Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
Petani hanya sebagai kuli dalam produksi pangan itulah, selama ini petani dan
sektor pertanian telah menjadi korban utama dari kebijakan elit Repubik
Indonesia yang berkolaborasi dengan rezim neoliberalisme (SPI).
Mahalnya harga benih termasuk bagian dari Problematika Pangan Indonesia (ika,
2022)
Kalau bicara ketahanan pangan nasional, maka desa adalah penyedia utama
sumber pokok pangan nasional (Kemendesa, 2022)
Status gizi dan kesehatan mempunyai kaitan dengan tindakan memilih pangan
(IPB)
Pasca Orde Baru, terdapat perubahan yang cukup signifikan dalam pola
kehidupan sosial masyarakat pedesaan, khususnya di Pulau Jawa. Perubahan ini
dapat dilihat dari segi pekerjaan, gaya hidup, hingga struktur demografi.
Pertanian tidak lagi menjadi mata pencarian utama masyarakat pedesaan.
Banyak dari mereka yang beralih ke bidang jasa, perdagangan, atau industri. Usia
para petani menjadi semakin tua, sementara generasi yang lebih muda tidak
tertarik untuk bekerja sebagai petani karena dianggap sebagai pekerjaan dengan
status sosial yang rendah. Karena itu banyak angkatan kerja potensial yang
memilih untuk bermigrasi keluar untuk bekerja. Sementara itu, warga perkotaan
yang sudah dalam usia pensiun justru bermigrasi ke desa. Pergeseran ini
kemudian memunculkan kesenjangan sosial di pedesaan, antara penduduk asli
dan para pendatang (UGM, 2015).