Anda di halaman 1dari 6

Buku ini terbagi menjadi tiga bagian yang tiap pembahasan bagiannya tidak terlalu signifikan

berbeda.

Bagian Satu atau Part I buku ini membahas tentang Homo sapiens menaklukan dunia

Manusia mulai menyadari segala sesuatu sebagai sebuah algoritma. Algoritma sendiri
merupakan rangkaian kode yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Misalnya jika ingin
membuat kue, maka algoritmanya memerlukan rangkaian langkah-langkah seperti
mencampur bahan, mengaduk, mencetak dan memanggang. Dunia kemudian dianggap
sebagai sebuah algoritma yang bisa dikuasai manusia dengan mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk menaklukannya.

Manusia dengan segala kemajuan ilmu pengetahuannya kemudian menjadi sombong dan
mendominasi dunia. Bahkan, seperti yang digambarkan penulis, manusia saat ini merasa
lebih adidaya dibanding Tuhan.

Ketika doa dan puja-puji dianggap belum tentu memberikan secara nyata/berwujud/materil
apa yang diinginkan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi menjanjikan suatu kepastian
hasil, terlepas dampaknya terhadap dunia (dan kaum manusia itu sendiri).

Penulis juga menjabarkan pengembangan senjata biologis dan senjata data yang
dikembangkan untuk mengontrol dunia. Konspirasi atau bukan, Harari menjabarkan logika
'persenjataan' ini secara masuk akal.

Bagian Dua atau part II buku ini membahas tentang Homo sapiens memberi makna
bagi dunia

Humanisme atau manusia menyembah manusia lain, menjadi pokok pembahasan dalam
bagian ini. Dunia sebenarnya tidak memiliki makna, manusia lah yang memberikan makna
sehingga kita ada di dunia yang kita kenal saat ini.

Satu analogi ketika Harari menyamakan Firaun dengan Elvis Presley. Bagaimana manusia
dulu memuja Firaun bagai Tuhan, melakukan apa yang disuruh olehnya, bahkan memujanya
ketika dia sudah wafat. Pemujaan berlebihan manusia terhadap manusia lain memberikan
makna tertentu bagi si pemuja, bahkan aktivitas hidup dan pilihan-pilihan manusia itu
ditentukan oleh 'Tuhan"nya.

Ternyata ribuan tahun setelah Firaun, manusia masih melakukan hal yang kurang lebih sama
dengan pemujaan terhadap (misalnya) bintang pop, idola atau tokoh politik kesayangan.
Teknologi dan media sosial saat ini bahkan memungkinkan manusia untuk mengikuti gerak-
gerik idolanya tiap saat, Kedokteran abad ke-20 bertujuan untuk menyembuhkan orang sakit,
sedangkan kedokteran abad ke-21 bertujuan untuk memperbarui orang sehat. Anda sebagai
orang tua bisa saja memiliki prinsip dan menolak memberikan (misalnya) 'suplemen' untuk
membuat anak anda menjadi lebih pintar bahkan jenius, namun apa yang terjadi ketika anak-
anak lain menjadi jenius karena diberikan suplemen itu dan anak anda 'tertinggal'? Masihkah
anda akan berprinsip yang sama?

Buku ini menjabarkan bahwa gambaran hipotesis situasi tersebut mungkin tidak lama lagi
bisa terjadi di dunia kita sekarang. Intinya, manusia berlomba-lomba menjadi yang terbaik,
terhebat, teratas, terdepan, bagaimanapun caranya.

Selain 'pembaruan' terhadap manusia, teknologi juga memberikan kemungkinan tak terbatas
pada pengembangan Artificial Inteligence (AI). AI digambarkan sebagai pedang bermata dua.
Manusia diharapkan untuk tetap bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu. Namun, dari
hari ke hari hal ini akan terasa makin sulit untuk dilakukan.

Di saat manusia makin terlena karena kemudahan teknologi, robot sedang belajar. Apa yang
dipelajari? Tidak lain adalah data yang kita (dengan senang hati) berikan kepada komputer,
tablet, smartphone yang secara global terhubung melalui keajaiban internet. Algoritma
individu unik yang membuat kita sebagai kita menjadi bebas untuk diakses siapapun, sadar
tidak sadar, suka maupun tidak.
Bagian Ketiga -- Homo sapiens kehilangan kendali

Sebenarnya sudah bisa diduga ketika manusia memilih mengedepankan teknologi dan
mengesampingkan norma dan etika, maka kekacauan lah yang akan terjadi. Bagian ini
memberikan gambaran Harari tentang bagaimana kiranya kekacauan dan hilangnya kendali
itu bisa terjadi.

Kedokteran abad ke-20 bertujuan untuk menyembuhkan orang sakit, sedangkan kedokteran
abad ke-21 bertujuan untuk memperbarui orang sehat. Anda sebagai orang tua bisa saja
memiliki prinsip dan menolak memberikan (misalnya) 'suplemen' untuk membuat anak anda
menjadi lebih pintar bahkan jenius, namun apa yang terjadi ketika anak-anak lain menjadi
jenius karena diberikan suplemen itu dan anak anda 'tertinggal'? Masihkah anda akan
berprinsip yang sama?

Buku ini menjabarkan bahwa gambaran hipotesis situasi tersebut mungkin tidak lama lagi
bisa terjadi di dunia kita sekarang. Intinya, manusia berlomba-lomba menjadi yang terbaik,
terhebat, teratas, terdepan, bagaimanapun caranya.

Selain 'pembaruan' terhadap manusia, teknologi juga memberikan kemungkinan tak terbatas
pada pengembangan Artificial Inteligence (AI). AI digambarkan sebagai pedang bermata dua.
Manusia diharapkan untuk tetap bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu. Namun, dari
hari ke hari hal ini akan terasa makin sulit untuk dilakukan.

Di saat manusia makin terlena karena kemudahan teknologi, robot sedang belajar. Apa yang
dipelajari? Tidak lain adalah data yang kita (dengan senang hati) berikan kepada komputer,
tablet, smartphone yang secara global terhubung melalui keajaiban internet. Algoritma
individu unik yang membuat kita sebagai kita menjadi bebas untuk diakses siapapun, sadar
tidak sadar, suka maupun tidak.
Akhir buku ini menjabarkan 'ramalan' Harari bahwa manusia sedang menuju kehancurannya
sendiri. Manusia lah yang akan menjadi sumber kehancuran manusia (dan makhluk hidup)
lainnya. Tentunya, seperti sifat ramalan, kebenaran ramalan ini ditentukan oleh sikap manusia
saat ini.

BAB III

PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH YANG DIKAJI


Buku ini ditulis oleh penulis untuk menceritakan tentang kepercayaan yang di anut
manusia jaman dulu. Manusia pada jaman dulu di ceritakan mempercayai dewa dewa,
mereka mempercayai dewa itu sebagai orang yang paling sakti. Buku ini juga ditulis
untuk menceritakan kejadian kejadian besar yang ada pada zaman dahulu, revolusi
revolusi kepercayaan yang ada pada masa lampau. Buku ini membahas tentang ringkasan
sejarah umat manusia.
B. PERMASALAHAN YANG DIKAJI
Adapun dalam buku ini penulis membahas tentang kepercayaan yang ada sejak jaman
dahulu sampai sekarang. Penulis menceritakan tentang dewa yang ada pada zaman
dahulu, dewa itu dianggap sebagai tuhan mereka, orang yang paling mulia. Dalam buku
ini di ceritakan bahwa dewa melaksanakan bisnis. Dalam buku penulis juga membahas
tentang roh, iblis, peri yang merupakan mahluk terlemah. Dalam Buku ini di ceritakan
bahwa untuk memahami masa depan kita, kita perlu memahami bagaimana cerita Kristus,
prancis, apple yang begitu banyak memperoleh kekuatan.

C. KAJIAN TEORI YANG DIGUNAKAN


Dalam penyusunan buku ini penulis menggunakan kuantitatif. Penulis mencari data
dengan membaca beberapa buku yang berbeda yang berkaitan dengan sejarah kehidupan
manusia. Dari situ penulis mendapatkan data yang relevan dan bagus, dan menyusunnya
dalam sebuah buku baru yakni Homo Deus. Buku buku yang digunakan untuk mencari
data biasanya merupakan buku hasil penelitian secara langsung oleh orang yang menulis
buku tersebut . Penulis buku Homo Deus ini juga mendapatkan data dari pendapat
pendapat ahli tentang masalah yang penulis bahas.

D. METODE YANG DIGUNAKAN


Dalam mencari sumber informasi untuk menyusun buku ini, penulis menggunakan
metode wawancara dan observasi. Dia mencari informasinya dengan melakukan
wawancara terhadap beberapa ahli dan melakukan penelitian secara langsung. Dia juga
mendapatkan informasi dari buku buku yang ditulis oleh orang yang melakukan observasi
dan wawancara.

E. ANALISIS CBR
1. Kelebihan Buku
Adapun kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut:

 Kelebihan buku ini adalah banyak memberikan istilah-istilah baru dalam


pendidikan sekarang ini.
 Menurut saya setelah kita membaca buku ini, kita akan semakin bertambah
wawasan tentang kemanusiaan dan masa depan seperti yanf dibahas dalam
buku ini.
 Menjelaskan secara terperinci tentang sejarah kehidupan manusia di masa
lampau.

2. Kekurangan Buku

Adapun kekerangan dari buku ini adalah sebagai berikut :

 Dalam buku ini masih banyak menggunakan kalimat-kalimat yang susah


dipahami oleh pembaca sehingga mengurangi minat pembaca dalam membaca
buku ini.
 Buku ini juga menurut saya covernya kurang menarik dan warna dari cover
buku ini juga terlalu gelap sehingga pembaca menjadi kurang menarik untuk
membaca.
 Tidak menyertakan gambar yang membantu pembaca untuk cepat paham
terhadap isi buku.

Anda mungkin juga menyukai