Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB II akan menjelaskan teori-teori dan pustaka yang akan digunakan dalam
penelitian, yaitu penelitian terdahulu, pengujian perangkat lunak, Black-Box testing, Equivalence
Partitioning, Postman, dan Web Service.

2.1. Penelitian Terdahulu


Rujukan pertama dari penelitian terdahulu yaitu penelitian oleh Rully Pramudita pada
tahun 2020. Pada penelitian tersebut menggunakan metode Black-Box testing dengan
pendekatan Equivalence Partitioning yang dapat melakukan pengujian dengan detail
berdasarkan data uji dan kasus uji, dan membantu tahap evaluasi menjadi lebih mudah. Pada
penelitian tersebut juga mengemukakan bahwa teknik Equivalence Partitioning dapat
digunakan dengan mudah dalam melakukan pengujian berdasarkan data uji dan kasus uji yang
mendetail sesuai dengan use case dan kriteria yang ditentukan sebelumnya.
Rujukan kedua dari penelitian terdahulu yaitu penelitian oleh Elina Diah karisma, Henni
Endah Wahanni, dan Afina Lina Nurlaili pada tahun 2021. Pada penelitian tersebut
menggunakan metode yang sama pada penelitian kali ini yaitu metode Black-Box testing
dengan pendekatan Equivalence Partitioning. Pada penelitian tersebut juga terdapat rumus
untuk menghitung nilai efetivitas dari hasil pengujian yang mengacu kepada Litbang Depdagri
1991. dan rumus itu juga yang akan menghitung hasil dari penelitian kali ini untuk mengetahui
apakah diperlukan evaluasi pada rancangan aplikasi Thukul.
Penelitian terdahulu yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fathima Naja
Musthafa, Syeda Mansur, Andika Wibawanto, dan Owais Qureshi pada tahun 2021. Tujuan
utama pada penelitian ini membahas poin-poin pertanyaan pada penelitian yang berhubungan
dengan pengujian otomatis pada aplikasi mobile seperti definisi pengujian perangkat secara
otomatis, pentingnya pengujian pada pengujian aplikasi mobile, penggunaan tools dan teknik
yang digunakan pada pengujian aplikasi mobile secara otomatis dengan basis android, dan
menjelaskan berbagai tantangan pada pengujian otomatis pada aplikasi mobile. Pengujian
secara otomatis memiliki beberapa tantangan seperti fragmentasi perangkat mobile,
maksudnya ialah sebuah fenomena yang terjadi ketika aplikasi mobile berjalan pada perangkat
versi lama yang mengakibatkan aplikasi tidak bisa dijalankan pada perangkat baru, kemudian
konektivitas jaringan, keterbatasan kapasitas pada perangkat yang digunakan, pengaruh apa
yang berdampak pada layar perangkat disaat pemasukan data pada aplikasi dilakukan, dan
penekanan waktu pada penguji apabila aplikasi yang di ujinya menggunakan metode
pengembangan RAD (Rapid Application Development) yang memiliki waktu pengembangan
yang singkat.
no peneliti Judul Penelitian Metode Pembahasan Hasil
1 Rully Pengujian Black Black Box Pada penelitian Dari segi
Pramudita Box pada Testing – tersebut membahas penggunaan
[1]. Aplikasi Equivalence tentang pengujian metode, Black
Ecampus Partitioning. pada aplikasi yang Box testing
Menggunakan diberi nama Equivalence
Metode Ecampus. Partitioning dapat
Equivalence Penelitian tersebut digunakan dengan
Partitioning [1]. menggunakan mudah pada saat
metode Black Box pengujian, yang
testing dengan berdasarkan data
pendekatan uji dan kasus uji
Equivalence yang dibuat secara
Partitioning untuk mendetail sesuai
tahapan use case dan
pengujiannya. kriteria uji yang
Teknik ini ujicoba ditentukan
yang dilakukan sebelumnya.
berdasarkan tujuh
tahapan, yaitu
menentukan use
case yang diuji,
tentukan kriteria,
definisikan partisi,
buat data uji, buat
kasus uji, lakukan
pengujian dan
evaluasi [1].
2 Erlina Pengujian Black Box Pada penelitian Pengujian yang
Diah Menggunakan Equivalence tersebut dilakukan dapat
Karisma, Black-Box Partitioning mengatakan membantu
Henni berbasis bagaimana penguji dalam
Endah Equivalence menerapkan menemukan
Wahanni, Partitioning metode Black-Box kesalahan pada
Afina pada Layanan Testing berbasis sistem, hasil dari
Lina Aspirasi dan Equivalence pengujian
Nurlaili Penaduan Partitioning pada memperoleh nilai
[2]. Online Dinas layanan aspirasi keefektifan dari
Kominfo dan pengaduan sistem sebesar
Jombang [2]. online rakyat yang 79,93% yang
ada pada Dinas terbilang cukup
Kominfo Jombang, efektif.
dengan menguji
tiap form yang ada
pada sistem agar
dapat mengetahui
kesalahan serta
tingkat akurasi
sistem. Selain
menggunakan
metode Black-Box
testing, hasil akhir
pengujian
menggunakan
metode tersebut
adalah mengetahui
nilai efektifitas dari
sistem tersebut,
dan rekomendasi
perbaikan yang
diperlukan dengan
melakukan
penentuan test case
sistem, inisialisasi
standar grade
partition input dan
output, pembuatan
skenario pengujian
[2].
3 Fathima A Scoping Automation Pada penelitian ini Hasil yang
Naja Review on Testing menjelaskan ditemukan pada
Musthafa, Automated perihal definisi penelitian yang
Syeda Software pengujian dilakukan oleh
Mansur, Testing With perangkat lunak Fathima, yaitu
Andika Special secara otomatis pendefinisian
Wibawant Refrence to atau Automated terkait
o, Owais Android Based Software Testing. Automation
Qureshi Mobile Oleh karena itu, Testing pada
[3]. Application penelitian ini perangkat lunak
Testing [3]. berfokus pada berdasarkan
menyelidiki dan tinjauan literatur
menganalisis tren yang dilakukan,
saat ini yaitu apa saja hal-hal
pengujian secara yang penting
otomatis pada dilakukan oleh
aplikasi sesluler penguji pada saat
dengan memilih pengujian secara
platform android otomatis pada
sebagai studi kasus objek penulisan
[3]. tersebut yaitu
aplikasi mobile.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
2.2. Pengujian Perangkat Lunak
Tahap pengujian adalah salah satu tahapan pada siklus pengembangan sebuah perangkat
lunak. Tahap ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menemukan kesalahan
atau kekurangan dari sebuah perangkat lunak atau aplikasi komputer [5].
Jika software yang dibangun tidak sesuai dengan kebutuhan yang telah didefinisikan
sebelumnya, maka klien akan kecewa dan perusahaan pembuat software tersebut akan
kehilangan potensi klien [6]. Pengujian software penting karena setiap orang membuat
kesalahan pada saat pembuatan software. Maka akan terjadi kesalahan, defect, dan bug yang
berbeda pada software [6].
Dengan kata lain tahapan pengujian merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
pengembangan suatu perangkat lunak. Dikarenakan apabila aplikasi tersebut di uji dan
menemukan kesalahan atau kekurangan, maka aplikasi tersebut dapat dikembangkan lebih baik
lagi sebelum dirilis dan digunakan oleh pengguna.
2.3. Black Box Testing
Pengujian Black-Box atau Black-Box Testing merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pengujian perangkat lunak. Pengujian dengan menggunakan Metode Black-
Box berfokus pada fungsionalitas dari aplikasi yang di uji, khususnya pada input dan output
dari aplikasi tersebut. Pada black box testing penguji dapat mendefinisikan kumpulan kondisi
input dan melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program [6].
Pengujian Black Box dilakukan tanpa harus menguji desain dan kode program untuk
mengetahui apakah fungsi, masukan dan keluaran perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan [7]. Pengujian Black-Box berusaha untuk menemukan kesalahan dalam
beberapa kategori, diantaranya: fungsi-fungsi yang salah atau hilang, kesalahan interface,
kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan performa, kesalahan
inisialisasi dan terminasi [8].
2.4. Equivalence Partitioning
Metode Pengujian Black Box dengan teknik Equivalence Partitioning merupakan metode
terbaik untuk menemukan kesalahan fungsi-fungsi yang hilang atau salah, seperti kesalahan
validasi data, kesalahan dalam struktur data atau akses menuju database dan kesalahan
performa.
Pada permasalahan kali ini, digunakannya Pengujian Black Box dengan menggunakan
teknik Equivalence Partitioning dikarenakan metode ini merupakan metode yang sangat baik
digunakan untuk menemukan error atau kesalahan pada sistem [7].
Metode Equivalence Partitioning memiliki tahapan yang mendetail yaitu menentukan Use
Case, Menentukan kriteria, Mendefinisikan Partisi, Membuat Data Uji, Membuat Kasus Uji,
Melakukan Pengujian, dan Evaluasi. Dengan tahapan tersebut dapat menemukan hasil yang
sangat detail, sehingga pada tahapan evaluasi dapat berjalan dengan baik untuk pengembangan
aplikasi. Penjelasan dari tahapan tersebut dipaparkan pada point berikut :
2.4.1. Menentukan Use Case
Pada tahapan ini penguji akan menentukan dan membuat use case dari fitur apa saja
yang akan dilakukan pengujian.
2.4.2. Menentukan Kriteria Uji
Pada tahapan ini, penguji akan membuat kriteria dari masing-masing fitur sesuai Use
Case yang telah dibuat sebelumnya.
2.4.3. Mendefinisikan Partisi
Pada tahapan Mendefinisikan Partisi, penguji akan memaparkan kembali kriteria uji
pada gambar partisi, sehingga dapat menemukan batasan-batasan dengan nilai valid
dan invalid.
2.4.4. Membuat Data Uji
Pada tahapan membuat data uji, penguji akan membuat tabel dengan isi dari data-data
yang akan diujikan nantinya.
2.4.5. Membuat Kasus Uji
Pada tahapan membuat kasus uji, penguji akan membuat tabel dengan isi sebagai acuan
dari pangujian yang akan dilakukan.
2.4.6. Pengujian
Pada tahapan pengujiam, nantinya kasus uji yang telah dibuat akan dieksekusi.
Sehingga mendapatkan hasil dari pengujian.
2.4.7. Evaluasi
Pada tahapan terakhir yaitu evaluasi, penguji akan mendapatkan hasil dari perhitungan
menggunakan rumus dari Litbang depdagri 1991 dan menyimpulkan apakah pengujian
sudah mencapai nilai efektifitas yang sudah ditentukan oleh penguji.
2.5.Postman
Postman merupakan sebuah tools REST client berbasis web yang tersedia dalam bentuk
ekstensi pada Google Chrome. Berguna untuk melakukan pengujian dari web service yang
sedang dikembangkan [9]. Postman merupakan alat penting bagi pengembang API untuk
menguji, berbagi, mendokumentasikan dan memantau API. Lebih dari 3 juta insinyur dan
pengembang diseluruh dunia menggunakan Postman [16].
Tools postman digunakan karena aplikasi ini gratis dan cara penggunaan yang mudah untuk
pengembang atau develpoer menguji rancangan API yang dibuat, sehingga dapat mempercepat
waktu dan menghemat biaya untuk mengetahui hasil dari pengetesan API pada aplikasi
cryptocurrency yaitu Thukul.
2.6. JSON
JSON atau Javascript Object Notation merupakan format pertukatan data yang ringan,
mudah dibaca dan ditulis oleh penggunanya, serta mudah diterjemahkan dan dibuat oleh
komputer. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman
apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga
C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut,
menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran data [9].

Format ini lah yang digunakan pada tools yang digunakan yaitu Postman sebagai inputan untuk
mengambil data, menambahkan data dan menghapus data, seperti contoh memasukkan value
untuk mendaftarkan akun pada database, maka value tersebut mengikuti format dari JSON
sebagai inputannya, dan pengujian menggunakan tools Postman yaitu untuk mengeksekusi API
pada server dan membandingkan response JSON yang sebenarnya dengan output yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai