Anda di halaman 1dari 7

Asas Pemilu

1. Langsung, Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung
sesuai dengan kehendak hati nurani, tanpa perantara.
2. Umum, Pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan undang-
undang ini berhak mengikuti pemilu. Pemilihan yang bersifat umum mengandung makna
menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi
berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial.
3. Bebas, Setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa paksaan
dari siapapun. Didalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya,
sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya.
4. Rahasia, Dalam memberikan suaranya pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui
oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun, pemilih memberikan suaranya pada surat suara
dengan tidak diketahui oleh orang lain kepada siapapun suaranya diberikan
5. Jujur Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta
pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus
bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Adil Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilu dan peserta pemilu mendapat peralatan yang
sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

Tujuan pemilu
Pemilu diselengarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk
membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional sebagai mana diamanatkan dalam UUD 1945.

Manfaat Pemilu

1. Pemilu merupakan implementasi perwujudan kedaulatan rakyat. Asumsi demokrasi adalah


kedaulatan terletak di tangan rakyat. Karena rakyat yang berdaulat itu tidak bisa memerintah
secara langsung maka melalui pemilu rakyat dapat menentukan wakil-wakilnya dan para wakil
rakyat tersebut akan menentukan siapa yang akan memegang tampuk pemerintahan.
2. Pemilu merupakan sarana untuk membentuk perwakilan politik. Melalui pemilu, rakyat dapat
memilih wakil-wakilnya yang dipercaya dapat mengartikulasikan aspirasi dan kepentingannya.
Semakin tinggi kualitas pemilu, semakin baik pula kualitas para wakil rakyat yang bisa terpilih
dalam lembaga perwakilan rakyat.
3. Pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara konstitusional. Pemilu
bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk mewujudkan reformasi
pemerintahan. Melalui pemilu, pemerintahan yang aspiratif akan dipercaya rakyat untuk
memimpin kembali dan sebaliknya jika rakyat tidak percaya maka pemerintahan itu akan berakhir
dan diganti dengan pemerintahan baru yang didukung oleh rakyat.
4. Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi. Pemberian suara
para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat rakyat kepada pemimpin
yang dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan. Pemimpin politik yang terpilih berarti
mendapatkan legitimasi (keabsahan) politik dari rakyat.
5. Pemilu merupakan sarana partisipasi politik masyarakat untuk turut serta menetapkan kebijakan
publik. Melalui pemilu rakyat secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui
dukungannya kepada kontestan yang memiliki program-program yang dinilai aspiratif dengan
kepentingan rakyat. Kontestan yang menang karena didukung rakyat harus merealisasikan janji-
janjinya itu ketika telah memegang tampuk pemerintahan.

Tahapan Pemilu

1. Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, Kegiatan awal yang perlu
dilakukan untuk melaksanakan pemilu adalah pendaftaran orang-orang yang memilki hak untuk
memilih, misalnya yang sudah berusia minimal 17 tahun, bukan anggota TNI/Polri, tidak
terganggu jiwanya dan sebagainya. Pendaftaran pemilih sangat penting untuk memastikan hanya
mereka yang berhak yang bisa menggunakan hak pilihnya, juga untuk pengadaan logistik pemilu
seperti pencetakan surat suara, pembuatan Tempat Pemungutan Suara (TPS), bilik dan kotak
suara dan sebagainya.
2. Pendaftaran dan Penetapan Peserta Pemilu, KPU juga perlu mendaftar siapa yang boleh jadi
peserta pemilu? Tidak semua orang atau partai boleh ikut pemilu, tanpa ada syarat yang harus
dipenuhi. Bisa kacau bro. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa didaftarkan sebagai
peserta pemilu. Nah, tugas KPU adalah memverifikasi (memeriksa) kelengkapan syarat-syarat itu
sehingga mereka bisa ditetapkan sebagai peserta pemilu.
3. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan, Pemilu dimaksudkan untuk
memperebutkan kursi di DPR, DPD atau DPRD. Berapa jumlah kursinya? Nah, hal itu perlu
diatur berdasarkan wilayah tertentu yang disebut dengan daerah pemilihan.
4. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, Tahap
selanjutnya adalah pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Partai politik akan mengajukan daftar calon untuk dipilih rakyat dalam pemilu secara langsung.
5. Masa kampanye, ini tahapan yang paling heboh. Banyak poster, spanduk, kumpulan massa dan
bahkan arak-arakan di jalan-jalan. Tujuan kampanye sebenarnya untuk memperkenalkan visi,
misi dan program partai atau calon kepada rakyat kalau mereka terpilih sebagai wakil rakyat.
6. Masa tenang, Masa tenang adalah masa antara berakhirnya kampanye dan pemungutan suara.
Saat itu semua bentuk kampanye harus dihentikan dan semua pihak fokus pada persiapan
pemungutan suara. Itulah yang disebut masa tenang.
7. Pemungutan dan penghitungan suara, Inilah tahapan yang dinanti-nanti semua pihak yang
terlibat dalam pemilu. Saat itu rakyat diberi kesempatan untuk mendatangi TPS guna memilih
calon pemimpin atau wakil rakyat yang mereka nilai layak mewakili mereka. Setelah pemungutan
suara usai, akan dilakukan penghitungan suara. Kamu bisa berpartisipasi secara aktif mengawasi
atau memantau pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
8. Penetapan hasil Pemilu, Setelah suara dihitung, barulah hasilnya ditetapkan. Saat itu akan
diketahui siapa yang keluar sebagai pemenang dalam pemilu, siapa saja yang terpilih jadi wakil
rakyat, berapa banyak jumlah suara yang diperoleh setiap peserta pemilu.
9. Pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Setelah KPU menetapkan hasil pemilu dan calon terpilih, para calon wakil rakyat itu akan
dilantik sebagai anggota DPR, DPD dan DPRD.

Tiga Jenis Pemilu

1. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 UU Nomor 10
Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, yang dimaksud dengan Pemilu
Anggota DPR, DPD dan DPRD adalah pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD
provinsi dan DPRD kabupaten/kota dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Sejak Pemilu Tahun 2004, presiden atau wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat. Sebelumnya, presiden atau wakil presiden dipilih oleh
anggota DPR/MPR. Pemilu presiden dan wakil presiden adalah pemilu untuk memilih pasangan
calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol secara
berpasangan
3. Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilu kepala daerah dan wakil kepala
daerah adalah pemilu untuk memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol dan perseorangan. Sejak tahun 2005, telah
diselenggarakan Pilkada secara langsung, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Penyelenggaraan ini diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
menyebutkan bahwa “Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon
yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil”. Pilkada masuk dalam rezim Pemilu setelah disahkannya UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang
Penyelenggara Pemilihan Umum sehingga sampai saat ini Pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah lebih dikenal dengan istilah Pemilukada. Pada tahun 2008, tepatnya setelah
diberlakukannya UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang - undang PEMILU

Semenjak dimulainya era reformasi, undang-undang yang mengatur tentang Pemilu selalu mengalami
pergantian pada setiap periode Pemilu.
Berikut ini adalah daftar peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penyelenggaraan Pemilu
sejak pemilu tahun 1955, pemilu tahun 1971, pemilu tahun 1977, pemilu tahun 1982, pemilu tahun 1987,
pemilu tahun 1992, pemilu tahun 1997, pemilu tahun 1999, pemilu tahun 2004 dan pemilu tahun 2009.
      1. Pemilu tahun 1955

1. UU nomor 7 tahun 1953 tentang Pemilihan Anggota Konstituante dan Anggota DPR


2. UU nomor 18 tahun 1955
3. PP nomor 9 tahun 1954 tentang Penyelenggaraan UU Pemilu nomor 7 tahun 1953

2. Pemilu tahun 1971

1. UU nomor 15 tahun 1969


2. PP nomor 1 tahun 1970
3. PP nomor 2 tahun 1970
4. PP nomor 3 tahun 1970
5. PP nomor 28 tahun 1970

            3. Pemilu tahun 1977

1. UU nomor 4 tahun 1975


2. PP nomor 1 tahun 1976
3. PP nomor 2 tahun 1976

4. Pemilu tahun 1982

1. UU nomor 2 tahun 1980


2. PP nomor 41 tahun 1980

5. Pemilu tahun 1987

1. UU nomor 1 tahun 1985


2. PP nomor 35 tahun 1985
3. PP nomor 43 tahun 1985

6. Pemilu tahun 1992


     a. PP nomor 37 tahun 1990
7. Pemilu tahun 1997

1. PP nomor 10 tahun 1995


2. PP nomor 44 tahun 1996
3. PP nomor 74 tahun 1996

8. Pemilu tahun 1999

1. UU nomor 3 tahun 1999


2. PP nomor 33 tahun 1999

9. Peraturan Pemilu tahun 2004

1. UU nomor 4 tahun 2000


2. UU nomor 12 tahun 2003
3. UU nomor 23 tahun 2003
4. UU nomor 20 tahun 2004
5. Perpu nomor 2 tahun 2004
6. Perpu nomor 1 tahun 2006

10. Peraturan Pemilu tahun 2009

1. Peraturan Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota tahun 2009

a)       UU nomor 10 tahun 2008 tentang pemilihan umum anggota


 1). UU dan Peraturan KPU DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota tahun
2009
b)      Peraturan KPU Nomor 02 tahun 2010 tentang PAW anggota DPR dan DPD hasil Pemilu tahun
2009
c)       Peraturan KPU nomor 12 tahun 2008 tentang pedoman penelitian, veirifkais dan penetapan partai
politik sebagai peserta pemilu tahun 2009
d)      Peraturan KPU nomor 17 tahun 2008 tentang penetapan alokasi kursi dan daerah pemilihan anggota
DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota dalam pemilu tahun 2009
e)       Peraturan KPU nomor 44 tahun 2008 tentang pedoman tata cara penyelesaian pelanggaran
administrasi pemilu
f)        Peraturan KPU nomor 20 tahun 2009 tentang perubahan atas peraturan KPU nomor 44 tahun 2008
tentang pedoman tata cara penyelesaian pelanggaran administrasi pemilu
g)      Peraturan KPU 23 tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan sosialisasi dan penyampaian informasi
pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD
h)      Peraturan KPU nomor 31 tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu
i)         Peraturan KPU nomor 38 tahun 2008 tentang tata kerja dewan kehormatan KPU dan KPU Provinsi
j)         Peraturan KPU nomor 40 tahun 2008 tentang partisipasi masyarakat dalam Pemilu anggoat DPRD,
DPD dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
k)       Peraturan KPU nomor 45 tahun 2008 tentang pemantau dan tata cara pemantauan pemilu2).
Pendaftaran Pemiliha)       Peraturan KPU nomor 10 tahun 2008 tentang tata cara penyusunan daftar
pemilih untuk pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota
b)      Peraturan KPU nomor 11 tahun 2008 tentang tata cara penyusunan daftar pemilih bagi pemilih di
luar negeri
c)       Peraturan KPU nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan atas  Peraturan KPU nomor 10 tahun 2008
tentang tata cara penyusunan daftar pemilih untuk pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD
Kab/Kota
d)      Peraturan KPU nomor 17 tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan KPU nomor 11 tahun 2008
tentang tata cara penyusunan daftar pemilih bagi pemilih di luar negeri3). Pencalonana)       Peraturan
KPU nomo 13 tahun 2008 tentang tata cara penelitian, verifikasi dan penetapan calon perseorangan dalam
pemilu 2009
b)      Peraturan KPU nomor 18 tahun 2008 tentang tata cara pencalonan anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota4). Kampanyea)       Peraturan KPU nomor 19 tahun 2008 tentang pedoman
kampanye pemilu anggota DPR
b)      Peraturan KPU nomor 1 tahun 2009 tentang pedoman pelaporan dana kampanye partai politik
peserta pemilu
c)       Peraturan KPU nomor 12 tahun 2009 tentang pedoman kampanye di luar negeri
d)      Peraturan KPU nomor 19 tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan kampanye pemilu anggota DPR
e)       Peraturan KPU nomor 22 tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan audit laporan dana kampanye
f)        Peraturan KPU nomor 23 tahun 2009 tentang perubahan atas  Peraturan KPU nomor 1 tahun 2009
tentang pedoman pelaporan dana kampanye partai politik peserta pemilu
g)      Peraturan KPU nomor 25 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas  Peraturan KPU nomor 1 tahun
2009 tentang pedoman pelaporan dana kampanye partai politik peserta pemilu5). Pemungutan dan
penghitungan suaraa)       Peraturan KPU nomor 3 tahun 2009 tentang pedoman teknis pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara di TPS
b)      Peraturan KPU nomor 11 tahun 2009 tentang pedoman teknis pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara di luar negeri
c)       Peratruan KPU nomor 13 tahun 2009 perubahan atas  Peraturan KPU nomor 3 tahun 2009 tentang
pedoman teknis pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS
d)      Peraturan KPU nomor 18 tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan KPU nomor 11 tahun 2009
tentang pedoman teknis pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di luar negeri
e)       Susunan dalam satu naskah peraturan KPU nomor 3 tahun 2009 sebagaimana diubah oleh peraturan
KPU nomor 13 tahun 20096). Rekapitulasi dan Penetapan Hasila)       Peraturan KPU nomor 46 tahun
2008 tentang pedoman teknis pelaksanaan rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara di kecamatan,
kabupaten, dan provinsi, serta tingkat nasional dalam pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Porvinsi dan
DPRD Kab/Kota tahun 2009
b)      Peraturan KPU nomor 15 tahun 2009 tentang pedoman teknis penetapan dan pengumuman hasil
pemilu, tata cara penetapan perolehan kursi, penetapan calon terpilih dan penggantian calon terpilih
dalam pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Porvinsi dan DPRD Kab/Kota tahun 2009
c)       Peraturan KPU nomor 26 tahun 2009 tentang perubahan atas  Peraturan KPU nomor 15 tahun 2009
tentang pedoman teknis penetapan dan pengumuman hasil pemilu, tata cara penetapan perolehan kursi,
penetapan calon terpilih dan penggantian calon terpilih dalam  pemilu anggota DPR, DPD, DPRD
Porvinsi dan DPRD Kab/Kota tahun 2009

1. Peraturan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009


2)     UU nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

3)     Peraturan KPU nomor 10 tahun 2009 tentang Jadwal dan Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden tahun 2009 

4)     Peraturan KPU nomor 14 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Daftar Pemilih dalam
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009
5)     Peraturan KPU Nomor 28 tahun 2009 tentang Tata Cara Kampanye Pilpres
6)     Peraturan KPU Nomor 29 tahun 2009 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pilpres tahun 2009
7)     Peraturan KPU Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Rekapitulasi  Perolehan Suara dalam
Pilpres tahun 2009
8)     Peraturan KPU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pedoman Sosialisasi Pilpres
9)     Peraturan KPU Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan KPU Nomor 10 tahun 2009
tentang Jadwal dan Tahapan Pilpres
10)  Peraturan KPU Nomor 48 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan KPU Nomor 28 Tahun
2009tentang Tata Cara Kampanye
11)  Peraturan KPU Nomor 50 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye
12)  Peraturan KPU nomor 52 tahun 2009 tentang Perubahan atas  Peraturan KPU Nomor 29 tahun 2009
tentang Tata Cara Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam Pilpres tahun 2009
13)  Peraturan KPU Nomor 53 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan KPU nomor 46 tahun 2009
tentang Pedoman Pemungutan dan Penghitungan SUara di Luar Negeri
14)   Peraturan KPU Nomor 55 tahun 2009 tentang Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pilpres

1.  Peraturan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

1)  Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004


11. Peraturan Pemilu tahun 2014

1. UU nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik


2. UU nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
3. UU nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD dan
Lampiran Peta Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi
4. Peraturan komisi pemilihan umum Nomor : 01 tahun 2010 Tentang Perubahan atas peraturan
komisi pemilihan umum nomor 05 Tahun 2008 tentang tata kerja komisi pemilihan umum,
Komisi pemilihan umum provinsi, dan komisi pemilihan umum Kabupaten/kota sebagaimana
diubah dengan peraturan komisi Pemilihan umum nomor 21 tahun 2008 dan peraturan komisi
pemilihan Umum nomor 37 tahun 2008
5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2010  Tentang Pedoman Penyusunan
Tahapan, Program, Dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil
Kepala Daerah
6. Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2010 Tentang Perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum
Nomor 72 tahun 2009 tentang pedoman tata cara pelaksanaan Pemungutan dan penghitungan
suara pemilihan umum Kepala daerah dan wakil kepala daerah Di tempat pemungutan suara
7. Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 7 Tahun
2012  tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun
2014
8. Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU Nomor 8 Tahun
2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai