Dr. Sally Aman, SP - PD, KKV-Internist Burnout in COVID-19 Outbreak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

CURRICULUM VITAE

Dr dr SALLY AMAN NASUTION, SpPD-KKV, FINASIM, FACP


o Born in Medan, August 8th 1967
o Internist – Cardiologist
o Faculty Member Division of Cardiology, Department of
Internal Medicine at Faculty of Medicine University of
Indonesia, Jakarta
o Head of Intensive Coronary Care Unit (ICCU), Cipto
Mangunkusumo National General Hospital Jakarta
o President of Indonesian Society of Internal Medicine
Internist Burnout in
COVID-19 Outbreak

Dr. dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP


Division of Cardiology Department of Internal Medicine
Faculty of Medicine Universitas Indonesia
Cipto Mangunkusumo National General Hospital
Jakarta
Burnout Syndrome (BOS)
• Dapat dikenal sebagai occupational burnout atau job
burnout merupakan sindrom sebagai akibat dari stres
kronis di tempat kerja yang tidak dapat dikelola.
Ditandai dengan tiga dimensi:
a) Kelelahan (Exhaustion)
b) Depersonalisasi (Depersonalization) 
pengembangan perasaan negatif, sinis atau
interaksi terhadap sejawat atau pasien yang tidak
baik.
c) Penurunan pencapaian (Reduced personal
accomplishment)  perasaan tidak puas terhadap
pekerjaan
https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-
diseases#:~:text=“Burn-out%20is%20a%20syndrome,related%20to%20one%27s%20job%3B%20and
American Thoracic Society. "What is burnout syndrome (BOS)." ATS Public Health. Information Series 194.1 (2016): 1-2.
Burnout syndrome dapat diukur dengan
menggunakan

Maslach Burnout Inventory (MBI-HS)

Terbagi dengan 3 dimensi penilaian yaitu emotional


exhaustion, depersonalization, personal
achievement

BOS  dapat mengakibatkan PTSD, penyalahgunaan alkohol, ide bunuh diri

American Thoracic Society. "What is burnout syndrome (BOS)." ATS Public Health. Information Series 194.1 (2016): 1-2.
Faktor Risiko

American Thoracic Society. "What is burnout syndrome (BOS)." ATS Public Health. Information Series 194.1 (2016): 1-2.
COVID-19 Stresor
• COVID-19 menimbulkan beberapa stresor seperti:
1. Risiko infeksi
2. Isolasi sosial
3. Beban kerja
4. Konsekuensi ekonomi

• Survey dari Society of Critical Care Medicine


menunjukkan sekitar 9.500 tenaga medis pelayanan
pasien kritis mengalami peningkatan skor stres dari 3
menjadi 8.
• Keluarga dan sosial dapat menjadi pilar utama untuk
mencegah burnout; namun tenaga kesehatan
raguuntuk bertemu keluarga dikarenakan risiko
penyebaran infeksi.

Bradley, Meredith, and Praveen Chahar. "Burnout of healthcare providers during COVID-19." Cleveland Clinic Journal of Medicine (2020).
Burnout syndrome dan COVID-19

Kannampallil, Thomas G., et al. "Exposure to COVID-19 patients increases physician trainee stress and burnout." PloS one 15.8 (2020): e0237301.
Burnout syndrome dan COVID-19

Morgantini, Luca A., et al. "Factors Contributing to Healthcare Professional Burnout During the COVID-19 Pandemic: A Rapid Turnaround Global Survey." medRxiv (2020).
LAPORAN SURVEI COVID-19 PB PAPDI
Mengenai Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Internis di Indonesia
(Data sampai Juli 2020)

• Jumlah responden, n = 3115 (67,9%). Pria 38,78% dan


Wanita 61,22%. Usia rerata 47 tahun

Pengurangan Jam Kerja Penurunan Jumlah Pasien

209 85 158 124


(6,71%) (2,73%) Tidak ada (5,07%) (3,98%) Tidak ada
323
(10,37%)
Berkurang < Menurun <25%
1133 25%
940 (36,37%) 1032
Berkurang 25- (33,13%) menurun 25-
(30,18%)
50% 50%
Berkurang 51- 1478 menurun 51-
748 75% (47,45%) 75%
(24,01%)
Berkurang 76- menurun 76-
100% 100%
Perubahan Jadwal Perubahan Take Home Pay
199 (6,39%)
720 (23,11%) 29 (0,93%)
Tidak ada
Tidak ada

Peningkatan
Peningkatan jadwal
penghasilan
konsul/jaga malam
317 (10,18%) Penurunan
Penurunan jadwal
2078 penghasilan
konsul/jaga malam 2887
(66,71%)
(92,68%)

Perbedaan tata cara anamnesis dan


pemeriksaan pasien Peningkatan Beban Kerja Penggunaan Telemedicine

Ya tidak Ya Tidak
466
(14,96%) Ya Tidak

1173
1046
(37,66%)
(33,58%)

1942
2649 (62,34%) 2069
(85,04%) (66,42%)
18. Internis yang menangani pasien COVID-19

1016 (32,62%)
Ya
Tidak

2099 (67,38%)

• Terdapat 2099 responden (67,38%) yang pernah menangani pasien COVID-19.

Jumlah pasien Covid-19 yang ditangani (n=2099) Peran Internis Dalam Menangani Pasien Covid-19 (n=2099)

106 (5,05%) 84 (4,00%)


<25% dari jumlah
pasien yang Lainnya 7.86%
ditangani
380
(18,10%) 25-50% dari jumlah Dikonsultasi dari
pasien yang 61.51%
sejawat
ditangani
1529 73.23%
(72,84%) 51-75% dari jumlah
Sebagai DPJP
pasien yang
ditangani
Stressor Burnout Yang Terlihat Pada Internis di
Indonesia
• Beban kerja dokter internis meningkat terlihat dengan peran
internis sebagai DPJP pasien COVID-19
• Beban yang meningkat tidak diikuti dengan pengurangan kerja
yang disesuaikan
• Perubahan take home pay yang menurun
• Angka kematian dokter yang tinggi di Indonesia terutama
internis
STRATEGI PAPDI UNTUK
MEMPERSIAPKAN ANGGOTA
MENGHADAPI PANDEMIK COVID-19

• Mengingatkan dan menghimbau para anggota


bahwa PAPDI termasuk dalam tim kolaboratif pada
penanganan kasus COVID-19 ini
• Berdasarkan Surat Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan PIE COVID-19 (No : YR.
03/03/III/0981/2020):
• Tim Dokter Penanggung Jawab Pelayanan, terdiri dari
:
• Dr SpP,
• Dr SpPD-KP,
• Dr SpPD-KPTI,
• Dr SpPD dan/atau
• Dr SpA (pada kasus bayi dan anak)
Dampak Aspek Psikologis
Merasa kurang bersemangat, tidak Merasa kurang nafsu makan, kurang Merasa lebih sulit untuk
berenergi atau mudah merasa sedih konsentasi atau tidak percaya diri mengendalikan emosi
23 177
(0,74%) (5,68%) 78
8 (0,26%) 96
(2,50%) 8 (0,26%) (3,08%)
Selalu 510
1135 Selalu Selalu
1078 sering (16,37%) 560
(36,44%) sering
(34,61%) (17,98%) sering
kadang-kadang
1927 592; kadang-kadang 1748
jarang 703 kadang-kadang
(61,86%) (19,00%) jarang (56,12%)
702 tidak pernah (22,57%) jarang
(22,54%) tidak pernah tidak pernah

Merasa jenuh dengan pekerjaan dan kegiatan Durasi tidur di masa pandemi COVID-19
sehari-hari
17 230
483
(0,55%) (7,38%)
(15,51%)

Selalu Durasi tidur


1041 lebih lama
(33,42%) sering 455
1095 Durasi tidur
(35,15%) kadang-kadang (14,61%)
lebih sebentar
jarang 2177
Tidak ada
732 tidak pernah (69,89%)
perubahan
(23,50%)
Aspek Psikososial
Kesulitan untuk pergi bekerja di masa Kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang
pandemi Covid-19 lain/keluarga di masa pandemi Covid-19

23 (0,74%) 170 (5,46%)


79 (2,54%)

433
(13,90%) 906
678 Selalu
Selalu (29,09%)
(21,77%)
sering sering
467
kadang-kadang kadang-kadang
(14,99%)
2113 jarang jarang
(67,83%) 370
tidak pernah (11,88%) tidak pernah
991
(31,81%)
Aspek Psikososial

Kesulitan untuk berekreasi/refreshing di Kesulitan untuk berbelanja kebutuhan sehari-


masa pandemi COVID-19 hari di masa pandemi Covid-19

82 (2,63%)
195 (6,26%) 285
(9,15%) 738 437
(23,69%) (14,03%)
Selalu 1042 Selalu
sering (33,45%)
sering
762 kadang-kadang
(24,46%) kadang-kadang
jarang
1031 jarang
tidak pernah
1135 (33,10%) tidak pernah
523
(36,44%)
(16,79%)
Surat Edaran PB
PAPDI
- Kewaspadaan terhadap kasus COVID-19
saat memberikan layanan
- Layanan sesuai standar pelayanan medik
yang berlaku dan APD sesuai standar WHO
- Waspada dan Siap Siaga seluruh anggota
PAPDI
- Tatalaksana sesuai alur yang sudah
ditetapkan dari Gugus Tugas dan
Kementerian Kesehatan RI
- Jaminan ketersediaan APD oleh pemerintah
- Tim Kolaborasi
- Himbauan kepada BPJS Kesehatan untuk
pasien-pasien dengan penyakit kronis
- Himbauan untuk anggota PAPDI yang berusia
>65 tahun atau dengan penyakit penyerta
agar dapat menyesuaikan jam pelayanan
April to Nov
Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya
atas meninggalnya:

• dr. Syaiful Azmi, Sp.PD-KGH, FINASIM


• dr. M. Hatta Lubis, Sp.PD, FINASIM
• dr. Ignatius Stanislaus Tjahjadi, Sp.PD
• Dr. dr. Adnan Ibrahim, Sp.PD
• Letkol Laut (K) Dr. dr. Paulus, Sp.PD
• dr. Miftah Fawzy Sarengat
• dr. Aris Sugiharjo, Sp.PD, FINASIM
• dr. Daud Ginting, Sp.PD, FINASIM
• Prof. Dr. dr. Boedi Warsono, Sp.PD-K-
HOM, FINASIM, PGD, Pall Med (ECU)

Semoga Allah SWT mengampuni segala


kesalahan dan dosanya. Diterima amal
ibadahnya dan ditempatkan di tempat yang
terbaik oleh Allah SWT.
Manajemen
• Mencegah burnout dapat
dilakukan dengan individual,
tim dan institusional
• Dibutuhkan kolaborasi antara
individual (stress management,
mindfulness) dan institusi
terutama RS (jam kerja) dan
pemerintah terkait
(ketersediaan APD, reward
yang sesuai dan perlindungan
dokter).
West, Colin P., Liselotte N. Dyrbye, and Tait D. Shanafelt. "Physician burnout: contributors, consequences and solutions." Journal of internal medicine 283.6 (2018): 516-529
Bradley, Meredith, and Praveen Chahar. "Burnout of healthcare providers during COVID-19." Cleveland Clinic Journal of Medicine (2020).
TIM KOLABORATIF
SIMPULAN
• Pandemi global COVID-19 ini memengaruhi seluruh penduduk dunia,
termasuk terjadinya burnout syndrome
• Dokter sebagai pemberi layanan pada pasien-pasien COVID-19 sangat
rentan untuk mengalami burnout syndrome ini, termasuk para Internis
sebagai salah satu DPJP dari tim kolaboratif
• Harus dilakukan upaya-upaya yang melibatkan banyak stakeholder untuk
menghindari terjadinya kondisi burnout syndrome ini, yaitu upaya system
dan individual
• Upaya tersebut meliputi : pengaturan jam kerja sehingga cukup waktu
untuk istirahat dan mengurus diri sendiri, keamanan saat bekerja dan
reward system yang memadai
• Menghindari burnout syndrome juga bertujuan untuk terjaminnya kualitas
layanan yang diberikan dan keselamatan Internis dalam bekerja
sanasution@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai