Anda di halaman 1dari 3

I.

DESKRIPSI KASUS

Terbukti Jadi Broker Proyek Bansos, ASN LamonganTerancam Dipecat


Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lamongan ditahan kejari setempat. Dia
diduga melakukan korupsi bedah rumah proyek bansos perumahan dan permukiman dan
merugikan negara lebih Rp 180 juta. ASN yang kini berstatus sebagai tersangka kasus dugaan
korupsi BSPS itu adalah Najib (56) warga Kecamatan Paciran. Berkas kasus Najib hari ini
lengkap dan diserahkan ke Kejari Lamongan. Peran tersangka dalam kasus ini, ungkap Condro,
selaku agen atau broker bahan bangunan dalam kegiatan bansos Perumahan dan Permukiman
di Desa/Kecamatan Paciran tahun anggaran 2020. Sekitar 30 rumah yang telah dilakukan
bedah rumah.
Tersangka, tandas Condro, telah melakukan pemesanan dan pembelian bahan bangunan
untuk pelaksanaan kegiatan tersebut kepada lebih dari 1 toko bahan bangunan lainnya yang
sudah ditunjuk dan pemesanan bahan bangunan tersebut tidak sesuai dengan dokumen
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ada. "Selanjutnya tersangka meminta dan menyimpan
uang sisa pembelian bahan bangunan yang telah ditransfer ke rekening toko bahan bangunan
yang sudah ditunjuk tersebut," ujar Condro. Akibat perbuatan tersangka, jumlah kerugian
negara Rp 180 juta lebih. Berupa pembelian material yang tidak sesuai dengan rencana
anggaran biaya (RAB). Selain melakukan penahanan terhadap tersangka, kejari juga menyita
sejumlah barang bukti perbuatan. Di antaranya 30 bendel proposal pengajuan Bantuan Sosial
Perumahan dan Permukiman (DAK) 2020, dokumen pencairan dan gambar foto penerima
bantuan di Desa Paciran.
"Bahwa dalam pengerjaan dan pembelian material untuk 30 unit rumah itu tidak sesuai
RAB sehingga mengakibatkan kerugian negara. Setiap unit rumah anggarannya mencapai Rp
17, 5 juta. Terinci Rp 2, 5 juta untuk biaya tukang, Rp 15 juta untuk fisik rumah. Pada
kenyatannya, anggaran yang dialokasikan untuk setiap unitnya rata-rata-rata Rp 10 juta. Kita
juga amankan barang bukti uang tunai sebesar Rp 182 juta yang tersimpan dalam rekening,"
imbuhnya.
Link Sumber : Terbukti Jadi Broker Proyek Bansos, ASN Lamongan Terancam Dipecat (detik.com)
II. BENTUK PELANGGARAN TERHADAP NILAI DASAR PNS (BerAKHLAK)
NILAI
BENTUK PELANGGARAN
DASAR PNS
Berorientasi Oknum ASN tersebut melanggar nilai Berorientasi pelayanan karena tidak
pelayanan melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya yakni melakukan
pelayanan public dengan baik. Oknum tersebut malah menyalahgunakan
jabannya untuk kepentingan pribadi sehingga merugikan masyarakat.
Akuntabel Oknum PNS tersebut tidak melaksanakan tugasnya dengan jujur,
menyalahgunakan wewenang serta meyalahgunakan uang negara yang
seharusnya digunakan untuk kegiatan bansos perumahan dan permukiman
tapi malah digunakan untuk memperkaya diri sendiri
Kompeten Oknum PNS menyalahi tugas yang telah diberikan bahkan sampai melakukan
Tindakan yang melanggar hukum. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai dasar
PNS serta membuktikan bahwa oknum tersebut tidak berkompeten dalam
tugasnya.
Harmonis Oknum PNS diatas memandang remeh warga yang akan mendapatkan
bantuan bedah rumah sehingga berani memangkas uang baksos yang akan
diberikan. Terbukti biaya yang seharusnya diberikan sesuai dengan RAB yaitu
17,5 juta namun Pada kenyatannya, anggaran yang dialokasikan untuk setiap
unitnya rata-rata-rata Rp 10 juta
Loyal Kasus diatas mencoreng nama baik ASN dan juga instansi pemerintah.
Oknum PNS tersebut juga melangar ideologi Pancasila serta melanggar
hukum yang berlaku di Indonesia serta merugikan bangsa dan negara.
Adaptif Oknum PNS tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan tugas yang
dibebankan kepadanya sehingga tergiur untuk melakukan tindakan melanggar
hukum yaitu menjadi broker proyek bansos.
Kolaboratif Oknum tersebut melakukan kolaboratif namun dalam hal negative yakni
mengajak pemilik toko bangunan yang sudah ditunjuk dan pemesanan bahan
bangunan tersebut tidak sesuai dengan dokumen Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang ada. Sehingga uang sisa pembelian tersebut dapat digunakan
secara pribadi
III. DAMPAK AKIBAT PELANGGARAN
 Kerugian negara akibat korupsi tersebut
 Masyarakat yang seharusnya mendapat bansos bedah rumah 17,5 juta namun hanya
mendapat 10 juta. Hal ini berpengaruh pada kelayakan huni rumah tersebut
 Nama instansi tempat oknum PNS tersebut bekerja menjadi buruk dimata masyarakat
 Menimbulkan stigma ketidakpercayaan masyarakat terhadap instansi pemerintah karena
kerap dianggap sebagai sarang koruptor

IV. GAGASAN PEMECAHAN


 Oknum tersebut harus mengembalikan uang yang telah dikorupsi
 Memberikan sanksi sesuai dengan perbuatannya
 Dalam upaya pencegahan perlu dilakukan sosialisasi nilai BerAKHLAK kepada para ASN
serta sosialisasi mengenai sanksi yang akan diberikan jika kedapatan melanggar.
 Diadakannya pengawasan ketat terhadap proyek negara sampai pada level desa agar
meminimalisisr tindakan penggelapan dana.
 Melakukan upaya yang perlu dilakukan untuk mengembalikan nama baik instansi
pemerintah seperti melakukan klarifikasi kepada masyarakat bahwa oknum tersebut sudah
mendapatkan sanksi hukum dan menegaskan bahwa orang tersebut hanyalah oknum dan
masih banyak PNS yang bersih dan jujur yang bekerja di instansi itu.

Anda mungkin juga menyukai