (Bourdieu dan Wacquant, 1992: 160, 162). Secara keseluruhan, kita menemukan diri kita setuju dengan Jenkins ketika dia berargumen bahwa “Proyek intelektual Bourdieu sudah berlang. sung lama, agak koheren dan kumulatif. Proyek itu tidak kurang dari suatu usaha mengkonstruksi suatu teori mengenai praktik sosial dan masyarakat” (1992: 67). Calhoun melihat Bourdieu sebagai seorang teoretis kritis, yang di dalam konteks ini didefinisikan secara lebih luas daripada para teoretisi yang berasosiasi hanya dengan aliran Frankfrut. Calhoun mendefinisikan teori kritis sebagai “proyek teori sosial yang melaksanakan secara serempak kritik atas kategori-kategori yang sudah diterima, kritik atas praktik teoretis, dan analisis substantif yang kritis atas kehidupan sosial dari segi kemung- 3). Meskipun Bourdieu memberikan suatu teori, teorinya tidak mempunyai keabsahan universal. Contohnya, dia mengatakan bahwa “tidak ada hukun hukum transhistoris mengenai hubungan-hubungan di antara medan- medan” (Bourdieu dan Wacquant, 1992:109). Hakikat relasi-relasi aktual di antara medan-medan selalu merupakan pertanyaan empiris. Demikian pula. hakikat habitus berubah seiring kond: ondisi historis yang berubah: “Habitus... adalah suatu transendentalia tetapi suatu transendentalia historis yang berhubungan dengan struktur dan sejarah suatu bidang” (Bourdiew dan Wacquant, 1992; 189), kinannya, bukan hanya yang akiual suja” (1 Kolonisasi Dunia-Kehidupan Kita mendiskusikan ide-ide nai teori Neo-Marxian, yang akan kita lihat, per Habermas yang lebih awal di dalam Bab 8, mens™ di dalam bagian yang berjudul “Teri Kritis”-SePet Tspektif Habermas masih dapat dipikirkan, setidabY* 14 Dipindai dengan CamScanner ~~

Anda mungkin juga menyukai