Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS

Definisi
Q: Apa itu kencing manis?

A:

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
(hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting,
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh
para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade
terakhir.

Kriteria diagnosis
Q: Bagaimana caranya kita bisa tahu kalau kita terkena diabetes?

A:

Diabetes Melitus (DM) menurut pedoman American Diabetes Association (ADA) 2011 dan konsensus
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2011:

1. Glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta;

2. Glukosa 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl;

3. Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM seperti banyak kencing (poliuria),
banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya.

Kriteria diagnosis DM (konsensus PERKENI 2015) :

1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8
jam, atau

2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan
beban glukosa 75 gram, atau
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya), atau

4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

Klasifikasi
Q: Apakah kencing manis memiliki kelompok atau klasifikasi lagi?
A:
a. Diabetes mellitus tipe 1
Terjadi destruksi sel β pankreas, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute akibat proses
imunologik maupun idiopatik.
b. Diabetes mellitus tipe 2 Penyebab spesifik dari tipe diabetes ini masih belum diketahui, terjadi
gangguan kerja insulin dan sekresi insulin, bisa predominan gangguan sekresi insulin ataupun
predominan resistensi insulin.
c. Diabetes mellitus tipe lain Diabetes mellitus tipe lainnya disebabkan oleh berbagai macam
penyebab lainnya seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik pada kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.
d. Diabetes mellitus gestational Diabetes mellitus gestational yaitu diabetes yang terjadi pada
kehamilan, diduga disebabkan oleh karena resistensi insulin akibat hormon-hormon seperti
prolaktin, progesteron, estradiol, dan hormon plasenta.

Gejala
Q: Bagaimana gejala kencing manis?

A:

Gejala Diabetes Melitus Gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus diantaranya:

a. Poliuri (banyak kencing)


Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-
180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi
kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya
penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.
b. Polidipsi (banyak minum)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang
berlebihan sehingga banyak minum.
c. Polifagi (banyak makan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah
sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan.
d. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti
lemak.

Faktor risiko
Q: Apasaja faktor risiko kencing manis?
A:
a. Usia Terjadinya DM tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah sel β yang produktif berkurang
seiring pertambahan usia).

b. Berat Badan Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20% meningkatkan dua kali risiko
terkena DM. Prevalensi Obesitas dan diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral Obesitas
menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit DM. Obesitas dapat membuat sel tidak
sensitif terhadap insulin (retensi insulin). Semakin banyak jaringan lemak dalam tubuh semakin resisten
terhadap kerja insulin, terutama bila lemak 16 tubuh terkumpul di daerah sentral atau perut.

c. Riwayat Keluarga Orang tua atau saudara kandung mengidap DM. Sekitar 40% diaebetes terlahir dari
keluarga yang juga mengidap DM, dan + 60%- 90% kembar identic merupakan penyandang DM.
d. Gaya Hidup Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditujukkan dalam aktivitas sehari-hari.
Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan
faktor pemicu terjadinya diabetes melitus tipe 2.

Penderita DM diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan
tentang bagaimanan pola makan yang baik dimana mereka mengkonsumsi makanan yang mempunyai
karbohidrat dan sumber glukosa secara berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik sehingga
perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-harinya.

e. Riwayat Diabetes pada kehamilan (Gestational) Seorang ibu yang hamil akan menambah konsumsi
makanannya, sehingga berat badannya mengalami peningkatan 7-10 kg, saat makanan ibu ditambah
konsumsinya tetapi produksi insulin kurang mencukupi maka akan terjadi DM. Memiliki riwayat diabetes
gestational pada ibu yang sedang hamil dapat meningkatkan resiko DM, diabetes selama kehamilan atau
melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan resiko DM tipe II

Terapi
Q: Apa yang harus dilakukan ketika kita sudah terkena kencing manis?

A:

Pengobatan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan gejala dan tanda Diabetes Mellitus,
tercapainya pengendalian kadar glukosa dalam darah dan mencegah terjadinya progresivitas penyulit
seperti mikroangiopati dan neuropati. Pada DM tipe 1 dan DM gestasional, pengobatan menggunakan
insulin sedangkan pada DM tipe 2, pengobatan menggunakan obat hiperglikemik oral (OHO). Sedangkan
pengobatan farmakologi, pada penderita DM harus diiringi dengan pengobatan non farmakologi, yaitu
pengaturan pola makan dan olahraga yang teratur.

Penggolongan obat hiperglikemik oral :

1. Sulfonilurea Golongan ini bekerja dengan merangsang produksi insulin. Yang termasuk dalam golongan
ini adalah glibenklamid, glikazid, gliplizid, dan glimepirid.

2. Biguanid Golongan ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah metformin.

3. Thiazolidindion Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin di otot, hepar,
dan jaringan lemak secara tidak langsung dengan mengaktivitasi PPAR-γ. PPAR-γ merupakan faktor
penting dalam transkripsi inti pada diferensi sel lemak dan metabolisme asam lemak. Contoh golongan ini
adalah pioglitazon dan rosiglitazon.

4. α-Glukosidase Inhibitors Golongan ini bekerja dengan cara mencegah pemecahan sukrosa dan
karbohidrat oleh enzim α glukosidase di usus halus sehingga waktu absorpsi karbohidrat lebih lama.
Contoh golongan ini adalah akarbose.

Pengendalian
Q: Bagaimana cara mencegah agar kita terhindar dari kencing manis?
A:
Untuk mengendalikan diabetes Kementerian Kesehatan sendiri telah membentuk 13.500 Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) untuk memudahkan akses warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes. Selain itu
Menteri Kesehatan menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK, yaitu dengan melakukan:

1. Cek kesehatan secara teratur untuk megendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko
mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur.
2. Enyahkan asap rokok dan jangan merokok. Kurangi makanan dan minuman s manis
3. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga, berjalan kaki,
membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik, benar, teratur dan terukur.
4. Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah
sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga maksimal 4
sendok makan atau 50 gram per hari, hindari makanan/minuman yang manis atau yang
berkarbonasi.
5. Istirahat yang cukup.
6. Kelola stress dengan baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai