Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erix Dwui Yanto

NIM : 201710110311311

MAPS Kelas B

Resume Webinar Arbitrasi peluang dan tantangan di era refolusi industri 4.0

Sebagaimana dalam metode penyeleaian sengketa terdapat 2 model yakni


litigasi dan non litigasi, litigasi diselesaiakan melalui jalur pengadilan dan non
litigasi diselesaikan diluar pengadilan. Sebagaimana dalam uu no 30 tahun 1999,
bahw penyelesaian sengketa non litigasi dibagi menjadi 2 yakni arbitrasi dan
APS/ADR. Serta lahirnya arbitrase ini salah satu alasan untuk menanggulangi
beberapa kelemahan kelemahan dari pengadilan khususnya dalam penyelesaian
masalah masalah dalam dunia bisnis.

Sebagaimana pengertian arbitrase merupakan cara menyelesaikan suatu


sengketa perdata diluar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrasi yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Serta hal ini
berimplikasi terhadap kompetensi absolut dari arbitrase tersebut. Melihatruang
lingkup dari arbitrase itu sendiri, yang dapat diselesaikan sengketanya hanya
dalam bidang perdagangan (industri, koperasi, asuransi, lembaga keuangan dll),
dan mengenai hak dan hukumnya dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa.

Kelebihan dalam arbitrasipun dirasa sangat menguntungkan kedua belah


pihak yang bersengketa dibandingkan diselesaikan dalam pengadilan, yakni, 1.
Kerahasiaan, 2. Fleksibilitas, 3. Hak penunjukan arbiter berada ditangan pihak, 4.
Arbiter kualifikasi keahlianya lintas disiplin, 5. Pilihan hukum, forum dan
prosedur penyelesaiaan ditangan para pihak dan dituangkan dalam perjanjian
arbitrasi, 6. Putusan arbitrasi bersifat final dan mengikat, 7. Penyelesaian relatif
cepat, kooperatif dan tidak konfrontatif.

Proses arbitrasi tunduk pada rules dan prosedur yang dipilih para pihak,
yang mana terdiri dari pra persidangan, masa persidangan, dan pasca persidangan.
Pra persidangan meliputi menentukan forum, menentukan rules dan prosedur,
memilih arbiter dan melunasi berbagai biaya terkait. Kompetensi absolut arbitrase
bahwa apabila para pihak sudah menempuh arbitrase maka pengadilan tidak
berwenang untuk mengadili. Biaya arbitrase berdasarkan persentase dari perkara
dan harus dibayar lunas apabila mau diperiksa. Dalam masa persidangan terdapat
ketidakhadiran/kehadiran para pihak, pendatangan saksi dan ahli serta bukti bukti
dalam persidangan arbitrase. Pasca perdidangan terdapat koreksi putusan (namun
bukan subtansnya namun hanya spirit spiritnya), kemudian pelaksaan putusanya
biasanya dilakukan serta merta oleh para pihak serta menghendaki para pihak.

Dalam arbitrasi terdapat hybrit arbitrasi yang artinya arbitrasi


diselenggarakan juga menggunakan satu atau lebih bentuk APS/ADR untuk
menempuh putusan yang memuaskan oleh para pihak.

Terdapat peluang arbirase pada era industri 4.0 yakni, tren peningkatan
jumlah perkara yang diselesaiakan melalui arbitrase, serta terdapat tantangan
yakni, pengguunaan IT yang menyebabkan meningkatnya jumlah perkara dalam
arbitrasi khusunya dalam wilayah hukum yang berbeda, para pihak dan arbiter
dituntut penguasaan IT yang mumpunikarena dimungkinkan penggunaan IT
dalam persidangan.

Anda mungkin juga menyukai