Anda di halaman 1dari 3

]OPTIMALISASI PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKIMIAL MELALUI EDUKASI DAN

PENERAPAN HAND HYGIENE

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang –Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil Negara yang memiliki integritas,
professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Aparatur Sipil
Negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu di tetapkan aparatur sipil negara sebagai
profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
manajemen aparatur sipil Negara.
Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam menjalankan
fungsinya, seorang ASN harus selalu memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai dasar
ANEKA yang meliputi Nilai-nilai dasar profesi yang harus dimiliki oleh seorang Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang profesional dan berkarakter diantaranya :
1) Merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai dalam menjalankan tugas
serta kewenangan
2) Nasionalisme yaitu pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
serta sekaligus menghormati bangsa lain.
3) Etika Publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik/benar.
4) Komitmen Mutu yaitu komitmen terhadap pelayanan kepada masyarakat yang berorientasi
terhadap mutu pelayanan yang prima
5) Anti Korupsi adalah sifat menjauhkan diri dari kecurangan dalam bentuk gratifikasi atau
tindak kecurangan lain dalm menjalankan tugas dan kewenangan yang dapat merugikan
bangsa dan negara.
Sejalan dengan hal tersebut, melalui UU ASN No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melaui proses Diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan ini memadukan pembelajaran
klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan
CPNS untuk menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Adapun kegiatan aktualisasi yang
dilakukan oleh peserta diklat merupakan kegiatan inovasi dari satuan kerja masing-masing.
Setiap satuan kerja tentu saja memiliki problema yang berbeda. Dalam hal ini satuan kerja
penyusun adalah di ruang rawat inap.
Sejalan dengan visi dan misi rumah sakit sebagai rumah sakit yang berkualitas dan
menjadi kepercayaan publik maka Rawat Inap memiliki peran dalam menyediakan pelayanan
yang prima. Salah satunya adalah dengan memperhatikan patient safety. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang
terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima
pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan yang bertujuan meningkatkan mutu
pelayanan serta melindungi SDM, pasien, maupun masyarakat.
Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dibutuhkan
pendidikan dan pelatihan baik terhadap seluruh SDM fasilitas pelayanan kesehatan maupun
pengunjung dan keluarga pasien. Salah satu kewaspadaan Standar agar tidak terinfeksi
yaitu kebersihan tangan. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Di RSUD Dompu sendiri, edukasi cuci tangan pada keluarga pasien masih sangat
rendah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada pasien maupun
pengunjung pasien selama pasien berada di Ruang Rawat Inap.
Pemberian informasi terkait cuci tangan kepada keluarga pasien sendiri dilakukan pada
saat pasien akan dirawat inap, dan cara melaksanakan cuci tangan baru diinformasikan di
ruang rawat pasien.
Pencegahan infeksi melalui hand hygiene adalah tanggung jawab utama dari petugas
kesehatan. Maka dengan meningkatkan pengetahuan keluarga pasien mengenai hand hygiene,
akan mencegah penularaan infeksi dari pengunjung pasien ke pasien, selain itu dengan
edukasi mengenai hand hygiene merupakan bentuk peran perawat dalam menerapakan cuci
tangan yang benar di lingkungan rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai