Anda di halaman 1dari 3

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL (KSO)

PENEMPATAN ALAT-ALAT RADIOLOGI


DI KLINIK UTAMA RAWAT JALAN SURYA MEDIKA

Nomor :
Nomor :
Pada hari ini, tanggal bulan tahun kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
1. I Wayan Parna Arianta selaku pendiri Yayasan Pusat Teratai Dharma, sebagai pengelola
Klinik Utama Surya Medika, Desa Tangguwisia, Kec. Seririt, Kab. Buleleng, yang
selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

2. Vincentius Lianto selaku penanam modal berkedudukan di Denpasar, yang selanjutnya


disebut sebagai Pihak Kedua.

Dengan ini kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama
Operasional (KSO) alat radiologi (USG dan X-Ray). Selanjutnya disebut sebagai alat
radiologi, dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan diadakan kerjasama ini adalah sebagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam bidang radiologi di Klinik
Utama Surya Medika dan didasari atas niat yang baik dan saling menguntungkan.

Pasal 2
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama berkewajiban menyediakan tempat untuk menempatkan alat dengan


ruangan yang memadai, termasuk fasilitas listrik dan air conditioner.
2. Pihak Pertama berkewajiban menyediakan tenaga ahli untuk pengoperasian alat
radiologi tersebut.
3. Pihak Pertama berkewajiban mengurus perijinan untuk pengoperasian alat radiologi
tersebut.
4. Pihak Pertama berkewajiban untuk menjaga keselamatan atas alat radiologi dari
kemungkinan pengerusakan secara sengaja.
5. Pihak Pertama berkewajiban menggunakan alat alat radiologi tersebut untuk semua
pemeriksaan radiology.
6. Pihak Kedua wajib menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan alat radiologi
tersebut.

Pasal 3
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan dan menginstalasi alat tersebut sampai


dapat beroperasi dengan baik. Alat tersebut adalah
a. Mesin X-Ray lengkap dengan segala asesoris untuk bisa beroperasi;
b. Ultrasonography;
c. Echocardiography;
d. Electrocardiography;
2. Pihak Kedua wajib melakukan pemeliharaan, perbaikan serta penggantian suku
cadang alat tersebut selama masa perjanjian kerjasama ini.
3. Pihak Kedua wajib memberikan pelatihan pengoperasian alat kepada operator,
dengan hasil yang memenuhi standard.

Pasal 4
HARGA PELAYANAN PEMERIKSAAN RADIOLOGY
1. Pelayanan yang dilakukan adalah :
a. Mesin X-Ray lengkap dengan segala asesoris untuk bisa beroperasi;
Jumlah pasien perhari kerja minimal 4 pasien atau 100 pasien perbulan (25 hari
kerja)
Jasa sekali penggunaan X-Ray sebesar Rp. 50.000,-
b. Ultrasonography (USG);
Jumlah pasien perhari kerja minimal 3 pasien atau 75 pasien perbulan (25 hari kerja)
Jasa sekali pemeriksaan USG sebesar Rp. 75.000,-
c. Echocardiography;
Jumlah pasien perhari kerja minimal 1-2 pasien atau 25-50 pasien perbulan (25 hari
kerja)
Jasa sekali pemeriksaan Echo sebesar Rp. 100.000,-
d. Electrocardiography (ECG);
Jumlah pasien perhari kerja minimal 1-2 pasien atau 25-50 pasien perbulan (25 hari
kerja)
Jasa sekali pemeriksaan ECG sebesar Rp. 25.000,-

2. Harga pemeriksaan dapat berubah apabila terjadi perubahan moneter atau devaluasi
rupiah dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak Pertama. Harga pemeriksaan
yang baru, ditetapkan dengan tetap memperhatikan harga pasar dan prinsip cost leaders

Pasal 5
JANGKA WAKTU KERJASAMA
1. Jangka waktu kerjasama ditetapkan selama alat berfungsi dengan baik dan normal
berlaku dimulai saat alat mulai dioperasionalkan.
2. Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun setelah alat dioperasikan dapat diperpanjang
sesuai kebutuhan dan jika dianggap perlu alat bisa di tingkatkan ke level yang lebih baik
dan jika diperpanjang akan ada peninjauan harga pemeriksaan.
3. Selama Kerja Sama Operasional ini berlangsung Pihak Pertama tidak akan
mengadakan peralatan yang sama dengan cara apapun

Pasal 6
FORCE MAJEUR
1. Kedua belah pihak setuju bahwa yang dimaksud dengan Force Majeur sebagaimana
tersebut dalam pasal ini adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi jalannya pelaksanaan
kontrak, pengadaan barang, keselamatan alat seperti : bencana alam, gempa bumi,
pemogokan, huru-hara, kebakaran, tindakan pemerintah dibidang moneter yang
merupakan keputusan resmi dari pemerintah, peperangan didalam negeri, epidemi serta
lain sebagainya yang mengakibatkan tertundanya / terhentinya pekerjaan atau
mengakibatkan terjadinya kerusakan alat.
2. Apabila terjadi Force majeur yang mengakibatkan tertundanta/terhentinya pekerjaan
atau kerusakan alat, maka dalam jangka waktu 3 x 24 jam Pihak Pertama harus sudah
memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua dan bilamana Pihak Kedua tidak
memberikan jawaban, maka ini berarti Pihak Kedua telah menyetujuinya.
3. Dalam keadaan force majeur, kedua belah pihak tidak akan mengajukan tuntutan
apapun.

Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua dalam
pelaksanaan kerjasama ini maka akan dilakukan penyelesaian atas musyawarah dan
mufakat
2. Hasil dari musyawarah dan mufakat akan dibuatkan amandemen.
3 Apabila penyelesaian atas dasar musyawarah dan mufakat tidak berhasil maka kedua
belah pihak sepakat untuk menetapkan Pengadilan Negeri Singaraja sebagai Domisili
Hukum.

Pasal 8
PENUTUP
1. Apabila terjadi penarikan alat atau telah berakhirnya Perjanjian Kerjasama ini, maka
barang-barang selain alat perlengkapan yang berasal dari Pihak Kedua, menjadi milik
Pihak Pertama.
2. Surat menyurat dalam perjanjian ini bila diperlukan dialamatkan ke :

Pihak Pertama : Yayasan Teratai Dharma Pusat


Jalan Jatayu, Kelurahan Kaliuntu, Kec. Buleleng, Kab. Buleleng

Pihak Kedua : Vincentius Lianto


Denpasar

Surat perjanjian kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang
sama setelah diberi materai cukup dan diparaf setiap halaman oleh kedua belah pihak.

Pihak Pertama Pihak Kedua


Yayasan Pusat Teratai Dharma

I Wayan Parna Arianta Vincentius Lianto


Pemilik

Anda mungkin juga menyukai